Share

123. Patuhlah

Penulis: Flutterby
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-31 22:16:36

Sekar membuang muka. Dia menggeleng lemah. "Gak papa." Katanya.

"Kar, kenapa? Apa ada hal lain yang belum kamu ceritain?" Louis mengusap sisi wajah Sekar. "Jangan sembunyiin lagi, ya. Kasih tau paman. Biar paman bisa selidiki semuanya. Paman janji akan menemukan orang itu. Tapi kamu harus percaya sama paman."

Sekar memandang ke arah lain. "Sekar takut."

"Apa? Kenapa Sekar takut?" Louis merangkum wajah Sekar. Mata Gadis itu berair lagi.

"Sekar takut ayah terlibat. Nanti ayah dipenjara. Sekar gak mau." Sekar menggeleng sedih. Dia lalu memeluk Louis. "Sekar udah kehilangan ibu. Sekar gak mau kehilangan ayah juga. Sekar gak mau ditinggal sendirian. Sekar gak mau."

Louis mengeratkan pelukannya. Dia mengusap air matanya diam-diam.

***

Andrew, Kayden dan Elroy yang sedang duduk menunggu di depan kamar Sekar langsung menoleh begitu melihat Louis keluar. Mata mereka melotot.

"Om nangis?" Tanya Elroy.

"Ya." Jawab
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    124. Penuaan Dini

    "Jangan menyalahkan diri sendiri. Kita semua tidak ada yang menyangka. Sekar menyembunyikannya dengan sangat rapi selama ini." Oda menghisap rokoknya dalam-dalam. "Besok aku tidak akan ikut ke pantai. Aku akan mengumpulkan orang-orangku di sini untuk memulai penyelidikan. Nanti jika kondisi Sekar sudah membaik ajak dia untuk menemui seseorang yang bisa membuat sketsa wajah orang itu." Kayden menganggukkan kepalanya. "Ajak dia menemui psikolog juga. Aku minta tolong." Kayden menggeleng. "Tidak perlu mengatakan tolong. Sekar juga adik Kayden, bang." Oda menganggukkan kepalanya. "Laporkan jika ada sesuatu yang mencurigakan, Kay." Kayden menganggukkan kepalanya. *** Sekar menggeliatkan tubuhnya. Dia menguap lebar-lebar. Seseorang menutupi mulutnya dengan telapak tangan. Sekar mengernyit dan membuka matanya melihat orang itu.

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-01
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    125. Kasih Bintang Satu Saja

    "Bang Jaki jelek~" Sekar menjulurkan lidahnya. Dia kemudian menarik tangan Kayden. "Kalo udah surah al humazah udah sebelas, kan bang?" Tanyanya. Kayden tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Iya. Pinternya adek abang udah hafal banyak." Kayden menepuk-nepuk puncak kepala Sekar sayang. Sekar terkekeh, "tapi sebenarnya Sekar baru hafal tiga ayat. Cuma sampai Yahsabu anna maalahu~akhladah. Lanjutannya belum. Tapi yang surah al ashr Sekar udah hafal, kan cuma tiga ayat aja. Kalo gitu hafalan Sekar tetap sebelas, kan jadinya?" Sekar mendongakkan wajahnya. Louis diam-diam tersenyum menyimak. Kayden menganggukkan kepalanya lagi. "Iya. Masyaallah pinternya adek abang." Kayden mengusap puncak kepala Sekar dan mengecupnya singkat. Sekar meleleh melihat Kayden. "Abang tambah ganteng deh kalau pake baju alim begini. Bawaannya kayak mau ajak Sekar jadi makmum abang. Ayo kita ke KUA." Sekar

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-02
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    126. Segera Menikah

    Shaka ingin marah, tapi begitu gadis cantik berkerudung putih muncul di depannya, semua amarah Shaka hilang tak berbekas. Hatinya dipenuhi bunga-bunga. "Hi, my angel." Shaka tersenyum manis. Sekar menunduk. Pipinya bersemu. Kayden memutar bola matanya. "Sono lo!" "Gue kan baru di sini, bang, jadi mau ikutin abang biar gak ilang." "Anak ayam lo jadi takut hilang!" Kayden melototi Shaka. Kemudian dia menggandeng tangan Sekar. Mereka berjalan paling depan. "Semoga cuaca hari ini cerah aja ya, bang. Biar nanti sampai habis sholat jumat lancar acaranya." Sekar memperhatikan awan yang berarak di atas sana. Matanya kemudian menatap tenda megah yang berdiri di depan rumah pakde. Di sebelah rumah itu juga terdapat bangunan baru. "Pakde sama yang lain udah bekerja keras buat nyiapin semua ini. Abang juga. Makasih ya." Kayden mengacak pucuk kepala Sekar. "Anak buah pakde nambah banyak tahun ini, selama nyiapin semua ini

