Share

Bab 16

Ketika kuda berlari sekian langkah di dekat sebuah pohon besar, Jejaka segera masuk ke dalam. Sedangkan, Prabu Jaya Mahesa keluar dan bersembunyi di balik pohon besar itu. Kejadian ini begitu cepat. Sehingga, beberapa perwira yang memburu untuk menghentikan lari kuda tak sempat melihatnya.

“Wah wah wah...! Kenapa matamu melotot seperti orang banyak hutang, Bajing Ireng?” ejek Jejaka seraya memutar-mutar kain bercorak catur di depan dada, seperti orang kepanasan.

“Kau..., ternyata kau belum mati?” kata Bajing Ireng, geram.

“Aku selalu punya nyawa cadangan yang kusimpan dalam perutku. Kau mau lihat nyawa cadanganku?” ujar Jejaka acuh. “Nih. ”

Truut... dut! Du. brot!

Jejaka mengeluarkan angin yang dikatakannya tadi sebagai nyawa cadangan. Dan angin itu dikeluarkan melalui lubang pantatnya!

“Hebat, bukan?”

“Keparat!” geram Bajing Ireng amat memuncak. Mata tokoh hitam

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status