Beranda / Romansa / Jebakan Cinta Sang Pewaris / Chapter 018 [MIMPI LIAR]

Share

Chapter 018 [MIMPI LIAR]

last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-15 14:33:22

“Jam berapa ini?”

Valerie meraba-raba meja kecil di samping tempat tidur, mencari ponselnya yang entah di mana. Matanya masih setengah tertutup, sementara pikirannya mencoba menyesuaikan diri dengan kenyataan pagi itu.

Akhirnya, ia menemukan ponselnya tergeletak di antara tumpukan buku. Layarnya menyala, menunjukkan waktu yang sudah melewati pukul sembilan pagi.

"Sial," gumam Valerie sambil mengusap wajahnya.

Ia berharap tidur semalam bisa menghapus pikiran tentang Aldrich, atau setidaknya menyegarkan dirinya. Tapi kenyataan berbicara lain.

Alih-alih melupakan pria itu, ia malah memimpikannya—dan tidak tanggung-tanggung, mimpi itu liar, berani, dan terlalu detail untuk diabaikan.

"Astaga, Valerie," rutuknya pelan sambil memegangi kepalanya.

"Kau pasti sudah gila. Bagaimana bisa memimpikan pria menyebalkan itu dalam skenario seperti demikian?"

Ia terdiam sejenak, mencoba mengingat mimpinya. Wajah Aldrich yang tersenyum miring, tatapan tajamnya yang seolah tahu semua kelemahan Valer
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 019 [TIDAK TERLALU BURUK]

    "Kau tepat waktu juga," kata Valerie sambil membuka pintu, menatap Aldrich yang berdiri di depannya dengan senyum khas yang membuatnya sulit ditebak.Meski sempat menggerutu sepanjang pagi, nyatanya Valerie tetap mempersiapkan diri. Ia memilih mengenakan gaun santai bermotif bunga-bunga kecil yang memberikan kesan kasual namun tetap anggun. Potongan gaun itu sederhana, dengan tali tipis di bahu dan rok yang sedikit mengembang hingga di atas lutut. Rambutnya ditata rapi dalam gaya bun tinggi, menyisakan beberapa helaian lembut yang membingkai wajahnya. Tidak ada riasan berlebihan, hanya lip gloss tipis yang menonjolkan warna natural bibirnya.Aldrich menatap Valerie dari ujung kepala hingga kaki, sejenak terdiam sebelum mengangkat alisnya. "Kau tahu, kau membuat tugas ini lebih sulit untukku.""Apa maksudmu?" Valerie menatap Aldrich curiga.Aldrich tersenyum miring, matanya berbinar nakal. "Mencoba menjaga jarak, tentu saja. Tapi kalau kau terus terlihat seperti ini, aku mungkin lup

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 020 [KULITMU, LEMBUT]

    "Lalu hari ini kita mau ke mana?" tanya Valerie, akhirnya menyerah untuk melanjutkan pembicaraan ini dengan nada formal. Ia menyilangkan kedua lengannya, menatap Aldrich dengan wajah setengah jengah. Pria itu selalu punya cara untuk membuatnya penasaran, meski Valerie benci mengakuinya.Aldrich menegakkan tubuhnya, meletakkan gelas di meja dapur sebelum menyelipkan tangan ke saku celananya. "Ke butik," jawabnya santai, seolah itu adalah hal paling wajar di dunia."Butik?" Valerie memiringkan kepalanya. "Apa kau mau membeli setelan baru untuk dirimu sendiri? Kalau ya, kenapa aku harus ikut? Lagipula, bukankah hari ini kau mengatakan jika kita akan menghadiri acara keluarga?"Aldrich terkekeh, sorot matanya penuh godaan. "Bukan untukku, babe. Untukmu."“Ah, sebenarnya yang kedua itu tidak sungguh-sungguh. Aku hanya ingin bermain denganmu.” tambah Aldrich melanjutkan. Valerie mendadak terdiam. Giginya saling beradu, geram dengan tingkah Aldrich yang semaunya itu. Menarik nafas panjan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 021 [KOMENTAR TAJAM]

