Share

154. Tukang Pukul

Penulis: Flutterby
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-30 21:28:51

Kemarin setelah pengampunan Kayden dan penyelesaian hukuman kemoceng, melihat wajah Kayden yang masih masam, Sekar dengan kesadaran diri menyerahkan ponselnya sebagai barang sitaan. Kayden sudah berjanji untuk mengembalikannya pagi ini.

Kayden meringis. "Beneran lupa gimana. Lagian gue tebak juga hapenya pasti mati. Baterenya udah merah, kan, kemaren?"

Sekar memicingkan matanya. "Ya, terus gak abang cas-in?"

"Ya orang hapelu ngapain gue yang repot ngecasin." Kayden terkekeh. Dia lalu mematikan layar ponselnya dan menyerahkannya pada Sekar. "Pakai punya abang dulu. Maaf ya~"

Sekar terpaksa menerimanya. Tapi matanya menatap Kayden dengan tidak ramah.

Kayden terkekeh. Dia kemudian mengacak puncak kepala Sekar. "Tunggu di sini. Gue panggilin John buat anter lu."

***

"Kar~" Anna yang duduk paling dekat dengan
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    155. Sekar Cantik

    Mata Sekar berkedut-kedut. "Iko bang-sat." Katanya. Tangannya meraih botol air mineral yang tinggal setengah dan melemparkannya ke muka Ricko. "Ganas banget, sih." Ricko mengusap-usap sebelah pipinya yang kemerahan. Dia menatap Gio dengan nelangsa. Gio terkekeh. "Lu sendiri yang nyari masalah." Katanya. Dia kemudian mengambil ponsel di tangan Ricko dan memperbesar foto dua perempuan yang sedang berangkulan di layar. Matanya memicing hingga tinggal segaris. "Lo kenal gak?" Musthofa ikut mendekati ranjang Gio. "Kita dapat setelah mulihin email dia. Dapat dipastiin satu di antara dua orang itu adalah yang minta tante lo buat fitnah lo. Mereka mulai sering bertukar pesan sebulan sebelum kejadian." "Kenapa ada dua orang di foto?" Gio menolehkan kepalanya pada Musthofa. "Kemungkinan tante lo udah saling kenal se

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    156. Alice

    Jantung Kayden berdebar kencang. Rautnya berubah tegang. "Kenapa Gio? Dokter bilang apa?" "G-Gio kritis. K-kata dokternya umurnya udah gak lama lagi." Sekar kebetulan melirik Gio yang juga sedang menatapnya dengan tajam. Sekar meneguk ludahnya dan buru-buru mengalihkan pandangannya ke lain. "Kata John, lo bilang Gio dah baikan. Lo jangan becanda." Kayden bangkit berdiri. Terdapat lapisan keringat di jidatnya. Sekar meneguk ludahnya. "G-Gio tiba-tiba kejang-kejang tadi. Abang sini. S-Sekar takut." Sekar melirik Gio yang sekarang menatapnya dengan seringai menyeramkan. "Ya, bang Kay ke sini. Sekar takut." Suaranya merengek. Kali ini gadis itu benar-benar takut. "Kirim lokasinya. Gue ke sana sekarang." Terdengar suara Kayden yang bergetar seperti sedang berlari. "Iya. Bang Kay jangan lama." Sekar menutup teleponnya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    157. Bahkan sampai ke bulan

    Sekar menjentikkan jarinya. "Iya, tante Alice. Sekar baru ingat namanya. Tante ini yang suka sok akrab sama bang Kay itu, kan? Yang bibirnya merah kayak cabe." Kayden mengangguk. Tangannya mengepal erat. Matanya kemudian bertemu dengan Gio yang berbaring di atas ranjang. Kayden melihat dari bahu hingga lengan pemuda itu berbalut perban. "Gue gak pernah ngianatin lo, Kay. Lo udah kayak saudara kandung gue. Sekali pun gue gak pernah punya niat gak baik sama lo." Kayden berjalan menghampiri Gio. "Gue minta maaf." "Ngomong apa. Gue gak pernah nyalahin lo sama sekali." Gio tersenyum. Matanya berkaca-kaca. "L-lo gak benci gue? Gue pasrah kalo lo mau mukulin gue." Gio menggeleng kemudian merentangkan tangannya. "Gue cedera begini lo suruh mukulin. Mending peluk gue. Kangen gue sama lu." Pemuda itu terkekeh. Kayden berjengit jijik tapi detik berikutnya Kayden benar-benar memeluk Gio. Mat