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-03
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    127. Dua Belas Tahun Berlalu

    "Loh?" Andrew pura-pura kaget. "Katanya Kayden Anna sudah dijodohkan sama orang tuanya." "Kapan gue ngomong begitu?" Sambar Kayden. "Ck. Kemaren pas di bandara. Bang Elroy saksinya." Elroy mengulum senyumnya dan mengangguk kecil. Wajah Kayden langsung pias. "Papa mau jodohin Anna sama siapa, pa? Kok mama gak dikasih tau?" Sandra menatap Broto heran. *** "Mas, aku mau kamu segera ninggalin kota ini." "Kamu ini kenapa penakut sekali, sayang~ Lagipula sudah dua belas tahun berlalu. Siapa yang masih curiga? Orang-orang udah pada lupa sama kasusnya." Laki-laki itu menarik si wanita hingga duduk di pangkuannya. Dia mulai menciumi tengkuk belakangnya. "Mas~" erang si wanita sambil menahan gairah yang mulai terpancing. "Pergi, yha... Ah-aku udah pesenin kah-mu tiket buat nanti sore mhh." "Tunda saja. Kamu sudah memesankan hotel ini sampai akhir pekan. Sayang

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-04
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    128. Pemilik Seutuhnya

    Shaka menghela nafas berat. "Intinya dia minta aku jauhin kamu." Sekar membuang wajah. Binar di matanya meredup. "Kar, aku tau aku gak punya malu karena ngomong ini, tapi aku beneran berharap bisa milikin kamu sekali lagi. Aku gak bisa lupain kamu, Kar. Aku masih cinta kamu." Sekar menekan dadanya yang berdebar-debar. Dia takut Shaka akan mendengarnya. "Kar," panggil Shaka lagi. "A-apa?" Suara Sekar tergagap. Kepalanya semakin tertunduk dalam. "Kamu mau tunggu aku, ya? Tunggu aku buat berjuang biar dapat kepercayaan dari paman kamu. Dari Kayden juga. Mau, kan?" Sekar menggigit bibirnya dan mengepalkan tangannya. Kenapa dia malah jadi ingin menangis dan memeluk Shaka sekarang. "Kar," panggil Shaka lagi. "Paman Louis larang aku buat macarin kamu lagi. Tapi dia gak bisa larang hati aku buat cinta sama kamu, Kar. Gimanapun di hati

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-05
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    129. Cinta Macam Apa

    Shaka menghela nafas kasar. Bibirnya tersenyum getir. "Apa gue lompat aja?" Shaka melihat motor-motor yang terparkir di bawah sana. "Tapi bego, lompat dari lantai dua mana mati sih. Patah tulang doang yang ada." Shaka terkekeh miris. Dia kemudian menghisap lagi rokoknya kemudian terbatuk-batuk hebat. Dia menepuk dadanya sendiri. "Andai gue gak terlalu bego waktu itu, kita gak akan pisah kayak gini, sayang." Shaka menatap jauh. Ingatannya kembali pada kejadian tadi siang. Saat itu di tengah acara tiba-tiba seorang pria membisikinya mengatakan bahwa Louis ingin berbicara empat mata dengannya. Shaka yang tidak tau ada apa segera mengikutinya. "Apa yang kau lakukan tadi?" tanya pria paruh baya itu begitu Shaka duduk di hadapannya. Shaka meneguk ludahnya. Tatapan Louis yang tajam membuat Shaka merasa gelisah. Ada apa? Pikirnya. "Kau apakan anak gadisku tadi setelah dia

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-06
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    130. Masa Depan

