Home / Romansa / Jebakan Cinta Sang Pewaris / Chapter 051 [30 MENIT ATAU SEUMUR HIDUP]

Share

Chapter 051 [30 MENIT ATAU SEUMUR HIDUP]

last update Last Updated: 2024-12-22 21:33:10

Valerie menepuk-nepuk pipinya pelan, mencoba menenangkan diri setelah kejadian barusan.

“Dia benar-benar tidak punya malu!” pikirnya sambil menghela napas panjang.

Ia segera melangkah cepat menuju ruang kerjanya, berusaha menghindari tatapan siapa pun yang mungkin curiga.

Sesampainya di ruang kerja, Valerie menutup pintu rapat-rapat dan menyandarkan punggungnya ke pintu. Jantungnya masih berdetak cepat. Ia menunduk, menatap ujung sepatunya, sambil berusaha memahami perasaannya sendiri.

“Kenapa aku harus terjebak dengan pria seperti itu?” gumamnya pelan, mengacak rambutnya dengan frustrasi.

Namun, bayangan wajah Aldrich dan cara dia memandangnya tadi terus muncul di benaknya. Valerie menggelengkan kepala keras-keras.

“Fokus, Valerie. Jangan biarkan dia mengendalikanmu!”

Ia kembali duduk di mejanya, mencoba melanjutkan pekerjaannya. Namun, pikirannya terus melayang pada Aldrich. Bagaimana pria itu dengan mudah menggoda, membuat dirinya terpojok, tapi tetap merasa aman dalam pelukann
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Wi2t(MACAN)
Aldrich gmn sih wkwkwk jelas gak baik2 saja vale nya, stlh apa yg kalian lalui.. jelas sekali itu jntung dan hatinya senam aerobic ketika berhadapan dg mu...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 052 [PARTNER RANJANG]

    “Ini hasil laporannya, Tuan.”Bastian menerima map cokelat yang disodorkan Jacob, orang kepercayaannya. Dengan tenang, pria paruh baya itu membuka map tersebut, matanya tajam meneliti dokumen dan foto-foto yang terlampir di dalamnya.“Nona Valerie sudah dua kali terlihat menginap di mansion Tuan Aldrich,” ujar Jacob, menunjuk salah satu foto yang menunjukkan Valerie sedang masuk ke mansion tersebut.Bastian mengangguk pelan, ekspresinya sulit ditebak. Namun, ada sedikit senyum kepuasan di wajahnya. “Sepertinya mereka benar-benar menjalani perjodohan ini dengan baik. Aku sempat khawatir Valerie akan mencoba kabur lagi, atau lebih buruk, kembali pada mantan kekasihnya.”Jacob tetap berdiri tegak, menunggu instruksi lebih lanjut.“Bagus, Jacob. Kerja yang baik,” lanjut Bastian sambil menutup map itu. “Namun, jangan lengah. Terus pantau mereka. Aku ingin tahu setiap detail, sekecil apa pun. Jika ada sesuatu yang mencurigakan atau keluar dari rencana, segera laporkan padaku.”“Baik, Tuan

    Last Updated : 2024-12-23
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 053 [KADO TIDAK TERDUGA]

    “Ah, ini.”Valerie sedang menyiapkan dokumen dan laptopnya di ruang rapat ketika Aldrich masuk dengan langkah santai. Pria itu mengenakan setelan jas biru tua yang pas di tubuhnya, membuat seluruh peserta rapat—terutama wanita—tidak bisa menahan diri untuk melirik. Namun, Aldrich hanya memusatkan perhatiannya pada satu orang: Valerie.“Dia tampan sekali.”“Benar, aku penasaran wanita seperti apa yang akan menjadi pendampingnya.”“Aku juga, tetapi lelaki seperti dia, seringkali berganti pasangan. Seperti berganti pakaian.”Bisik wanita-wanita itu yang dapat Aldrich dengar meski samar. Aldrich melangkah mendekat, berdiri di belakang Valerie yang sedang memeriksa slide presentasi di layar besar. Tanpa peringatan, Aldrich membungkuk, menyandarkan lengannya di kursi Valerie, lalu berbisik di telinganya.“Semangat, aku akan memberimu hadiah yang tidak bisa kau tolak jika rapat hari ini berhasil.” Valerie membeku sejenak, wajahnya memanas. “Tuan Aldrich,” bisiknya tajam, melirik pria itu.