    Setelah beberapa saat menenangkan dirinya di ruang ganti, Valerie keluar dengan anggun mengenakan gaun yang tadi Aldrich bantu kenakan. Gaun itu berwarna biru muda dengan potongan yang pas di tubuhnya, memancarkan aura elegan. Ia berjalan menuju Aldrich yang tengah duduk santai di sofa, tapi pria itu segera bangkit ketika melihatnya."Luar biasa," Aldrich memujinya dengan nada tulus kali ini, tanpa tambahan godaan seperti biasanya. Mata pria itu memperhatikan Valerie dari ujung kepala hingga ujung kaki. "Aku tahu itu akan cocok denganmu."Valerie memutar bola matanya, meski pipinya sedikit memerah. "Kau terlalu banyak bicara. Jadi, ini cukup atau kau ingin aku mencoba semua gaun di sini?"Aldrich tersenyum kecil, mengambil ponselnya dan pura-pura sibuk mengetik sesuatu. "Sepertinya aku harus membeli gaun ini untukmu.""Membelikan gaun? Aku bisa membayarnya sendiri, Aldrich," tegas Valerie sambil melipat tangan.Aldrich menurunkan ponselnya, menatapnya serius. "Aku tahu kau bisa, Val

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 022 [MAGNET]

    "Aku ke toilet dulu."Valerie bangkit dari tempat duduknya setelah mengelap singkat bibirnya dengan serbet. Gerakannya anggun, meskipun terlihat sederhana. Aldrich hanya mengangguk, matanya mengikuti punggung Valerie yang menjauh, melangkah dengan percaya diri di antara meja-meja restoran mewah itu.Aldrich bersandar di kursinya, mengambil posisi yang begitu santai namun tetap terlihat berwibawa. Pemandangan pria itu dengan jas hitam sempurna, rambut tertata rapi, dan rahang tegas yang memancarkan aura dingin membuat siapa pun yang melihatnya sulit berpaling. Beberapa orang mulai memperhatikan, dan suara bisik-bisik pelan terdengar dari meja terdekat."Dia artis, kan?" bisik seorang wanita muda di meja depan, matanya melirik penuh penasaran."Entahlah, tapi wajahnya tampan sekali," timpal temannya sambil terus mencuri pandang.Aldrich tidak peduli. Selama tiga puluh tahun hidupnya, perhatian semacam ini sudah menjadi hal yang biasa. Entah itu di restoran, jalan umum, atau acara-aca

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 023 [SULIT, TAPI MENARIK]

    "Sudah sampai."Aldrich menghentikan mobilnya di depan apartemen Valerie. Lampu-lampu kota memantulkan cahaya di permukaan mobilnya, menciptakan suasana malam yang hangat namun tetap elegan. Tak seperti sebelumnya, kali ini Valerie tidak tertidur. Dia memandang bangunan apartemen di sebelahnya sebelum menoleh kepada Aldrich."Terima kasih sudah mengantarku pulang," katanya singkat, suaranya terdengar sedikit lelah.Aldrich mengangguk kecil, senyum tipis menghiasi wajahnya. Namun, nada bercandanya langsung muncul. "Kau tidak menawarkanku untuk masuk?" tanyanya dengan alis terangkat, membuat Valerie memutar bola matanya."Tidak, terima kasih. Pulanglah!" balas Valerie tegas sambil membuka pintu mobil. Tapi Aldrich tidak menyerah. Dia memasang ekspresi pura-pura terluka, satu tangannya memegangi dada."Kau kejam sekali, nona," ujarnya dramatis, seolah benar-benar terluka oleh penolakan itu.Valerie mendengus kecil, menyandarkan punggungnya ke pintu yang masih terbuka. "Kejam adalah na

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 024 [TIDAK SEPERTI BIASANYA]

    “Pagi, Val!” “Pagi, Mbak Vio,” balas Valerie singkat, sambil melangkah cepat melewati meja Violet, resepsionis yang selalu tampak ceria dengan senyum ramahnya.Di tangan kanan Valerie, sebuah gelas kopi instan masih menguarkan aroma khas, sementara tangan kirinya memegang tablet. Tatapannya fokus pada layar, memperhatikan jadwal Aldrich untuk pagi ini."Meeting jam sembilan, conference call jam sebelas, makan siang bisnis di luar..." gumam Valerie setengah hati. Mencoba mencerna aktivitas padat pria itu. Ia mendesah kecil, lalu menyeruput kopi sambil terus berjalan menuju ruang kerjanya."Sibuk seperti biasa," pikirnya. Di satu sisi, jadwal ini berarti Valerie akan bertemu Aldrich lebih sering hari ini. Di sisi lain, itu berarti ia harus menghadapi ledekan atau godaan yang sudah pasti tidak akan terhindarkan.Sesampainya di ruang kerjanya, Valerie meletakkan tablet di atas meja dan duduk sambil meregangkan tubuhnya. Ia menatap layar komputer, siap untuk menjalani hari. “Semangat,

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 25 [KEHILANGAN AKAL]