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    158. Balas Dendam

    Sekar berlari kecil memasuki rumah sendiri. Dari jauh dia tersenyum melihat Kayden duduk berdampingan dengan Gio. "Abang~" Sekar memanggil dan kedua orang itu langsung menengadahkan kepalanya. "Gue yang dipanggil." Kayden berdecak tidak puas pada Gio. Dia menepuk sisi sofa yang kosong di kanannya. "Gue juga abangnya." Gio memutar mata. Dia lalu bergeser sehingga menciptakan jarak di antara dia dan Kayden. Dia lalu menarik tangan Sekar untuk duduk di sana. Kayden menatapnya dengan tidak puas. "Lu baru tiga hari di sini udah semena-mena ya!" Gio terkekeh dan mengibaskan tangannya tak peduli. Dia lalu merapikan anak rambut Sekar yang menempel di dahi. "Ke mana aja tadi sama Shaka? Itu bawa apa?" Gio melirik kantung plastik hitam yang mengeluarkan aroma yang sudah dihapal Gio. "Telur gulung." Sekar terkikik senang. "Tadi Shaka belinya banyak banget, sebagian udah Sekar kasih sama ban

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    159. Cengkeh dan Kayu Manis

    Sekar mengernyitkan dahinya melihat banyak bangunan yang dilewatinya. Dia menarik ujung jaket Shaka di depannya. Shaka menatapnya lewat spion. "Kenapa?" Tanyanya. "Ini bukan jalan ke apart aku. Katanya mau nganter pulang?" "Iya. Tapi kita ke rumah orang tuanya Bella dulu, ya." Mata Sekar melotot. "Rumah orang tua kamu dong?" Katanya horor. Shaka terkekeh. "Iya, rumah calon mertua kamu juga dong. Aku mau ngenalin kamu ke mereka." "Shaka ini-" Sekar menggigit bibirnya. Dia bahkan tak tau harus mengatakan apa. Dia panik. "Gapapa kok. Orang tua aku gak galak. Kamu tenang aja." "Tapi kita baru pulang sekolah." "Kan emang jam pulang sekolah." "Masa gak siap-siap dulu. Gak bawa buah tangan juga." "Apa yang mau disiapin sih, cantik. Jangankan ke rumah aku, ke KUA

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    160. Terakhir Kalinya

    Sekar menganggukkan kepalanya dan tersenyum. "Iya." Jawabnya. Shaka tersenyum puas. Dia mengacak gemas pucuk kepala Sekar. "Yaudah kalo gitu aku tinggal dulu, ya." Sekar langsung menaikkan pandangannya menatap Shaka. Shaka tersenyum manis dan meraih tangan Sekar. "Bentar aja. Ini barang bang Mustopa ada yang kebawa sama aku. Dia butuh sekarang." Sekar mengeratkan genggaman tangannya. Dia takut melihat pandangan tidak suka Ratna di belakang punggung Shaka. "Ya. Bentar doang kok. Janji abis itu gak kelayapan ke mana-mana. Lagian kan di rumah ada mama. Kalian bisa masak-masak seru lagi. Bisa belajar masak karedok juga. Itu tuh masakan sunda kesukaan aku. Kamu harus belajar bikin itu. Biar aku tambah tergila-gila sama kamu." Shaka membisikkan kalimat terakhir. "Ya ma, Shaka

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    161. Mirip Emak-emak

    Sekar sedang duduk di atas permadani dengan berbagai bumbu dapur menghampar di depannya. Di sebelah gadis itu masih menyala laptop yang layarnya menampilkan beragam informasi tentang bumbu-bumbuan beserta gambarnya. "Yang ini pedas!" Sekar menjauhkan butiran kecil berwarna putih di tangannya. Dia baru saja membauinya. Rasa pedas memenuhi rongga hidungnya. "Lagi apa?" Sekar menoleh ke belakang dan langsung tersenyum lebar. "Bang Kay~ Bang Kay datang sama Gio~" Sekar lekas menumpahkan butiran merica di tangannya ke dalam mangkuk. Dia mengibas-ngibaskan tangannya ke ujung kaosnya kemudian mendekati Kayden dan Gio. Senyumannya semakin lebar saja. "Awas robek bibirnya senyum lebar-lebar." Kayden mencubit gemas sebelah pipi Sekar. "Biarin!" Sekar menjulurkan lidahnya. Senyumnya semakin lebar. Dia lalu menyerobot untuk berdiri di tengah-