    Last Updated : 2024-12-23
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 054 [HANYA AKU]

    “Bukalah.”Aldrich menyodorkan kotak persegi berukuran sedang yang dihias dengan pita satin elegan. Di atas kotak itu, tertera logo sebuah brand terkenal yang Valerie tahu harganya pasti tidak murah.“Kau tidak serius memberiku lingerie, kan?” Valerie melotot, mengingat candaan Aldrich saat masih di kantor tadi.Aldrich tertawa lepas, suara tawanya memenuhi ruang mobil. Ia melepaskan sebelah tangannya dari kemudi untuk menutup mulut menggunakan punggung tangannya, seolah menahan diri agar tidak terlalu keras tertawa.“Buka saja, Babe,” jawab Aldrich dengan santai. “Kau akan tahu setelah melihatnya.”Mata Valerie menyipit penuh kecurigaan. “Kau terlihat sangat mencurigakan,” katanya sambil memegang kotak itu erat.Aldrich meliriknya sekilas, senyuman menggoda masih terukir di wajahnya. “Jika itu memang lingerie, aku akan merasa sangat kecewa jika kau menolak memakainya malam ini.”Valerie memutar bola matanya dengan dramatis. “Kalau ini benar lingerie, kau tidak akan bisa melihatku mem

    Last Updated : 2024-12-23
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 055 [PRIA UTAMA DI FILM DRAMA]

    Di apartemennya, Valerie mencoba menenangkan diri, namun tawa riuh dari teman-temannya di ruang tamu segera mengalihkan perhatian.“Valerie! Kau akhirnya datang!” seru Megan dengan senyum lebar, langsung melompat dari sofa untuk menghampirinya.“Lama sekali! Apa Aldrich menahanmu terlalu lama?” goda Hanna dengan tatapan jahil.Valerie menahan napas sejenak sebelum menghela napas panjang. Ia melepas sepatu dengan gerakan lelah, lalu meletakkan kotak hadiah di meja. “Tak usah tanya, kalian tidak akan percaya apa yang terjadi.”Mata Luna langsung tertuju pada kotak itu. “Apa itu?” tanyanya penuh rasa ingin tahu. “Hadiah dari si bos tampanmu?”Valerie mendesah. Tidak mungkin ia menjelaskan semuanya—pertemuan pertamanya dengan Aldrich di Paris, bagaimana ia salah menduga bahwa pria itu adalah seorang gigolo yang ia bayar hanya untuk melupakan sakit hatinya karena Charlos. Serta perjodohan konyol yang diatur Ayahnya. Itu semua terlalu memalukan untuk dibahas, bahkan dengan teman-temannya.

    Last Updated : 2024-12-23
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 056 [PENGHANGAT RANJANG]

    “Hah...”Valerie menghela napas panjang sebelum membuka pintu apartemennya. Aldrich baru saja pergi, meninggalkan aroma parfumnya yang masih melekat di udara.Perasaan Valerie sedikit tak enak. Dia tahu jika teman-temannya akan bertanya setelah ini. Klik. Pintu terbuka, dan benar saja akan tebakannya beberapa saat lalu. “Apa yang kalian lihat?” tanyanya, memicingkan mata ke arah teman-temannya yang tengah menatapnya dengan senyum penuh arti.Luna langsung menghampirinya, mengambil dua kantong besar berisi camilan dari tangan Valerie dan membawanya ke dapur. “Jadi, siapa pria tadi? Itu Aldrich, kan?” tanyanya, matanya berbinar penuh rasa ingin tahu.Valerie menghela napas lagi, menatap teman-temannya yang jelas-jelas menunggu jawaban. “Ya, dia Aldrich,” katanya akhirnya, berusaha terdengar santai.“Damn! Kau tidak bilang kalau dia setampan itu!” seru Hanna, hampir memekik.Megan dan Luna mengangguk cepat, setuju tanpa ragu.“Lalu bagaimana ceritanya dia sampai mengantarkan camilan