    “Val, ayo.”Valerie yang baru saja ingin merenggangkan otot tubuhnya mendongak perlahan, menatap Aldrich yang berdiri menjulang di balik mejanya. Pria itu tampak santai dengan kedua tangan tersimpan di saku celana, tetapi tatapan matanya jelas menuntut.Dahi Valerie mengernyit. “Kemana?” tanyanya sambil mengerjap polos, tak langsung menangkap maksud Aldrich.“Makan siang bisnis. Bukankah kau sudah melihat jadwalku?” jawab Aldrich santai, tetapi ada nada menggoda dalam suaranya.“Lalu?” Valerie masih tampak bingung, seolah menantang Aldrich untuk menjelaskan lebih lanjut.Aldrich mendesah, memutar bola matanya dengan dramatis. “Kau sekretarisku, bukan?” tanyanya, seolah memastikan.Valerie mengangguk pelan, masih belum mengerti ke mana arah pembicaraan ini.“Sudah menjadi tugasmu sebagai sekretaris untuk menemaniku dalam setiap acara—baik rapat maupun meeting bisnis. Sekarang, ayo. Kau punya lima menit untuk membereskan mejamu,” katanya dengan nada yang lebih tegas.Valerie tertegun s

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 26 [MAKAN SIANG BISNIS]

    “Ya, tetapi mengapa kliennya belum tiba?” tanya Valerie sambil melirik ke arah pintu masuk restoran.Aldrich melirik sekilas arlojinya, lalu mengangkat bahu dengan santai. "Mungkin masih di jalan," jawabnya tanpa terlihat khawatir sedikit pun.Valerie menghela napas kecil, matanya kembali beralih ke daftar menu yang ada di atas meja. Sementara itu, Aldrich bangkit dari kursinya. "Pesan saja dulu, aku mau ke toilet sebentar," ujarnya dengan nada ringan, sebelum melangkah pergi tanpa menunggu jawaban.Valerie hanya bisa mendesah pelan, lalu kembali memusatkan perhatian pada menu di tangannya. "Santai sekali orang itu," gumamnya pelan, mengingat Aldrich yang tampaknya tidak pernah terburu-buru dalam situasi apa pun.Valerie mengangkat tangan kecilnya untuk memanggil pelayan. "Maaf, boleh saya minta buku menu?" tanyanya sopan.Pelayan itu tersenyum ramah, membungkuk sedikit, dan menyerahkan buku menu kepada Valerie. "Silakan, kalau sudah siap memesan, panggil saja saya lagi."Valerie me

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16

Bab terbaru

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 099 [PERASAAN HANGAT]

    “Kau merasa menang karena berpikir bisa mendapatkan Pak Aldrich, bukan? Ketahuilah, pria seperti Aldrich itu tidak menyukai wanita kampung sepertimu!” sindir Jennifer dengan nada tajam.Keduanya sedang berada di toilet. Valerie berdiri di depan wastafel, mencuci tangannya dengan tenang, sementara Jennifer sibuk memperbarui lipstiknya di depan cermin. Ada senyum sinis di wajah Jennifer, penuh kepuasan karena merasa lebih unggul.Namun, Jennifer tidak tahu bahwa Valerie adalah anak Bastian, pemilik EliteCrop. Sama seperti Charlos, Jennifer pun tidak pernah menyadari identitas asli Valerie, karena Valerie memang sengaja menyembunyikannya selama ini.Valerie tidak menggubris hinaan itu. Dia mengeringkan tangannya dengan santai dan bersiap untuk keluar. Tetapi tiba-tiba, Jennifer menarik bahunya dengan kasar. Tarikan itu membuat Valerie terhuyung ke belakang, hampir kehilangan keseimbangan.“Hei!” Valerie menatap Jennifer dengan pandangan tajam. Jennifer hanya memasang wajah pura-pura tak

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 098 [PEMBELAAN KECIL ALDRICH]

    “Cih, bisa-bisanya dia tidak tergoda dengan tubuhku!” gerutu Jennifer dalam hati, frustrasi.Tatapan matanya melirik Valerie yang terlihat tenang sambil menggoyangkan pena di tangannya. Tapi saat Jennifer memperhatikan lebih saksama, dia menangkap senyum kecil yang seolah menantangnya. Itu membuat darah Jennifer mendidih. “Wanita sialan!” umpatnya dalam hati.Sejak dulu, Jennifer selalu berhasil mendapatkan apa yang diinginkannya, tanpa pengecualian. Charlos, kekasih Valerie, adalah salah satu contohnya. Dia tidak perlu usaha ekstra untuk menaklukkan pria itu, hanya sedikit godaan dan sikap manis palsu, Charlos sudah ada dalam genggamannya. Dan itulah yang membuat Jennifer merasa superior atas Valerie.Sebenarnya, Jennifer tidak pernah benar-benar menyukai Valerie. Persahabatan mereka dulu hanyalah kamuflase. Jennifer mendekati Valerie karena wanita itu selalu dikelilingi banyak orang, baik pria maupun wanita. Valerie populer, berbakat, dan karismatik—semua hal yang tidak dimiliki

