Beranda / Romansa / Jebakan Cinta Sang Pewaris / Chapter 013 [MENYELAMATKAN DARI CANGGUNG]

Share

Chapter 013 [MENYELAMATKAN DARI CANGGUNG]

last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-14 22:45:13

"Aku benar-benar tidak salah pilih. Kalian cocok sekali," kata Bastian dengan nada puas.

Matanya berbinar memperhatikan Aldrich yang baru saja dengan santai memindahkan sepotong daging ke piring Valerie.

Valerie, yang sedang meraih gelas anggurnya, hampir tersedak mendengar ucapan ayahnya itu. Ia menatap Bastian dengan mata melebar, mencoba memberikan sinyal agar pria itu berhenti.

Namun, Bastian tampaknya sengaja mengabaikan ekspresi putrinya.

"Bisnis dan keluarga memang sering kali berjalan seiring," tambah Bastian, kini dengan senyum yang lebih lebar.

Seolah-olah ia baru saja meletakkan potongan puzzle terakhir dari rencana besarnya.

Valerie membuka mulut untuk menyanggah, tapi sebelum sempat mengeluarkan kata-kata, suara Aldrich terdengar lebih dulu.

"Tentu, wajahku memang tidak pernah salah," ujar Aldrich santai, sambil menyunggingkan senyum tipis.

Tatapan matanya sekilas beralih ke Valerie yang tampak kesal namun berusaha tetap tenang. "Tapi, Tuan Bastian," lanjutnya dengan
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 014 [TIDAK TAHU MALU]

    “Wajahmu memerah? Apa kau sedang teringat malam kita di Paris?” Aldrich menggoda, senyumnya lebar penuh arti. Ia menyandarkan tubuhnya santai di kursi, seolah ingin memperpanjang rasa tidak nyaman Valerie.Valerie langsung memutar matanya dengan dramatis, berusaha menutupi kegugupannya. Ia tahu ia tidak boleh terlihat terguncang. “Oh, tolong, Aldrich. Kalau wajahku memerah, itu karena lampu bar ini terlalu redup, bukan karena omong kosongmu.”Aldrich tertawa kecil, nada bicaranya tetap menggoda. “Benarkah? Aku rasa bukan lampu yang membuatmu seperti ini. Kau kelihatan terlalu gelisah untuk sekadar efek pencahayaan.”Valerie menegakkan tubuh, berusaha keras menahan diri agar tidak tersulut oleh godaan pria di hadapannya. Ia menyesap vodka di gelasnya perlahan sebelum menatap Aldrich dengan ekspresi datar yang jelas disengaja.“Kau tahu,” katanya, suaranya terdengar datar tapi menusuk. “Selain narsis, kau juga tidak tahu malu, ya? Sungguh kombinasi yang... menawan.”Aldrich mengangkat

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 015 [MENYEBALKAN]

    “Kau basah,” komentar Aldrich sambil melirik Valerie dari ujung rambut hingga ujung kaki.Valerie baru saja kembali dari toilet dengan rambut sedikit berantakan dan wajah yang masih terlihat lembap setelah membasuhnya tadi. Perkataan ambigu Aldrich membuatnya langsung memutar bola mata. “Astaga, kau ini bisa tidak berbicara seperti orang normal?” balasnya tajam, sambil berjalan menghampiri meja untuk mengambil tas yang ia tinggalkan.“Babe, kau mau meninggalkanku, ya?” goda Aldrich, suaranya cukup keras untuk menarik perhatian beberapa orang di sekitar mereka. Valerie langsung menoleh tajam ke arahnya. Ia melihat sekilas sosok ayahnya, Bastian, yang sedang mengawasi dari jauh dengan tatapan penuh antisipasi.Merasa semakin kesal dengan tingkah Aldrich, Valerie dengan santai mengacungkan jari tengahnya kepada pria itu sambil menggumamkan kata kasar. Namun bukannya tersinggung, Aldrich malah terkekeh pelan, senyum miring khasnya tak kunjung hilang dari wajahnya.“Ya ampun, calon tunan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 016 [MEMBANGUNKAN PUTRI TIDUR]