    Last Updated : 2024-12-23
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 057 [KADO UNTUK MEGAN]

    “Megan.”Valerie memanggil dengan lembut, membuat tiga pasang mata di ruangan itu beralih padanya. Sudah hampir pukul tiga dini hari, tetapi keempat sahabat itu masih terjaga, menikmati malam penuh canda tawa.“Kenapa kalian menatapku seperti itu?” tanya Megan, mengernyit curiga melihat senyum-senyum penuh arti dari ketiga sahabatnya.Valerie tertawa kecil, lalu berdiri dan berjalan menuju kamarnya. Beberapa saat kemudian, ia kembali dengan sebuah kotak persegi yang diikat pita dua warna, hitam dan pink, tampak elegan namun menggoda.“Kami punya sesuatu untukmu,” kata Valerie sambil mengangkat kotak itu di depan Megan. Ia menatap Luna dan Hanna sekilas, meminta persetujuan sebelum menyerahkannya. Setelah mendapat anggukan semangat dari keduanya, Valerie menyodorkan kotak itu kepada Megan.“Apa ini?” Megan menerima kado tersebut dengan mata yang tiba-tiba berkaca-kaca. Ia mencoba menahan emosinya, tapi jelas hadiah itu mengharukannya.“Bukalah, kau akan tahu,” ujar Luna dengan senyum

    Last Updated : 2024-12-24
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 058 [LEBIH CANTIK SAAT MALU]

    “Hoam!”Valerie menutup mulutnya dengan punggung tangan, sementara tangan lainnya memegang gelas kopi instan. Matanya terasa berat, tubuhnya lelah, dan pikiran masih berputar pada malam sebelumnya, ketika teman-temannya membuatnya begadang hingga hampir pagi.Langkahnya sedikit melambat saat akan memasuki lift, ketika tiba-tiba suara berat berbisik di dekat telinganya.“Morning, babe.”Valerie nyaris menjatuhkan kopinya. Ia menoleh cepat, dan di sana, Aldrich berdiri dengan senyum yang membuat hatinya seketika berdebar.Valerie tidak melihat jika ada pria itu sebelumnya di lift. “Kau mengagetkanku!” serunya dengan nada setengah berbisik, takut suara mereka menarik perhatian rekan-rekan kerja lainnya.Aldrich terkekeh pelan, tatapannya bergantian memeriksa gelas kopi di tangan Valerie dan lingkaran gelap di bawah matanya. “Sepertinya kau tidak tidur semalam?” tanyanya, nada suaranya terdengar seperti setengah cemas, setengah menggoda.Valerie mendesah panjang, bahunya meluruh lelah.

    Last Updated : 2024-12-25
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 059 [HANYA BAGIAN DARI RENCANA]

    “Val, duluan ya!” Jenny melambaikan tangan, bersiap meninggalkan meja kerja.“Oh iya,” jawab Valerie sambil menyusun laporan ke dalam map berwarna-warni. Ia mengurutkannya dengan rapi, dimulai dari laporan prioritas tinggi berwarna merah, laporan penting dengan warna kuning, hingga laporan reguler di map biru. Fokusnya total, memastikan tak ada yang tertinggal.Jenny kembali menghampiri meja Valerie. “Kamu mau dibawain sesuatu nggak, Val?” tanyanya ramah.Valerie tersenyum kecil sambil merapikan map terakhir. “Nggak perlu, Mbak. Aku juga udah selesai kok.”Wajah Jenny berbinar. “Kalau gitu, barengan aja yuk!” ajaknya antusias.Refleks, Valerie menolak. Ia teringat janji makan siangnya dengan Aldrich. “Nggak, Mbak. Mbak duluan aja. Aku nggak apa-apa, kok.”Jenny menaikkan alis, memasang ekspresi penasaran. “Hmm... kamu mau makan siang sama gebetan ya? Ngaku aja deh. Siapa? Aku kenal?” desaknya dengan senyum penuh arti.Valerie membuka mulut, hendak memberi penjelasan, tetapi sebuah su

