Home / Romansa / Jatuh Cinta Pada Adik Musuh / 152. Kepercayaan Sudah Tidak Ada Artinya

Share

152. Kepercayaan Sudah Tidak Ada Artinya

Author: Flutterby
last update Last Updated: 2024-11-28 09:01:30

Sekar melirik Kayden di sebelah Oda. Tatapan mereka bertemu. Detik berikutnya Kayden membuang muka.

"Udah lama?" Tanya Oda lagi.

"Sekar baru kok pulang." Sekar mengintip Kayden lagi. Pemuda itu sedang sibuk dengan ponsel di tangannya. Atau pura-pura sibuk.

"Itu kemoceng buat apa? Bukannya kamu musuhan." Oda terkekeh sambil mengusap rambut Sekar. Sekar menghela nafas berat. Dia lalu memandang Kayden.

"B-bang Kay, Sekar-"

"Kayden ke atas dulu, bang. Capek." Kayden memotong ucapan Sekar. Dia bangkit berdiri dan melewati Sekar begitu saja.

Sekar menggigit bibirnya. Dia menatap punggung Kayden yang semakin menjauh.

Oda menggeleng lucu. "Jadi kemocengnya kamu siapin buat minta hukuman dari Kayden? Kamu habis bikin salah apa memangnya?"

"Kamu pacaran lagi sama pemuda itu?" Tebak Oda.

Sekar melototkan matanya. Dia menggeleng keras-keras. Sudah dua kali dia d
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    153. Kebutuhan Akting

    Sekar mengerucutkan bibirnya. Hilang sudah semua rasa bersalahnya. Dia mencondongkan tubuhnya kemudian mencubit pinggang Kayden dengan keras hingga cowok itu melolong. "Ngapa sih, Kar? Sakit tau pinggang gue." Kayden mengusap-usap area pinggangnya. "Bang Kay tuh drama. Orang cuma salah ketemu Gio diam-diam yang dibahas sampai gak pantes bahagia di dunia lah." Sekar mencibir dan memutar bola matanya. Sudut bibir Kayden terangkat. Dia menjulurkan tangannya dan meraih cangkir susu di atas meja. Sekar mencibir. "Kirain mau ambil rokok." Kayden terkekeh. "Kagak lah. Masih pait lidah gue. Gilak. Kagak enak begitu tapi lu pada malah doyan." Sekar terkekeh. "Sini Sekar bantu habisin." Matanya berkilat memandang sebungkus rokok di atas meja. Namun sebelum tangannya berhasil, seseorang sudah mendahuluinya. Kayden memasukkan bungkus rokoknya ke dalam saku celana. Sekar mengerucutkan bibirny

    Last Updated : 2024-11-29
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    154. Tukang Pukul

    Kemarin setelah pengampunan Kayden dan penyelesaian hukuman kemoceng, melihat wajah Kayden yang masih masam, Sekar dengan kesadaran diri menyerahkan ponselnya sebagai barang sitaan. Kayden sudah berjanji untuk mengembalikannya pagi ini. Kayden meringis. "Beneran lupa gimana. Lagian gue tebak juga hapenya pasti mati. Baterenya udah merah, kan, kemaren?" Sekar memicingkan matanya. "Ya, terus gak abang cas-in?" "Ya orang hapelu ngapain gue yang repot ngecasin." Kayden terkekeh. Dia lalu mematikan layar ponselnya dan menyerahkannya pada Sekar. "Pakai punya abang dulu. Maaf ya~" Sekar terpaksa menerimanya. Tapi matanya menatap Kayden dengan tidak ramah. Kayden terkekeh. Dia kemudian mengacak puncak kepala Sekar. "Tunggu di sini. Gue panggilin John buat anter lu." *** "Kar~" Anna yang duduk paling dekat dengan

    Last Updated : 2024-11-30
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    155. Sekar Cantik

