Reza melirik Jason sekilas. “Sudahlah, aku lebih suka sama yang sekarang.”Jason tersenyum lebar dan tidak membantah.Bondan berjalan mendekati mereka, lalu mengajak mereka untuk main poker bersama. Reza pun berkata, “Kalian main saja, aku ingin duduk sebentar di sini.”Jason tersenyum. “Kenapa? Bahkan ketika Sonia lagi nggak ada di sini, kami juga nggak mau main sama kamu?”Raut wajah Reza terlihat datar. “Kamu kira aku datang tiap hari ke sini karena kangen sama kalian?”Semua orang langsung tertawa terbahak-bahak. Jason berlagak sakit hati, “Pertemanan selama 20 tahun. Hatiku hancur berkeping-keping.”Reza pun tersenyum sinis. “Sini kupungut, lalu kurekat. Jangan berakting lagi!”Jason pun tertawa. “Kata siapa aku lagi akting? Kamu jangan fitnah aku!”Selesai berbicara, Jason tidak lagi bercanda, lalu bertanya, “Kapan Sonia kembali?”“Dua tiga hari lagi!” Reza memainkan mancis di tangannya. Raut wajahnya spontan berubah lembut.…Di dalam kamar pasien dirawat seorang pasien lelaki
Sonia mengerutkan keningnya, langsung berjalan menghampiri si wanita dan bertanya, “Memangnya kamu lihat kami berdua lagi peluk-pelukan?”Si wanita terkejut refleks memalingkan kepalanya. Ketika melihat tatapan sinis Sonia, dia pun tersenyum lalu berkata, “Aku cuma bercanda … bercanda, doang!”Selesai berkata, si wanita langsung berlari dengan terburu-buru.Sonia membawa sekotak bubur ke dalam kamar. Saat ini si wanita sedang minum. Ketika melihat Sonia berjalan ke dalam, dia pun langsung memiringkan badannya berlagak tidak melihat Sonia.Sonia juga tidak meladeninya, langsung berjalan meletakkan kotak bubur ke atas meja, kemudian menyuapi Yandi.Selesai makan, kebetulan dokter datang untuk melakukan pemeriksaan. Sonia pun mengisi termos.…Bondan datang untuk menjenguk teman yang mengalami cedera. Saat Bondan berjalan ke lorong, dia menemukan bayangan tubuh yang agak familier baginya. Dia pun mempercepat langkahnya ingin menyapa Sonia, tapi dia malah melihat Sonia menenteng termos lal
Reza berdiri dengan kedua tangan di dalam saku celana. Bayangan tubuhnya semakin menjauh. Sonia berusaha untuk mengejarnya, dan tiba-tiba si lelaki membalikkan badannya dan bertanya dengan nada menyindir, “Ternyata yang di dalam kamar itu kakekmu?”Sonia merasa bersalah. Dia menunduk, lalu berkata, “Maaf, aku sudah bohongi kamu. Aku nggak pergi ke Atria.”“Siapa dia?” tanya Reza.“Temanku.”Reza tersenyum sinis. “Kamu bahkan bisa tidur seranjang sama seorang teman?”Sonia terkejut, spontan mengerutkan keningnya. Tapi dia tidak menjelaskan.Melihat reaksi Sonia, Reza pun semakin murka lagi. Dia teringat malam di saat Sonia pergi waktu itu, Reza merasa sangat panik lantaran khawatir Sonia bertemu dengan orang jahat. Reza bahkan khawatir kakak sepupunya tidak datang tepat waktu untuk menjemput Sonia. Dia khawatir terjadi masalah dengan keluarga Sonia. Reza bahkan kepikiran untuk mengendarai mobil pergi mencari Sonia di Atria.Namun Sonia malah mengelabuinya. Reza pun merasa semua yang dik