    Last Updated : 2024-12-26

Latest chapter

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 191

    "Kau sudah tidur?" suara Valerie terdengar pelan dalam keheningan kamar.Ia memiringkan tubuhnya, berbaring menghadap Aldrich. Matanya menatap pria itu dari samping, mengamati garis rahangnya yang tegas dalam cahaya redup kamar. Tangan Valerie bertaut di depan dadanya, jemarinya sesekali bergerak, seolah ragu untuk menyentuh pria di hadapannya.Aldrich, yang sejak tadi berusaha memejamkan mata, berdehem pelan. Ia tidak benar-benar tidur, hanya mencoba menahan diri. Tubuh mereka berbagi ranjang yang sama, namun Aldrich menjaga jarak, seolah batas tak kasatmata tetap ada di antara mereka."Hm.""Aku tidak bisa tidur," gumam Valerie, suaranya terdengar seperti keluhan kecil.Mata Aldrich perlahan terbuka. Ia menyerah. Dengan gerakan tenang, ia ikut memiringkan tubuhnya hingga mereka saling berhadapan."Ada apa?" tanyanya, suaranya lembut, penuh kesabaran.Valerie mendesah pelan, lalu menggeleng. Namun, meski bibirnya tak mengungkapkan apa pun, tangannya secara refleks terangkat, menarik

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 190

    "Kenapa kau membawaku ke sini? Ini bukan apartemenku," tanya Valerie dengan suara serak. Ia mengucek matanya, mencoba mengusir kantuk yang masih tersisa.Perlahan, pandangannya mulai fokus, dan ia baru menyadari bahwa mereka berada di depan sebuah mansion megah. Bangunan itu menjulang tinggi dengan arsitektur klasik yang elegan, diterangi cahaya lampu temaram yang memberi kesan hangat sekaligus misterius.Di kursi kemudi, Aldrich duduk santai. Satu tangannya bertumpu pada kemudi, sementara yang lain menopang dagunya. Matanya mengamati Valerie dengan sabar. Ia tidak membangunkannya tadi, hanya menunggu hingga wanita itu terjaga sendiri."Kau tertidur di mobil, jadi kupikir lebih baik langsung membawamu ke sini," ujar Aldrich akhirnya. Suaranya tenang, seolah keputusan itu adalah hal yang paling wajar di dunia.Valerie mengernyit, masih mencoba mencerna keadaan. "Tapi... kenapa di sini?"Aldrich menoleh, menatapnya dalam-dalam sebelum tersenyum tipis. "Kau mengandung anakku. Akan lebih

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 189

    “Bunda!”Valerie langsung bangkit dari duduknya dan menghampiri sang bunda saat ibunya baru saja membuka pintu.“Val, bagaimana keadaan ayahmu?” tanya bundanya panik.Segera, ia mendekat ke ranjang Bastian, menatap wajah suaminya yang tertidur damai.Valerie mendesah, ikut menatap ayahnya. “Sudah lebih baik, Bun. Ayah hanya perlu beristirahat.”Bunda Valerie menghela napas lega. “Syukurlah.” Saat itulah, ia menyadari kehadiran Aldrich yang berdiri tak jauh dari Valerie.“Oh, Aldrich, kau di sini?” tanyanya dengan senyum tipis.Aldrich mengusap tengkuknya singkat sebelum mengangguk. “Ya, Bun. Aku merindukan Valerie,” jawabnya dengan nada santai, tetapi penuh makna.Bunda Valerie terkekeh pelan. “Apa sebaiknya pernikahan kalian dimajukan saja?” godanya dengan nada riang.Wajah Valerie seketika memanas. Ia tidak tahu bagaimana harus menanggapi godaan ibunya. Di satu sisi, pertunangan mereka hanyalah pura-pura. Namun, di sisi lain, Valerie kini mengandung anak Aldrich. Ia mulai ragu apaka

