Beranda / Romansa / Jebakan Cinta Sang Pewaris / Chapter 020 [KULITMU, LEMBUT]

Share

Chapter 020 [KULITMU, LEMBUT]

last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-15 16:31:41

"Lalu hari ini kita mau ke mana?" tanya Valerie, akhirnya menyerah untuk melanjutkan pembicaraan ini dengan nada formal.

Ia menyilangkan kedua lengannya, menatap Aldrich dengan wajah setengah jengah. Pria itu selalu punya cara untuk membuatnya penasaran, meski Valerie benci mengakuinya.

Aldrich menegakkan tubuhnya, meletakkan gelas di meja dapur sebelum menyelipkan tangan ke saku celananya.

"Ke butik," jawabnya santai, seolah itu adalah hal paling wajar di dunia.

"Butik?" Valerie memiringkan kepalanya.

"Apa kau mau membeli setelan baru untuk dirimu sendiri? Kalau ya, kenapa aku harus ikut? Lagipula, bukankah hari ini kau mengatakan jika kita akan menghadiri acara keluarga?"

Aldrich terkekeh, sorot matanya penuh godaan. "Bukan untukku, babe. Untukmu."

“Ah, sebenarnya yang kedua itu tidak sungguh-sungguh. Aku hanya ingin bermain denganmu.” tambah Aldrich melanjutkan.

Valerie mendadak terdiam. Giginya saling beradu, geram dengan tingkah Aldrich yang semaunya itu. Menarik nafas panjan
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 021 [KOMENTAR TAJAM]

    Setelah beberapa saat menenangkan dirinya di ruang ganti, Valerie keluar dengan anggun mengenakan gaun yang tadi Aldrich bantu kenakan. Gaun itu berwarna biru muda dengan potongan yang pas di tubuhnya, memancarkan aura elegan. Ia berjalan menuju Aldrich yang tengah duduk santai di sofa, tapi pria itu segera bangkit ketika melihatnya."Luar biasa," Aldrich memujinya dengan nada tulus kali ini, tanpa tambahan godaan seperti biasanya. Mata pria itu memperhatikan Valerie dari ujung kepala hingga ujung kaki. "Aku tahu itu akan cocok denganmu."Valerie memutar bola matanya, meski pipinya sedikit memerah. "Kau terlalu banyak bicara. Jadi, ini cukup atau kau ingin aku mencoba semua gaun di sini?"Aldrich tersenyum kecil, mengambil ponselnya dan pura-pura sibuk mengetik sesuatu. "Sepertinya aku harus membeli gaun ini untukmu.""Membelikan gaun? Aku bisa membayarnya sendiri, Aldrich," tegas Valerie sambil melipat tangan.Aldrich menurunkan ponselnya, menatapnya serius. "Aku tahu kau bisa, Val

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 022 [MAGNET]

    "Aku ke toilet dulu."Valerie bangkit dari tempat duduknya setelah mengelap singkat bibirnya dengan serbet. Gerakannya anggun, meskipun terlihat sederhana. Aldrich hanya mengangguk, matanya mengikuti punggung Valerie yang menjauh, melangkah dengan percaya diri di antara meja-meja restoran mewah itu.Aldrich bersandar di kursinya, mengambil posisi yang begitu santai namun tetap terlihat berwibawa. Pemandangan pria itu dengan jas hitam sempurna, rambut tertata rapi, dan rahang tegas yang memancarkan aura dingin membuat siapa pun yang melihatnya sulit berpaling. Beberapa orang mulai memperhatikan, dan suara bisik-bisik pelan terdengar dari meja terdekat."Dia artis, kan?" bisik seorang wanita muda di meja depan, matanya melirik penuh penasaran."Entahlah, tapi wajahnya tampan sekali," timpal temannya sambil terus mencuri pandang.Aldrich tidak peduli. Selama tiga puluh tahun hidupnya, perhatian semacam ini sudah menjadi hal yang biasa. Entah itu di restoran, jalan umum, atau acara-aca