Dua jam lalu, mereka sedang rapat bersama. Tiba-tiba Reza menerima panggilan, dan menyuruh Chandra untuk memimpin rapat, kemudian langsung meninggalkan rapat.Gina berkata, “Sudah kembali. Pak Reza sudah kembali dari satu jam lalu. Tapi raut wajahnya jelek banget, sepertinya dia lagi marah.”Biasanya Reza jarang emosinya. Gina ingat waktu itu suasana hati Reza tidak bagus, dia pun sempat emosi berhari-hari. Kali ini sepertinya masalah lebih serius lagi.“Kenapa?” tanya Chandra dengan tidak kebingungan. Jelas-jelas Reza baik-baik saja sewaktu rapat tadi.Gina menggeleng. “Nggak tahu, suasana hatinya sudah jelek semenjak pulang tadi.”Chandra mengerutkan kening, lalu berjalan pergi.Saat sore hari, Reza tidak keluar dari kantor. Celine membawa beberapa dokumen, lalu bertanya pada Gina, “Apa Pak Reza sudah makan siang?”“Belum, aku ingin pesanin makanan buat Pak Reza, tapi Pak Reza bilang dia nggak mau.”Celine berpikir sejenak, lalu mengetuk pintu.“Masuk!” Suara si lelaki terdengar sang
Saat Sonia berbaring di atas ranjang, waktu pun sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Dia dapat mencium aroma si lelaki di dalam selimut. Sonia spontan mengambil ponsel, lalu mengetik.[ Aku nggak seharusnya bohongin kamu. Maaf, kami cuma teman biasa saja. ]Sonia mengira Reza sudah tidur saat ini. Tak disangka, dia malah membalas dengan secepat ini.Dia segera mengambil ponselnya, dan raut wajahnya semakin memucat.[ Nggak usah jelaskan sama aku. Dengan hubungan kita, kamu nggak perlu jelaskan apa-apa. ]Sewaktu di rumah sakit waktu itu, Sonia pun terluka dengan ucapannya. Tapi begitu kembali ke Imperial Garden, momen kebersamaan mereka terus muncul di benaknya. Sonia merasa Reza hanya sedang emosi saja.Jadi Sonia memberanikan diri untuk mendekati Reza. Namun setiap tulisan yang dibalas Reza seolah-olah sedang menamparnya.Benar apa kata Reza. Sonia sudah menyalahartikan hubungan mereka. Dia sudah salah paham dengan statusnya.…Keesokan harinya, Sonia kembali bekerja di Kasen.Jas
Si lelaki melirik wajah Sonia, lalu mengangguk. “Keluar sana!”Sonia membawa nampan mengikuti langkah Sunny. Setelah sampai di tempat yang agak sepi, Sunny baru berpesan, “Tamu di ruangan itu namanya Pak Zein. Kelak kalau kamu melayani ruangan itu, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatian.”“Pak Zein biasanya akan dilayani oleh wanita pendamping tetap, kamu jangan asal perkenalkan orang lain sama dia. Kalau dia pesan minuman, kamu mesti buka di hadapannya. Kalau dia nggak manggil, jangan masuk ke ruangannya.”Sonia mengiakan, “Aku sudah ingat!”“Emm, kamu cukup layani ruangan 6616 saja. Mengenai yang lain, kamu nggak usah urus. Kak Wulan sudah berpesan kepadaku untuk menjagamu. Kalau ada urusan, kamu bisa cari aku,” ucap Sunny dengan tersenyum.Sonia pun tersenyum. “Terima kasih, Kak Sunny.”Dua hari kemudian, Reza datang berkunjung ke Kasen. Sera datang menyapanya, “Sonia lagi di lantai enam untuk gantiin jadwal Wulan. Aku akan panggil dia naik sekarang.”Jason menyalakan rokok, lal
Bondan duduk di seberang Reza. Ketika melihat pelayan yang memasuki ruangan diganti menjadi Devi, dan melihat Reza bahkan tidak mengangkat kepalanya ketika Jason mengungkit nama Sonia, Bondan yakin telah terjadi sesuatu di antara mereka.Mungkin semuanya berhubungan dengan panggilannya waktu itu. Kemudian Reza menang dua kali pada ronde berikutnya, tapi raut wajahnya masih terlihat sangat datar. Semua orang sedang mengobrol dengan senangnya, tapi dia malah terlihat sangat murung.Beberapa hari kemudian, terkadang Reza akan datang ke Kasen. Kalau bukan bermain kartu dengan Jason, dia pun duduk sendirian di sofa. Dia tidak pernah sekali pun mengungkit nama Sonia.Jason merasa mereka berdua sepertinya benar-benar sudah putus.Biasanya ekspresi Reza terlihat sangat datar. Tidak ada yang bisa menebak apakah dia sedang gembira atau sedih. Jadi orang yang tidak tahu masalah tidak menyadari ada yang aneh dengan dirinya. Hanya saja, sebelumnya Reza sudah membulatkan tekadnya untuk tidak meroko
