Share

129. Cinta Macam Apa

Penulis: Flutterby
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-06 19:58:31

Shaka menghela nafas kasar. Bibirnya tersenyum getir. "Apa gue lompat aja?" Shaka melihat motor-motor yang terparkir di bawah sana. "Tapi bego, lompat dari lantai dua mana mati sih. Patah tulang doang yang ada." Shaka terkekeh miris. Dia kemudian menghisap lagi rokoknya kemudian terbatuk-batuk hebat. Dia menepuk dadanya sendiri.

"Andai gue gak terlalu bego waktu itu, kita gak akan pisah kayak gini, sayang." Shaka menatap jauh. Ingatannya kembali pada kejadian tadi siang.

Saat itu di tengah acara tiba-tiba seorang pria membisikinya mengatakan bahwa Louis ingin berbicara empat mata dengannya. Shaka yang tidak tau ada apa segera mengikutinya.

"Apa yang kau lakukan tadi?" tanya pria paruh baya itu begitu Shaka duduk di hadapannya.

Shaka meneguk ludahnya. Tatapan Louis yang tajam membuat Shaka merasa gelisah. Ada apa? Pikirnya.

"Kau apakan anak gadisku tadi setelah dia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    130. Masa Depan

    "Halo, kamu di mana? Gak pulang lagi malam ini?" Ratna langsung mengomel begitu Shaka mengangkat panggilannya. Shaka tersenyum getir sembari melihat langit yang sudah gelap. Cahaya kemerahan di ufuk barat sudah tidak terlihat lagi. "Kamu masih nungguin pacarmu itu di rumah sakit? Pulang dulu sebentar, nanti malah kamu yang ikutan sakit." Ratna berdecak tidak puas. "Shaka lagi di markas, ma. Nginep di sini malam ini." "Terus pacarmu itu di mana?" "Sudah sama keluarganya." Jawab Shaka lirih. "Kalo gitu pulang? Ingat kamu juga masih sakit, Shaka." 'Gak sesakit hati Shaka, ma.' Andai Shaka bisa menjawab seperti itu. "Shaka udah istirahat di sini. Udah di kamar. Rasanya malas kalo harus bangun lagi. Shaka nginap sini aja." "Loh, baru habis maghrib udah mau tidur? Kamu benar baik-baik aja?" Ratna mengernyitkan dahinya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-08
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    131. Kesepakatan Baru

    "Heh, enak lu ngomong!" Ricko melototinya. "Lu kagak liat sempitnya kayak gimana. Udah kagak ada space. Kalo masih ada juga kagak sudi gue sebelahan sama lu!" Shaka terkekeh. "Ya salah lu tadi beli tendanya yang kecilan." Ricko melototkan matanya. "Heh, ini udah yang paling gede, ya! Lagian tadi belinya pake uang gue. Gue itung hutang!" Shaka terkekeh. "Iya. Besok gue ganti lima kali lipat." "Awas lu boong. Gue slepet!" Ricko memeragakan mengg-orok leher dengan tangannya. "Apa sih lo bedua. Gak siang gak tengah malam, cekcok mulu perasaan!" Vernon duduk sambil mengucek-ucek matanya. Dia menatap sebal Shaka dan Ricko. "Dia tuh duluan!" Ricko menunjuk-nunjuk Shaka. Mulutnya cemberut macam perempuan merajuk. "Kalo lu cewek sama cowok udah gue nikahin lo pada. Ribut mulu macam pasutri." Vernon menggelengkan kepalanya. "Tu

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-10
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    132. Bikin Ulah

    Sekar menggelengkan kepalanya. Dia semakin menundukkan kepala dalam-dalam. "Terus kenapa?" Shaka mengangkat dagu Sekar dengan pelan. Tatapan mereka bertemu lagi. Dan Shaka kembali jatuh cinta lagi. Sekar segera menolehkan kepalanya ke samping. Pipinya bersemu. "Kar~" Shaka memelas. Jantung Sekar seperti berlarian di dalam sana mendengar rengekan manja Shaka yang sudah lama tak didengarnya. "A-aku jelek. B-belum mandi." Dia menunduk dalam-dalam. Dia menatap celana selututnya yang bulukan. Warnanya sudah pudar. Kaos kedodoran yang dia kenakan juga, terdapat koyakan kecil karena terkait paku tiga bulan lalu. Sekar menangis dalam hati dengan pakaian gembelnya saat ini. Shaka tersenyum kecil. Dia lalu merangkum wajah Sekar. Mata mereka kembali bertemu. "Gimana aku gak makin cinta, kamu belum mandi aja cantiknya udah sedahsyat ini, apalagi kalau udah mandi. Aduh kamu itu selalu ngerepotin hati sama pikiran aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-13
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    133. Aku Cinta Kamu, Shaka