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 023 [SULIT, TAPI MENARIK]

    "Sudah sampai."Aldrich menghentikan mobilnya di depan apartemen Valerie. Lampu-lampu kota memantulkan cahaya di permukaan mobilnya, menciptakan suasana malam yang hangat namun tetap elegan. Tak seperti sebelumnya, kali ini Valerie tidak tertidur. Dia memandang bangunan apartemen di sebelahnya sebelum menoleh kepada Aldrich."Terima kasih sudah mengantarku pulang," katanya singkat, suaranya terdengar sedikit lelah.Aldrich mengangguk kecil, senyum tipis menghiasi wajahnya. Namun, nada bercandanya langsung muncul. "Kau tidak menawarkanku untuk masuk?" tanyanya dengan alis terangkat, membuat Valerie memutar bola matanya."Tidak, terima kasih. Pulanglah!" balas Valerie tegas sambil membuka pintu mobil. Tapi Aldrich tidak menyerah. Dia memasang ekspresi pura-pura terluka, satu tangannya memegangi dada."Kau kejam sekali, nona," ujarnya dramatis, seolah benar-benar terluka oleh penolakan itu.Valerie mendengus kecil, menyandarkan punggungnya ke pintu yang masih terbuka. "Kejam adalah na

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 024 [TIDAK SEPERTI BIASANYA]

    “Pagi, Val!” “Pagi, Mbak Vio,” balas Valerie singkat, sambil melangkah cepat melewati meja Violet, resepsionis yang selalu tampak ceria dengan senyum ramahnya.Di tangan kanan Valerie, sebuah gelas kopi instan masih menguarkan aroma khas, sementara tangan kirinya memegang tablet. Tatapannya fokus pada layar, memperhatikan jadwal Aldrich untuk pagi ini."Meeting jam sembilan, conference call jam sebelas, makan siang bisnis di luar..." gumam Valerie setengah hati. Mencoba mencerna aktivitas padat pria itu. Ia mendesah kecil, lalu menyeruput kopi sambil terus berjalan menuju ruang kerjanya."Sibuk seperti biasa," pikirnya. Di satu sisi, jadwal ini berarti Valerie akan bertemu Aldrich lebih sering hari ini. Di sisi lain, itu berarti ia harus menghadapi ledekan atau godaan yang sudah pasti tidak akan terhindarkan.Sesampainya di ruang kerjanya, Valerie meletakkan tablet di atas meja dan duduk sambil meregangkan tubuhnya. Ia menatap layar komputer, siap untuk menjalani hari. “Semangat,

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 25 [KEHILANGAN AKAL]

    “Val, ayo.”Valerie yang baru saja ingin merenggangkan otot tubuhnya mendongak perlahan, menatap Aldrich yang berdiri menjulang di balik mejanya. Pria itu tampak santai dengan kedua tangan tersimpan di saku celana, tetapi tatapan matanya jelas menuntut.Dahi Valerie mengernyit. “Kemana?” tanyanya sambil mengerjap polos, tak langsung menangkap maksud Aldrich.“Makan siang bisnis. Bukankah kau sudah melihat jadwalku?” jawab Aldrich santai, tetapi ada nada menggoda dalam suaranya.“Lalu?” Valerie masih tampak bingung, seolah menantang Aldrich untuk menjelaskan lebih lanjut.Aldrich mendesah, memutar bola matanya dengan dramatis. “Kau sekretarisku, bukan?” tanyanya, seolah memastikan.Valerie mengangguk pelan, masih belum mengerti ke mana arah pembicaraan ini.“Sudah menjadi tugasmu sebagai sekretaris untuk menemaniku dalam setiap acara—baik rapat maupun meeting bisnis. Sekarang, ayo. Kau punya lima menit untuk membereskan mejamu,” katanya dengan nada yang lebih tegas.Valerie tertegun s

