Ketika Hendri meminta Celine untuk banyak membantu Sonia, Harun dan Hani jadi takut anak mereka kalah bersaing, jadi mereka segera memuji putra dan putri mereka sendiri dan meminta Celine untuk banyak membantu mereka.Sonia mengambil kesempatan ini untuk pergi diam-diam dan kembali ke sofa untuk lanjut main game dengan Ferdi.Kediaman keluarga Dikara selalu mengadakan kumpul-kumpul kecil setiap minggunya dan kumpul-kumpul dengan keluarga besar setiap setengah bulan. Ini merupakan aturan yang ditetapkan oleh Tobias. Ketika mereka berkumpul, para pria mengobrol tentang masalah bisnis, sementara para wanita mengobrol tentang hal-hal rumah tangga untuk meningkatkan hubungan dan kedekatan mereka.Cindy baru datang ketika mereka mau makan. Mungkin karena dia adalah seorang mahasiswa di jurusan seni, sehingga gaya berpakaiannya agak berbeda. Begitu datang, dia melempar tas kulitnya ke sofa, mengangkat kakinya ke atas meja dan bersikap seolah dia sedang nongkrong.Hani datang menghampirinya da
Aminah kaget dan langsung bertanya, “King yang mendirikan Arkava Studio?”“Iya, Arkava Studio,” kata Hani sambil tersenyum.Celine menoleh, “Arkava Studio baru saja memenangkan penghargaan pencapaian artistik tertinggi di Festival Film Internasional.”Sebenarnya, Arkava Studio adalah sebuah tim. Tim ini telah memenangkan penghargaan desain yang tak terhitung jumlahnya di luar negeri. Kostum para pemain utama di film-film klasik lokal dibuat oleh tim ini. Mereka memiliki status yang sangat tinggi di industri hiburan. King, yang merupakan kepala desainer di Arkava Studio, sepertinya juga berhubungan dengan GK Jewelry.GK Jewelry bahkan lebih melegenda dan lebih hebat lagi. Perusahaan ini awalnya didirikan sebagai merek untuk kalangan kelas atas di dalam negeri. Kemudian, mereka hanya memerlukan tiga tahun untuk masuk ke pasar luxury internasional dan menjadi salah satu dari tiga merek luxury internasional terbaik. Perhiasan dan pakaian yang mereka rancang telah memenangkan banyak penghar
Sonia berkata dengan nada datar, “Aku nggak ingin tahu.”“Benarkah?” Melvin tersenyum dengan memesona, “Aku bilang ke polisi mereka yang saling memukul sendiri. Polisi nggak percaya dan masih mencari petunjuk sekarang. Menurutmu, apa aku harus memberikan salinan dari rekaman CCTV-nya kepada polisi? Jangan khawatir, aku nggak akan menyakitimu, Pacarku. Aku akan menghapus rekaman CCTV itu, hanya menyisakan bagian anak kecil itu pergi bersamamu. Bagaimana? Oh ya, Robert sepertinya sedang mencari ayah dari anak dari gadis kecil itu.”Sonia mengerutkan kening, menatap Melvin selama tiga detik, lalu membuka pintu dan masuk ke dalam mobil.Melvin tersenyum penuh kemenangan, “Coba dari awal begini. Aku kan jadi nggak perlu ngomong panjang lebar lagi.”Sonia memandang pria itu dengan dingin. Setelah beberapa lama, tatapannya menjadi lebih tenang. Dia membuka suara dan berkata, “Aku minta maaf telah memukulmu waktu itu, dan terima kasih karena nggak menyerahkan rekaman CCTV itu ke polisi. Mulai