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    162. Rasa Seafood

    Mata Kayden berkedut kesal. "Biasa juga gue. Ada lu aja makanya jadi elu." "Ya berarti selama ini pelayanan lu kagak memuaskan. Gitu aja kagak ngarti." "Heh mulut lu!" Kayden melototkan mata. Kemudian adegan jambak menjambak terjadi lagi. Sekar beralih duduk di single sofa. Dia melanjutkan memakan cikinya dan cengengesan melihat kelakuan keduanya. "Kok lo gak misahin gue sama Kayden?" Gio menahan tangan Kayden yang hampir menyentuh rambutnya yang acak-acakan. Dia menatap Sekar tak puas. Begitu juga Kayden. "Abang berantemnya seru. Sekar mau nonton." Sekar memamerkan senyumnya. Mata Gio dan Kayden berkedut kesal. Mereka lalu berpisah dan duduk diam seperti semula. "Sini lagi," Kayden menunjuk tengah-tengah sofa yang kosong. Sekar dengan cemberut kembali duduk di sana. "Rasa apa? Abang mau." Kayden menunjuk bungkus snack di tangan Sekar dan membuka mulutnya. Sekar menyuapkan snack panjang berbentuk jari keriting tersebut. "Rasa seafood. Enak gak?" Kayden mengacungkan je

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14

Bab terbaru

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    177. Tamat

    Dimas terkekeh dan menyingkirkan telunjuk Dewo yang menunjuk ke arahnya. "Jangan bilang kau juga tidak tau bahwa Sekar ke Paris dua bulan yang lalu." Mata Dewo berkilat kaget sekilas. Setelahnya dia berusaha terlihat normal. Tapi Dimas menyadari reaksi awalnya. Pria itu tersenyum sinis. Dia membuka galeri di ponselnya dengan menunjukkan rekaman singkat seorang gadis yang nampak mengerucutkan bibirnya. "Ayah Dimas." Ucap gadis dalam video. Mata Kayden dan Gio berkilat mendengar suara itu. Dan mereka bisa membayangkan wajah masam Sekar yang melakukannya di bawah paksaan orang lain. Dimas menjauhkan ponselnya saat tangan Dewo ingin menjangkaunya. Dewo naik pitam melihatnya. "Kau tidak bisa memaksa anak gadis orang lain untuk memanggilmu ayah." "Kenapa tidak bisa! Lagipula dia terlihat senang-senang saja, tidak ada ketegangan. Asal kau tau saat itu dia sedang meminta ditraktir makan di restoran favoritnya, padahal sepanjang jalan dia sudah memalakku untuk membayar semua street food

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    176. Pura-pura Tuli

    "Kar~" Suara Kayden parau. Dia langsung memeluk Sekar erat-erat. Gio ikut memeluk kedua orang itu. "Lo harus secepatnya ingat gue, Kar. Gue sama Gio nunggu lo. Kita selalu nunggu lo." Kayden menepuk-nepuk pucuk kepala Sekar. Dia tidak peduli lagi meski pandangannya sudah kabur karena air mata. Gio ikut mengusap bahu Sekar. "Lo harus sehat-sehat di sana. Harus pinter jaga diri. Gak ada gue sama Kayden lagi yang bisa jagain lo." Gio mengusap air matanya. Sekar menatap dua orang itu yang sama sama menangis. Hati Sekar campur aduk. Matanya ikut panas dan akhirnya menjatuhkan bulir-bulir bening. "Cepat pulang. Abang-abang lo nunggu di sini." Kayden mengusap air mata di wajah Sekar dengan hati-hati. Dia lalu mengecup kening gadis itu. Juga dua kelopak matanya. "Gue selalu nunggu lo di sini. Baik-baik di sana, ya~" pintanya. Sekar mengangguk tanpa sadar. Hatiny