    Mata Sekar berkedut-kedut. "Iko bang-sat." Katanya. Tangannya meraih botol air mineral yang tinggal setengah dan melemparkannya ke muka Ricko. "Ganas banget, sih." Ricko mengusap-usap sebelah pipinya yang kemerahan. Dia menatap Gio dengan nelangsa. Gio terkekeh. "Lu sendiri yang nyari masalah." Katanya. Dia kemudian mengambil ponsel di tangan Ricko dan memperbesar foto dua perempuan yang sedang berangkulan di layar. Matanya memicing hingga tinggal segaris. "Lo kenal gak?" Musthofa ikut mendekati ranjang Gio. "Kita dapat setelah mulihin email dia. Dapat dipastiin satu di antara dua orang itu adalah yang minta tante lo buat fitnah lo. Mereka mulai sering bertukar pesan sebulan sebelum kejadian." "Kenapa ada dua orang di foto?" Gio menolehkan kepalanya pada Musthofa. "Kemungkinan tante lo udah saling kenal se

    Last Updated : 2024-12-01
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    156. Alice

    Jantung Kayden berdebar kencang. Rautnya berubah tegang. "Kenapa Gio? Dokter bilang apa?" "G-Gio kritis. K-kata dokternya umurnya udah gak lama lagi." Sekar kebetulan melirik Gio yang juga sedang menatapnya dengan tajam. Sekar meneguk ludahnya dan buru-buru mengalihkan pandangannya ke lain. "Kata John, lo bilang Gio dah baikan. Lo jangan becanda." Kayden bangkit berdiri. Terdapat lapisan keringat di jidatnya. Sekar meneguk ludahnya. "G-Gio tiba-tiba kejang-kejang tadi. Abang sini. S-Sekar takut." Sekar melirik Gio yang sekarang menatapnya dengan seringai menyeramkan. "Ya, bang Kay ke sini. Sekar takut." Suaranya merengek. Kali ini gadis itu benar-benar takut. "Kirim lokasinya. Gue ke sana sekarang." Terdengar suara Kayden yang bergetar seperti sedang berlari. "Iya. Bang Kay jangan lama." Sekar menutup teleponnya.

    Last Updated : 2024-12-08
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    157. Bahkan sampai ke bulan

    Sekar menjentikkan jarinya. "Iya, tante Alice. Sekar baru ingat namanya. Tante ini yang suka sok akrab sama bang Kay itu, kan? Yang bibirnya merah kayak cabe." Kayden mengangguk. Tangannya mengepal erat. Matanya kemudian bertemu dengan Gio yang berbaring di atas ranjang. Kayden melihat dari bahu hingga lengan pemuda itu berbalut perban. "Gue gak pernah ngianatin lo, Kay. Lo udah kayak saudara kandung gue. Sekali pun gue gak pernah punya niat gak baik sama lo." Kayden berjalan menghampiri Gio. "Gue minta maaf." "Ngomong apa. Gue gak pernah nyalahin lo sama sekali." Gio tersenyum. Matanya berkaca-kaca. "L-lo gak benci gue? Gue pasrah kalo lo mau mukulin gue." Gio menggeleng kemudian merentangkan tangannya. "Gue cedera begini lo suruh mukulin. Mending peluk gue. Kangen gue sama lu." Pemuda itu terkekeh. Kayden berjengit jijik tapi detik berikutnya Kayden benar-benar memeluk Gio. Mat

    Last Updated : 2024-12-09
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    158. Balas Dendam

    Sekar berlari kecil memasuki rumah sendiri. Dari jauh dia tersenyum melihat Kayden duduk berdampingan dengan Gio. "Abang~" Sekar memanggil dan kedua orang itu langsung menengadahkan kepalanya. "Gue yang dipanggil." Kayden berdecak tidak puas pada Gio. Dia menepuk sisi sofa yang kosong di kanannya. "Gue juga abangnya." Gio memutar mata. Dia lalu bergeser sehingga menciptakan jarak di antara dia dan Kayden. Dia lalu menarik tangan Sekar untuk duduk di sana. Kayden menatapnya dengan tidak puas. "Lu baru tiga hari di sini udah semena-mena ya!" Gio terkekeh dan mengibaskan tangannya tak peduli. Dia lalu merapikan anak rambut Sekar yang menempel di dahi. "Ke mana aja tadi sama Shaka? Itu bawa apa?" Gio melirik kantung plastik hitam yang mengeluarkan aroma yang sudah dihapal Gio. "Telur gulung." Sekar terkikik senang. "Tadi Shaka belinya banyak banget, sebagian udah Sekar kasih sama ban

