Share

Bab 25

Penulis: putri utara
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-12 01:05:38

"Ingatkah kau pada Bajing Ireng yang telah kalian keroyok secara curang?!" Tanya Larasati dengan kasar sambil mencorongkan matanya. Tak terasa Wulan mengangguk.

"Nah! Perlu kau ketahui, Wulan. Bajing Ireng itu adalah ayahku. Sengaja aku datang ke sini untuk mencabut nyawamu! Bersiaplah, Wulan. Agar kau tidak mati secara percuma!"

"Ayahnya iblis, anaknya pun pasti kuntilanak! Jadi, sudah kewajibanku untuk melenyapkan bibit penyakit yang ada di dunia!" Balas Wulan tak kalah gertak.

"Terimalah kematianmu, Wulan!"

Dibarengi ucapannya, Larasati menerjang putri Raja Belati Terbang dengan jari-jari tangan berbentuk cakar naga ke arah ulu hati.

Suara bercicitan terdengar mengawali serangan Larasati. Dari bunyi angin itu, Wulan sudah dapat mengetahui betapa tingginya tenaga dalam yang mengarah dadanya itu.

Buru-buru gadis bertahi lalat ini melangkahkan kaki kanannya ke kiri belakang, sehingga serangan itu lewat di depan dadanya.

Dengan cepat W

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jejaka Emas   Bab 26

    Sekarang ini Wulan tidak bisa disamakan dengan Satria dan Mega! Beberapa saat lamanya, Bidadari Penyebar Maut hanya menghindar terus.Gadis ini tidak ingin bertindak gegabah. Diperhatikan baik-baik setiap serangan Wulan. Memang, dengan tingkat ilmu meringankan tubuh yang berada cukup jauh di atas Wulan tidak sukar baginya untuk mengelakkan setiap serangan.Wulan menggertakkan giginya dengan perasaan geram. Hatinya dongkol bukan kepalang, melihat lawannya itu hanya mengelak tanpa balas menyerang. Jelas dia merasa diremehkan.Hal ini membuat amarahnya kian meluap. Dan sebagai akibatnya, serangan kedua belati terbangnya pun semakin bertubi-tubi.Larasati yang merasa sudah cukup mengetahui perkembangan gerak dan ciri khas pada setiap serangan lawan, kini mulai balas menyerang.Pelahan namun pasti, putri Raja Belati Terbang itu mulai terdesak. Serangan-serangan belati terbangnya mulai mengendor. Sampai akhirnya sepasang pisau berwarna putih berkilat itu hanya dipakai untuk mempertahankan d

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-17
  • Jejaka Emas   Bab 27

    Wulan memekik ketika sebuah totokan ujung kaki Bidadari Penyebar Maut menyerang pergelangan tangan kirinya. Kontan sekujur tangannya terasa lumpuh. Dan tanpa dapat ditahan lagi, belati terbangnya pun terlepas dari pegangan.Belum lagi gadis itu berbuat sesuatu, serangan susulan dari Larasati telah menyusul tiba. Tangan kanan menyampok pelipis, sedangkan tangan kiri dari arah bawah, mengancam dagu.Wulan kaget bukan main. Serangan itu datang begitu cepat. Sudah bisa diperkirakan kalau akhirnya ia akan tewas di tangan putri Bajing Ireng ini.Mendadak saja, ada sesuatu yang menarik tubuhnya ke belakang. Dan untunglah, kedua serangan maut itu hanya mengenai tempat kosong.Buru-buru Wulan menoleh ke belakang, melihat sosok yang telah menolongnya. Tampak di belakangnya telah berdiri sosok tubuh tua dari seorang kakek berusia enam puluh tahun.Sepasang matanya tampak tajam berkilat. Raut mukanya menampakkan kesabaran. Wulan kenal betul siapa pemilik wajah ini."Ayah...," Desah gadis itu d

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-17
  • Jejaka Emas   Bab 28

    "Dia adalah putri Bajing Ireng, Ayah!" Selak Wulan cepat."Ahhh...! Benarkah demikian?" Tanya Raja Belati Terbang memastikan."Benar!" Jawab Larasati ketus.Larasati mengangkat dagunya, seperti menantang. Memang, begitu geram hatinya melihat pada saat terakhir Wulan berhasil lolos dari maut. Dan gadis ini tahu betul orang yang telah menyelamatkan gadis itu.Raja Belati Terbang! Ini diketahui karena Wulan memanggil orang itu dengan sebutan ayah."Dan aku datang untuk membalaskan kematian ayahku pada anakmu itu!" Tegas Larasati. Raja Belati Terbang mengangguk-anggukkan kepalanya. Walaupun berkali-kali Larasati bersikap kasar padanya, tetap saja ia tidak menampakkan kemarahan."Putri Bajing Ireng? Aneh! Tidak salahkah pendengaranku, Nisanak. Sepanjang pengetahuanku, Bajing Ireng tidak mempunyai anak seorang pun" Bantah Raja Belati Terbang, seperti tidak mengerti."Aku tidak butuh keterangan darimu, Orang Tua! Yang kuinginkan adalah melenyapkan anakmu untuk membalas kematian ayahku! Meny