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    175. Ayah Dimas

    "Karena abang pencopet." Sekar menampakkan raut kagetnya. Petra mengusap lagi air matanya. "Karena bang Pepet udah mencopet hati Sekar." Petra berusaha tersenyum. Sekar ikut tersenyum. "Bang Pepet lucu." Petra menganggukkan kepalanya. Tangisnya semakin hebat. "Kalo aku kamu ingat? Pokoknya harus ingat." Sean maju. Belum apa-apa matanya sudah berembun. "Bang Sean, kan?" Sekar tersenyum. "Gak pakai abang. Kamu biasanya manggil aku Sean aja. Gak ada abangnya." Sean mengusap air matanya. Sekar mengernyit. "Bang Sean kan seumuran bang Kayden? Kenapa Sekar gak panggil abang kayak yang lain?" Sekar menoleh pada Kayden yang dari tadi hanya diam. Mata pemuda itu paling sembab. "Bang Kayden," panggil Sekar karena Kayden hanya diam saja. "Kita semua bahkan gatau k

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    174. Bintang PD

    "Besok saya ingin membawa Sekar pulang berobat di Paris." "Om?" Shaka membeku. Dia takut salah mendengar sebelumnya. "Shaka gak salah denger, kan, om? Om gak mungkin mau bawa Sekar ke Paris, kan?" Keheningan di seberang sana sudah menjawab pertanyaan Shaka. Pemuda itu tanpa sadar mundur selangkah. Dia memegangi tembok di sebelahnya. "Om, Shaka yakin Sekar masih bisa disembuhkan di Indonesia. Shaka akan cari rumah sakit yang lebih baik lagi. Dokter yang lebih hebat lagi. Sekar tidak harus dibawa ke Paris, om. Lagipula Sekar baru siuman, om." Louis menghela nafas berat. "Shaka, dengarkan saya. Saya melakukan ini demi kebaikan Sekar. Saya tau pengobatan di Indonesia juga baik. Banyak rumah sakit maju dan dokter yang ahli di bidangnya. Tapi ini sudah dua minggu sejak Sekar siuman. Kesehatannya tidak memiliki banyak kemajuan." Shaka terdiam. Dia ingin menyangkal kata-kata Louis tapi tidak ada suara yang terucap. Dia juga terbayang saat Sekar merintih kesakitan merasakan semua luka

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    173. Membawa Sekar Pulang

    "Kagak ada nanti. Gue gak izinin lo nemuin Sekar sampai kapan pun!" Kayden memotong ucapan John. Kakinya kembali hendak menerjang ke depan. "Kay! Kay!" John berdiri di depan Kayden untuk menghalangi. Dia memegangi bahu Kayden dan memaksa pemuda itu untuk memasuki ruang rawat Sekar bersamanya. Gio memandang pintu ruang rawat Sekar yang sudah tertutup dari dalam. Pemuda itu lalu berjalan mendekati Bagas. Matanya menatap dari pucuk kepala hingga ujung kaki Bagas. Sudah berapa tahun mereka tidak bertemu. Jika bukan karena suara Bagas yang tidak berubah, Gio tidak akan mengenali wajah di balik cambang tebal itu. "Lo sebaiknya pulang, bang. Kayden gak akan ngizinin lo liat Sekar buat sekarang. Cowok itu keras kepala." "Gue tau semua ini terjadi karena gue. Gue nyesel, Yo." "Lo ninggalin banyak masalah buat kita semua di Indo, bang." Gio tersenyum miris. "Gue dan yang lain gak pernah berenti nyari lo selama ini, tapi semuanya sia-sia. Lo gak bisa ditemuin di manapun. Lo emang niat ba

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    172. Bagas

    Oda mengangguk. "Saya juga tidak berniat melepaskan bajin-gan itu begitu saja dan menyerahkannya ke polisi. Masalahnya Shaka sudah menyerang tempat persembunyian mereka sendirian dan hampir membakar seluruh bagian rumah itu dan telah menarik perhatian warga sekitar. Orang-orangku juga mengatakan Daniel beserta anak buahnya sudah tidak terlihat di sana. Mereka pasti sudah kabur duluan saat mengetahui Sekar tertabrak. Sekarang polisi sudah terlanjur tau." "Masalah itu biar nanti Kayden yang ke kantor polisi. Kita pasti bisa nemuin Daniel, bang. Sean sama yang lain udah turun nyari mereka. Beberapa geng motor lain yang deket sama Fonza juga ikut turun tangan." "Gue juga udah nyuruh Jovi sama anak-anak buat ikut nyari keberadaan Daniel, Kay." Gio yang sedari awal diam juga ikut bersuara. Kayden memperhatikan wajah Gio yang sembab dan mengangguk. "Thanks." Katanya pelan. "Tapi saya sangsi keberadaan orang itu mudah ditemukan.