    “Sudah sampai,” gumam Aldrich, tapi suaranya tertahan ketika melirik ke arah Valerie yang duduk di kursi penumpang. Wanita itu tertidur. Kepalanya sedikit miring ke arah jendela, rambutnya tergerai lembut menyentuh bahunya, beberapa helai menutupi sebagian wajahnya. Napasnya teratur, naik turun dengan lembut, membuatnya terlihat begitu damai dan tanpa beban—sisi yang jarang Aldrich lihat dari wanita yang biasanya penuh energi dan sinisme.Aldrich memiringkan tubuhnya sedikit, memperhatikan lebih dekat. Wajah Valerie terlihat tenang di bawah cahaya redup dari lampu jalan yang menyusup ke dalam mobil. Bibirnya yang berwarna alami sedikit terbuka, kulitnya tampak halus, dengan garis wajah yang sempurna. Hidungnya yang mancung dan alisnya yang melengkung sempurna memberi kesan keanggunan, bahkan dalam tidur. Ada rona merah muda samar di pipinya, entah karena suhu di dalam mobil atau mimpi yang menyenangkan. Aldrich tak bisa menahan senyum tipis.“Tidur seperti ini saja tetap cantik,”

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 017 [MENCURI RUANG TANPA IZIN]

    “Sssth...” Valerie memegangi kepalanya yang berdenyut, mungkin efek samping dari minuman beralkohol yang tadi ia tenggak di restoran. Dengan langkah lesu, ia menghempaskan diri ke sofa ruang tamu, lalu memejamkan mata sejenak. Hening malam terasa menenangkan, tapi pikirannya justru penuh dengan hal-hal yang tak ingin ia pikirkan.Tiba-tiba, wajah Aldrich yang begitu dekat dengannya di mobil tadi kembali melintas di benaknya. Napasnya tercekat saat membayangkan senyuman miring pria itu, dan bagaimana suaranya terdengar santai namun menggoda ketika berkata ingin menciumnya. Valerie menggigit bibir bawahnya, lalu membuka mata dengan cepat.“Tidak bisa kupungkiri, dia memang tampan.” gumamnya, setengah kesal, setengah terpesona. Ia mendengus pelan, merasa hidupnya seperti lelucon besar. Bagaimana mungkin pria yang harusnya ia jauhi malah terus-menerus mendominasi pikirannya?Namun, tanpa sadar, pikirannya beralih ke sosok lain: Charlos. Mantan kekasihnya. Lelaki yang pernah ia percaya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 018 [MIMPI LIAR]

    “Jam berapa ini?”Valerie meraba-raba meja kecil di samping tempat tidur, mencari ponselnya yang entah di mana. Matanya masih setengah tertutup, sementara pikirannya mencoba menyesuaikan diri dengan kenyataan pagi itu. Akhirnya, ia menemukan ponselnya tergeletak di antara tumpukan buku. Layarnya menyala, menunjukkan waktu yang sudah melewati pukul sembilan pagi."Sial," gumam Valerie sambil mengusap wajahnya. Ia berharap tidur semalam bisa menghapus pikiran tentang Aldrich, atau setidaknya menyegarkan dirinya. Tapi kenyataan berbicara lain. Alih-alih melupakan pria itu, ia malah memimpikannya—dan tidak tanggung-tanggung, mimpi itu liar, berani, dan terlalu detail untuk diabaikan."Astaga, Valerie," rutuknya pelan sambil memegangi kepalanya. "Kau pasti sudah gila. Bagaimana bisa memimpikan pria menyebalkan itu dalam skenario seperti demikian?"Ia terdiam sejenak, mencoba mengingat mimpinya. Wajah Aldrich yang tersenyum miring, tatapan tajamnya yang seolah tahu semua kelemahan Valer

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 019 [TIDAK TERLALU BURUK]

    "Kau tepat waktu juga," kata Valerie sambil membuka pintu, menatap Aldrich yang berdiri di depannya dengan senyum khas yang membuatnya sulit ditebak.Meski sempat menggerutu sepanjang pagi, nyatanya Valerie tetap mempersiapkan diri. Ia memilih mengenakan gaun santai bermotif bunga-bunga kecil yang memberikan kesan kasual namun tetap anggun. Potongan gaun itu sederhana, dengan tali tipis di bahu dan rok yang sedikit mengembang hingga di atas lutut. Rambutnya ditata rapi dalam gaya bun tinggi, menyisakan beberapa helaian lembut yang membingkai wajahnya. Tidak ada riasan berlebihan, hanya lip gloss tipis yang menonjolkan warna natural bibirnya.Aldrich menatap Valerie dari ujung kepala hingga kaki, sejenak terdiam sebelum mengangkat alisnya. "Kau tahu, kau membuat tugas ini lebih sulit untukku.""Apa maksudmu?" Valerie menatap Aldrich curiga.Aldrich tersenyum miring, matanya berbinar nakal. "Mencoba menjaga jarak, tentu saja. Tapi kalau kau terus terlihat seperti ini, aku mungkin lup

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 020 [KULITMU, LEMBUT]