    "Shaka gak bermaksud seperti itu, paman. Tadi pagi-pagi sekali, waktu masih gelap, Shaka liat Sekar mau naik perahunya sendirian. Shaka takut Sekar kenapa-napa kalau sendirian. Hari kan juga masih gelap. Cuma itu, paman. Shaka gak punya niat lain." Jantung Sekar berlarian di dalam sana karena mendengar suara lembut Shaka. Juga karena Shaka telah berbohong. Mereka pergi tadi memang masih pagi, tapi sudah sama sekali tidak gelap lagi. "Benar seperti itu?" Louis menundukkan kepala menatap Sekar. Matanya memicing. Sekar meneguk ludah kasar kemudian mengangguk dua kali. "Iya. Paman bisa tanya bude. Tadi malam Sekar memang udah rencana mau ke tengah laut habis subuh." Louis lalu menatap wajahnya lamat-lamat. Tangannya menyentuh bawah mata gadis itu. "Kenapa ke laut subuh-subuh? Gak habis nangis diam-diam lagi, kan? Kamu kebiasaan suka nyembunyiin sedih sendirian." Sekar menggeleng kecil. "Sekar cuma lagi kange

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-15
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    134. Ke Pelaminan

    Sekar mengusap air matanya dengan kasar. Dia kemudian membalikkan tubuhnya dan berjalan lunglai kembali ke kelasnya. Dia terkekeh miris. 'Apanya yang ke pelaminan.' "Kar?" Bara melongo melihat Sekar yang melewatinya begitu saja. Padahal dia sudah tiga kali memanggil nama gadis itu. "Ngapa lu?" Vernon muncul dari belokan dan menepuk bahu Bara. Di belakangnya ada Ricko dan Vernon. "Ngapa berenti di sini sih, Bar? Kata gue kan cari Shaka. Kalo dia gak jadi ke kantin sama Sekar mending kita latihan basket mumpung cuaca bagus." Ricko menatapnya sebal. "Gue barusan liat Sekar. Tapi gue panggil dia gak nyaut-nyaut. Gue panggil tiga kali padahal. Matanya juga keliatan merah kayak abis nang-" Mata Bara kemudian melotot. Dia menunjuk arah koridor Sekar datang tadi. "Jangan bilang dia abis nemuin Shaka!" Ricko menerobos dan langsung berjalan paling depan. Langkahnya panjang-panjang. "Jan

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-16
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    135. Seperti Deja Vu

    "Nanti balik gue jemput. Chat aja kalo udah selesai latihan basketnya." "Iya." Sekar mengangguk patuh. Dia membiarkan Kayden membantunya melepaskan helm di kepalanya. "Kalau latihannya terlalu keras, bilang aja sama kak Anna. Jangan dipaksain. Kamu masih baru gabung sama tim sekolah. Mereka pasti maklum. Jangan mak-" "Iya~" Sekar membolakan matanya. Bibirnya sudah maju-maju karena cemberut. Kayden terkekeh. Tangannya yang sedang merapikan puncak kepala Sekar refleks mengacak-acaknya lagi. Sekar melototkan matanya. "Abang hih. Dah sana berangkat, ceramah terus. Orang tadi malam udah juga. Kata-katanya Sekar masih hafal." Sekar memicingkan mata. Rautnya masam sambil tangannya merapikan kembali tatanan rambutnya. Kayden terkekeh. "Diulang-ulang biar kamu gak lupa. Kamu kan pembangkang." Kayden mengerlingkan matanya. Mata Sekar berkedut-kedu

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-21
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    136. Anak Pemilik Sekolah