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-17
  • Jejaka Emas   Bab 29

    SEORANG pemuda yang berwajah tampan, berahang kokoh, bermata biru, dan berpakaian merah keemasan tengah melangkah memasuki pintu gerbang Desa Canting. Pemuda itu berusia sekitar dua puluh tahun. Dengan langkah yang tidak tergesa-gesa, pemuda itu mengayun kakinya memasuki desa yang kelihatan sepi.Sepasang matanya bergerak liar memperhatikan setiap bangunan yang ditemukan. Langkah pemuda yang tak lain adalah Jejaka Emas atau Jejaka ini baru terhenti ketika sepasang matanya tertumbuk pada sebuah papan tebal, dan lebar.Di situ tertulis huruf-huruf yang berbunyi 'Perguruan Mawar Merah'. Papan tebal itu bergantung pada pintu gerbang sebuah bangunan yang dikelilingi tembok cukup tinggi.Jejaka mengerutkan alisnya yang tebal. Ada perasaan curiga yang timbul di hati ketika melihat keadaan papan nama perguruan yang begitu kumuh, dan tak terurus. Bahkan huruf-huruf yang membentuk nama Perguruan Mawar Merah itu pun sudah banyak yang terkelupas.Beberapa saat lamanya Jejaka Emas termenung di dep

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-17
  • Jejaka Emas   Bab 30

    Jejaka bergerak cepat meninggalkan Perguruan Mawar Merah dengan perasaan resah.Ke mana harus mencari Gonggola? Mencari seseorang di dunia yang luas ini laksana mencari sebuah jarum di tumpukan jerami! Jelas kalau iblis itu telah mengasingkan diri.Hanya ada satu patokan yang bisa dijadikan pegangan Jejaka Emas ini. Gonggola adalah iblis yang merajai daerah Timur. Jadi, kemungkinan besar tetap berada di wilayah kekuasaannya.Tapi wilayah Timur sangat luas. Apalagi, jangan-jangan dia telah menyepi. Perasaan putus asa mulai merayapi hari Jejaka. Ke mana ia harus mencari iblis itu?Plakkk! Jejaka menepak kepalanya sendiri. Betapa bodohnya ia!. Mengapa bingung-bingung? Jejaka pernah mendengar Gonggola memiliki perguruan. Mengapa harus pusing-pusing? Ya, datangi saja perguruan itu! Wajah pemuda bermata biru ini pun kembali cerah. Dengan langkah penuh semangat, kembali dilanjutkan pencariannya.Beberapa hari kemudian, pemuda ini sudah sampai pada sebuah

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-18
  • Jejaka Emas   Bab 31

    Dengan langkah lebar, dihampirinya sebuah pohon yang cukup besar. Dan..."Hup!" Sekali mengenjotkan kaki, tubuh Jejaka Emas ini melayang ke atas dan hinggap ringan pada sebuah cabang besar.Baru setelah itu dibaringkan tubuhnya. Tanpa sengaja pandangan mata Jejaka menerawang jauh ke arah rumah-rumah penduduk yang berada di depannya.Dan seketika matanya yang sudah merem-melek itu membelalak lebar.Dari ketinggian di atas cabang pohon itu, pemuda ini melihat asap tebal dan hitam yang membumbung tinggi. Sekali lihat saja Jejaka tahu kalau asap itu berasal dari rumah yang terbakar.Dan tidak hanya satu buah! Jelas, ada kejanggalan di sini! Naluri Jejaka Emas sebagai seorang pendekar langsung bangkit.Lenyap seketika rasa lelahnya. Bergegas pemuda itu melompat turun. Ringan sekali kedua kaki Jejaka Emas hinggap di tanah, sehingga tak terdengar suara sedikit pun. Bahkan tak ada debu yang beterbangan dari injakan kakinya. Sungguh sempurna ilmu per

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-18
  • Jejaka Emas   Bab 32