    "Lalu hari ini kita mau ke mana?" tanya Valerie, akhirnya menyerah untuk melanjutkan pembicaraan ini dengan nada formal. Ia menyilangkan kedua lengannya, menatap Aldrich dengan wajah setengah jengah. Pria itu selalu punya cara untuk membuatnya penasaran, meski Valerie benci mengakuinya.Aldrich menegakkan tubuhnya, meletakkan gelas di meja dapur sebelum menyelipkan tangan ke saku celananya. "Ke butik," jawabnya santai, seolah itu adalah hal paling wajar di dunia."Butik?" Valerie memiringkan kepalanya. "Apa kau mau membeli setelan baru untuk dirimu sendiri? Kalau ya, kenapa aku harus ikut? Lagipula, bukankah hari ini kau mengatakan jika kita akan menghadiri acara keluarga?"Aldrich terkekeh, sorot matanya penuh godaan. "Bukan untukku, babe. Untukmu."“Ah, sebenarnya yang kedua itu tidak sungguh-sungguh. Aku hanya ingin bermain denganmu.” tambah Aldrich melanjutkan. Valerie mendadak terdiam. Giginya saling beradu, geram dengan tingkah Aldrich yang semaunya itu. Menarik nafas panjan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 021 [KOMENTAR TAJAM]

    Setelah beberapa saat menenangkan dirinya di ruang ganti, Valerie keluar dengan anggun mengenakan gaun yang tadi Aldrich bantu kenakan. Gaun itu berwarna biru muda dengan potongan yang pas di tubuhnya, memancarkan aura elegan. Ia berjalan menuju Aldrich yang tengah duduk santai di sofa, tapi pria itu segera bangkit ketika melihatnya."Luar biasa," Aldrich memujinya dengan nada tulus kali ini, tanpa tambahan godaan seperti biasanya. Mata pria itu memperhatikan Valerie dari ujung kepala hingga ujung kaki. "Aku tahu itu akan cocok denganmu."Valerie memutar bola matanya, meski pipinya sedikit memerah. "Kau terlalu banyak bicara. Jadi, ini cukup atau kau ingin aku mencoba semua gaun di sini?"Aldrich tersenyum kecil, mengambil ponselnya dan pura-pura sibuk mengetik sesuatu. "Sepertinya aku harus membeli gaun ini untukmu.""Membelikan gaun? Aku bisa membayarnya sendiri, Aldrich," tegas Valerie sambil melipat tangan.Aldrich menurunkan ponselnya, menatapnya serius. "Aku tahu kau bisa, Val

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15

Bab terbaru

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 098 [PEMBELAAN KECIL ALDRICH]

    “Cih, bisa-bisanya dia tidak tergoda dengan tubuhku!” gerutu Jennifer dalam hati, frustrasi.Tatapan matanya melirik Valerie yang terlihat tenang sambil menggoyangkan pena di tangannya. Tapi saat Jennifer memperhatikan lebih saksama, dia menangkap senyum kecil yang seolah menantangnya. Itu membuat darah Jennifer mendidih. “Wanita sialan!” umpatnya dalam hati.Sejak dulu, Jennifer selalu berhasil mendapatkan apa yang diinginkannya, tanpa pengecualian. Charlos, kekasih Valerie, adalah salah satu contohnya. Dia tidak perlu usaha ekstra untuk menaklukkan pria itu, hanya sedikit godaan dan sikap manis palsu, Charlos sudah ada dalam genggamannya. Dan itulah yang membuat Jennifer merasa superior atas Valerie.Sebenarnya, Jennifer tidak pernah benar-benar menyukai Valerie. Persahabatan mereka dulu hanyalah kamuflase. Jennifer mendekati Valerie karena wanita itu selalu dikelilingi banyak orang, baik pria maupun wanita. Valerie populer, berbakat, dan karismatik—semua hal yang tidak dimiliki

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 097 [CHARLOS TIDAK PENTING]

    “Hah, dasar ular!” Valerie menggerutu sambil meninju udara kosong di depannya. Wajahnya memerah, bukan hanya karena marah, tapi juga karena rasa jijik yang mendidih di dalam dirinya.“Dia pikir aku akan iri dan menangis hanya karena tahu tentang kehamilannya?” Valerie mendesis pelan, hampir seperti bicara pada dirinya sendiri. "Charlos tidak sepenting itu."Dia menggertakkan giginya, menahan diri agar tidak melampiaskan kemarahan dengan cara yang buruk. Valerie punya seribu alasan untuk membalas Jennifer. Apalagi menjambak rambut wanita itu di tempat. Tapi, Valerie memilih menahan diri. Dia tahu, menghadapi Jennifer dengan cara seperti itu hanya akan menurunkan martabatnya.“Sabar, Val. Kau harus tenang," katanya pada dirinya sendiri sambil mengatur napas. "Tarik napas, tahan. Hembuskan perlahan.”Valerie menutup matanya sebentar, mencoba menenangkan amarah yang membara di dadanya. Setelah beberapa detik, dia membuka matanya lagi dengan sorot yang lebih tenang, meskipun masih ada s