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 26 [MAKAN SIANG BISNIS]

    “Ya, tetapi mengapa kliennya belum tiba?” tanya Valerie sambil melirik ke arah pintu masuk restoran.Aldrich melirik sekilas arlojinya, lalu mengangkat bahu dengan santai. "Mungkin masih di jalan," jawabnya tanpa terlihat khawatir sedikit pun.Valerie menghela napas kecil, matanya kembali beralih ke daftar menu yang ada di atas meja. Sementara itu, Aldrich bangkit dari kursinya. "Pesan saja dulu, aku mau ke toilet sebentar," ujarnya dengan nada ringan, sebelum melangkah pergi tanpa menunggu jawaban.Valerie hanya bisa mendesah pelan, lalu kembali memusatkan perhatian pada menu di tangannya. "Santai sekali orang itu," gumamnya pelan, mengingat Aldrich yang tampaknya tidak pernah terburu-buru dalam situasi apa pun.Valerie mengangkat tangan kecilnya untuk memanggil pelayan. "Maaf, boleh saya minta buku menu?" tanyanya sopan.Pelayan itu tersenyum ramah, membungkuk sedikit, dan menyerahkan buku menu kepada Valerie. "Silakan, kalau sudah siap memesan, panggil saja saya lagi."Valerie me

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 27 [DIAM-DIAM MEMPERHATIKAN]

    "Ya, tapi bagaimanapun, orang yang bukan dari kalangan kita memang tidak mengerti sih," ujar Bella sambil menyandarkan tubuhnya anggun di kursi, senyuman sinis terukir di wajahnya. Tatapannya melirik Valerie dari ujung kepala hingga kaki, seolah mengevaluasi setiap detail.Aldrich, yang sejak tadi berusaha menjaga kesabarannya, hampir saja membuka mulut untuk membela Valerie. Namun, matanya menangkap gerakan halus tangan Valerie di bawah meja, memberinya kode untuk tetap diam. Valerie menatapnya sekilas, memberikan senyum tipis penuh arti, seolah mengatakan, "Biar aku tangani ini."Bella, yang tidak menyadari percakapan tanpa kata itu, mengira Valerie tetap diam karena tidak terbiasa dengan lingkungan kelas atas. Ia menambahkan, "Mungkin lidahmu belum cocok dengan makanan seperti ini, ya? Rasanya memang berbeda dengan makanan biasa."Valerie mengangkat alis, senyumnya terukir lebih lebar. Ia menyandarkan tubuh ke kursi dengan santai, memutar garpu di tangannya. "Oh, maksudmu makan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 028 [DALAM MIMPIMU, ALDRICH]

    “Kak Aldrich, bisakah kamu mengantarku pulang?”Bella memasang wajah imut yang sengaja dibuat-buat, kedua tangannya bertaut di depan dada, sementara matanya berkedip-kedip penuh harap. Aldrich hanya melirik sekilas sebelum mengangguk singkat. Seketika, Bella merasa menang. Ia melirik tajam ke arah Valerie, senyum kemenangan terukir di wajahnya. Dengan sengaja, ia menyenggol bahu Valerie saat berjalan menuju mobil sport Aldrich.Saat Bella hendak membuka pintu depan mobil, Aldrich tiba-tiba menahan gerakannya dengan satu tangan, sementara tangan lainnya sibuk memegang ponsel. Bella tersenyum senang, yakin bahwa Aldrich akan membukakan pintu untuknya. Namun, setelah selesai berbicara di telepon, Aldrich menatap Bella dengan santai.“Aku sudah memesankan taksi online untukmu. Sebentar lagi akan sampai,” katanya tanpa ekspresi, seperti menyampaikan fakta biasa.Rahang Bella nyaris jatuh. Ia menatap Aldrich tak percaya. “T-taksi online?” tanyanya terbata.Aldrich mengangguk santai. “Ya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16