“Bagus, bagus, gimana kabar keluargamu?” tanya Yandi.“Semuanya baik-baik saja.” Si lelaki tersenyum. “Adik perempuanku juga sudah kuliah tahun kedua.”Yandi bertanya, “Kenapa kamu bisa ada di sini?”Adiknya Jimmy membalas, “Kaki ayahku patah karena jatuh dari atas gunung. Sekarang dia lagi diopname. Aku lagi jaga dia.”“Ohh!” balas Yandi, lalu mengeluarkan uang dari sakunya. “Aku cuma bawa segini saja. Kamu ambil sana. Beri aku nomor rekeningmu, biar aku transfer kamu.”Si lelaki terkejut. “Apa yang lagi kamu lakukan?”Yandi berkata, “Orang tuamu susah payah membayar uang sekolah kamu dan adikmu. Sekarang ayahmu malah masuk ruang sakit. Aku dan kakakmu adalah teman yang sangat baik. Anggap saja ini uang dari kakakmu.”Si lelaki kembali menolak pemberian Yandi. “Terima kasih. Tapi nggak usah, kami punya duit, serius!”“Kamu baru tamat kuliah, dan belum dapat kerjaan. Dari mana kamu punya uang?” Yandi tidak percaya.“Serius!” Si lelaki tersenyum bodoh. “Kakakku selalu mengirim uang untu
“Bagaimana dengan sekarang? Sekarang kamu sudah tahu Yana itu putrimu. Apa rencanamu selanjutnya?” tanya Sonia.Jason menatap Sonia dengan tatapan sakit dan juga tegas. “Aku mencintainya, ingin menikah dengannya. Meskipun aku tidak tahu Yana itu anakku, aku juga sudah memiliki pemikiran seperti ini!”Sonia mengangguk dengan tersenyum. “Oke, aku percaya sama omonganmu!”“Apa kamu bisa beri tahu aku masalahnya di Kowloon?” tanya Jason, “Dia melahirkan Yana di rumah sakit mana? Dia tinggal di mana?”“Oke, aku akan beri tahu semua yang ingin kamu ketahui!”Sonia menceritakan kondisi Kelly ketika baru tiba di Kowloon, juga menceritakan dia bertemu dengan ibu kos yang ramah dan juga kehidupan Kelly selama di Kowloon. Dia memberi tahu semuanya kepada Jason dengan saksama.“Saat kandungan Kelly genap berusia delapan bulan, dokter mengatakan tali pusar melilit leher Yana. Yana memiliki risiko kehilangan oksigen kapan saja. Jadi, aku dan Ranty pun memutuskan mempercepat persalinan Yana melalui o
Jason mengendarai mobil dengan kecepatan kencang. Saat tiba di Gedung Anggrek, hari sudah sore hari.Setelah memasuki rumah, tidak ada siapa pun di dalam ruang tamu. Namun, pintu kamar malah dalam keadaan dikunci.Jason mengetuk pintu. “Kelly, buka pintu!”Tidak terdengar suara dari dalam.“Kelly, kamu selalu bersembunyi di saat ada masalah. Kapan kamu bisa mengubah kebiasaan burukmu ini?” Jason menopang dinding dengan dua tangannya. Kemudian, salah satu tangannya diangkat untuk menekan-nekan keningnya. “Buka pintunya. Kita bicarakan masalah ini dulu!”“Kelly, malam itu aku kehilangan kesadaranku. Aku tidak ingat kalau wanita itu adalah kamu. Tapi, kamu sendiri yang taruh obat. Kamu juga tidak bisa menyalahkanku!”“Kelly, apa kamu benar-benar berencana untuk merebut hakku sebagai ayahnya Yana?”Tiba-tiba terdengar suara buka pintu rumah. Sonia pun mengerutkan keningnya. “Kak Jason?”Jason berjalan ke dalam. “Sonia.”“Kenapa kamu bisa ada di sini?” tanya Sonia.“Aku tahu Yana itu putrik