    Last Updated : 2024-12-10
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    159. Cengkeh dan Kayu Manis

    Sekar mengernyitkan dahinya melihat banyak bangunan yang dilewatinya. Dia menarik ujung jaket Shaka di depannya. Shaka menatapnya lewat spion. "Kenapa?" Tanyanya. "Ini bukan jalan ke apart aku. Katanya mau nganter pulang?" "Iya. Tapi kita ke rumah orang tuanya Bella dulu, ya." Mata Sekar melotot. "Rumah orang tua kamu dong?" Katanya horor. Shaka terkekeh. "Iya, rumah calon mertua kamu juga dong. Aku mau ngenalin kamu ke mereka." "Shaka ini-" Sekar menggigit bibirnya. Dia bahkan tak tau harus mengatakan apa. Dia panik. "Gapapa kok. Orang tua aku gak galak. Kamu tenang aja." "Tapi kita baru pulang sekolah." "Kan emang jam pulang sekolah." "Masa gak siap-siap dulu. Gak bawa buah tangan juga." "Apa yang mau disiapin sih, cantik. Jangankan ke rumah aku, ke KUA

    Last Updated : 2024-12-11
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    160. Terakhir Kalinya

    Sekar menganggukkan kepalanya dan tersenyum. "Iya." Jawabnya. Shaka tersenyum puas. Dia mengacak gemas pucuk kepala Sekar. "Yaudah kalo gitu aku tinggal dulu, ya." Sekar langsung menaikkan pandangannya menatap Shaka. Shaka tersenyum manis dan meraih tangan Sekar. "Bentar aja. Ini barang bang Mustopa ada yang kebawa sama aku. Dia butuh sekarang." Sekar mengeratkan genggaman tangannya. Dia takut melihat pandangan tidak suka Ratna di belakang punggung Shaka. "Ya. Bentar doang kok. Janji abis itu gak kelayapan ke mana-mana. Lagian kan di rumah ada mama. Kalian bisa masak-masak seru lagi. Bisa belajar masak karedok juga. Itu tuh masakan sunda kesukaan aku. Kamu harus belajar bikin itu. Biar aku tambah tergila-gila sama kamu." Shaka membisikkan kalimat terakhir. "Ya ma, Shaka

    Last Updated : 2024-12-12

Latest chapter

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    165. Tiga Dadu

    "Kar~" Shaka langsung bangkit saat melihat Sekar muncul di belokan lantai apartemennya. Hatinya yang tergantung seharian ini akhirnya bisa merasakan kelegaan. Shaka mendekat dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya. "Kamu ke mana aja~? Seharian aku ngawatirin kamu. Aku takut kamu kenapa-napa." Tubuh Sekar membeku. Shaka tak menyadari keanehannya. Tangannya mengusap puncak kepala Sekar dengan sayang. "Sayang?" Shaka menundukkan kepalanya hingga wajahnya sejajar dengan Sekar. Sekar mundur ke belakang dan menundukkan kepalanya dalam-dalam. Kata-kata orang tua Shaka kemarin terngiang lagi di benaknya. Mata Sekar berembun lagi. "Kar, kamu kenapa?" "A-aku gak papa." Sekar menolehkan wajahnya ke samping saat tangan Shaka hendak menyentuh dagunya. "A-aku capek mau istirahat. Kamu sebaiknya pulang." Sekar mendorong bahu Shaka kemudian segera mem

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    164. Panggilan Kesukaan

    "Iya, tapi kita kan posisinya juga lagi bolos. Ntar lo bebas mau galakin kalo lo lagi gak bolos. Ini kita sama jatohnya. Kagak malu lo?" Gio mengembalikan spatulanya ke tangan Kayden. "Aduk lagi. Jan lupa tambahin aer dikit." Perintahnya. Gio kemudian mendekati Sekar lagi. Gio menepuk puncak kepala Sekar dua kali sambil mengedipkan sebelah matanya. Sekar mengulum senyumnya. "Seneng, kan, lo sekarang ada yang bela." Kayden melototi Sekar. Sekar berpura-pura tidak melihatnya. "Sekali ini gue gak marah. Tapi besok-besok janji jangan bolos lagi." Kata Kayden lebih lembut. Sekar menganggukkan kepalanya dengan patuh. Setelahnya baru dia berani mendekati Kayden. "Bang Kay masak apa?" Tanyanya manja. "Mie rebus." Kata Kayden. Dia lalu menyerahkan spatula di tangannya. "Bantu adukin." Katanya. Dia lalu mulai memecahkan tujuh butir telur. "Banyaknya~" Sekar membulatkan mulutnya melihat mie di dalam panci