Bab terbaru

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 118 [MALL MILIK ALDRICH]

    “A-Apa?”Aldrich menatapnya dingin. “Tentu saja, itu hanya prosedur biasa. Aku ingin memastikan kejadian ini benar-benar seperti yang kau katakan. Lagipula, butik sebesar ini pasti memiliki sistem keamanan yang baik, bukan?”Pegawai itu menelan ludah. “T-Tapi, Tuan… CCTV kami sedang mengalami gangguan teknis hari ini. Mungkin tidak ada rekaman yang bisa diperiksa,” katanya cepat, berharap Aldrich tidak akan memaksanya.Valerie mendecak pelan. “Ah, kebetulan sekali,” katanya dengan nada mengejek. “Hari ini, di saat kau menuduhku, CCTV justru mengalami gangguan.”Aldrich tersenyum miring, tetapi tatapan matanya tetap tajam. “Benar-benar kebetulan yang menarik,” gumamnya pelan, sebelum menatap pegawai itu dengan tatapan penuh arti.Pegawai itu mulai berkeringat, tidak tahu harus menjawab apa.Aldrich menyeringai tipis, menikmati ekspresi panik di wajah pegawai itu. “Tapi hari ini mungkin adalah keberuntunganmu,” katanya santai, lalu memasukkan satu tangan ke dalam saku celana. “Karena ma

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 117 [TUDUHAN MENJEBAK]

    Pegawai butik itu mengerutkan kening saat melihat cara Valerie melangkah dengan percaya diri, seolah mengenal butik ini lebih baik daripada dirinya sendiri.“Sepertinya Nona cukup sering berbelanja di tempat mewah,” katanya dengan nada sinis, namun kali ini lebih hati-hati.Valerie hanya menanggapinya dengan gumaman ringan, tidak ingin membuang waktu untuk berdebat dengan seseorang yang jelas-jelas meremehkannya. Namun, sikap santai Valerie justru membuat pegawai itu semakin kesal.Saat Valerie menyusuri deretan gaun premium, pegawai itu memperhatikan sekelilingnya dengan cepat, lalu tersenyum licik. Sebuah ide buruk melintas di benaknya—mungkin ini kesempatan bagus untuk mempermalukan Valerie di depan Aldrich.Dengan gerakan yang sengaja dibuat sehalus mungkin, pegawai itu menyenggol sebuah rak kecil berisi aksesori mahal, membuat sebuah bros berlian jatuh tepat ke dalam lipatan rok Valerie tanpa disadari.Kemudian, pegawai itu dengan sengaja menjatuhkan sebuah gaun sutra mahal dari

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 116 [DIREMEHKAN]

    “Ah, sudah lama aku tidak ke sini,” ujar Valerie sambil menghirup udara yang khas dari butik mewah itu. Aroma lembut parfum ruangan bercampur dengan wangi kain mahal memenuhi udara.Butik ini adalah butik eksklusif yang hanya menjual pakaian branded dan custom-made—setiap potongannya unik, hanya ada satu di dunia. Interiornya megah dengan dinding kaca yang memperlihatkan koleksi terbaru, sementara lampu kristal yang menggantung di langit-langit memberikan pencahayaan sempurna untuk menampilkan keindahan setiap busana.Sejak memutuskan kabur dan meninggalkan seluruh harta serta fasilitas yang diberikan ayahnya, Valerie memang tak pernah lagi menginjakkan kaki di tempat ini.Aldrich, yang berjalan santai di sebelahnya dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celana, menoleh dan terkekeh. “Kalau kau serindu itu dengan kehidupan lamamu, kenapa tidak kembali saja?” godanya.Valerie melotot padanya, lalu menjawab tegas, “Big no!”Belum sempat Aldrich membalas, seorang pegawai butik me

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 115 [PERTEMUAN PERTAMA SETELAH BERBULAN]

