Akibatnya seluruh tubuhnya dari mulai dada ke bawah terangkat ke atas. Dan dengan posisi seperti itu, kedua tangannya menyampok bagian belakang kepala Begawan Tapa Pamungkas dari atas ke bawah.
Wuuuttt.! Begawan Tapa Pamungkas terkejut bukan main melihat hal ini. Dikenali betul gerakan yang dilakukan gadis berpakaian serba putih ini. Itu adalah jurus 'Naga Emas Mengangkat Ekor', salah satu jurus dari ilmu 'Cakar Naga Emas'! Siapa lagi pemilik ilmu itu kalau bukan kakak seperguruannya, Nyi Naga Geni.
Tetapi Bagawan Tapa Pamungkas tidak dapat berpikir lebih lama lagi. Serangan maut yang mengancam belakang kepalanya telah menyambar tiba. Maka cepat-cepat dielakkan serangan itu kalau tidak ingin mati konyol. Karena, untuk menangkis sudah tidak memungkinkan lagi.
Cepat-cepat Begawan Tapa Pamungkas melompat ke depan, dari langsung bergulingan di tanah. Dan selamatlah dia dari serangan maut itu. Tetapi Bidadari Penyebar Maut yang hatinya tengah dilanda dendam membara,
Pada saat tangan orang itu mendorong tubuh Begawan Tapa Pamungkas, sosok bayangan merah keemasan itu membarengi dengan egosan tubuhnya, untuk mengelakkan serangan Larasati.Tapi terlambat! Kedua tangan gadis itu lebih dulu tiba.Bukkk...! Kedua tangan Larasati begitu telak menghantam tubuh sosok bayangan merah keemasan itu. Untungnya, karena si bayangan merah keemasan itu sempat mengegoskan tubuh, serangan itu menyimpang dari sasaran semula. Tidak mengenai dada, tapi mengenai bahunya.Meskipun demikian, akibat yang diderita si bayangan merah keemasan itu cukup dahsyat juga. Tubuhnya terlempar beberapa tombak, kemudian jatuh berdebuk di tanah, lalu terguling-guling.Gulingan itu baru berhenti ketika tubuh itu akhirnya membentur sebatang pohon."Jejaka...!" Jerit Begawan Tapa Pamungkas keras.Wajah kakek ini pucat pasi ketika mengenali sosok bayangan merah keemasan yang terguling-guling di tanah itu. Pakaian, rambut, dan terutama sekali serang
Gadis itu terpaku kaku di tempatnya. Bibirnya yang telah menggumamkan nama pemuda itu nampak menggigil keras. Ditatapnya tubuh pemuda itu yang diam tidak bergerak lagi. Kemudian dengan pandangan mata jijik ditatap kedua tangannya yang tadi menghantam tubuh pemuda itu.Beberapa saat lamanya Larasati terpaku. Kemudian sambil mengeluarkan isak tertahan dari kerongkongannya dia berlari meninggalkan tempat itu. Tidak dihiraukan air bening yang menggulir membasahi pipinya.Seorang wanita selengah baya berpakaian serba kuning, yang tiba di situ hampir berbarengan dengan kedatangan Jejaka, sempat melihat air mata yang bercucuran dari sepasang mata gadis itu.Tapi, segera hal itu terlupakan ketika melihat sosok tubuh Jejaka Emas yang terkapar tidak bergerak. Wanita itu adalah Nyi Sani.Jejaka memang sengaja mengajak neneknya ke tempat tinggal Kakek Begawan Tapa Pamungkas. Dia juga meminta agar neneknya bisa tinggal di situ Tapi siapa sangka di tengah perjalanan, p
"Bagaimana, Pamungkas?" Tanya Nyi Sani, menyebutkan nama asli Begawan Tapa Pamungkas."Bersyukurlah kepada Dewata, Nyi!" Hanya itu yang diucapkan Begawan Tapa Pamungkas."Jadi...?" Sebuah senyuman tersungging di wajah wanita tua yang sejak tadi cemas itu."Jejaka masih hidup... cucu kita ini takkan mudah mati" Lanjut kakek berkulit putih itu."Ahhh...!"Nyi Sani mendesah lega.-o0o-SEPEKAN lebih Jejaka alias si Jejaka Emas terkapar di pembaringan. Untungnya di saat-saat terakhir, masih sempat diegoskan tubuhnya, sehingga pukulan Larasati hanya bersarang di bahu. Tapi walaupun demikian, karena dashyatnya tenaga yang terkandung dalam serangan itu, tak urung luka dalamnya cukup parah.Padahal Jejaka telah mengerahkan tenaga dalam untuk melindungi tubuhnya. Pada hari ke delapan, Jejaka baru dijinkan Kakek Begawan Tapa Pamungkas meninggalkan pembaringan.Pemuda bermata biru ini merasa sekujur tubuhnya terasa le