    "Kar, Shaka-" "Gio berantem." potong Sekar. Suaranya pelan berbisik. Ricko langsung menoleh ke samping. "Lo dari mana tau Gio?" Matanya memicing curiga. Sekar menggelengkan kepalanya. "Gio habis berantem sama Morgan. Sekarang udah dibawa ke rumah sakit." "Anj-ing!" Ricko melototkan mata. Nafasnya memburu. Kali ini dia yang balik menggenggam tangan Sekar dan membawa langkah mereka lebih cepat menuju motor Ricko di parkiran. Ricko naik ke atas motornya dan mengulurkan tangannya untuk pegangan Sekar naik ke boncengan belakang. "Pegangan!" Ricko menolehkan sedikit kepalanya. Sekar mengangguk dan melingkarkan tangannya ke prut Ricko. Detik selanjutnya Ricko melajukan motornya dengan kecepatan maksimal. Raut wajah Shaka mengeras melihat Sekar yang memeluk punggung Ricko seiring motor itu yang berjalan semakin menjauh. *** "Kak Jo," panggil Sekar lemah. Seorang pemuda

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-08
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    137. Curi Kesempatan

    "Iya, gak akan. Gigi ompong bisa jaga rahasia." Ricko menatap interaksi mereka dengan tidak nyaman. Apa jangan-jangan rumor yang mengatakan leader 4.20 menyukai adik Kayden itu benar. Ricko tiba-tiba sakit kepala membayangkan akan seperti apa reaksi Shaka jika mengetahuinya. "Ko, bantu gue pindahin Sekar tidur di sofa aja." Gio meminta bantuan Ricko ketika Sekar sudah terlelap dalam posisi duduk di sisi brankarnya. Sebenarnya dia ingin berbagi tempat tidur dengan Sekar saja di atas brankar, tapi dengan beberapa luka jahitan di tubuhnya Gio terpaksa mengurungkan niatnya. Lagipula Sekar juga pasti akan keberatan. "Awas lo curi-curi kesempatan." Ricko memutar mata. Di bawah tatapan awas Gio, Ricko menyelipkan tangannya di punggung dan belakang lutut Sekar sebelum mengangkat tubuh mungil itu ke atas sofa dan menyelimutinya. "Lo suka sama Sekar, bang?" Ricko duduk di tempat Sekar sebelumnya m Gio te

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-14

Bab terbaru

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    172. Bagas

    Oda mengangguk. "Saya juga tidak berniat melepaskan bajin-gan itu begitu saja dan menyerahkannya ke polisi. Masalahnya Shaka sudah menyerang tempat persembunyian mereka sendirian dan hampir membakar seluruh bagian rumah itu dan telah menarik perhatian warga sekitar. Orang-orangku juga mengatakan Daniel beserta anak buahnya sudah tidak terlihat di sana. Mereka pasti sudah kabur duluan saat mengetahui Sekar tertabrak. Sekarang polisi sudah terlanjur tau." "Masalah itu biar nanti Kayden yang ke kantor polisi. Kita pasti bisa nemuin Daniel, bang. Sean sama yang lain udah turun nyari mereka. Beberapa geng motor lain yang deket sama Fonza juga ikut turun tangan." "Gue juga udah nyuruh Jovi sama anak-anak buat ikut nyari keberadaan Daniel, Kay." Gio yang sedari awal diam juga ikut bersuara. Kayden memperhatikan wajah Gio yang sembab dan mengangguk. "Thanks." Katanya pelan. "Tapi saya sangsi keberadaan orang itu mudah ditemukan.

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    171. Berlumuran Darah

    "Woy jangan kabur!"Kedua gadis itu sontak menoleh ke belakang dan melihat belasan orang mengejar mereka dari jarak agak jauh.Sekar melotot ngeri. Dia mengepalkan tangannya dan mempercepat larinya. "Kabur, Len!" Gadis itu menoleh pada Evelyn. "Lo masih sanggup, gak? Atau gue gendong aja?"Evelyn menggeleng tegas. Gadis itu menggigit bagian dalam bibirnya. Keringatnya sebesar biji jagung setiap dia menggerakkan kakinya.Sekar mengencangkan kepalan tangannya. Daniel. Awas saja. Besok dia luluh lantakkan orang itu bersama pengikutnya."Argh!" Evelyn berteriak saat tubuhnya terhuyung ke depan dan lututnya segera bergesekan dengan aspal jalanan. Dia merasakan kulitnya terkelupas dan terasa panas membakar. "Ilen!" Sekar yang sudah berjarak jauh di depannya segera menoleh mendengar teriakan Evelyn. Matanya melotot panik dan segera berlari hendak menghampiri Evelyn."Jangan." Evelyn menggelengkan kepala. Matanya berembun. "Jan