    “Oh, hai. Siapa ini?”Valerie menarik napas panjang. Tanpa perlu menoleh, dia sudah tahu siapa yang baru saja menyapanya.Jennifer.“Pak Aldrich, saya tak menyangka orang seperti Bapak mau merendahkan standar dengan makan di sini,” ucap Jennifer, sengaja menekankan kata rendah dengan nada sinis.Valerie tahu betul bahwa komentar Jennifer itu ditujukan untuknya. Jennifer, mantan sahabatnya, masih saja bersikap congkak meski kenyataan tidak berpihak padanya. Yang Jennifer tidak tahu adalah status Valerie sekarang.“Valerie Brianna Caitlin, lama tidak bertemu.”Deg.Valerie membeku. Ia mengenal suara itu dengan baik—suara mantan tunangannya, Charlos Marquel.Aldrich yang sedari tadi mengamati Valerie menangkap perubahan ekspresi di wajahnya. Ia menyandarkan punggung ke kursi dengan santai, lalu melipat kedua tangannya di depan dada sambil menyilangkan kaki, sikapnya penuh kewaspadaan.“Restoran ini bagus. Dan yang terpenting makanannya enak. Kenapa saya harus malu atau merasa rendah hany

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 114 [ORANG PERTAMA]

    Tak lama, hidangan lainnya juga tiba—semuanya disusun rapi di atas meja yang tadinya kosong, kini penuh dengan berbagai makanan khas restoran itu. Ada salad segar dengan saus wijen, pangsit kukus berisi udang yang masih mengepul, serta sepiring kecil ayam goreng renyah dengan saus madu pedas di sampingnya.Valerie mendecak kecil, menggelengkan kepala. “Kau serius memesan semuanya? Meja ini hampir tidak muat!” protesnya, meskipun matanya jelas-jelas berbinar melihat semua makanan itu.Aldrich mengambil sepasang sumpit dan menatap Valerie sambil tersenyum penuh percaya diri. “Kalau kau tidak makan, aku akan memakan bagianmu juga.”Valerie mendengus, kemudian mengambil sumpitnya sendiri. “Kau tidak perlu mengancamku. Aku akan memastikan kau tidak mendapatkan bagian lebih dari ramen ini,” katanya sambil mulai menyendok kuah ke dalam mangkuk kecilnya.Begitu mencicipi suapan pertama, Valerie terdiam. Kuah ramen itu terasa begitu kaya dengan perpaduan gurih dan sedikit pedas, sementara mie

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 113 [PERUT YANG BERBICARA]

    Aldrich melirik arlojinya, lalu menatap Valerie sambil menyunggingkan senyum tipis. “Ayo, kita makan di sana,” katanya santai, sambil menunjuk ke sebuah restoran kecil di seberang jalan.Seketika Valerie pun mengikuti arah tunjuk Aldrich. Restoran itu tampak sederhana namun menarik, dengan dinding bata ekspos, lampu-lampu gantung bergaya vintage, dan papan nama kayu bertuliskan Bistro Avenue. Jendela-jendelanya yang besar memperlihatkan suasana dalam ruangan yang hangat, dipenuhi meja kayu, kursi empuk, serta aroma masakan yang seakan tercium hingga ke luar.“Kau lapar?” tanya Valerie sambil menatap Aldrich.“Kau tidak lapar?” Aldrich balik bertanya dengan nada santai, matanya menyipit seolah menggoda.Valerie tertawa kecil, lalu memasang ekspresi angkuh. Dagunya sedikit terangkat dan kedua tangannya terlipat di depan dada. “Tentu tidak,” katanya dengan percaya diri.Namun, tepat ketika ia hendak melanjutkan kata-katanya, suara keras dari perutnya tiba-tiba terdengar.Kruuk.Valerie

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 112 [PUSAT DARI SEGALANYA]