    Seperti yang diduga Jejaka, api itu memang tidak wajar. Di depan rumah yang terbakar itu, tampak tengah terjadi pertempuran yang tidak seimbang. Jejaka memperhatikan orang-orang yang bertempur itu sejenak.Tampak seorang yang bertubuh bagai raksasa, berwajah kasar, dan memakai kalung bermatakan tengkorak kepala bayi, tengah dikeroyok belasan orang bersenjata.Melihat senjata yang mereka gunakan, Jejaka Emas itu dapat menduga kalau para pengeroyok itu adalah penduduk desa yang rata-rata tidak memiliki ilmu olah kanuragan.Si tinggi besar yang tidak lain dari Raksasa Kulit Baja ini tertawa-tawa. Dibiarkan saja hujan senjata menghantam tubuhnya. Dan setiap senjata yang mengenai tubuh raksasa ini, selalu terpental balik.Sebaliknya, setiap Raksasa Kulit Baja ini melakukan serangan balasan, sudah dapat dipastikan ada satu tubuh yang tumbang. Beberapa di antaranya, dengan tulang tangan atau kaki patah. Malah ada pula yang menyemburkan darah dari mulut.S

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-18
  • Jejaka Emas   Bab 33

    Jejaka Emas mencondongkan tubuhnya ke kanan sehingga serangan itu lewat di depan dadanya. Dan cepat bagai kilat kaki kanannya terayun deras ke arah perut lawan.Dagh...! Tendangan cepat yang dilakukan Jejaka Emas tidak mampu dielakkan Raksasa Kulit Baja yang memiliki gerakan terlampau lambat. Dengan telak tendangan itu mengenai perutnya. Tapi lagi-lagi tendangan Jejaka Emas tidak menghasilkan apa-apa.Tubuh manusia raksasa itu hanya terhuyung dua langkah ke belakang. Kini ia kembali menerjang dengan serangan-serangan buas dan brutal. Sadarlah Jejaka kalau lawannya ini benar-benar memiliki kekebalan tubuh.Pemuda itu kini tidak ragu-ragu lagi untuk menyarangkan serangan pada sasaran-sasaran yang berbahaya dan bertenaga dalam penuh. Hanya saja, Jejaka Emas ini masih belum ingin menggunakan ilmu andalannya.Beberapa jurus telah berlalu. Dan entah sudah berapa kali serangan Jejaka Emas mendarat di berbagai bagian tubuh Raksasa Kulit Baja. Namun tak nampak tan

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-18

Bab terbaru

  • Jejaka Emas   Bab 31

    Klanggg...!"Hugh...!?"Tubuh Jejaka Emas terjengkang ke belakang beberapa tombak jauhnya. Selintas tadi terlihat Algojo Hijau menempelkan kedua tapak tangannya di punggung Ratu Bulan, begitu Jejaka memapak serangan tusukan tombak berujung bulan sabit. Melihat hal ini Jejaka Emas terperanjat. Dia tahu kalau kakek berkepala gundul itu tengah menyalurkan tenaga dalam. Tenaganya disatukan dengan tenaga nenek itu, lalu bersama-sama menghadapi tenaga Jejaka.Tak pelak lagi, perpaduan dua tenaga dalam dahsyat itu tidak dapat ditahan Jejaka Emas. Untung saja beradunya tenaga dalam tadi terjadi secara tidak langsung melainkan melalui perantara. Sehingga akibatnya tidak terlalu berarti bagi Jejaka Emas. Pemuda berpakaian merah keemasan ini hanya merasa sedikit sesak pada dadanya.Dengan bantuan gelang dewanya, gerakan sesulit apa pun akan sama seperti gerakan biasa. Sehingga walaupun Jejaka berada dalam keadaan kritis, dan serangan Ratu Bulan kembali menyambar cep

  • Jejaka Emas   Bab 30

    Sekali mengelak, Jejaka Emas telah berada di belakang Ratu Bulan. Tapi sebelum pemuda itu sempat melepaskan serangan, Algojo Hijau telah terlebih dulu menyerangnya. Terpaksa Jejaka mengurungkan niat untuk menyerang Ratu Bulan. Dan dengan cepat pula dielakkannya serangan kakek itu. Dan belum juga sempat membalas, kembali serangan Ratu Bulan telah mengancam. Tentu saja hal ini membuat Jejaka Emas kewalahan menghadapi hujan serangan dahsyat yang saling susul.Tak tanggung-tanggung, Jejakapun langsung menggunakan jurus-jurus gelang dewanya untuk menyerang lawannya. Tapi rupanya kedua lawannya sangat tangguh, sehingga dalam beberapa gebrak kemudian, ketiga orang ini pun sudah terlibat sebuah pertarungan berat sebelah. Jejaka Emas terus-menerus didesak lawannya, tanpa mampu balas menyerang.Untunglah pemuda bermata biru ini memiliki jurus 'Naga Pamungkas' yang sangat aneh sehingga dapat mengelakkan serangan yang bagaimanapun sulitnya. Dan berkat jurus inilah Jejaka Emas mamp

