แชร์

Bab 14

Larasati memandang lekat wajah Jejaka di hadapannya. "Terus terang saja aku sangat menyukainya, apakah aku sudah jatuh cinta? Begitu mudahnya" Pikiran ini membuat wajahnya memerah. Ia merunduk malu. Tiba-tiba ia melihat baju di bagian dadanya robek, hampir separuh payudaranya nyembul keluar. Ia ingin menutup dengan tangannya. Tetapi batal, biarlah, toh Jejaka sudah melihatnya. "Apakah ia menyukai aku, jatuh cinta padaku?" Tanpa sadar ia membantah pikirannya tadi, kata-katanya keluar begitu saja, "Gila, mana mungkin!"

Jejaka terkejut. "Apanya yang gila?"

Larasati juga terkejut. "Tidak, tidak apa-apa” kata Larasati gugup.

Jejaka diam. Larasati memecah kesunyian "Jejaka, hari sudah gelap, apakah tidak lebih baik jika kita menyalakan api." Larasati terkejut dengan dirinya sendiri, menyebut nama lelaki itu begitu saja, seperti sudah akrab.

Namun Jejaka tidak memerhatikan perubahan sebutan itu. "Kamu benar. Kita memang harus mencari tempat untuk tidur. Di

บทที่ถูกล็อก
อ่านต่อเรื่องนี้บน Application

บทที่เกี่ยวข้อง

บทล่าสุด

DMCA.com Protection Status