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 096 [BERTEMU SI ULAR]

    Saat Valerie sedang menikmati croissant-nya, ponsel di dalam tasnya bergetar. Dia meletakkan roti di atas tisu sementara tangannya meraih ponsel. Membuka pesan yang masuk, matanya membulat saat membaca isi pesan tersebut:[Datang ke rumah nanti malam dengan Aldrich. Ada sesuatu yang ingin Ayah sampaikan.]Valerie mendengus pelan, dahinya langsung berkerut. Dia memandangi layar ponsel selama beberapa detik, lalu menoleh ke Aldrich yang sedang fokus mengemudi.“Aldrich...” panggilnya pelan.“Hm?” Aldrich menjawab tanpa menoleh, tapi sudut bibirnya naik sedikit, menunjukkan dia masih memperhatikan Valerie meski matanya tertuju pada jalan.“Ayahku...” Valerie berhenti sejenak, seolah ragu melanjutkan, tapi akhirnya dia melanjutkan juga. “Dia ingin kita datang ke rumahnya nanti malam. Katanya ada sesuatu yang ingin dia sampaikan.”Aldrich melirik Valerie sekilas dengan alis terangkat. “Kedengarannya serius. Apakah ini tentang rencana perjodohan kita?”Valerie mendengus, meletakkan ponselny

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 095 [HIDUNG BADUT]

    “Hatschi!”Valerie bersin lagi, lalu mengusap hidungnya yang sudah memerah. Sedangkan Aldrich, duduk di sebelahnya, menyodorkan tisu dengan ekspresi tenang namun ada sedikit geli di matanya.“Terima kasih,” ucap Valerie sembari menerima tisu itu. Suaranya terdengar serak, jelas akibat dinginnya angin semalam.Mereka berada di dalam mobil Aldrich, yang melaju dengan elegan menuju kantor. Aldrich tampak lebih santai hari ini—kemeja putihnya digulung hingga siku, memperlihatkan lengan yang kokoh, sementara dasinya tergantung longgar di lehernya. Rambutnya yang hitam legam disisir rapi, dengan beberapa helai jatuh di dahinya, membuatnya terlihat seperti model di sampul majalah.Sementara itu, Valerie tampil sederhana namun tetap stylish. Ia mengenakan celana panjang hitam yang pas di tubuhnya, dipadukan dengan blus putih berpotongan longgar. Blus itu ia lapisi dengan blazer wanita berwarna navy yang memberi kesan profesional. Rambutnya diikat ala bun sederhana di atas kepala, memperlihat

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 094 [RONDE TAMBAHAN]

    “Kau menatapku seolah ingin menerkamku saja,” kata Valerie dengan nada tenang, meskipun ada senyum kecil bermain di sudut bibirnya. Ia menangkap tatapan Aldrich dari sudut matanya, yang begitu lekat hingga membuatnya sedikit salah tingkah.Valerie menggoyangkan gelasnya perlahan, melihat cairan di dalamnya berputar membentuk riak halus. Aromanya harum, campuran buah persik dan vanila yang lembut, bercampur dengan rasa hangat khas alkohol ringan. Ia membawa gelas itu ke bibir, menyesapnya perlahan. Cairannya meninggalkan rasa manis sekaligus segar di lidah, mengalir hangat di tenggorokannya.Aldrich terkekeh, tidak berniat mengelak. “Mungkin saja,” katanya ringan, dengan nada goda yang khas.Ia meraih gelasnya sendiri, meneguk cairan bening keemasan itu sebelum menyandarkan tubuhnya santai di sofa. Matanya menatap lurus ke depan, menikmati malam yang begitu cerah. Langit bertabur bintang tampak seolah sebuah kanvas penuh kilauan, menciptakan pemandangan yang menenangkan.“Banyak bint

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 093 [MELIHAT BINTANG]