    Ruang meeting di lantai atas gedung itu terlihat mewah dengan interior yang didominasi warna putih dan emas. Dinding kaca besar memberikan pemandangan kota yang menakjubkan. Begitu Aldrich dan Valerie memasuki ruangan, beberapa pria berpakaian rapi segera berdiri, menyambut kedatangan mereka dengan senyuman ramah.“Aldrich! Selalu menyenangkan bertemu dengan Anda,” kata seorang pria paruh baya dengan jas abu-abu gelap. Dia menjabat tangan Aldrich dengan hangat sebelum matanya beralih pada Valerie.“Dan ini siapa? Apakah ini sekretaris baru Anda?” tanyanya dengan nada penuh rasa ingin tahu.Aldrich tersenyum kecil dan melirik Valerie sekilas sebelum menjawab, “Ya, benar. Ini Valerie. Dia adalah sekretaris saya.”Valerie tersenyum sopan dan menganggukkan kepala sebagai sapaan. “Senang bertemu dengan Anda semua,” ucapnya dengan nada ramah.Seorang pria lain, lebih muda dan berpenampilan kasual, memandang Valerie dengan mata berbinar. “Sekretaris yang cantik sekali, Aldrich. Anda memang

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 111 [AGENDA RAHASIA]

    “Eh, tunggu,” kata Valerie, menghentikan langkahnya. Aldrich yang sudah melangkah lebih dulu menoleh dengan satu alis terangkat. “Kenapa lagi?” tanyanya, terdengar sedikit tidak sabar.Valerie menggaruk pipinya yang tidak gatal, lalu menunjuk arah berbeda. “Kita lewat sini saja,” katanya santai, meski ada kilatan jahil di matanya.Aldrich memandang lorong yang ditunjuk Valerie dengan dahi berkerut. Namun, dalam hitungan detik, senyum kecil di sudut bibirnya pun terbit. Dia tahu maksud Valerie “Oke, kita lewat sini,” balas Aldrich, menuruti permintaan Valerie tanpa banyak protes.Dia melangkah lebih dulu, tangan dimasukkan ke dalam saku, auranya yang tenang membuat semua orang di ruangan terdiam saat dia lewat. Valerie mengikuti di belakangnya, sambil menahan senyum geli.Saat mereka melewati ruang pemasaran, banyak mata mulai menoleh. Tidak terkecuali Alicia. Wanita itu bahkan memanjangkan lehernya, berusaha mengintip Aldrich yang jarang muncul di departemennya. Alicia nyaris melomp

  • Jebakan Cinta Sang Pewaris    Chapter 110 [RUANG TERSEMBUNYI]

    “Kenapa lama sekali, Val?” Aldrich menghampiri Valerie begitu melihatnya datang dengan ekspresi gusar.“Maaf, Al, sepertinya aku tidak bisa menemanimu,” ujar Valerie. Ia mengusap rambutnya dengan kedua tangan, tampak kesal. “Aku tidak tahu kenapa, tetapi Alicia sepertinya sengaja menabrakku dan membuat bajuku terkena kopi,” jelasnya, sedikit menahan napas akibat amarah yang mulai naik.Dahi Aldrich berkerut, “Tunggu, Alicia?” tanyanya memastikan.Valerie mengangguk sambil melipat tangan di depan dada. “Ya, salah satu karyawanmu di departemen pemasaran. Aku dengar dia juga pernah jadi kandidat sekretarismu waktu itu,” katanya, mengingat desas-desus yang sempat ia dengar di awal ia bekerja.Aldrich mendesah panjang, jelas merasa kesal. “Lupakan soal Alicia. Fokus ke hal yang lebih penting. Kau harus ganti pakaian sekarang. Kalau tidak, kita akan terlambat. Kau tahu, bukan? Meeting kali ini cukup penting,” ucapnya dengan tegas.Valerie hanya bisa menghela napas, merasa serba salah. Meli

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status