Share

6. Wanita Lain?

Author: CacaCici
last update Last Updated: 2025-02-19 08:17:20

"Kau mencintai pria lain?" dingin Raymond, menguatkan cengkeramannya pada lengan Carmen. "Jawab!"

Carmen menggelengkan kepala gugup, kepalanya mendongak untuk menatap Raymond yang jauh lebih tinggi darinya. Carmen ketakutan! Pria ini sangat kasar.

"A-aku habis berbicara dengan Teresia, dia bu-bukan seorang pria. Dia perempuan tulen," jawab Carmen buru-buru, nadanya tergesa-gesa dan gugup.

Raymond melepaskan cengkeramannya pada lengan Teresia. Dia meraih handphone-nya yang berada di atas nakas untuk memeriksa.

"Aku minta maaf mengunakan handphonemu," ucap Carmen sembari mengusap lengannya yang dicengkeram kuat oleh Raymond. Sejujurnya dia kesal pada pria ini, akan tetapi Carmen takut untuk mengekspresikan rasa kesalnya.

Raymond menoleh tajam pada Carmen, meletakkan handphone kembali ke atas nakas.

"Aku minta maaf mengunakan handphone Mas Kaizer," ulang Carmen, gugup bercampur takut karena tatapan Raymond yang begitu tajam. Dia yakin sekali Raymond pasti marah karena handphonenya dipegang oleh Carmen. Bagaimanapun handphone itu privasi seseorang.

Namun anehnya, ekspresi marah Raymond langsung hilang. Pria ini bahkan tersenyum lembut padanya. Aneh!

"Humm." Raymond berdehem singkat, mengulurkan tangan untuk mengusap rambut pada pucuk kepala Carmen.

Carmen memperhatikan perubahan ekspresi pria ini, raut mukanya tampak konyol–campuran takut dan bingung sebab merasa aneh pada Raymond. Tadi, pria ini marah tetapi sekarang tersenyum lembut padanya.

Raymond sepertinya psychophat!

"Maafkan aku," ucap Raymond, semakin membuat Carmen merasa aneh.

Kenapa pria ini mendadak meminta maaf padanya?

Carmen menunjuk diri sendiri, kemudian menoleh ke sana kemari. Aneh saja rasanya. Raymond meminta maaf tanpa ada sebab.

"Humm." Raymond menganggukkan kepala. Dia kemudian menarik Carmen dalam pelukannya, mengusap pucuk kepala Carmen lalu mendaratkan kecupan di sana. "Aku salah menilaimu. Maaf …."

"O-okey." Carmen mangut-mangut.

"Istriku perempuan baik, seharusnya aku tidak meragukannnya," lanjut Raymond. Lagi-lagi Carmen hanya menganggukkan kepala, tak tahu harus merespon apa karena dia tak paham apa yang Raymond bicarakan.

Raymond tiba-tiba mengangkup pipinya, menundukkan kepala sehingga membuat Carmen reflek memejamkan mata. Dia takut dicium oleh Raymond.

Raymond menyunggingkan smirk tipis, lucu melihat Carmen memejamkan mata.

Cup'

Raymond menempelkan bibirnya di atas bibir Carmen. Setelah itu menghujani wajah perempuan tersebut dengan kecupan ringan darinya.

"Sekarang, kau satu-satunya keluargaku dan aku tak akan melepasmu," ucap Raymond, menarik Carmen kembali dalam dekapannya.

Carmen hanya diam dalam pelukan Raymond. Dia tidak mengerti kenapa Raymond menyebut dia satu-satunya keluarga pria ini. Raymond masih punya ayah. Dia masih punya keluarga!

Yang benar, Carmen lah seharusnya yang mengatakan hal tersebut pada Raymond. Karena … hanya Raymond, suaminya, satu-satunya keluarga dan harapan Carmen.

***

Carmen bangun dan tak menemukan Raymond berada di sebelahnya. Sebenarnya Carmen tak peduli, malah senang karena dengan begini dia tak harus menghadapi Raymond di pagi ini.

"Ahgk." Carmen meringis pelan, merasa sakit ada bagian bawah tubuhnya. Tadi malam, Raymond kembali menyentuhnya. "Dia pasti hyper!" gumam Carmen pelan, kesal pada Raymond.

Raymond pria yang panas dan sangat menggoda. Tetapi sisi buruknya, dia-- ck, Carmen tidak bisa jika harus melayani nafsu pria itu sepanjang waktu.