Orang yang mengadakan pesta hari ini berasal dari keluarga Riadi. Keluarga Riadi tidak sebanding dengan keluarga Herdian dan keluarga Santoso di Jembara, tetapi mereka telah berbisnis selama beberapa generasi dan juga dianggap sebagai keluarga kaya.Ramli Riadi berusia empat puluhan, orangnya sedikit gemuk dan pembawaannya elegan. Melihat Melvin datang, dia tersenyum dan menyambut, “Melvin, lama nggak bertemu. Bagaimana kabar papamu?”Melvin lahir ketika ayahnya sudah tua. Ayahnya sudah berusia lebih dari tujuh puluh tahun ini dan jarang menghadiri acara seperti ini.Melvin tersenyum sopan, “Baik, Papa juga menyuruh Pak Ramli untuk main ke rumah kalau ada waktu.”“Aku pasti akan main ke rumah nanti!” Ramli tersenyum dan menatap Sonia, “Siapa ini?”Melvin menggenggam tangan Sonia dengan santai dan memperkenalkan sambil tersenyum kecil, “Temanku.”Sonia tidak menyangka Melvin akan menggenggam tangannya dengan begitu tiba-tiba. Dia terkejut, tetapi tidak bisa melepaskan tangan Melvin di d
Venny buru-buru bangkit untuk menghentikannya dan membujuk, “Kalian kenapa, sih? Aku mengundang kalian untuk bersenang-senang di sini, bukan untuk bertengkar!”Wanita-wanita lain juga datang untuk melerai.Kedua wanita itu duduk dengan kesal, memalingkan muka, dan sama-sama tidak mau mengalah.Venny melirik Sonia dari ujung matanya. Ketika kedua wanita tadi sedang bertengkar, Sonia duduk di sofa dengan tenang, memperhatikan dengan penuh minat.Venny tidak berhasil mempermalukan Sonia, malah mempermalukan diri sendiri.Dia merasa lebih kesal sekarang. Dia duduk di sofa dan berkata dengan senyuman dingin, “Apa yang kalian lakukan? Melvin meminta kita untuk menjaga Sonia. Kalian malah bersenang-senang sendiri dan mengabaikannya.”Semua orang langsung mengerti apa maksud Venny. Mereka semua mengikuti apa yang diingin Venny dan menjadikan Sonia sasaran mereka.Orang pertama yang “menyerang” duluan adalah wanita yang yang dagunya sangat lancip seperti dan duduk di sebelahnya. Wanita itu bert
Wanita yang bernama Vivi itu langsung berteriak, “Venny, bukannya itu anting yang kamu bilang hilang itu?”Venny bergegas menghampiri dengan marah, mengambil segelas anggur dan hendak menyiramnya ke arah Sonia, “Kamu ternyata seorang pencuri!”Sonia bereaksi dengan cepat. Dia meraih pergelangan tangan Venny, dan mengayunkannya ke belakang, sehingga anggur itu tertumpah di tempat Venny. Tapi, masih ada sedikit anggur yang terciprat ke kaus putihnya.Wajah Venny terciprat anggur. Dia melotot dan ekspresinya kaget, kemudian dia berteriak dengan keras.Teriakan itu terdengar seolah dia baru saja ditikam!Perhatian semua orang teralihkan karena teriakannya. Ruang perjamuan di depan juga menjadi sunyi. Para pria yang sebelumnya sedang mengobrol asyik sambil minum menoleh ke arah mereka.Ramli langsung datang menghampiri mereka dan berkata dengan heran, “Venny, ada apa?”Venny berlari ke pelukan ayahnya dan menangis sedih, “Pa, dia mencuri antingku dan menyiram anggur ke tubuhku!”Raut muka R
Melvin terkekeh, “Memangnya penting siapa dia? Apa yang terjadi?”Ekspresi Reza dingin dan tidak bisa ditebak, “Ada yang bilang Sonia mencuri sesuatu.”Melvin menatap Venny yang terlihat menyedihkan karena ketumpahan anggur dan berkata dengan nada datar, “Venny, aku memintamu untuk menjaga Sonia dan kamu menjaganya dengan cara ini? Mencuri antingmu? Kenapa kamu nggak bilang dia mencuri otakmu? Oh iya, itu karena kamu nggak punya otak!”Venny dimarahi Melvin di depan ayahnya sendiri, tetapi dia sama sekali tidak berani melawan. Dia hanya menangis dan berkata dengan suara pelan, "Zahna yang bilang. Aku nggak tahu.”Melvin bertanya lagi pada Zahna, “Apa kamu melihat Sonia mencuri anting itu dengan matamu sendiri?”Zahna mana tahan diinterogasi seperi itu oleh Reza dan Melvin. Bibirnya bergetar, dan dia terus menangis.Sonia tetap diam, diam-diam memperhatikan Melvin bersandiwara.Tak lama kemudian, video rekaman CCTV di aula itu dikirim ke ponsel Reza. Reza menunduk sebentar, tersenyum di