    “Cih!”Aldrich berdecih, lalu menarik kursi di hadapan Valerie. Gerakannya santai, namun tetap menunjukkan wibawa seorang pria yang tahu apa yang ia inginkan. Ia duduk dengan nyaman, menyandarkan tubuhnya ke kursi sembari menatap Valerie.Merasa diawasi, Valerie mendongak dari piringnya. Tatapannya polos, seakan baru saja tertangkap basah melakukan sesuatu. “Kau juga makan?” tanyanya sambil mengedip.Aldrich mengangkat alis, tatapannya penuh sindiran. “Menurutmu?”Valerie memutar bola matanya, meletakkan garpu di piringnya. “Kukira kau hanya memasakkan untukku saja,” katanya setengah mengomel sebelum kembali menyendok nasi goreng ke mulutnya.Aldrich tersenyum tipis, memerhatikan Valerie yang tampak menikmati masakannya. “Aku juga butuh tenaga,” katanya santai, menyandarkan siku di meja, “untuk membuatmu lembur malam ini.”Ucapan itu meluncur begitu saja dari mulut Aldrich, tapi dampaknya langsung terlihat pada Valerie. Wajahnya seketika merona. Ia hampir saja tersedak jika tidak bur

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 092 [KEPOMPONG]

    Kruuk!Valerie memejamkan mata erat, wajahnya langsung menenggelam di dada Aldrich. Dalam hati, dia berharap pria itu tidak mendengar suara perutnya yang baru saja berbunyi.Namun harapannya pupus. Valerie merasakan bahu Aldrich bergetar, dan tak lama suara tawa rendah pria itu pecah, menggema di kamar yang sunyi.“Jangan tertawa!” protes Valerie, suaranya ketus.Alih-alih berhenti, Aldrich justru tertawa lebih keras, membuat Valerie mendengus kesal. Dia mendorong dada Aldrich, lalu bangkit dan duduk bersila, selimutnya ditarik hingga menutupi tubuhnya. Dengan wajah masam, Valerie melipat kedua tangannya di depan dada.“Kau benar-benar tidak bisa menahan diri, ya?” sindir Valerie, menatap Aldrich yang masih berusaha mengendalikan tawanya.“Kebiasaan,” balas Aldrich santai, senyum lebar masih menghiasi wajahnya. Dia bangkit dari tempat tidur, memungut asal kausnya yang tergeletak di lantai, dan memakainya dengan santai.“Kau mau ke mana?” tanya Valerie, menoleh dengan alis terangkat,

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 091 [SENTUHAN YANG LEBIH BERMAKNA]

    Valerie tidak bisa memungkiri fakta itu, meskipun mulutnya enggan mengakui. Pertama kali melihat Aldrich di Paris—saat dia masih mengira pria itu seorang gigolo—matanya memang tertarik pada tubuh tegap serta wajah tampannya yang begitu sempurna. Namun, rasa gengsinya lebih besar.“Cih. Dalam mimpimu, sayang,” balas Valerie sambil tersenyum penuh arti. Kali ini, dengan sengaja, dia menyentuh titik sensitif Aldrich dengan gerakan menggoda.Aldrich mengerang pelan, suara yang terdengar dalam dan penuh godaan. Cengkramannya di pinggang Valerie semakin menguat, menahan gerakan isengnya. “Kau sengaja ya?” tanyanya, suaranya berat dengan nada menantang.Valerie tidak berusaha membantah. Dia tertawa kecil, puas melihat ekspresi Aldrich yang campuran antara terkendali dan tersiksa. “Aku hanya memastikan kau tidak terlalu santai, Tuan,” katanya dengan nada main-main, matanya berkilat penuh kemenangan.Aldrich menatap Valerie dengan pandangan yang sulit ditebak, separuh geli, separuh terpeso

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 090 [OBROLAN DI ATAS RANJANG]

    “Ahh... jadi, kau pernah punya kekasih?” Valerie berusaha mengatur napasnya yang tersengal. Suaranya terdengar berat, mencoba mengalihkan fokus dari intensitas di antara mereka. Aldrich, di sisi lain, tampak tenang, seperti sedang menikmati keunggulannya.Aldrich tidak menjawab langsung. Sebaliknya, ia mengangkat salah satu kaki Valerie dengan gerakan lembut namun tegas, memperlihatkan dominasi alaminya. Ia menatap Valerie dengan sorot mata penuh teka-teki, lalu menundukkan kepala, mengendus ringan aroma yang berasal dari kulitnya, seolah menikmati keberadaan wanita itu dengan semua indranya.Valerie menggigit bibir bawah, merasa malu namun tak mampu mengalihkan pandangan. Jantungnya berdetak lebih cepat saat Aldrich menegakkan tubuhnya kembali, pandangan mereka bertemu.“Tidak bisa dibilang sebagai kekasih,” jawab Aldrich akhirnya, dengan suara serak yang terkesan menggoda. Kata-katanya melayang samar, tidak memberikan kepastian apa pun, justru meninggalkan ruang bagi Valerie untuk

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status