Carmen menoleh ke arah tubuhnya, menatap sebuah piyama kebesaran yang membungkus tubuhnya. Ini piyama milik Raymond.

"Ouh, iya. Hari ini aku kan ingin bertemu dengan Teresia. Aku harus cepat-cepat bergegas," monolognya, kembali bersemangat karena mengingat kalau hari ini Teresia--sahabatnya, akan bertemu dengannya.

Setelah mandi dan berganti pakaian, Carmen keluar dari kamar. Dia berjalan menuju lantai bawah, terlihat riang karena hari ini dia akan menemui sahabatnya. Sebetulnya Carmen cukup deg deg kan, takut Raymond tidak mengizinkannya untuk ke luar rumah.

"Raymond sayang, percayalah padaku. Aku tidak tidur dengannya. Aku menjaga diriku untukmu."

Mendengar suara itu, Carmen menghentikan langkah. Dia mendekat ke sumber suara tersebut–pada sebuah ruangan yang cukup luas dan nyaman. Carmen mengintip dari balik tembok, ingin melihat siapa yang berbicara.

Mata Carmen melebar dan jantung berdegup kencang. Raymond sedang bersama seorang perempuan, dan perempuan itu memeluk mesra lengan Raymond.

"Aku tidak percaya, Selin," jawab Raymond, mengulurkan tangan untuk mengusap pucuk kepala perempuan itu. Namun, tangannya berhenti di udara saat menangkap bayangan seseorang dari balik tembok. Raymond menarik tangannya dan tak jadi mengusap pucuk kepala Selin.

"Ji-jika kamu tak percaya, kita bisa melakukannya. Aku akan menyerahkan tubuhku padamu. Bagaimana?" Selin meyakinkan Raymond.

"Bagaimana jika kau bunuh suamimu untukku, Selin? Dengan begitu, aku akan mempercayaimu," ucap Raymond, tersenyum manis pada Selin. Dia mendorong agar Selin menjauh darinya lalu berdiri sembari berjalan menuju pembatas ruang.

"Apa?!" Selin terkejut mendengar ucapan Raymond. "Ta-tapi dia ayah kandungmu, Raymond. Dan bagaimana mungkin kamu berniat membunuh ayah kandungmu sendiri?"

Raymond menghentikan langkahnya–Carmen memanfaatkan untuk segera kabur dari sana. Gila! Apa yang dia dengar sangat gila!

"Bukan aku, tetapi kau lah yang akan membunuhnya," jawab Raymond, menoleh sejenak pada Selin, "pulanglah. Aku ada urusan," lanjutnya, kembali melangkahkan kaki untuk melihat siapa di balik tembok.

Namun, sayangnya orang tersebut sudah tak ada. Akan tetapi, Raymond tahu siapa penguping itu. Dengan wajah dingin dan tatapan tajam, dia segera beranjak dari sana, mencari-cari kemana penguping kecil itu bersembunyi.

***

"Ya ampun!" Carmen menepuk-nepuk pipi, masih tak menyangka dengan apa yang dia dengar tadi. Saat ini dia sudah keluar dari rumah tersebut, berniat menemui temannya. Dia membawa handphone Raymond karena pria itu memberikan handphone ini pada Carmen.

Mengenai handphone milik Carmen, Raymond mengaku telah menghancurkannya. Awalnya Carmen sedih karena handphone itu pemberian papanya. Akan tetapi karena Raymond menggantinya dengan handphonenya sendiri–jauh lebih bagus dan keluarga baru juga, Carmen menahan kekesalannya.

"Dia ingin membunuh Papanya sendiri. Di-dia benar-benar Mas Kaizer yang menikahiku atau orang lain yah? Dia sangat berbeda dengan Mas Kaizer yang kukenal." Carmen terus bermonolog sendiri, berjalan ke arah sebuah cafe yang akan menjadi tempat ia dan Teresia bertemu, "walau aku hanya mengenalnya lewat pesan, tetapi Mas Kaizer terlihat baik. Dia suami yang perhatian dan … selalu mengirim ku pesan sebelum tidur. Ck, sangat berbeda dengan Raymond."

"Carmen."

Mendengar namanya dipanggil, Carmen langsung mendongak. Matanya melebar penuh kegembiraan, melihat ke arah sosok perempuan yang melambaikan tangan padanya. Dia adalah Teresia, sahabat Carmen.

"Teresia," seru Carmen, berlari kecil ke arah Teresia.