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    170. Karena Lo Kakak Gue

    "Lo beneran bego." Sekar menaikkan sudut bibirnya melihat seseorang yang juga terborgol di seberangnya. Gadis itu meringkuk. Meski kondisi ruangan mereka disekap remang-remang tapi Sekar dapat melihat wajah gadis itu yang lebam-lebam. Terdapat bulatan besar berwarna kehitaman di mata kirinya. Entah siapa yang sudah melayangkan kepalan tangannya."Shh..." Gadis itu meringis saat membuka mulutnya."Mulut lo robek. Mending diem kata gue mah." Sekar terkekeh dan melanjutkan ucapannya. "Tapi gue penasaran, mata lo ditonjok siapa? Anjir GG banget pukulannya. Jangan bilang cowok lo si Brian?"Evelyn menggertakkan giginya. Matanya melirik tajam Sekar. "Berisik. Mending lo pingsan aja kayak tadi.""Gue bangun karena tiba-tiba lapar. Tau gak, pas lo nelpon tadi posisi gue lagi nunggu pesenan makanan gue. Demi nyelametin kakak yang akhirnya mau nerima gue makanya gue langsung ke sini jemput lo, taunya kena prank." Sekar terkekeh. Kebetulan perutnya keroncong

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    169. Perempuan Matre

    "Mau ke mana kamu, kak?" Shaka terlonjak kaget saat ruang tengah yang awalnya gelap menjadi terang benderang. Di belakangnya Ratna muncul dengan tangan bertengger di pinggang. "M-mama." Shaka menarik tangannya menyembunyikan sepatu yang ditentengnya di belakang tubuhnya. "Kamu mau ke mana lagi jam satu malam begini! Bentar lagi ujian, bukannya belajar di rumah." Mata Ratna tertuju pada tangan Shaka yang bersembunyi di belakang tubuhnya. "Kakak harus keluar, ma. Penting." Shaka memberikan tatapan memohon. "Udah larut malam, kak. Bahaya. Sekarang begal lagi marak. Lagian bisa tunggu besok pagi aja, kan." Ratna menatap gemas sekaligus kesal. "Mending balik ke kamarmu. Mama gak kasih izin kamu pergi sekarang. "Ma," Shaka menggelengkan kepalanya. "Kakak baru aja dapat kabar kalo Sekar diculik. Kakak mau bantu cari Sekar." "Lagi-lagi perempuan matre itu lagi?" Ratna menyugar rambutnya

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    168. Cari ke Semua Sudut Kota

    "Masuk!" Kata suara dari dalam. Sekar berdecih dalam hati. Matanya berkilat jijik mendengar suara Brian itu. Dia berjalan santai setelah seorang pemuda membukakan pintu. Begitu masuk mata Sekar langsung melotot melihat sosok di depannya. Matanya berkilat ngeri sesaat. Dia berbalik dan ingin keluar dari ruangan itu tapi seseorang sudah terlebih dahulu menutup pintu dan menguncinya dari luar. Seseorang yang duduk di balik meja menaikkan sudut bibirnya. Dia berjalan menghampiri Sekar. Sekar meneguk ludahnya. Kakinya bergerak mundur tanpa sadar. Pemuda itu berhenti di depan Sekar. Dia menyesap rokok di tangannya dan menghembuskan asapnya tepat ke depan wajah Sekar. Sekar memejamkan matanya dan menahan sekuat tenaga agar tidak kelepasan batuk. "Long time no see, baby girl~" Kata pemuda itu. Sebelah tangannya mengelusi pipi kiri Sekar. Sekar memejamkan matanya dan menolehkan wajahnya k

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    167. Kakak Ilen

    Ponsel Sekar berdering. Gadis itu merogoh isi tasnya untuk memeriksa ponselnya. Dia tertegun menatap layar ponselnya. "Ilen?" Gumamnya tanpa suara. Keningnya berkerut. Dia menggeleng kemudian mengembalikan ponselnya ke dalam tas setelah menolak panggilan. Belum selesai menyimpan ponselnya, nada dering kembali bergema. Sekar berdecak dan dengan cepat menggeser ikon telepon berwarna hijau di layar. "Kenapa?" Tanya Sekar ketus. "Kar, tolongin gue. G-gue takut~" "Hah?" Sekar melototkan matanya. Dia menjauhkan ponselnya dari telinga. Matanya sekali lagi memastikan nama penelepon. "Kar, gue takut." Suara Evelyn terdengar lagi. "Len, lo baik-baik aja, kan?" Tanya Sekar cemas. Evelyn menggelengkan kepalanya di seberang sana. "Selametin gue, Kar. G-gue... Hiks. Gue takut." "Len, lo tenang, oke. Lo bisa ceritain semuanya pelan-pelan." "Brian, d-dia nipu gue. S