  • Jejaka Emas   Bab 29

    Algojo Hijau manggut-manggut."Bisa kuterima alasanmu, Jejaka Emas""Terima kasih, Kek!""Jangan'terburu-buru berterima kasih, Jejaka Emas!" sergah Ratu Bulan cepat. "Urusan kami denganmu kini tidak hanya satu macam!" Jejaka mengerutkan keningnya."Apa maksudmu, Nek?""Tidak usah berpura-pura, Jejaka Emas!Bukankah kau yang telah membunuh majikan kami!”"Membunuh majikan kalian"! Aneh"! Kalau boleh kutahu, siapa majikan kalian?" tanya Jejaka. Kerut pada dahinya pun semakin dalam."Seorang pemuda bersenjata sepasang kapak warna perak mengkilat!""Dia majikan kalian?" tanya Jejaka Emas Nada suaranya mengandung keheranan yang besar. "Ya! Karena begitulah bunyi perjanjian antara kami dengannya!" selak Algojo Hijau. "Kami bertemu dan bertempur. Dengan licik dia memancing kami ke dalam suatu perjanjian. Yaitu, apabila dalam tiga puluh jurus kami tidak berhasil merobohkannya, dia akan menjadi majikan kami! Jadi, terpaksa

  • Jejaka Emas   Bab 28

    Tapi untuk yang kesekian kalinya, dengan mempergunakan jurus 'Naga Pamungkas' Jejaka berusaha menghindarinya. Dan tahu-tahu tubuh Jejaka telah berada di belakang Darba. Sebelum pemuda berbaju coklat itu sadar, Jejaka sudah melancarkan serangan baliknya.Wuuut..! Hantaman tangan Jejaka melayang ke arah kepala Darba. Murid Ki Jatayu ini terperanjat kaget Maka sedapat dapatnya dirundukkan kepalanya untuk menghindari sambaran tangan lawan.Wusss...! Usaha untung-untungannya berhasil juga. Tangan itu lewat di atas kepalanya. Tapi, Jejaka tidak tinggal diam. Segera dilancarkan serangan susulan.Bukkk...!"Huakkk...!"Telak sekali pukulan tangan kiri Jejaka Emas mendarat di punggung Darba. Keras bukan main, sehingga tubuh pemuda itu terjerembab ke depan.Cairan merah kental terlontar keluar dari mulutnya. Jelas pemuda berbaju coklat itu terluka dalam!Namun kekuatan tubuh murid Ki Jatayu ini memang patut dipuji. Sekalipun sudah terluka parah

  • Jejaka Emas   Bab 27

    Jejaka terpaku sesaat. Tapi tak lama kemudian amarahnya melonjak."Hiyaaa...!"Sambil berteriak melengking nyaring memekakkan telinga, Jejaka Emas menerjang Darba.Wut...! Ketika serangan gelang dewa Jejaka Emas terayun deras ke arah kepala Darba, pemuda berbaju coklat itu menarik kepalanya ke belakang tanpa menarik kakinya.Wusss...! Gelang dewa itu meluncur deras beberapa rambut di depan wajah Darba. Begitu kerasnya tenaga yang terkandung dalam serangan itu, sehingga rambut berikut seluruh pakaian Darba berkibar keras. Dan cepat-cepat pemuda berbaju coklat itu memberi serangan balasan yang tidak kalah berbahayanya.Wuuut...! Cepat bagai kilat kakinya melesat ke arah dada Jejaka Emas. Sadar akan bahaya besar mengancam, Jejaka segera menangkis serangan itu dengan tangan kirinya disertai tetakan ke bawah.Takkk...! Tubuh Darba melintir. Memang bila dibanding Jejaka Emas, posisi pemuda berbaju coklat itu lebih tidak menguntungkan.Namun