Keduanya berpelukan dan melompat kecil karena akhirnya bertemu kembali setelah sekian lama tak berjumpa.

Tanpa Carmen ketahui, sejak tadi seseorang terus mengikutinya dan memperhatikannya dari kejauhan.

"Tuan, apa saya perintahkan bodyguard untuk menjemput Nyonya Ura ke sana?" tanya Diego, menoleh ke arah belakang, di mana Raymond duduk di kursi penumpang.

Yah, mereka dalam mobil. Terus mengikuti kemana Carmen melangkah.

"Tidak perlu. Perempuan itu tidak berbahaya," jawab Raymond tenang, tanpa melepas pandangannya dari Carmen.

***

Carmen pulang ke rumah Raymond, setelah hari sudah malam. Dia kebablasan dan lupa waktu karena terlalu senang bertemu dengan Teresia. Setelah mendapatkan pekerjaan di sebuah hotel–tempat Teresia bekerja, sahabatnya tersebut mengajaknya berkeliling kota. Carmen sangat gembira sehingga dia lupa kalau hari sudah malam dan dia tinggal di rumah suaminya.

Carmen mengendap-endap, takut Raymond melihatnya lalu memarahinya. Sempat terbesit di otak Carmen untuk kabur, saking takutnya dia kembali ke rumah ini karena terlambat pulang. Namun, Raymond tiba-tiba menghubunginya, bertanya padanya apakah Carmen ingin pulang sendiri atau dijemput oleh Raymond.

"Tidak ada dia di sini," gumam Carmen pelan, mengendap-endap di tembok sembari mengintip ke arah ruang keluarga yang luas. Dia melakukan itu untuk memastikan apakah Raymond ada di sana atau tidak. "Hah, syukurlah," gumamnya lagi.

"Kau sedang apa di sini, Ura?" Tiba-tiba saja suara dingin mengalun dari belakang tubuhnya, membuat Carmen tersentak kaget dan melompat kecil–efek terkejut.

"Aaa …." Carmen menjerit pelan. Setelah melihat siapa yang mengejutkannya, Carmen langsung mengelus dada sembari nyengir kaku.

"Kenapa harus mengintip dahulu? Langsung masuk saja, Ura," ucap Raymond kembali, tersenyum tipis pada Carmen.

'Dia tidak marah?' batin Carmen, bingung bercampur gugup.

Carmen lagi-lagi menunjukan cengiran pada Raymond lalu segera beranjak dari sana. Namun, dia masih tidak aman! Dia berjalan gelisah dan dengan mata sedikit membulat karena panik. Raymond mengikutinya, berjalan tepat di belakang Carmen.

Setelah dalam kamar, Raymond ikut masuk dan langsung menutup pintu. Tiba-tiba dia menarik Carmen ke arah ranjang, mendorong perempuan itu sehingga terjatuh dan berakhir berbaring di atas kasur.

Raymond mengambil posisi di atas tubuh Carmen, menyunggingkan smirk tipis sembari memainkan rambut halus dan panjang istrinya. Carmen yang gugup dan takut, memilih memalingkan wajah–tak ingin menatap wajah Raymond.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
CacaCici
Untuk sekarang yang bisa dilihat, Raymond benci dengan ayah kandungnya sendiri, Kak. Kedepannya akan terungkap yah kenapa Raymond benci pada ayahnya sendiri. (⁠人⁠ ⁠•͈⁠ᴗ⁠•͈⁠)(⁠≧⁠▽⁠≦⁠)
goodnovel comment avatar
Valenka Lamsiam
ada apa dengan ayahnya raymond? kenapa raymond menginginkan kematian ayahnya sendiri ? terus siapa cewek gatel itu?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Jatuh Cinta Setelah One Night Stand   7. Suamiku Seorang ….