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 188

    Aldrich dengan santai menambahkan beberapa potong ikan salmon panggang ke piring Valerie. “Tambah ini, kudengar ini bagus untuk ibu hamil,” katanya ringan. Tak lupa, ia juga menaruh sepotong alpukat dan segelas susu hangat di hadapan Valerie.Valerie mendesah, menatap Aldrich dengan ekspresi tak habis pikir. Piringnya sudah penuh sesak dengan berbagai macam makanan—nasi merah, sayur bayam, potongan daging tanpa lemak, telur rebus, hingga buah-buahan yang dipotong rapi. Makanan itu hampir menggunung, seolah cukup untuk di makan oleh dua orang… Oh, tunggu, memang begitu kenyataannya.“Cukup, Aldrich! Aku tidak bisa menghabiskan semuanya,” protes Valerie, tangannya refleks menahan tangan Aldrich yang hendak menambahkan lagi sesuatu ke piringnya.Aldrich berkedip, pura-pura tak mengerti. “Kenapa? Ini semua bergizi. Kamu harus makan dengan baik, sayang.”Valerie mengerang pelan, meletakkan sendoknya. “Aku ini manusia, bukan tempat sampah.”Aldrich tertawa, akhirnya mengalah. “Baiklah, ba

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 187

    "Kupikir kau tidak menginginkan anak ini," isak Valerie di sela tangisnya.Aldrich sedikit melepaskan pelukannya, lalu menghapus air mata Valerie dengan lembut. Senyum tipis terukir di wajahnya. "Kenapa kau berpikir seperti itu, sayang?" tanyanya dengan suara penuh kasih.Valerie menggeleng, matanya masih basah. "Bukankah hubungan kita hanya pura-pura? Dalam perjanjian, tidak ada satu pun pembahasan tentang anak. Kupikir kau pasti akan membenci kehamilan ini."Aldrich terdiam, membiarkan kata-kata Valerie mengendap dalam pikirannya. Sekejap kemudian, ia menarik wanita itu kembali ke dalam pelukannya, lebih erat dari sebelumnya. Aldrich mengecup puncak kepala Valerie, lalu turun ke kelopak matanya yang masih basah. Ia melanjutkan ke pipinya, menenangkan setiap jejak air mata dengan sentuhan bibirnya yang lembut."Aku memang tidak pernah berpikir kau akan hamil, babe. Tapi kehamilanmu adalah kejutan paling berharga dalam hidupku." Suaranya terdengar penuh kebahagiaan, disertai tawa ke

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 186

    Aldrich melajukan mobilnya kembali ke rumah sakit dengan kecepatan tinggi. Dia tidak peduli dengan klakson dari kendaraan lain.Satu-satunya yang ada di pikirannya adalah Valerie. Dia harus melihatnya, memastikan bahwa dia baik-baik saja.Setibanya di rumah sakit, Aldrich memarkir mobilnya dengan kasar dan segera bergegas masuk. Langkahnya panjang dan cepat, penuh urgensi. Di depan kamar rawat Bastian, beberapa bodyguardnya berjaga ketat. Mereka berdiri dengan sikap waspada, seolah siap menghadapi ancaman kapan saja.Saat melihat Aldrich, salah satu bodyguard langsung menyapa dengan sopan, lalu memberi jalan untuknya. Aldrich hanya mengangguk singkat sebelum mendorong pintu dan masuk.Pemandangan pertama yang menyambutnya adalah Valerie, tertidur di tepi ranjang ayahnya. Tubuhnya sedikit membungkuk, kepalanya bertumpu pada lengan, sementara jemarinya masih menggenggam tangan Bastian. Wajahnya tampak lelah, seakan sudah terlalu banyak melalui hari yang berat.Aldrich mendekat dengan h