Mereka naik ke lantai dua. Venny berjalan di depan dan membawa mereka berdua ke ruang ganti, membuka lemari, mengeluarkan setumpuk pakaian dan meletakkannya di sofa. Lalu, dia berkata dengan suara rendah, “Semua baju ini nggak pernah dipakai. Kamu bisa memilihnya sendiri.”“Oke.” Sonia mengangguk pelan.Venny tidak berani menatap Reza. Dia melirik Sonia dengan hati-hati dan berkata, “Sonia, gantilah bajumu. Aku keluar dulu.” Reza menunggu sampai pintu ditutup, kemudian berjalan ke depan dan memilih satu gaun untuk Sonia dari tumpukan pakaian itu, “Yang ini saja. Aku akan menunggumu di luar.”Dia tidak keluar, tetapi duduk di samping sofa di luar ruang ganti, yang hanya dipisahkan oleh tirai dengan ruang ganti tersebut.Sonia tidak banyak protes, berbalik badan dan segera mengganti gaunnya.Reza tidak bisa tidur nyenyak tadi malam, jadi dia memanfaatkan waktu ini untuk bersandar di sofa dan menutup matanya untuk tidur sebentar. Tak lama kemudian, dia mendengar suara tirai dibuka. Sonia
Reza membantu Sonia untuk memeriksa satu per satu. Panggilan terbanyak adalah panggilan dari kediaman lama Keluarga Dikara. Ada juga pesan masuk, semuanya adalah permintaan tolong. Mereka memohon Sonia untuk melepaskan mereka.Reza menghapus semuanya.Ada sebuah nomor asing. Reza merasa agak familier dengan nomor itu. Dia melihat sekali lagi, baru menyadari ternyata adalah nomor Celine.Celine mengirim pesan.[ Sonia, Keluarga Dikara memang nggak ada budi sama kamu, tapi juga nggak pernah menganggap Keluarga Dikara. Kalau nggak, kenapa kamu merahasiakan masalah pernikahanmu dengan Tuan Reza! Sekarang kamu sudah memiliki segalanya. Untuk apa kamu mendesak Keluarga Dikara ke jalan buntu? ][ Lepaskan mereka. Kakek sudah tua, nggak sanggup menerima siksaan ini lagi. Aku dengar-dengar, ibumu juga jatuh sakit dan sedang diopname di rumah sakit. Kamu juga bermarga Dikara. Kita semua sekeluarga. Apa mesti menghancurkan keluarga sendiri? ]Kening Reza berkerut. Kenapa dia melupakan Celine?Set
Hendri terpaksa meminjam ponsel orang lain untuk menghubungi Stella. Setelah panggilan berdering beberapa kali, akhirnya Stella mengangkatnya.Begitu panggilan terhubung, Hendri segera berkata, “Stella, apa kamu sudah baca pesan yang aku kirim? Ibumu benar-benar lagi operasi. Penyakitnya sangat parah. Kami butuh uang. Dana perusahaan sudah dikosongkan sama kalian. Uang di rumah juga sudah kamu ambil semuanya. Apa kamu benar-benar tega tidak peduli dengan hidup matinya ibumu? Bagaimanapun, kami sudah membesarkanmu selama 20-an tahun!”Stella terdiam beberapa saat, kemudian berkata dengan datar, “Ibu masih ada uang investasi. Apa mungkin kalian nggak punya uang? Jangan bohongi aku!”Saking emosinya, wajah Hendri pun menjadi pucat. “Apa kamu melihat berita? Apa kamu tidak tahu kondisi Keluarga Dikara? Uang investasi ibumu tidak bisa dicairkan dalam waktu singkat. Meskipun bisa dicairkan, rekening kami juga akan segera diblokir oleh pihak bank. Ibumu butuh uang untuk menyelamatkan nyawanya