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    163. Jangan-jangan Ada Maling

    Kayden terkekeh. Dia dengan semangat menunggu bagaimana Gio akan menghadapi Sekar yang curigaan. "Beneran habis putus. Astaga. Kan liat sendiri selama gue dirawat di rumah sakit gak ada yang jenguk gue. Kalo ada pacar kan gak mungkin gue gak dijenguk." Gio mendelik sebal. Sekar terkekeh. "Terus kok kenapa bisa putus?" "Kepo lu!" Gio mengusap wajah Sekar dengan telapak tangannya. "Paling habis diselingkuhin kan lo?" Kayden tersenyum mengejek. Gio bungkam. Hanya matanya yang melirik sinis Kayden. Kayden terbahak-bahak dan memukul pahanya sendiri. "Anji-ng. Beneran habis diselingkuhin?" "Setan lu!" Gio menarik bagian depan rambut Kayden. Bibirnya cemberut. Sekar terkekeh lucu. "Gio jomblo aja juga, biar kayak Sekar sama bang Kay~" Sekar mengh

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    162. Rasa Seafood

    Mata Kayden berkedut kesal. "Biasa juga gue. Ada lu aja makanya jadi elu." "Ya berarti selama ini pelayanan lu kagak memuaskan. Gitu aja kagak ngarti." "Heh mulut lu!" Kayden melototkan mata. Kemudian adegan jambak menjambak terjadi lagi. Sekar beralih duduk di single sofa. Dia melanjutkan memakan cikinya dan cengengesan melihat kelakuan keduanya. "Kok lo gak misahin gue sama Kayden?" Gio menahan tangan Kayden yang hampir menyentuh rambutnya yang acak-acakan. Dia menatap Sekar tak puas. Begitu juga Kayden. "Abang berantemnya seru. Sekar mau nonton." Sekar memamerkan senyumnya. Mata Gio dan Kayden berkedut kesal. Mereka lalu berpisah dan duduk diam seperti semula. "Sini lagi," Kayden menunjuk tengah-tengah sofa yang kosong. Sekar dengan cemberut kembali duduk di sana.

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    161. Mirip Emak-emak

    Sekar sedang duduk di atas permadani dengan berbagai bumbu dapur menghampar di depannya. Di sebelah gadis itu masih menyala laptop yang layarnya menampilkan beragam informasi tentang bumbu-bumbuan beserta gambarnya. "Yang ini pedas!" Sekar menjauhkan butiran kecil berwarna putih di tangannya. Dia baru saja membauinya. Rasa pedas memenuhi rongga hidungnya. "Lagi apa?" Sekar menoleh ke belakang dan langsung tersenyum lebar. "Bang Kay~ Bang Kay datang sama Gio~" Sekar lekas menumpahkan butiran merica di tangannya ke dalam mangkuk. Dia mengibas-ngibaskan tangannya ke ujung kaosnya kemudian mendekati Kayden dan Gio. Senyumannya semakin lebar saja. "Awas robek bibirnya senyum lebar-lebar." Kayden mencubit gemas sebelah pipi Sekar. "Biarin!" Sekar menjulurkan lidahnya. Senyumnya semakin lebar. Dia lalu menyerobot untuk berdiri di tengah-