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 097 [CHARLOS TIDAK PENTING]

    “Hah, dasar ular!” Valerie menggerutu sambil meninju udara kosong di depannya. Wajahnya memerah, bukan hanya karena marah, tapi juga karena rasa jijik yang mendidih di dalam dirinya.“Dia pikir aku akan iri dan menangis hanya karena tahu tentang kehamilannya?” Valerie mendesis pelan, hampir seperti bicara pada dirinya sendiri. "Charlos tidak sepenting itu."Dia menggertakkan giginya, menahan diri agar tidak melampiaskan kemarahan dengan cara yang buruk. Valerie punya seribu alasan untuk membalas Jennifer. Apalagi menjambak rambut wanita itu di tempat. Tapi, Valerie memilih menahan diri. Dia tahu, menghadapi Jennifer dengan cara seperti itu hanya akan menurunkan martabatnya.“Sabar, Val. Kau harus tenang," katanya pada dirinya sendiri sambil mengatur napas. "Tarik napas, tahan. Hembuskan perlahan.”Valerie menutup matanya sebentar, mencoba menenangkan amarah yang membara di dadanya. Setelah beberapa detik, dia membuka matanya lagi dengan sorot yang lebih tenang, meskipun masih ada s

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 096 [BERTEMU SI ULAR]

    Saat Valerie sedang menikmati croissant-nya, ponsel di dalam tasnya bergetar. Dia meletakkan roti di atas tisu sementara tangannya meraih ponsel. Membuka pesan yang masuk, matanya membulat saat membaca isi pesan tersebut:[Datang ke rumah nanti malam dengan Aldrich. Ada sesuatu yang ingin Ayah sampaikan.]Valerie mendengus pelan, dahinya langsung berkerut. Dia memandangi layar ponsel selama beberapa detik, lalu menoleh ke Aldrich yang sedang fokus mengemudi.“Aldrich...” panggilnya pelan.“Hm?” Aldrich menjawab tanpa menoleh, tapi sudut bibirnya naik sedikit, menunjukkan dia masih memperhatikan Valerie meski matanya tertuju pada jalan.“Ayahku...” Valerie berhenti sejenak, seolah ragu melanjutkan, tapi akhirnya dia melanjutkan juga. “Dia ingin kita datang ke rumahnya nanti malam. Katanya ada sesuatu yang ingin dia sampaikan.”Aldrich melirik Valerie sekilas dengan alis terangkat. “Kedengarannya serius. Apakah ini tentang rencana perjodohan kita?”Valerie mendengus, meletakkan ponselny

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 095 [HIDUNG BADUT]

    “Hatschi!”Valerie bersin lagi, lalu mengusap hidungnya yang sudah memerah. Sedangkan Aldrich, duduk di sebelahnya, menyodorkan tisu dengan ekspresi tenang namun ada sedikit geli di matanya.“Terima kasih,” ucap Valerie sembari menerima tisu itu. Suaranya terdengar serak, jelas akibat dinginnya angin semalam.Mereka berada di dalam mobil Aldrich, yang melaju dengan elegan menuju kantor. Aldrich tampak lebih santai hari ini—kemeja putihnya digulung hingga siku, memperlihatkan lengan yang kokoh, sementara dasinya tergantung longgar di lehernya. Rambutnya yang hitam legam disisir rapi, dengan beberapa helai jatuh di dahinya, membuatnya terlihat seperti model di sampul majalah.Sementara itu, Valerie tampil sederhana namun tetap stylish. Ia mengenakan celana panjang hitam yang pas di tubuhnya, dipadukan dengan blus putih berpotongan longgar. Blus itu ia lapisi dengan blazer wanita berwarna navy yang memberi kesan profesional. Rambutnya diikat ala bun sederhana di atas kepala, memperlihat

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 094 [RONDE TAMBAHAN]