“Terima kasih, Kak Jason! Aku akan langsung pergi setelah menerima uang itu!”…Setelah Yerin pergi, anggota Robi datang untuk melapor. Robi segera menghubungi Reza. “Pak Reza, anaknya Bu Kelly sudah dibawa pergi Pak Jason!”Ujung bibir Reza sedikit melengkung ke atas. Dia berkata dengan suara datar, “Oke, kalian bubar saja!”“Bagaimana dengan masalah Yerin?” tanya Robi.Reza terdiam sejenak, baru berkata, “Kamu tidak usah urus masalah dia lagi. Biarkan dia pergi!”“Baik!”…Jason membawa Yana kembali ke rumahnya.Yana yang duduk di baris belakang itu berkata dengan kening berkerut, “Paman, aku mau cari Ibu!”Jason menoleh untuk menatapnya. Senyuman di wajah Jason sangatlah lembut. “Panggil Ayah!”Yana memiringkan kepala kecilnya. “Apa kita mau main rumah-rumahan?”“Bukan permainan. Aku itu memang ayahmu. Ke depannya, kamu mesti panggil aku Ayah!” Jason spontan tersenyum. “Apa kamu merasa gembira?”“Emm.” Yana mengangguk.“Kalau begitu, coba panggil dulu!”Yana berkata dengan suara im
Jason juga tidak menghiraukan Kelly. Dia menatap Yerin yang menunjukkan ekspresi bingung, lalu berkata dengan datar, “Katakanlah! Apa yang sebenarnya terjadi pada tiga tahun lalu? Setelah kamu mengatakannya, aku akan suruh anggotaku untuk transfer uang ke kamu. Tapi, aku hanya ingin mendengar kenyataan. Jangan ada yang ketinggalan!”Yerin bahkan tidak berani bernapas terlalu kuat. Reza menyerahkan laporan tes DNA kepadanya. Jelas sekali Jason tertarik dengan masalah itu! Kelly baru pulang dari luar negeri. Dia melihat sikap Jason terhadap Yana bagai sedang melihat orang asing saja, dia mengira Kelly dan Jason tidak pernah bertemu lagi sebelumnya. Jadi, dia pun ingin mengambil kesempatan untuk menipu uang Jason.Lagi pula, setelah Jason merespons nanti, Yerin juga sudah melarikan diri. Uang itu cukup untuk menyelamatkan kekasihnya, bahkan cukup untuk hidupnya!Siapa sangka Jason malah memanggil Kelly kemari!Saat ini, Yerin baru menyadari bahwa dirinya telah dimanfaatkan oleh Reza! Yeri
Jason mengangkat kepalanya untuk melihat Yana. Dia sungguh merasa syok ketika melihat kedua mata berkilauan anak perempuan itu. Dia merasa kilauan cahaya di mata Yana telah menyingkirkan awan mendung di dalam hatinya.Jantung Jason berdetak kencang. Suaranya terdengar serak. “Yerin, kamu keluar dulu!”“Hah?” Yerin menatap Jason dengan tatapan bingung.“Keluar!” Suara Jason terdengar gemetar.Kedua mata Yerin berkilauan. Dia tidak berani tidak menuruti ucapan Jason. Dia berkata dengan penuh hati-hati, “Kalau begitu, aku tunggu di luar.”Selesai berbicara, Yerin pun berjalan keluar. Saat ini, hanya tersisa Jason dan Yana di dalam rumah.Jason berdiri untuk berjalan ke hadapan Yana. Dia setengah berjongkok di depan Yana, lalu mengusap wajah imut si anak perempuan. Pandangan Jason seketika menjadi buram.Sejak Jason memasuki ruangan, Yana pun tidak merasa takut lagi. Dia menatap Jason dengan sedikit mengerutkan keningnya. “Paman.”“Aku itu Ayah!” Jason memeluk kedua pipi Yana, lalu menempe
Setengah jam kemudian, Jason pun tiba di Nine Street Mansion. Dia membuka pintu ruangan. Ketika melihat sosok Yana yang sedang duduk di samping Yerin, dia spontan menyipitkan matanya.Yana juga melihat Jason. Kedua mata besarnya berlinangkan air mata. Dia kelihatan sangat takut, tapi dia tidak berbicara hanya duduk di tempat saja.“Kak Jason, sudah lama nggak ketemu!” Yerin berdiri. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu, ketika melihat pria tampan di hadapannya, hatinya masih saja bergejolak.Jason sungguh merasa curiga. Tidak terlihat ekspresi apa pun di wajahnya. Dia mengangguk sedikit kepalanya, lalu duduk di hadapan Yerin.“Untuk apa mencariku?”Setelah Yerin melihat sikap Jason terhadap Yana, dia semakin yakin dengan pemikirannya lagi. Jason tidak tahu dengan keberadaan Yana. Kelly malah menyembunyikannya dari Jason. Dasar bodoh!Hanya saja, pilihan bodoh Kelly telah membantu Yerin!Yerin menatap Jason dengan raut lembut. “Kak Jason, selama beberapa tahun ini, kehidupanku di l