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    160. Terakhir Kalinya

    Sekar menganggukkan kepalanya dan tersenyum. "Iya." Jawabnya. Shaka tersenyum puas. Dia mengacak gemas pucuk kepala Sekar. "Yaudah kalo gitu aku tinggal dulu, ya." Sekar langsung menaikkan pandangannya menatap Shaka. Shaka tersenyum manis dan meraih tangan Sekar. "Bentar aja. Ini barang bang Mustopa ada yang kebawa sama aku. Dia butuh sekarang." Sekar mengeratkan genggaman tangannya. Dia takut melihat pandangan tidak suka Ratna di belakang punggung Shaka. "Ya. Bentar doang kok. Janji abis itu gak kelayapan ke mana-mana. Lagian kan di rumah ada mama. Kalian bisa masak-masak seru lagi. Bisa belajar masak karedok juga. Itu tuh masakan sunda kesukaan aku. Kamu harus belajar bikin itu. Biar aku tambah tergila-gila sama kamu." Shaka membisikkan kalimat terakhir. "Ya ma, Shaka

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    159. Cengkeh dan Kayu Manis

    Sekar mengernyitkan dahinya melihat banyak bangunan yang dilewatinya. Dia menarik ujung jaket Shaka di depannya. Shaka menatapnya lewat spion. "Kenapa?" Tanyanya. "Ini bukan jalan ke apart aku. Katanya mau nganter pulang?" "Iya. Tapi kita ke rumah orang tuanya Bella dulu, ya." Mata Sekar melotot. "Rumah orang tua kamu dong?" Katanya horor. Shaka terkekeh. "Iya, rumah calon mertua kamu juga dong. Aku mau ngenalin kamu ke mereka." "Shaka ini-" Sekar menggigit bibirnya. Dia bahkan tak tau harus mengatakan apa. Dia panik. "Gapapa kok. Orang tua aku gak galak. Kamu tenang aja." "Tapi kita baru pulang sekolah." "Kan emang jam pulang sekolah." "Masa gak siap-siap dulu. Gak bawa buah tangan juga." "Apa yang mau disiapin sih, cantik. Jangankan ke rumah aku, ke KUA

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    158. Balas Dendam

    Sekar berlari kecil memasuki rumah sendiri. Dari jauh dia tersenyum melihat Kayden duduk berdampingan dengan Gio. "Abang~" Sekar memanggil dan kedua orang itu langsung menengadahkan kepalanya. "Gue yang dipanggil." Kayden berdecak tidak puas pada Gio. Dia menepuk sisi sofa yang kosong di kanannya. "Gue juga abangnya." Gio memutar mata. Dia lalu bergeser sehingga menciptakan jarak di antara dia dan Kayden. Dia lalu menarik tangan Sekar untuk duduk di sana. Kayden menatapnya dengan tidak puas. "Lu baru tiga hari di sini udah semena-mena ya!" Gio terkekeh dan mengibaskan tangannya tak peduli. Dia lalu merapikan anak rambut Sekar yang menempel di dahi. "Ke mana aja tadi sama Shaka? Itu bawa apa?" Gio melirik kantung plastik hitam yang mengeluarkan aroma yang sudah dihapal Gio. "Telur gulung." Sekar terkikik senang. "Tadi Shaka belinya banyak banget, sebagian udah Sekar kasih sama ban

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    157. Bahkan sampai ke bulan

    Sekar menjentikkan jarinya. "Iya, tante Alice. Sekar baru ingat namanya. Tante ini yang suka sok akrab sama bang Kay itu, kan? Yang bibirnya merah kayak cabe." Kayden mengangguk. Tangannya mengepal erat. Matanya kemudian bertemu dengan Gio yang berbaring di atas ranjang. Kayden melihat dari bahu hingga lengan pemuda itu berbalut perban. "Gue gak pernah ngianatin lo, Kay. Lo udah kayak saudara kandung gue. Sekali pun gue gak pernah punya niat gak baik sama lo." Kayden berjalan menghampiri Gio. "Gue minta maaf." "Ngomong apa. Gue gak pernah nyalahin lo sama sekali." Gio tersenyum. Matanya berkaca-kaca. "L-lo gak benci gue? Gue pasrah kalo lo mau mukulin gue." Gio menggeleng kemudian merentangkan tangannya. "Gue cedera begini lo suruh mukulin. Mending peluk gue. Kangen gue sama lu." Pemuda itu terkekeh. Kayden berjengit jijik tapi detik berikutnya Kayden benar-benar memeluk Gio. Mat

DMCA.com Protection Status