Ada juga yang mengatakan, Keluarga Dikara ingin bergabung dengan Keluarga Tamara. Alhasil, mereka pun dikelabui oleh Keluarga Tamara!Asli palsunya masalah masih tidak diketahui. Hanya saja, hal yang bisa dipastikan adalah riwayat Keluarga Dikara sudah berakhir!Penagih utang berbondong-bondong datang mengepung kediaman kuno, kediaman Bagas, dan kediaman Hendri.Anehnya, perusahaan keluarga Harun masih berjalan seperti biasa, juga tidak ada yang mengganggu Harun dan keluarganya. Mereka pun menjadi satu-satunya Keluarga Dikara yang dalam keadaan amat. Para warganet yang doyan gosip menyadari ada yang aneh.Semalam King baru saja kembali dari luar negeri. Dia membuktikan dirinya tidak bersalah dan menuduh Keluarga Tamara bersekongkol dengan Keluarga Dikara untuk mencelakainya. Dalam waktu satu malam, riwayat Keluarga Tamara dan Keluarga Dikara sudah berakhir.Ada yang mengungkapkan bahwa saat King difitnah habis-habisan, hanya keluarganya Harun saja yang membela Sonia dan berani menegak
Stella yang ditampar merasa semakin benci ketika mendengar Reviana menyebutnya sebagai anak haram. Dia juga tidak berpura-pura lagi. “Kamu sudah lama ingin menyebutku sebagai anak haram, ‘kan? Terserah kamu saja mau pukul atau marah! Kamu bilang aku itu durhaka, apa kalian benar-benar menganggapku sebagai putri kandung kalian?”“Kalau kalian benar-benar menganggapku sebagai putri kandung, waktu itu kamu pasti akan sepenuhnya mendukungku untuk menjalankan studioku, bukan malah menyuruhku memelas orang-orang, bahkan dibohongi sama pria berengsek yang bernama Edward itu!”Reviana merasa kaget dengan ucapannya. Dia terbengong sejenak, lalu melangkah mundur dengan terhuyung-huyung.Hendri segera memapah Reviana, lalu berkata dengan murka, “Stella, kamu benar-benar keterlaluan sekali! Apa kami tidak menganggapmu sebagai putri kandung kami? Apa kamu lupa bagaimana kami menjaga dan membesarkanmu selama beberapa tahun ini? Demi kamu, ibumu bahkan sudah mengusir Sonia!”“Kalian membesarkanku dem
Felix mengira Hendri ingin mencairkan aset dan mengira Welly memang sengaja dimasukkan ke perusahaan olehnya, jadi Felix pun tidak berani ikut campur dalam urusan itu.Akibatnya, Welly menjadi semakin semena-mena saja. Dia diam-diam menerima suap dari klien dan menyalahgunakan dana pembayaran barang, membuat produk menjadi kacau balas. Hendri malah tidak mengetahui masalah ini sama sekali.Hari ini, saat menemukan masalah dalam laporan keuangan, Hendri memanggil Felix dan staf keuangan. Saat itu, Hendri baru mengetahui bahwa Welly telah meraup keuntungan sebesar itu.Tentu saja, semua itu tidak terlepas dari bantuan Stella. Jika dugaannya tidak salah, Stella bahkan membantu Welly diam-diam mencap stempel resmi perusahaan.Saat perjalanan pulang, Hendri sudah emosi tinggi!Stella sungguh merasa syok dan tidak berhenti melangkah mundur. “Aku nggak tahu. Aku nggak tahu apa-apa.”“Welly apaan?” tanya Reviana dengan kaget.Hendri menceritakan secara ringkas kondisi perusahaan, lalu bertanya
Stella benar-benar tidak habis pikir. Jelas-jelas Sonia telah diinjak mati-matian. Kenapa dia masih bisa bangkit kembali?Cucu perempuan dari Keluarga Bina, Bos dari GK Jewelry, istri dari Presdir Herdian Group … bagaimana Sonia bisa melakukannya!Selama ini, Sonia tidak pernah kembali dan merespons. Apakah dia sedang menunggu untuk menghancurkan mereka di saat paling bahagia mereka?Pasti seperti itu. Sonia memang licik.Panggilan Keluarga Tamara tidak terhubung, sepertinya mereka tidak bisa diandalkan lagi. Keluarga Dikara telah celaka. Reza dan Keluarga Bina tidak akan melepaskan Keluarga Dikara!Ketika melihat Reviana yang semakin emosi, Stella membalikkan tubuhnya berjalan ke lantai atas dengan tatapan datar. Dia kembali ke kamarnya sendiri, lalu menelepon, “Kamu lagi di mana?”Welly membalas, “Kak, apa sudah terjadi sesuatu dengan Keluarga Dikara?”“Iya!”“Kalau begitu, kamu cepat pergi, jangan tunda waktu lagi!” Welly merendahkan suaranya. “Lagi pula, aku sudah mendapatkan uang.