    Carmen yang gugup dan takut, memilih memalingkan wajah–tak ingin menatap wajah Raymond. "Coba ceritakan, apa yang kau dengar dari balik tembok saat tadi pagi, Wifey," ucap Raymond dengan nada berat dan rendah. Suaranya serak dan seksi, tetapi bagi Carmen itu sangat horor. Buktinya dia merinding mendengarnya! Mata Carmen melebar, jantungnya berpacu kencang dan tubuhnya panas dingin. Raymond tahu dia menguping?! Habislah dia! "A-aku tidak dengar apa-apa. Aku hanya melihatmu bersama seorang perempuan," ucap Carmen gugup. "Kalau kamu suka padanya, kenapa tidak menikahinya?" lanjut Carmen. "Dia ibu tiriku," jawab Raymond santai, mengigit pelan daun telinga Carmen lalu meniupnya secara sensual. Carmen memejamkan mata, bukan karena menikmati apa yang pria ini lakukan padanya. Tetapi lebih tepatnya karena merinding dan tak nyaman. 'Fix, dia memang gila. Dia berselingkuh dengan ibu tirinya sendiri dan bahkan menyuruh ibu tirinya mengbunuh ayah kandungnya. Tuhan! Sudah benar

    Last Updated : 2025-02-19
  • Jatuh Cinta Setelah One Night Stand   8. Bekerja dibawah Perintah Suami

    "Apa?" Carmen memekik kaget, tak menduga kalau suaminya adalah mantan chef hebat. "Pelankan suaramu, Carmen," bisik Teresia, meringis karena Carmen tiba-tiba memekik dan sekarang semua orang menoleh pada Carmen. Carmen menutup mulut sendiri, cukup kikuk karena semua orang saat ini sedang memperhatikannya. Carmen semakin gelisah karena dia telah dilihat oleh Raymond. Namun, entah kenapa, pria itu melayangkan tatapan marah dan dingin padanya. Apa kesalahan yang Carmen lakukan? Tidak ada bukan?! "Ambilkan seragam kokiku," titah Raymond pada Diego, nadanya dingin dan datar–terus menatap ke arah sosok perempuan yang terlihat menunduk dalam, berdiri di belakang seorang pria. Cara perempuan itu bersembunyi di balik tubuh pria tersebut, seperti sedang mencari perlindungan. Apakah Raymond menakutkan baginya? Raymond terus menatap, menunggu Carmen mendongak dan melihat ke arahnya. Akan tetapi, perempuan memilih terus menunduk, sepertinya tak ingin dikenali oleh Raymond. Setelah

    Last Updated : 2025-02-20
  • Jatuh Cinta Setelah One Night Stand   9. Hidangan Lezat dari Suamiku

    "Bagiamana dengan ini, Mas?" tanya Carmen, keceplosan memanggil 'mas pada Raymond. Untung suaranya pelan. Raymond menoleh pada istrinya, lalu menatap udang yang telah Carmen bersihkan. "Sudah rapi tetapi kau memakan waktu cukup lama hanya untuk membersihkan satu udang, Sweetheart," jawab Raymond dengan nada bersahabat dan hangat. Carmen dibuat menganga karena perubahan nada bicara Raymond. Dia terkejut! Sebelumnya Raymond terkesan dingin dan ketus, tetapi mendadak sangat lembut. Suaranya yang berat dan hangat, menyapa kalbu dengan mesra. Carmen dibuat terkesima. Carmen lagi-lagi merasa kalau Raymond ini aneh. Emosi pria ini mudah berubah-ubah. Sayang sekali, Carmen belum bisa memastikan apa yang membuat emosi Raymond berubah-ubah. Namun, jauh dalam lubuk hatinya, Carmen merasa senang. Dia seperti merasakan kehadiran 'Mas Kaizer-nya yang sopan dan manusiawi. Yah, walaupun masa itu dia berinteraksi dengan suaminya hanya lewat pesan, akan tetapi Carmen sangat mengagumi 'Mas Kaize

    Last Updated : 2025-02-20
  • Jatuh Cinta Setelah One Night Stand   10. Melupakan Suami

    "Habiskan makananmu, Wifey." Deg deg deg' Carmen membulatkan mata, senyuman manis di bibir seketika lenyap. Ekspresi muka yang awalnya terlihat ceria berubah gugup, pucat, dan tegang. Mata bulat Carmen bergerak melirik pria tampan yang duduk santai di sebelahnya. Tampang wajah pria matang nan penuh pesona tersebut terlihat tenang, seakan ucapannya barusan bukan hal yang memberikan dampak apapun. Dengan muka yang masih terpasang kaku, Carmen menoleh pada sahabatnya– ekspresi Teresia terlihat terkejut, bola mata perempuan itu hampir meloncat dari tempat. Di sisi lain, Bayu tak kalah kaget dari Teresia. Tak hanya mereka berdua, orang yang berada dalam ruangan itu juga terlihat kaget. "A- ahahaha … typo." Carmen tertawa kaku, menunjuk Raymond dengan jari telunjuk yang mungil. "Maksudku disartria." Raymond meraih telunjuk Carmen yang menunjuk ke arahnya. Dia menyentak tangan perempuan itu sehingga Carmen berakhir duduk di atas pangkuannya. "Jangan bilang kau lupa lagi pada suamimu,