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    166. 108 Penyiksaan

    "Dulu aku merasa kau adalah manusia paling menjijikkan yang rela melakukan apa saja demi harta, tapi ternyata jalang di sampingmu jauh lebih menjijikkan. Kalian pasangan yang serasi." Oda tersenyum sinis. Dia puas karena Dewo terdiam lama di seberangnya tanpa bisa menjawab. "Dan untuk isi catatan sebenarnya aku sudah lupa di mana menyimpannya, yang jelas...." "A-apa?" Dewo menahan nafas. Tangannya berkeringat. "Seandainya suatu hari nanti kau kecelakaan yang sangat parah dan membutuhkan donor darah dari anak-anakmu, maka hanya ada satu anakmu yang bisa melakukannya." Hati Dewo menjadi dingin. "Apa maksud perkataanmu?" Oda tersenyum sinis. "Dewo Maryoto, kau mampu merampok kekayaan tanteku dengan otak pintarmu, apa hal kecil seperti ini saja kau tidak mampu mengartikannya." Oda kemudian menekan logo telepon merah di layar ponselnya. Pemuda itu berdecak jijik setelahnya. Dia kemudian menghubungi sebuah nomor. Tak lama panggilannya diangkat. "Bawa dua orang itu ke markas b

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    165. Tiga Dadu

    "Kar~" Shaka langsung bangkit saat melihat Sekar muncul di belokan lantai apartemennya. Hatinya yang tergantung seharian ini akhirnya bisa merasakan kelegaan. Shaka mendekat dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya. "Kamu ke mana aja~? Seharian aku ngawatirin kamu. Aku takut kamu kenapa-napa." Tubuh Sekar membeku. Shaka tak menyadari keanehannya. Tangannya mengusap puncak kepala Sekar dengan sayang. "Sayang?" Shaka menundukkan kepalanya hingga wajahnya sejajar dengan Sekar. Sekar mundur ke belakang dan menundukkan kepalanya dalam-dalam. Kata-kata orang tua Shaka kemarin terngiang lagi di benaknya. Mata Sekar berembun lagi. "Kar, kamu kenapa?" "A-aku gak papa." Sekar menolehkan wajahnya ke samping saat tangan Shaka hendak menyentuh dagunya. "A-aku capek mau istirahat. Kamu sebaiknya pulang." Sekar mendorong bahu Shaka kemudian segera membuka pintu apartemennya dan segera menguncinya dari dalam. Shaka tak bisa berpikir jernih sesaat. Saat dia menyadarinya, Sekar sudah m

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    164. Panggilan Kesukaan

    "Iya, tapi kita kan posisinya juga lagi bolos. Ntar lo bebas mau galakin kalo lo lagi gak bolos. Ini kita sama jatohnya. Kagak malu lo?" Gio mengembalikan spatulanya ke tangan Kayden. "Aduk lagi. Jan lupa tambahin aer dikit." Perintahnya. Gio kemudian mendekati Sekar lagi. Gio menepuk puncak kepala Sekar dua kali sambil mengedipkan sebelah matanya. Sekar mengulum senyumnya. "Seneng, kan, lo sekarang ada yang bela." Kayden melototi Sekar. Sekar berpura-pura tidak melihatnya. "Sekali ini gue gak marah. Tapi besok-besok janji jangan bolos lagi." Kata Kayden lebih lembut. Sekar menganggukkan kepalanya dengan patuh. Setelahnya baru dia berani mendekati Kayden. "Bang Kay masak apa?" Tanyanya manja. "Mie rebus." Kata Kayden. Dia lalu menyerahkan spatula di tangannya. "Bantu adukin." Katanya. Dia lalu mulai memecahkan tujuh butir telur. "Banyaknya~" Sekar membulatkan mulutnya melihat mie di dalam panci. "Iya kan buat rame-rame." Kayden menjawab. "Kan kita cuma bertiga. Emang ha

DMCA.com Protection Status