Sejak lahir, Sonia sudah berjalan berlawanan arah dengan Keluarga Dikara. Sekarang dia sudah memiliki begitu banyak, tidak mungkin baginya untuk kembali dan mencari kembali kekurangan dari Keluarga Dikara.Selama belasan tahun hidup di luar, setiap harinya dia hanya memikirkan bagaimana caranya untuk bertahan hidup, sedangkan setiap harinya Stella berpikir bagaimana menikmati hidupnya di Keluarga Dikara. Stella yang seperti itu lebih cocok dengan Reviana. Sonia pun merupakan satu-satunya yang tidak cocok di antara mereka!Jadi, saat bertemu waktu itu, mereka pun sudah ditakdirkan untuk memiliki akhir seperti ini.“Boleh serakah!” Reza menatap wajah indah Sonia. “Aku akan memberimu semua yang kamu inginkan!”“Jangan bohongi aku! Kamu bahkan nggak kasih aku makan es krim!” Sonia tersenyum lebar.“Kamu boleh coba minta yang lain!” Terdengar nada hasutan dari suara Reza.Sonia memutar bola matanya. “Bagaimana dengan kasih seorang ibu?”Reza langsung menunjukkan ekspresi canggung. Tatapanny
Mata Sonia berkilauan. Dia pun menggigit bibirnya sembari tersenyum tipis.Reza menggenggam tangan Sonia. “Kalau kamu ingin ngobrol sama Sonia, lain hari saja, ya? Dia sudah capek seharian, berhadapan dengan banyak reporter. Kamu biarkan dia istirahat dulu baru temani kamu mengobrol!”Lysa segera berkata, “Semua salahku. Kalau begitu, kamu segera bawa Sonia ke lantai atas.”Reza menggandeng Sonia ke lantai atas. Sonia menoleh, lalu mengucapkan selamat malam kepada Lysa.Di belokan, Tandy melihat Tasya yang berada di belakangnya sekilas. Dia berkata dengan nada bicara sedikit provokasi, “Apa kamu mau cari Bibi Sonia lagi?”Tasya sungguh kehabisan kata-kata. “Paman Reza menjaganya dengan sangat ketat. Sonia pasti sangat membencinya. Seharusnya kita pergi menyelamatkan Sonia!”Tandy menoleh berjalan ke sisi kamarnya sembari mendengus dingin. “Kalau mau pergi, kamu pergi sendiri saja, jangan bawa-bawa aku. Aku masih berharap Paman Reza bisa ajari aku tinju di saat liburan musim dingin nant
Waktu itu Devin benar-benar sempat tergerak. Dia hampir saja menyetujui Keluarga Tamara.Kemudian, setelah menenangkan diri dan memikirkan orang-orang di belakang Sonia, seperti Aska, Jemmy, Devin juga pernah mendengar masalah pernikahan Sonia dan Reza, alhasil Devin pun tidak berani sembarangan berpihak.Sekarang setelah dipikir-pikir, ternyata langkah yang diambilnya itu benar!Mungkin karena Devin terlalu terburu-buru dalam membela diri, meskipun bicaranya terlihat tenang, tetap saja telah menunjukkan celah. Jemmy mengangkat mata menatap Devin tatapan yang dalam, lalu menoleh untuk mengambil teh.Reza memandangnya dengan tenang, lalu berkata dengan tersenyum tipis, “Kalau begitu, terima kasih, Tuan Devin!”“Tuan Reza tidak usah sungkan. Hubungan Rose dan Sonia sangat akrab. Kita itu juga teman!” ucap Devin dengan lembut.Reza sedikit mengangguk. Kebetulan ada panggilan masuk. Topik pembicaraan pun berhenti sampai di sini.Rose meninggalkan Devin untuk mengobrol dengan Reza dan yang