    Last Updated : 2025-02-22
  • Jatuh Cinta Setelah One Night Stand   11. Istri dan Cinta Masa Kecil

    Carmen menatap sejenak pada mobil lalu kembali menatap layar HP, memeriksa siapa yang menelponnya. 'Suamiku tercinta.' "Is, nama kontaknya kenapa begini?" Carmen bermonolog sendiri, kaget melihat nama kontak yang menelponnya. Namun mengingat jika handphone ini adalah handphone pemberian Raymond, pasti yang menamai kontak di sini adalah Raymond. Handphone ini adalah handphone milik Raymond. Sebelum pria itu berikan padanya, Raymond lebih dulu me-riset ulang. Mungkin beberapa file penting, telah pria itu pindahkan ke handphone miliknya yang lain. Carmen belum sempat mengotak atik handphone ini, selain menambah nomor baru rekan kerjanya–tadi. Sedangkan kontak dengan nama 'Suamiku tercinta' ini, pasti ulah Raymond. Tapi-- apa iya Raymond?! Ah, jelas Raymond. Tidak mungkin Carmen melakukanya tanpa sadar. Tiba-tiba saja sebuah tangan terulur ke hadapan Carmen. Jemari tangan kokoh tersebut menyentuh ikon berwarna hijau sehingga sambungan telepon terhubung. Setelah itu, dia memeg

    Last Updated : 2025-02-22
  • Jatuh Cinta Setelah One Night Stand   12. Hanya Hiasan?

    "Aku Siran Aurlesya, cinta masa kecil Raymond," ucap Siran dengan nada bangga, tersenyum tipis pada Carmen, "tetapi itu hanya masa lalu. Sudah menjadi histori untukku dan Raymond," lanjutnya–masih berbicara dengan nada anggun dan lembut. Raymond mengatupkan rahang, tidak suka pada Siran yang memperkenalkan diri seperti ini. Seharusnya yang telah berlalu tak perlu diungkit, bagaimana jika Ura-nya salah …- "Wah, daebak," puji Carmen dengan nada riang dan manis, menyambut tangan Siran dengan semangat, "kebetulan aku memang sangat ingin ke museum. Namaku Carmen Gaura Ab--" Ucapan Carmen berhenti karena dia kurang pede memperkenalkan diri dengan menyertakan nama belakang keluarga suaminya. Sedangkan Raymond, rahangnya semakin mengatup kuat, menahan kemarahan karena Carmen tak menyertakan nama keluarganya di belakang nama Carmen. Ini membuktikan kalau Carmen belum menerimanya dengan sepenuhnya. Siran menatap bingung pada Carmen, sedikit merasa aneh kerena Carmen tiba-tiba menying

    Last Updated : 2025-02-23
  • Jatuh Cinta Setelah One Night Stand   13. Ingin Membuatmu Jatuh Cinta

    "Raymond, makanan Talita belum habis." Siran langsung mengcekal pergelangan tangan Raymond, membuat pria itu berhenti melangkah. Melihat itu, Carmen hanya dapat tersenyum getir. "Aku terbiasa terluka, aku tidak apa-apa. Maksudku … aku bisa mengobati sendiri. Aku pamit, Mas Kaizer," ucap Carmen, segera beranjak dari sana. "Ura." Carmen pura-pura mengangkat telepon supaya bisa mengabaikan Raymond yang memanggilnya. Dia juga berjalan cepat, terlihat tergesa-gesa. Mungkin orang-orang di ruangan itu mengira Carmen terburu-buru karena takut terlambat ke tempat kerja, akan tetapi Carmen tergesa-gesa karena dia tak ingin bertahan lama di ruangan itu. Melihat Raymond bersama Siran dan Talita, Carmen semakin sadar kalau dia hanya sebatas hiasan. *** Carmen sudah tiba di tempat kerja, dapur untuk para koki mengolah makanan. Karena Raymond sudah tak datang, Carmen bekerja dengan Bayu. "Carmen, tolong bantu aku membuat adonan tepung basah," pinta Bayu secara sopan dan lembut pada

    Last Updated : 2025-02-23
  • Jatuh Cinta Setelah One Night Stand   14. Impian Raymond Ada Pada Carmen