  • Jejaka Emas   Bab 26

    Sementara itu pertarungan antara Cakar Garuda menghadapi pengeroyokan anak buah Darba, berlangsung tidak seimbang. Kepandaian Wakil Ketua Perguruan Garuda Emas itu, memang terlalu tangguh untuk para pengeroyoknya. Setiap kali besi berbentuk cakar di tangannya bergerak, setiap kali pula ada satu nyawa melayang. Jerit kematian terdengar saling susul."Aaa...!"Pekik nyaring melengking panjang, mengiringi rubuhnya orang terakhir para pengeroyok itu. Cakar Garuda memandangi tubuh-tubuh yang terkapar itu sejenak, baru kemudian beralih pada pertarungan antara Jejaka Emas menghadapi Darba. Terdengar suara bergemeletuk dari gigi-gigi Wakil Ketua Perguruan Garuda Emas ini. Amarahnya langsung bangkit ketika melihat orang yang dicari-carinya, karena telah membasmi perguruannya."Hiyaaa...!"Diiringi pekik kemarahan laksana binatang terluka, Cakar Garuda melompat menerjang Darba, ketika pemuda itu tengah melentingkan tubuhnya ke belakang untuk menghindari serangan Je

  • Jejaka Emas   Bab 25

    Bergegas Jejaka berlari menghampiri. Sesaat kemudian Jejaka Emas telah berada dalam jarak tiga tombak dari arena pertempuran. Dari sini dapat terlihat jelas, siapa orang yang tengah dikeroyok itu. Dan ini membuat pemuda berbaju merah keemasan ini menjadi agak terkejut.Orang yang tengah dikeroyok itu berusia sekitar empat puluh tahun. Tubuhnya tegap dan kekar. Pada baju hitam bagian dada sebelah kiri terdapat sulaman cakar burung garuda dari benang emas. Di tangannya tergenggam sebuah baja hitam berbentuk cakar baja hitam dikibas-kibaskan dengan ganas. Ke mana saja cakar baja hitam bergerak, di situ pasti ada sesosok tubuh yang rubuh."Cakar Garuda...," desah Jejaka.Tapi pemuda ini tidak bisa berlama-lama mengamati pertarungan. Ternyata Darba yang memang ada di situ dan tengah dicarinya, bergerak menghampiri."Heh"! Kau lagi, Jejaka Emas" Rupanya kau tidak kapok juga. Atau, kali ini bersama-sama temanmu akan mengeroyokku?" ejek Darba memanas-manasi. Sepa

  • Jejaka Emas   Bab 24

    Seketika berubah wajah Jejaka."Maksud, Kakek?" tanya Jejaka Emas.Wajah Algojo Hijau berubah serius."Sejak puluhan tahun yang lalu, kami adalah sepasang tokoh yang tidak terkalahkan. Kami pun gemar bertanding, sehingga tak terhitung lawan yang rubuh di tangan kami. Sampai akhirnya, kami bertemu dengan Begawan Tapa Pamungkas. Melalui suatu pertarungan yang sengit, kami berhasil dikalahkannya. Tentu saja hal ini membuat penasaran, di samping malu yang besar. Maka kami katakan padanya, bahwa sepuluh tahun lagi kami akan datang menantang untuk menentukan siapa yang lebih unggul. Tapi rupanya kami sedang sial, karena lagi-lagi berhasil dikalahkan gurumu. Semenjak itu kami pun kembali giat berlatih, memperdalam ilmu-ilmu kesaktian. Tapi siapa sangka, di waktu kami telah merasa yakin akan dapat mengalahkannya, Begawan Tapa Pamungkas telah lebih dulu pergi ke alam baka. Siapa yang tidak kesal. Untunglah ada dirimu yang menjadi muridnya. Tapi tentu saja kau akan kami b

  • Jejaka Emas   Bab 23

    Nenek berpakaian putih itu menganggukkan kepalanya. "Aku juga tahu. Kalau tidak salah, pemuda itu berjuluk Jejaka Emas!"“Tepat” Ratu Bulan termenung."Dan ciri-ciri Jejaka Emas mirip pemuda ini!" sambung Algojo Hijau lagi."Ahhh...! Kau benar!" nenek tinggi kurus ini mulai teringat. Sementara itu, Jejaka juga terkejut melihat nenek berpakaian serba putih itu. Kelihaian nenek ini sudah dirasakannya. Sekarang dia datang berdua dengan kawannya yang sekali lihat saja diketahui kalau kepandaiannya tidak rendah.Larasati memegang pundak Jejaka dengan lembut agar Jejaka bisa meredam amarahnya. Jejaka sekarang tengah dilanda kemarahan yang meluap-luap. Tapi, tentu saja sebagai seorang pendekar menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan, pemuda ini tidak meluapkan amarahnya secara sembarangan. Maka Jejaka yang memang tidak ingin mencari permusuhan, mencoba bersikap tenang. Ditunggu bagaimana tindakan Ratu Bulan terhadapnya. Jelas terlihat kalau nenek it

DMCA.com Protection Status