[ Yerin, kamu bawa Yana ke mana? ][ Aku akan kembalikan uangmu. Aku akan segera bayar utangku. Angkat teleponku! ][ Aku mohon sama kamu. Jangan sakiti Yana! ]“Kelly, kamu jangan panik. Yerin janji dia tidak bakal lukai Yana,” bujuk Sandora yang berdiri di samping.Kelly langsung memalingkan kepala untuk menatapnya. “Kamu sengaja, ‘kan? Waktu itu, kamu menjualku. Kali ini, kamu malah mau jual Yana-ku?”Sandora menggeleng dengan panik. “Nggak!”Kelly menatap Sandora dengan tatapan tidak percaya. Terlintas kebencian di dalam matanya. Dia sungguh merasa geram. “Kenapa kamu kejam sekali? Kenapa kamu berbuat seperti ini? Apa yang aku lakukan untuk keluarga ini masih belum cukup? Apa kamu mau memaksaku sampai mati?”“Kelly, dengarkan aku!” Sandora menarik tangan Kelly. “Kamu cukup beri uang kepada Yerin. Dia tidak akan melukai Yana!”“Awas!” Kelly menepis tangan Sandora. Dia berusaha untuk menahan rasa sakit di hatinya, lalu menatap Sandora dengan tatapan kalut. “Kamu nggak pantas untuk ja
Yerin menggenggam ponselnya. Jantungnya berdetak kencang! Apa dia ingin mengambil risiko ini?Namun selain cara ini, sepertinya Yerin sudah tidak memiliki jalan lain lagi. Anggota keluarga Yerin tidak suka dengan kekasihnya. Sebelumnya Yerin pernah meminta uang dari keluarganya, sekarang keluarganya juga tidak memedulikan Yerin lagi. Rumahnya di Negara Madani juga sudah dijual. Namun, uang masih belum terkumpul.Benar apa kata Reza. Meski meminta uang 200 juta dari Kelly, Yerin juga tidak bisa menyelamatkan kekasihnya! Lebih baik, Yerin bertaruh saja!Yerin memalingkan kepalanya melihat Yana dengan raut penuh curiga. Apa Jason akan peduli dengan anaknya Kelly? Jangan-jangan Yana adalah anaknya Jason? Hanya saja, bukannya Yana adalah anak yang dikandung Kelly ketika sekolah di luar negeri?Apa yang ingin Reza berikan kepada Yerin? Saat ini, Yerin sudah tidak sabaran ingin mengetahuinya!Yerin membawa Yana meninggalkan apartemen. Dia tidak turun tangan sendiri dalam mengambil barang di
Robi mengiakan. Setengah jam kemudian, Robi menelepon Reza lagi. “Pak Reza, Yerin sudah kembali. Aku juga menemukan Yerin memiliki kekasih baru di Negara Madani. Kekasihnya kalah banyak dalam judi. Dia sedang ditahan. Yerin sedang sibuk mencari uang untuk menebus kekasihnya!”Terlukis ekspresi sinis di wajah Reza. “Aku mengerti.”Robi berkata, “Gimana kalau kita utus orang untuk mencari Yerin? Sandora pasti akan menyerahkan anak itu kepadanya.”Reza berpikir sejenak. “Sementara ini tidak usah dulu. Kamu urus masalah yang lain saja. Biar aku saja yang mengurus masalah Yerin.”“Baik!” jawab Robi dengan hormat.Reza duduk di bangku dengan pena mengetuk meja. Saat dia sedang berpikir bagaimana cara memberi kode kepada Jason, tiba-tiba ada yang datang. Bagus sekali!…Sandora menaiki taksi selama satu jam baru tiba di tempat yang dikatakan Yerin. Akhirnya mereka tiba di sebuah gedung apartemen yang letaknya terpencil.Yerin melihat Yana dengan tersenyum. “Bibi memang hebat!”Sandora menyera