    "Halo, kamu di mana? Gak pulang lagi malam ini?" Ratna langsung mengomel begitu Shaka mengangkat panggilannya. Shaka tersenyum getir sembari melihat langit yang sudah gelap. Cahaya kemerahan di ufuk barat sudah tidak terlihat lagi. "Kamu masih nungguin pacarmu itu di rumah sakit? Pulang dulu sebentar, nanti malah kamu yang ikutan sakit." Ratna berdecak tidak puas. "Shaka lagi di markas, ma. Nginep di sini malam ini." "Terus pacarmu itu di mana?" "Sudah sama keluarganya." Jawab Shaka lirih. "Kalo gitu pulang? Ingat kamu juga masih sakit, Shaka." 'Gak sesakit hati Shaka, ma.' Andai Shaka bisa menjawab seperti itu. "Shaka udah istirahat di sini. Udah di kamar. Rasanya malas kalo harus bangun lagi. Shaka nginap sini aja." "Loh, baru habis maghrib udah mau tidur? Kamu benar baik-baik aja?" Ratna mengernyitkan dahinya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-08
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    131. Kesepakatan Baru

    "Heh, enak lu ngomong!" Ricko melototinya. "Lu kagak liat sempitnya kayak gimana. Udah kagak ada space. Kalo masih ada juga kagak sudi gue sebelahan sama lu!" Shaka terkekeh. "Ya salah lu tadi beli tendanya yang kecilan." Ricko melototkan matanya. "Heh, ini udah yang paling gede, ya! Lagian tadi belinya pake uang gue. Gue itung hutang!" Shaka terkekeh. "Iya. Besok gue ganti lima kali lipat." "Awas lu boong. Gue slepet!" Ricko memeragakan mengg-orok leher dengan tangannya. "Apa sih lo bedua. Gak siang gak tengah malam, cekcok mulu perasaan!" Vernon duduk sambil mengucek-ucek matanya. Dia menatap sebal Shaka dan Ricko. "Dia tuh duluan!" Ricko menunjuk-nunjuk Shaka. Mulutnya cemberut macam perempuan merajuk. "Kalo lu cewek sama cowok udah gue nikahin lo pada. Ribut mulu macam pasutri." Vernon menggelengkan kepalanya. "Tu

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-10

Bab terbaru

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    172. Bagas

    Oda mengangguk. "Saya juga tidak berniat melepaskan bajin-gan itu begitu saja dan menyerahkannya ke polisi. Masalahnya Shaka sudah menyerang tempat persembunyian mereka sendirian dan hampir membakar seluruh bagian rumah itu dan telah menarik perhatian warga sekitar. Orang-orangku juga mengatakan Daniel beserta anak buahnya sudah tidak terlihat di sana. Mereka pasti sudah kabur duluan saat mengetahui Sekar tertabrak. Sekarang polisi sudah terlanjur tau." "Masalah itu biar nanti Kayden yang ke kantor polisi. Kita pasti bisa nemuin Daniel, bang. Sean sama yang lain udah turun nyari mereka. Beberapa geng motor lain yang deket sama Fonza juga ikut turun tangan." "Gue juga udah nyuruh Jovi sama anak-anak buat ikut nyari keberadaan Daniel, Kay." Gio yang sedari awal diam juga ikut bersuara. Kayden memperhatikan wajah Gio yang sembab dan mengangguk. "Thanks." Katanya pelan. "Tapi saya sangsi keberadaan orang itu mudah ditemukan.

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    171. Berlumuran Darah

    "Woy jangan kabur!"Kedua gadis itu sontak menoleh ke belakang dan melihat belasan orang mengejar mereka dari jarak agak jauh.Sekar melotot ngeri. Dia mengepalkan tangannya dan mempercepat larinya. "Kabur, Len!" Gadis itu menoleh pada Evelyn. "Lo masih sanggup, gak? Atau gue gendong aja?"Evelyn menggeleng tegas. Gadis itu menggigit bagian dalam bibirnya. Keringatnya sebesar biji jagung setiap dia menggerakkan kakinya.Sekar mengencangkan kepalan tangannya. Daniel. Awas saja. Besok dia luluh lantakkan orang itu bersama pengikutnya."Argh!" Evelyn berteriak saat tubuhnya terhuyung ke depan dan lututnya segera bergesekan dengan aspal jalanan. Dia merasakan kulitnya terkelupas dan terasa panas membakar. "Ilen!" Sekar yang sudah berjarak jauh di depannya segera menoleh mendengar teriakan Evelyn. Matanya melotot panik dan segera berlari hendak menghampiri Evelyn."Jangan." Evelyn menggelengkan kepala. Matanya berembun. "Jan