    Tuk' Raymond menyentil kening Carmen. Dang! Cerai?! Apa itu cerai?! "Tidak ada perceraian!" dingin Raymond. Dia berdecak ketika melihat cara Carmen menggoreng ayam. Raymond langsung mematikan kompor, memanggil salah satu chef senior dan menyuruhnya melanjutkan tugas Carmen. "Kau perlu memulai dari awal, Wifey. Caramu menggoreng masih berantakan," ucap Raymond datar, bersedekap dingin sembari melayangkan tatapan tajam pada Carmen. Carmen meneguk saliva susah payah, jantungnya berdebar sangat kencang dan firasatnya tak enak. Dari cinta ke ayam. Apakah karena cinta ditolak Raymond dendam pada Carmen?! Habislah dia! **** Ini ke dua puluh kalinya Carmen menggoreng ayam dan Raymond selalu mengatakan dia gagal. Padahal Carmen merasa jika ayam hasil gorengannya sudah berhasil akan tetapi tetap saja di mata Raymond, ayamnya jelek serta tak layak. Para koki senior dan beberapa teman dekat Carmen–seperti Teresia maupun Bayu, menatap iba padanya. Vincen dan koki senior tahu s

    Last Updated : 2025-02-24

Latest chapter

  • Jatuh Cinta Setelah One Night Stand   72. Masalah Ayah Dan Anak

    "Kau tidak membencinya? Kau … tidak takut padanya-- padaku?" "Ayah baik, kenapa aku harus membencinya, Mas Kaizer?" jawab Carmen pelan, cukup hati-hati karena takut menyinggung perasaan suaminya yang saat ini sedang emosional. Sebenarnya yang Carmen tangkap, Raymond bukan hanya takut Carmen pergi saat tahu Talita adiknya–anak hasil kesalahan. Tetapi, Raymond juga takut pandangan Carmen tentang ayahnya berubah. Di depan orang-orang, mungkin Raymond berusaha menunjukkan kebencian pada ayahnya. Namun, sejujurnya Raymond masih memiliki cinta pada ayahnya. Buktinya dia tak ingin nama ayahnya buruk serta tercemar. Bahkan dihadapan Carmen sendiri pun, Raymond tak ingin ayahnya tercemar. Carmen paham. Karena dia juga melakukan hal yang Raymond lakukan. Dia tidak mengatakan apapun keburukan ayahnya, bahkan pada sahabatnya sendiri karena dia takut nama ayahnya tercemar. Keburukan ayahnya–bagi Carmen, masih tergolong biasa, hanya tak lagi mencintai Carmen. Sedangkan ayah suaminya-- wajar

  • Jatuh Cinta Setelah One Night Stand   71. Apa Kau Membencinya Ura-ku?

    Mata Carmen berkedip-kedip secara berulang. Dia tak tahu harus mengatakan apa, sikap Raymond yang seperti ini selalu membuatnya bingung. Tiba-tiba saja Raymond turun dari sofa. Secara mengejutkan, pria itu duduk bersimpuh di depan Carmen. Kemudian dia menjatuhkan dagu di atas lutut istrinya. "Maafkan aku karena memberimu luka yang banyak," ucap Raymond rendah, tiba-tiba menenggelamkan wajah di atas lutut Carmen. Pria itu terlihat memohon! "Ma-Mas Kaizer kenapa?" Carmen cukup panik dan khawatir pada kondisi Raymond. Sepertinya emosional Raymond sedang tidak baik. "Sebenarnya aku sadar telah melukaimu dan aku punya pilihan untuk melepasmu-" Mendengarkan ucapan Raymond itu, hati Carmen seketika berdenyut sakit. Raut mukanya mendadak tegang, takut dan panik secara bersamaan. A-apa Raymond ingin menceraikannya? Seharusnya ini hal yang Carmen tunggu, tetapi kenapa dia sangat sedih?! "Tetapi aku memilih egois dengan mempertahankan mu dan terus melukaimu. Maafkan aku …."