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 185

    Berhasil. Henry berhasil menangkap sebelah tangan Jennifer di detik terakhir.Tubuh Jennifer sudah setengah tergantung di udara, kakinya tak lagi berpijak di balkon. Angin malam menusuk kulitnya, membuat tubuhnya semakin gemetar. Matanya melebar, napasnya tersengal saat menyadari hanya tangan Henry yang menjadi satu-satunya penyelamatnya dari kematian."Pegang aku!" suara Henry terdengar tegas, tapi ada nada panik di dalamnya.Jennifer menatapnya dengan campuran keterkejutan dan ketakutan. Tangannya yang lain mencakar-cakar udara, mencari sesuatu untuk dipegang, tapi tidak ada yang bisa dia raih selain genggaman Henry yang semakin erat."Aku tidak bisa—" suara Jennifer bergetar, air matanya mengalir tanpa bisa ditahan."Kau bisa!" Henry menggertakkan giginya, otot-otot lengannya menegang saat dia menarik tubuh Jennifer perlahan.Namun, Jennifer terus meronta. Dia menggeliat, seolah ingin tetap jatuh. "Lepaskan aku! Aku tidak mau ditangkap!""Diam, sialan!" Henry berteriak, menarik Jen

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 184

    Jennifer menggigit kukunya sembari berjalan mondar-mandir di ruang tamunya. Tatapannya terpaku pada layar televisi yang terus menayangkan berita tentang penangkapan Charlos."Bodoh!" gerutunya gemas, menggertakkan gigi.Dia menghela napas kasar, satu tangan bertolak pinggang sementara tangan lainnya meremas rambutnya sendiri. "Tenang, Jenn… Charlos tidak akan bisa menyeretmu secara langsung. Kau tidak akan masuk penjara," ucapnya, mencoba menenangkan diri.Tapi rasa panik tetap menggigitnya.Rencana menculik dan menyebarkan video editan Valerie—semua itu adalah idenya. Namun, Jennifer tidak pernah menyangka Charlos akan sebodoh itu hingga tertangkap dengan begitu mudah."Sial! Aku harus kabur!"Tanpa membuang waktu, Jennifer bergegas mengeluarkan koper, memasukkan barang-barang berharganya dengan terburu-buru. Tangannya gemetar saat mengambil paspor dan uang tunai yang sudah ia simpan sejak lama untuk keadaan darurat seperti ini.Namun sebelum koper itu penuh, suara ketukan keras men

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 183

    Valerie berlari secepat yang dia bisa, napasnya memburu. Lorong rumah sakit terasa semakin panjang dan mencekam. Dia bisa mendengar langkah kaki berat yang mengejarnya, mendekat semakin cepat.Saat menoleh ke belakang, mata Valerie melebar melihat Charlos yang semakin dekat. Wajah pria itu dipenuhi amarah dan obsesinya yang semakin tak terkendali.“Berhenti, Valerie!” seru Charlos, suaranya menggema di lorong kosong.Tapi Valerie tidak mau berhenti. Dia mempercepat langkahnya, menyeberangi koridor lain, mencari tempat yang bisa dia gunakan untuk bersembunyi. Namun, di tikungan berikutnya, tubuhnya ditarik kasar.“Akh—!” Valerie hampir menjerit, tetapi Charlos buru-buru membekap mulutnya dengan tangan.“Jangan melawan,” bisik Charlos dengan nada mengancam. “Kita perlu bicara, Valerie. Kau pikir bisa lari dariku?”Valerie meronta, mencoba melepaskan diri, tetapi cengkeraman Charlos begitu kuat.Sebelum Charlos bisa membawanya pergi lebih jauh, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki cepa

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status