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    170. Karena Lo Kakak Gue

    "Lo beneran bego." Sekar menaikkan sudut bibirnya melihat seseorang yang juga terborgol di seberangnya. Gadis itu meringkuk. Meski kondisi ruangan mereka disekap remang-remang tapi Sekar dapat melihat wajah gadis itu yang lebam-lebam. Terdapat bulatan besar berwarna kehitaman di mata kirinya. Entah siapa yang sudah melayangkan kepalan tangannya."Shh..." Gadis itu meringis saat membuka mulutnya."Mulut lo robek. Mending diem kata gue mah." Sekar terkekeh dan melanjutkan ucapannya. "Tapi gue penasaran, mata lo ditonjok siapa? Anjir GG banget pukulannya. Jangan bilang cowok lo si Brian?"Evelyn menggertakkan giginya. Matanya melirik tajam Sekar. "Berisik. Mending lo pingsan aja kayak tadi.""Gue bangun karena tiba-tiba lapar. Tau gak, pas lo nelpon tadi posisi gue lagi nunggu pesenan makanan gue. Demi nyelametin kakak yang akhirnya mau nerima gue makanya gue langsung ke sini jemput lo, taunya kena prank." Sekar terkekeh. Kebetulan perutnya keroncong

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    169. Perempuan Matre

    "Mau ke mana kamu, kak?" Shaka terlonjak kaget saat ruang tengah yang awalnya gelap menjadi terang benderang. Di belakangnya Ratna muncul dengan tangan bertengger di pinggang. "M-mama." Shaka menarik tangannya menyembunyikan sepatu yang ditentengnya di belakang tubuhnya. "Kamu mau ke mana lagi jam satu malam begini! Bentar lagi ujian, bukannya belajar di rumah." Mata Ratna tertuju pada tangan Shaka yang bersembunyi di belakang tubuhnya. "Kakak harus keluar, ma. Penting." Shaka memberikan tatapan memohon. "Udah larut malam, kak. Bahaya. Sekarang begal lagi marak. Lagian bisa tunggu besok pagi aja, kan." Ratna menatap gemas sekaligus kesal. "Mending balik ke kamarmu. Mama gak kasih izin kamu pergi sekarang. "Ma," Shaka menggelengkan kepalanya. "Kakak baru aja dapat kabar kalo Sekar diculik. Kakak mau bantu cari Sekar." "Lagi-lagi perempuan matre itu lagi?" Ratna menyugar rambutnya

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    168. Cari ke Semua Sudut Kota

    "Masuk!" Kata suara dari dalam. Sekar berdecih dalam hati. Matanya berkilat jijik mendengar suara Brian itu. Dia berjalan santai setelah seorang pemuda membukakan pintu. Begitu masuk mata Sekar langsung melotot melihat sosok di depannya. Matanya berkilat ngeri sesaat. Dia berbalik dan ingin keluar dari ruangan itu tapi seseorang sudah terlebih dahulu menutup pintu dan menguncinya dari luar. Seseorang yang duduk di balik meja menaikkan sudut bibirnya. Dia berjalan menghampiri Sekar. Sekar meneguk ludahnya. Kakinya bergerak mundur tanpa sadar. Pemuda itu berhenti di depan Sekar. Dia menyesap rokok di tangannya dan menghembuskan asapnya tepat ke depan wajah Sekar. Sekar memejamkan matanya dan menahan sekuat tenaga agar tidak kelepasan batuk. "Long time no see, baby girl~" Kata pemuda itu. Sebelah tangannya mengelusi pipi kiri Sekar. Sekar memejamkan matanya dan menolehkan wajahnya k

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    167. Kakak Ilen

    Ponsel Sekar berdering. Gadis itu merogoh isi tasnya untuk memeriksa ponselnya. Dia tertegun menatap layar ponselnya. "Ilen?" Gumamnya tanpa suara. Keningnya berkerut. Dia menggeleng kemudian mengembalikan ponselnya ke dalam tas setelah menolak panggilan. Belum selesai menyimpan ponselnya, nada dering kembali bergema. Sekar berdecak dan dengan cepat menggeser ikon telepon berwarna hijau di layar. "Kenapa?" Tanya Sekar ketus. "Kar, tolongin gue. G-gue takut~" "Hah?" Sekar melototkan matanya. Dia menjauhkan ponselnya dari telinga. Matanya sekali lagi memastikan nama penelepon. "Kar, gue takut." Suara Evelyn terdengar lagi. "Len, lo baik-baik aja, kan?" Tanya Sekar cemas. Evelyn menggelengkan kepalanya di seberang sana. "Selametin gue, Kar. G-gue... Hiks. Gue takut." "Len, lo tenang, oke. Lo bisa ceritain semuanya pelan-pelan." "Brian, d-dia nipu gue. S