  • Jatuh Cinta Setelah One Night Stand   70. Lukamu Adalah Lukaku

    Dug' Raymond menurunkan Carmen di atas ranjang, di mana Carmen langsung menjauh dari pria itu–segera meringsut ke kepala ranjang karena akibat takut pada Raymond. Suaminya masih menyimpan senjata api, itu yang membuat Carmen takut. "Kenapa kau menjauh?" tanya Raymond, menatap Carmen sejenak kemudian beralih menatap telapak tangannya yang terluka. Kedua telapak tangannya terluka, satu akibat kecelakaan dan satu lagi akibat kena sayatan. Tangan yang terkena sayatan lebih parah daripada yang terkena goresan kaca. Satu lagi! Ada noda darah di pakaian istrinya. Darah itu berasal dari tangannya sendiri, menempelkan ke ketika dia mengendong perempuan itu. Namun, Raymond sama sekali tak menyinggung hal tersebut pada Carmen, membiarkan noda tersebut di pakaian istrinya. "Kau takut, Ura?" tanya Raymond, tanpa menoleh pada istrinya–dia mengambil kotak obat lalu membawanya ke arah sofa dekat balkon. Lagi-lagi Carmen tak menjawab, akan tetapi matanya tak lepas dari pergerakan Raymond. K

  • Jatuh Cinta Setelah One Night Stand   69.Menyelamatkan Suami

    Raymond menjatuhkan pisau dari tangan lalu menatap kesal dan marah ke arah Lennon–di mana Lennon datang bersama, Diego, Vior, dan anak buahnya. "Jangan menggangguku!" ucap Raymond marah, melayangkan tatapan murka pada Lennon yang mencoba mendekat padanya. Lennon menatap khawatir pada Raymond. Luka Raymond akibat kecelakaan bahkan belum kering akan tetapi sudah ada luka baru lagi di telapak tangan putranya. Ada juga luka sayatan di lengan dan punggung sebelah kiri Raymond. Lennon terbiasa dengan luka, dia bisa menahan rasa sakitnya. Namun, dia tidak pernah bisa melihat Raymond terluka. Dia selalu kesakitan! "Lukamu yang disebabkan kecelakaan saja masih segar, dan sekarang kau menambah luka lain," ucap Lennon, menatap sayu pada sang putra, "ayo, pulang dan obati lukamu," lanjut Lennon. "Aku bisa membunuhmu jika kau tetap di sini," ucap Raymond dingin, mengangkat pistol lalu mengarahkannya pada Lennon, "pergi!" geramnya, tak suka Lennon ada di sini dan mengusik kesenangannya.

  • Jatuh Cinta Setelah One Night Stand   68. Seorang Penguasa yang ditakuti

    Carmen semakin ketakutan dan khawatir. Dia mulai berkeringat dingin, jantungnya berdebar lebih kencang dari yang sebelumnya dan tubuhnya gemetar hebat. "Ma-Mas Kaizer …," gumamnya pelan. Perasaan Carmen mulai kacau, matanya terasa panas dan pada akhirnya bulir kristal berhasil jatuh dari pelupuk. Dia sangat khawatir pada kondisi Raymond! Suara tembakan itu …- Ti-tidak! Tidak mungkin! Suaminya pasti baik-baik saja. Mu-mungkin tadi bukan suara tembakan, tetapi suara ban meledak a-atau petasan. Carmen berusaha positif thinking. Dia berdiri lalu berjalan cepat tetapi dengan lutut gemetar–sehingga beberapa kali hampir terjatuh, dia berusaha ke tempat tadi untuk menemui suaminya. Di sisi lain, wajah seorang pria memucat. Bodyguardnya tersisa sedikit dan pria mengerikan ini berdiri tepat di depannya, menodong senjata tepat ke kepalanya yang berlutut di tanah–menghadap iblis berwujudkan manusia ini. Wajahnya bagai malaikat, tampan dan penuh pesona. Namun, lihatlah apa yang pria i

  • Jatuh Cinta Setelah One Night Stand   67. Tidak Akan Meninggalkanmu

    Raymond mencium daun telinga Carmen lalu beralih mencium kening istrinya, dia sengaja melakukan itu supaya Carmen lebih tenang. "Beraninya kau menyentuh calon istriku, Bajingan!" marah Gerry, langsung mengeluarkan pisau dari balik jas kemudian berlari ke arah pria yang memeluk Carmen, berniat melukai pria itu. Dia marah karena pria sok jagoan itu mencium Carmen di dalamnya. Cih! Dia akan membunuh pria itu, dan akan melenyapkannya di depan Carmen supaya Carmen tahu bahwa dia seorang yang berkuasa serta mengerikan! Dengan begitu, Carmen akan tunduk dan patuh padanya. Ah yah, pria itu sepertinya tidak dalam kondisi baik, kepalanya diperban dan begitu juga dengan telapak tangannya. Gerry yakin sekali bisa melenyapkan pria ini dengan mudah. Terlebih dia hanya sendiri. "Pulanglah lebih dulu," bisik Raymond pelan pada istrinya, setelah itu melepas Carmen dari pelukannya–bersamaan saat dia menangkap pisau yang ingin Gerry tikam ke arah wajahnya. Tubuh Carmen membeku, menatap tangan s