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    171. Berlumuran Darah

    "Woy jangan kabur!"Kedua gadis itu sontak menoleh ke belakang dan melihat belasan orang mengejar mereka dari jarak agak jauh.Sekar melotot ngeri. Dia mengepalkan tangannya dan mempercepat larinya. "Kabur, Len!" Gadis itu menoleh pada Evelyn. "Lo masih sanggup, gak? Atau gue gendong aja?"Evelyn menggeleng tegas. Gadis itu menggigit bagian dalam bibirnya. Keringatnya sebesar biji jagung setiap dia menggerakkan kakinya.Sekar mengencangkan kepalan tangannya. Daniel. Awas saja. Besok dia luluh lantakkan orang itu bersama pengikutnya."Argh!" Evelyn berteriak saat tubuhnya terhuyung ke depan dan lututnya segera bergesekan dengan aspal jalanan. Dia merasakan kulitnya terkelupas dan terasa panas membakar. "Ilen!" Sekar yang sudah berjarak jauh di depannya segera menoleh mendengar teriakan Evelyn. Matanya melotot panik dan segera berlari hendak menghampiri Evelyn."Jangan." Evelyn menggelengkan kepala. Matanya berembun. "Jan

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    170. Karena Lo Kakak Gue

    "Lo beneran bego." Sekar menaikkan sudut bibirnya melihat seseorang yang juga terborgol di seberangnya. Gadis itu meringkuk. Meski kondisi ruangan mereka disekap remang-remang tapi Sekar dapat melihat wajah gadis itu yang lebam-lebam. Terdapat bulatan besar berwarna kehitaman di mata kirinya. Entah siapa yang sudah melayangkan kepalan tangannya."Shh..." Gadis itu meringis saat membuka mulutnya."Mulut lo robek. Mending diem kata gue mah." Sekar terkekeh dan melanjutkan ucapannya. "Tapi gue penasaran, mata lo ditonjok siapa? Anjir GG banget pukulannya. Jangan bilang cowok lo si Brian?"Evelyn menggertakkan giginya. Matanya melirik tajam Sekar. "Berisik. Mending lo pingsan aja kayak tadi.""Gue bangun karena tiba-tiba lapar. Tau gak, pas lo nelpon tadi posisi gue lagi nunggu pesenan makanan gue. Demi nyelametin kakak yang akhirnya mau nerima gue makanya gue langsung ke sini jemput lo, taunya kena prank." Sekar terkekeh. Kebetulan perutnya keroncong

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    169. Perempuan Matre

    "Mau ke mana kamu, kak?" Shaka terlonjak kaget saat ruang tengah yang awalnya gelap menjadi terang benderang. Di belakangnya Ratna muncul dengan tangan bertengger di pinggang. "M-mama." Shaka menarik tangannya menyembunyikan sepatu yang ditentengnya di belakang tubuhnya. "Kamu mau ke mana lagi jam satu malam begini! Bentar lagi ujian, bukannya belajar di rumah." Mata Ratna tertuju pada tangan Shaka yang bersembunyi di belakang tubuhnya. "Kakak harus keluar, ma. Penting." Shaka memberikan tatapan memohon. "Udah larut malam, kak. Bahaya. Sekarang begal lagi marak. Lagian bisa tunggu besok pagi aja, kan." Ratna menatap gemas sekaligus kesal. "Mending balik ke kamarmu. Mama gak kasih izin kamu pergi sekarang. "Ma," Shaka menggelengkan kepalanya. "Kakak baru aja dapat kabar kalo Sekar diculik. Kakak mau bantu cari Sekar." "Lagi-lagi perempuan matre itu lagi?" Ratna menyugar rambutnya

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status