"Gadis yang bernama Larasati itu adalah murid salah seorang yang hendak kau cari atas perintah Nyi Naga Geni!" Jelas Begawan Tapa Pamungkas."Ahhh...!" Jejaka Emas tersentak. Jejaka jadi merasa begitu bodoh."Jadi...?""Ya!" Selak Begawan Tapa Pamungkas."Larasati adalah satu-satunya kunci yang dapat menunjukkan kepadamu di mana dua orang pengkhianat itu!"Jejaka Emas mengangguk-anggukkan kepalanya."Satu yang perlu kau perhatikan, Jejaka," Sambung kakek itu lagi."Kau harus berhati-hati! Aku tidak bisa membayangkan sampai di mana kepandaian pengkhianat -pengkhianat itu. Bayangkan! Muridnya saja sampai selihai itu! Hhh...! Aku khawatir, pengkhianat-pengkhianat itu kini telah memiliki tingkat tenaga dalam yang sukar diukur tingginya!""Akan kuingat baik-baik nasihat Kakek. O ya, Kek. Aku ada suatu masalah yang ingin kutanyakan pada Kakek." Kemudian Jejaka menceritakan tentang Raksasa Kulit Baja yang memiliki kekebalan tubuh yang
Pralll...! Rantai yang terbuat dari baja itu putus berantakan ketika mengenai tangan kanan Jejaka Emas. Berbareng dengan itu, tangan kiri pemuda itu menangkap ujung rantai yang tersisa.Kreppp! "Hup!"Hanya sekali sentak, tubuh Raksasa Kulit Baja terbetot dan melayang ke arah Jejaka Emas.Hal ini memang disengaja. Pemuda itu ingin mencoba salah satu cara yang diberikan Begawan Tapa Pamungkas.Menurut Begawan Tapa Pamungkas, kalau Raksasa Kulit Baja memperoleh kekebalan dengan cara melumuri ramuan-ramuan ke tubuhnya, pasti ada bagian tubuh yang tidak terkena ramuan itu. Karena tidak mungkin seluruh tubuhnya terlumuri ramuan. Dan bagian yarig tidak terkena ramuan itu adalah kelemahan dari Raksasa Kulit Baja.Jejaka tahu, di antara seluruh tubuh tinggi besar ini hanya satu anggota tubuh yang belum pernah diserangnya. Telapak kaki! Kini pemuda bermata biru itu akan mencobanya.Wuuuttt...! Begitu tubuh Raksasa Kulit Baja itu telah menyambar dekat
Dengan hati berdebar tegang, Jejaka menunggu hasil percobaannya itu. Tapi betapa kecewa hatinya ketika lawannya bangkit kembali tanpa kurang suatu apa.Berarti manusia raksasa ini tidak mempergunakan ramu-ramuan untuk mendapatkan kekebalan.Srattt...! Jejaka mencabut sesuatu dari balik punggungnya. Cara kedua yang diajarkan Begawan Tapa Pamungkas untuk menaklukkan kekebalan tubuh Raksasa Kulit Baja."Ha ha ha...!"Manusia raksasa itu tertawa bergelak ketika melihat senjata yang tergenggam di tangan Jejaka Emas. Bambu kuning! Panjangnya sama dengan panjang sebatang pedang."Rupanya kau ini sudah jadi gila karena bingung, Jejaka Emas! Jangankan bambu, baja pun tidak akan membuat kulitku lecet!"Tapi Jejaka tidak mempedulikan ejekan itu. Sambil mengeluarkan pekik melengking, Jejaka Emas melompat menyerang lawannya.Raksasa Kulit Baja yang mempunyai gerakan lambat, tidak mungkin menghindari serangan Jejaka Emas yang sangat cepat itu? Bert
Pohon kelor! Cepat laksana kilat, tubuh Jejaka melesat ke atas. Dan di lain saat tubuhnya sudah melayang turun.Kini di tangannya tergenggam sebatang ranting pohon itu yang berdaun lebat. Secepat kedua kakinya hinggap di tanah, secepat itu pula tubuh Jejaka Emas melayang ke arah Raksasa Kulit Baja.Daun kelor yang tergenggam di tangannya disabetkan ke tubuh manusia raksasa itu.Prattt! "Akh...!"Dengan telak sabetan itu mengenai badan Raksasa Kulit Baja. Mendadak saja terdengar jerit kesakitan dari mulut manusia raksasa yang kebal ini.Jerit yang lebih menyerupai raungan binatang buas terluka. Bidadari Penyebar Maut tersentak kaget melihat hal ini.Hampir tidak dipercaya akan apa yang dilihatnya barusan. Raksasa Kulit Baja yang memiliki kekebalan luar biasa itu meraung-raung hanya dengan sabetan daun kelor! Dan sebaliknya, begitu Jejaka melihat usahanya berhasil, ia pun cepat menghujani sekujur tubuh lawan dengan sabetan-sabetan daun kelor y
"Aku muridnya...," pelan dan tenang suara pemuda itu."Apa!” sepasang mata Begawan Tapa Pamungkas terbelalak bagaikan melihat hantu."Kau terkejut, Begawan Tapa Pamungkas" Aku yakin sekarang kau tentu sudah tahu maksud kedatanganku ke sini, bukan?"Belum juga gema ucapannya habis, murid Ki Jatayu itu telah melesat menerjang Begawan Tapa Pamungkas. Jari-jari kedua tangannya terbuka lurus. Tangan kanannya bergerak menusuk ke arah leher, sementara tangan kiri terpalang di depan dada.Angin berdecit tajam, berdesing dan mengaung, seolah-olah sebatang pedang yang amat tajam mengibas-ngibas mencari sasaran. Sebagai pendekJejakang telah puluhan tahun malang-melintang di dunia persilatan, Begawan Tapa Pamungkas mengenal betul serangan berbahaya. Maka, buru-buru digeser kakinya ke samping. Sehingga serangan itu lewat beberapa rambut di depan tubuhnya. Tetapi sesuatu yang mengejutkan kakek itu terjadi.Brettt...! Baju di bagian dadanya robek memanjang,