    “Kau menatapku seolah ingin menerkamku saja,” kata Valerie dengan nada tenang, meskipun ada senyum kecil bermain di sudut bibirnya. Ia menangkap tatapan Aldrich dari sudut matanya, yang begitu lekat hingga membuatnya sedikit salah tingkah.Valerie menggoyangkan gelasnya perlahan, melihat cairan di dalamnya berputar membentuk riak halus. Aromanya harum, campuran buah persik dan vanila yang lembut, bercampur dengan rasa hangat khas alkohol ringan. Ia membawa gelas itu ke bibir, menyesapnya perlahan. Cairannya meninggalkan rasa manis sekaligus segar di lidah, mengalir hangat di tenggorokannya.Aldrich terkekeh, tidak berniat mengelak. “Mungkin saja,” katanya ringan, dengan nada goda yang khas.Ia meraih gelasnya sendiri, meneguk cairan bening keemasan itu sebelum menyandarkan tubuhnya santai di sofa. Matanya menatap lurus ke depan, menikmati malam yang begitu cerah. Langit bertabur bintang tampak seolah sebuah kanvas penuh kilauan, menciptakan pemandangan yang menenangkan.“Banyak bint

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 093 [MELIHAT BINTANG]

    “Cih!”Aldrich berdecih, lalu menarik kursi di hadapan Valerie. Gerakannya santai, namun tetap menunjukkan wibawa seorang pria yang tahu apa yang ia inginkan. Ia duduk dengan nyaman, menyandarkan tubuhnya ke kursi sembari menatap Valerie.Merasa diawasi, Valerie mendongak dari piringnya. Tatapannya polos, seakan baru saja tertangkap basah melakukan sesuatu. “Kau juga makan?” tanyanya sambil mengedip.Aldrich mengangkat alis, tatapannya penuh sindiran. “Menurutmu?”Valerie memutar bola matanya, meletakkan garpu di piringnya. “Kukira kau hanya memasakkan untukku saja,” katanya setengah mengomel sebelum kembali menyendok nasi goreng ke mulutnya.Aldrich tersenyum tipis, memerhatikan Valerie yang tampak menikmati masakannya. “Aku juga butuh tenaga,” katanya santai, menyandarkan siku di meja, “untuk membuatmu lembur malam ini.”Ucapan itu meluncur begitu saja dari mulut Aldrich, tapi dampaknya langsung terlihat pada Valerie. Wajahnya seketika merona. Ia hampir saja tersedak jika tidak bur

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 092 [KEPOMPONG]

    Kruuk!Valerie memejamkan mata erat, wajahnya langsung menenggelam di dada Aldrich. Dalam hati, dia berharap pria itu tidak mendengar suara perutnya yang baru saja berbunyi.Namun harapannya pupus. Valerie merasakan bahu Aldrich bergetar, dan tak lama suara tawa rendah pria itu pecah, menggema di kamar yang sunyi.“Jangan tertawa!” protes Valerie, suaranya ketus.Alih-alih berhenti, Aldrich justru tertawa lebih keras, membuat Valerie mendengus kesal. Dia mendorong dada Aldrich, lalu bangkit dan duduk bersila, selimutnya ditarik hingga menutupi tubuhnya. Dengan wajah masam, Valerie melipat kedua tangannya di depan dada.“Kau benar-benar tidak bisa menahan diri, ya?” sindir Valerie, menatap Aldrich yang masih berusaha mengendalikan tawanya.“Kebiasaan,” balas Aldrich santai, senyum lebar masih menghiasi wajahnya. Dia bangkit dari tempat tidur, memungut asal kausnya yang tergeletak di lantai, dan memakainya dengan santai.“Kau mau ke mana?” tanya Valerie, menoleh dengan alis terangkat,

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 091 [SENTUHAN YANG LEBIH BERMAKNA]

    Valerie tidak bisa memungkiri fakta itu, meskipun mulutnya enggan mengakui. Pertama kali melihat Aldrich di Paris—saat dia masih mengira pria itu seorang gigolo—matanya memang tertarik pada tubuh tegap serta wajah tampannya yang begitu sempurna. Namun, rasa gengsinya lebih besar.“Cih. Dalam mimpimu, sayang,” balas Valerie sambil tersenyum penuh arti. Kali ini, dengan sengaja, dia menyentuh titik sensitif Aldrich dengan gerakan menggoda.Aldrich mengerang pelan, suara yang terdengar dalam dan penuh godaan. Cengkramannya di pinggang Valerie semakin menguat, menahan gerakan isengnya. “Kau sengaja ya?” tanyanya, suaranya berat dengan nada menantang.Valerie tidak berusaha membantah. Dia tertawa kecil, puas melihat ekspresi Aldrich yang campuran antara terkendali dan tersiksa. “Aku hanya memastikan kau tidak terlalu santai, Tuan,” katanya dengan nada main-main, matanya berkilat penuh kemenangan.Aldrich menatap Valerie dengan pandangan yang sulit ditebak, separuh geli, separuh terpeso

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status