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    166. 108 Penyiksaan

    "Dulu aku merasa kau adalah manusia paling menjijikkan yang rela melakukan apa saja demi harta, tapi ternyata jalang di sampingmu jauh lebih menjijikkan. Kalian pasangan yang serasi." Oda tersenyum sinis. Dia puas karena Dewo terdiam lama di seberangnya tanpa bisa menjawab. "Dan untuk isi catatan sebenarnya aku sudah lupa di mana menyimpannya, yang jelas...." "A-apa?" Dewo menahan nafas. Tangannya berkeringat. "Seandainya suatu hari nanti kau kecelakaan yang sangat parah dan membutuhkan donor darah dari anak-anakmu, maka hanya ada satu anakmu yang bisa melakukannya." Hati Dewo menjadi dingin. "Apa maksud perkataanmu?" Oda tersenyum sinis. "Dewo Maryoto, kau mampu merampok kekayaan tanteku dengan otak pintarmu, apa hal kecil seperti ini saja kau tidak mampu mengartikannya." Oda kemudian menekan logo telepon merah di layar ponselnya. Pemuda itu berdecak jijik setelahnya. Dia kemudian menghubungi sebuah nomor. Tak lama panggilannya diangkat. "Bawa dua orang itu ke markas b

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    165. Tiga Dadu

    "Kar~" Shaka langsung bangkit saat melihat Sekar muncul di belokan lantai apartemennya. Hatinya yang tergantung seharian ini akhirnya bisa merasakan kelegaan. Shaka mendekat dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya. "Kamu ke mana aja~? Seharian aku ngawatirin kamu. Aku takut kamu kenapa-napa." Tubuh Sekar membeku. Shaka tak menyadari keanehannya. Tangannya mengusap puncak kepala Sekar dengan sayang. "Sayang?" Shaka menundukkan kepalanya hingga wajahnya sejajar dengan Sekar. Sekar mundur ke belakang dan menundukkan kepalanya dalam-dalam. Kata-kata orang tua Shaka kemarin terngiang lagi di benaknya. Mata Sekar berembun lagi. "Kar, kamu kenapa?" "A-aku gak papa." Sekar menolehkan wajahnya ke samping saat tangan Shaka hendak menyentuh dagunya. "A-aku capek mau istirahat. Kamu sebaiknya pulang." Sekar mendorong bahu Shaka kemudian segera membuka pintu apartemennya dan segera menguncinya dari dalam. Shaka tak bisa berpikir jernih sesaat. Saat dia menyadarinya, Sekar sudah m

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    164. Panggilan Kesukaan

    "Iya, tapi kita kan posisinya juga lagi bolos. Ntar lo bebas mau galakin kalo lo lagi gak bolos. Ini kita sama jatohnya. Kagak malu lo?" Gio mengembalikan spatulanya ke tangan Kayden. "Aduk lagi. Jan lupa tambahin aer dikit." Perintahnya. Gio kemudian mendekati Sekar lagi. Gio menepuk puncak kepala Sekar dua kali sambil mengedipkan sebelah matanya. Sekar mengulum senyumnya. "Seneng, kan, lo sekarang ada yang bela." Kayden melototi Sekar. Sekar berpura-pura tidak melihatnya. "Sekali ini gue gak marah. Tapi besok-besok janji jangan bolos lagi." Kata Kayden lebih lembut. Sekar menganggukkan kepalanya dengan patuh. Setelahnya baru dia berani mendekati Kayden. "Bang Kay masak apa?" Tanyanya manja. "Mie rebus." Kata Kayden. Dia lalu menyerahkan spatula di tangannya. "Bantu adukin." Katanya. Dia lalu mulai memecahkan tujuh butir telur. "Banyaknya~" Sekar membulatkan mulutnya melihat mie di dalam panci. "Iya kan buat rame-rame." Kayden menjawab. "Kan kita cuma bertiga. Emang ha

DMCA.com Protection Status