  • Jatuh Cinta Setelah One Night Stand   66. Tak Ada Yang Bisa Merebutmu Dari Sisiku

    Cincin ini pantas disingkirkan! Hanya cincin darinya yang boleh menghiasi jari manis Carmen. Setelah dia menikahi gadis ini, maka cincin darinya lah yang akan melingkar di jari manis Carmen–calon istri yang telah ia beli dari ibu tiri perempuan ini. "Cincinku!" pekik Carmen dengan mata yang sudah memerah dan berair, menatap sedih ke arah Gerry melempar cincinnya. Entah kenapa hatinya terasa sangat sakit saat Gerry mencopot cincin tersebut dari jari manisnya. Lalu ketika Gerry melempar cincin itu, rasa sakit serta kesedihan itu semakin terasa nyata. "Hahahaha … Sayang, kau menangisi cincin jelak dari suamimu yang lumpuh itu? Cih, untuk apa kau menangisi pria lumpuh, Heh?!" ucap Gerry dengan nada mengejek. Dia sudah tahu Carmen menikah karena Tiara yang memberitahu. Tiara memberi tahu jika Carmen menikah dengan pria cacat yang hanya bisa duduk di kursi roda, dan pria itu telah meninggalkan Carmen semenjak awal pernikahan. Carmen yang bodoh karena terus menunggu suaminya pulang,

  • Jatuh Cinta Setelah One Night Stand   65. Cincin Yang Terlepas

    "Carmen!" teriak Gerry marah, nadanya menggelegar dan penuh kemarahan. Dia sangat geram karena Carmen sulit ditangkap, perempuan itu lincah dan gesit. Carmen tak menoleh, dia juga tak menyahut pada Gerry yang meneriaki namanya. Carmen hanya fokus berlari. Dia tidak boleh tertangkap oleh Gerry, pria itu bukan hanya akan menikahinya tetapi juga akan membawa Carmen kembali ke kota itu. "Kal, kenapa kamu bisa berurusan dengan Tuan Gerry?" tanya Tersia, berlari sekuat tenaga bersama Carmen. "Aku dijual Tiara ke dia," jawab Caen cepat, menarik Teresia untuk berlari ke arah sebuah gang. Jalan itu lebih dekat ke arah rumahnya. Carmen hapal sebuah jalan menuju rumah suaminya–Raymond. Dia berniat membawa Teresia untuk bersembunyi di rumah itu karena ada banyak pengawal di sana! Yah, pengawal Raymond pasti akan melindunginya dan Teresia di sana. Namun, untuk menuju rumah itu, mereka harus melewati jalan yang sepi karena lokasi rumah Raymond memang jauh dari keramaian. Sebelumnya mer

  • Jatuh Cinta Setelah One Night Stand   64. Pria Yang Menginginkan Carmen

    "Tadi itu siapa, Kal?" tanya Teresia, di mana saat ini dia dan Carmen sedang menikmati jajanan pinggir jalan–mereka duduk di tempat yang disediakan oleh pedagang. Angin malam berhembus, menambah rasa dingin yang menyapa kulit keduanya. Akan tetapi, itu membuat mereka semakin semangat mengunyah makanan. Rasa dingin membuat tubuh membakar lebih banyak energi untuk menghasilkan panas. Sehingga perut mudah lapar. "Itu Ayah mertuaku," jawab Carmen singkat, tersenyum di akhir kalimat. "Kalian terlihat akrab yah," ujar Teresia, mendapat anggukkan kepala dari Carmen. "Oh iya, kamu nggak apa-apa kan? Kamu …-" Teresia berhenti makan, memperhatikan ekspresi Carmen dengan teliti. Wajah Carmen memang terlihat ceria, akan tetapi tatapan perempuan ini sendu dan sayu–menandakan jika Carmen sedang menyembunyikan kesedihannya. Teresia yakin sekali Carmen sakit hati, akan tetapi dia memilih menyembunyikannya karena tak ingin sedihnya mempengaruhi orang di sekitarnya. Carmen menoleh ke arah Tere

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status