Share

135. Seperti Deja Vu

Penulis: Flutterby
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-21 20:04:54

"Nanti balik gue jemput. Chat aja kalo udah selesai latihan basketnya."

"Iya." Sekar mengangguk patuh. Dia membiarkan Kayden membantunya melepaskan helm di kepalanya.

"Kalau latihannya terlalu keras, bilang aja sama kak Anna. Jangan dipaksain. Kamu masih baru gabung sama tim sekolah. Mereka pasti maklum. Jangan mak-"

"Iya~" Sekar membolakan matanya. Bibirnya sudah maju-maju karena cemberut.

Kayden terkekeh. Tangannya yang sedang merapikan puncak kepala Sekar refleks mengacak-acaknya lagi.

Sekar melototkan matanya. "Abang hih. Dah sana berangkat, ceramah terus. Orang tadi malam udah juga. Kata-katanya Sekar masih hafal." Sekar memicingkan mata. Rautnya masam sambil tangannya merapikan kembali tatanan rambutnya.

Kayden terkekeh. "Diulang-ulang biar kamu gak lupa. Kamu kan pembangkang." Kayden mengerlingkan matanya.

Mata Sekar berkedut-kedu
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    136. Anak Pemilik Sekolah

    "Kar, Shaka-" "Gio berantem." potong Sekar. Suaranya pelan berbisik. Ricko langsung menoleh ke samping. "Lo dari mana tau Gio?" Matanya memicing curiga. Sekar menggelengkan kepalanya. "Gio habis berantem sama Morgan. Sekarang udah dibawa ke rumah sakit." "Anj-ing!" Ricko melototkan mata. Nafasnya memburu. Kali ini dia yang balik menggenggam tangan Sekar dan membawa langkah mereka lebih cepat menuju motor Ricko di parkiran. Ricko naik ke atas motornya dan mengulurkan tangannya untuk pegangan Sekar naik ke boncengan belakang. "Pegangan!" Ricko menolehkan sedikit kepalanya. Sekar mengangguk dan melingkarkan tangannya ke prut Ricko. Detik selanjutnya Ricko melajukan motornya dengan kecepatan maksimal. Raut wajah Shaka mengeras melihat Sekar yang memeluk punggung Ricko seiring motor itu yang berjalan semakin menjauh. *** "Kak Jo," panggil Sekar lemah. Seorang pemuda

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-08
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    137. Curi Kesempatan

    "Iya, gak akan. Gigi ompong bisa jaga rahasia." Ricko menatap interaksi mereka dengan tidak nyaman. Apa jangan-jangan rumor yang mengatakan leader 4.20 menyukai adik Kayden itu benar. Ricko tiba-tiba sakit kepala membayangkan akan seperti apa reaksi Shaka jika mengetahuinya. "Ko, bantu gue pindahin Sekar tidur di sofa aja." Gio meminta bantuan Ricko ketika Sekar sudah terlelap dalam posisi duduk di sisi brankarnya. Sebenarnya dia ingin berbagi tempat tidur dengan Sekar saja di atas brankar, tapi dengan beberapa luka jahitan di tubuhnya Gio terpaksa mengurungkan niatnya. Lagipula Sekar juga pasti akan keberatan. "Awas lo curi-curi kesempatan." Ricko memutar mata. Di bawah tatapan awas Gio, Ricko menyelipkan tangannya di punggung dan belakang lutut Sekar sebelum mengangkat tubuh mungil itu ke atas sofa dan menyelimutinya. "Lo suka sama Sekar, bang?" Ricko duduk di tempat Sekar sebelumnya m Gio te

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-14
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    138. Cacingan

    "Ko," Shaka mengintili Ricko sejak bel istirahat. Bahkan sepanjang jam pelajaran, Shaka menendang kaki kursi Ricko dari belakang tiap tiga menit. Ricko menarik nafas dalam. Ingat Ko, yang di depan lo ini ketua geng Garuda. Lo ngeplak kepalanya, lo bukan anggota geng lagi. Ricko mengingatkan dirinya sendiri. "Kasih tau ngapa, Ko. Atau jangan-jangan lo emang ada niatan lagi mau nikung." Ricko menatap sinis Vernon yang sengaja menyiram bensin ke dalam api. Benar saja. Shaka langsung melototi Ricko. "Tanya Sekarnya langsung deh. Gue gabisa ngomongnya." Ricko tak berdaya. Saat awal Shaka tau Sekar kenal dengan ketua Fonza saja Shaka mengamuk. Apalagi jika ditambah lagi sekarang dengan Gio, leader 4.20. "Gue bisa datengin markas Fonza sekarang juga kalo lo masih diem." Ancam Shaka. Ricko memutar mata. "Kayden gak tau Sekar gak masuk hari ini." Kayden ketemu Gio makin rumit yang ada. Kepala Ricko ingi

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-15
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    139. Nasi Padang

    Ricko terpaksa menyerahkan ponselnya. Dia berdoa semoga Sekar tidak menyebutkan nama Gio nanti. "Kok lama sih, Ko? Lo ke mana aja?" "..." Raut Shaka sudah sangat masam. Sekar mengabaikan telponnya dari kemarin, tapi malah beramah tamah dengan cowok lain. Apalagi suara Sekar terdengar ramah dan manja. Berbeda sekali jika sedang bersamanya yang selalu ketus. "Nanti pulang gue titip nasi padang ya, yang deket sekolah, pak-" "Kar, lo gak boleh selingkuh sama Ricko." "Anj-" Sekar melototkan matanya. Dia buru-buru memutus panggilannya. Gio terkekeh melihat wajah shock Sekar. "Ngapa lu?" "Shaka yang ngangkat. Untung gue gak ada nyebut nama lo." "Pasti dia lagi cemburu berat. Apalagi lo dari kemaren ngacangin dia." "Gue gak mau berurusan lagi sama mantan!" Sekar mengibaskan rambut dengan songongnya. *** "Kar," "Hmm" Sekar hanya berdehem. Dia masih sibuk mengunyah burger di tangannya. Akhirnya Ricko gagal membelikannya nasi padang. "Shaka minta lo balas chatnya." "Lo

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-16
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    140. Anin dan Musthofa

    Ricko menatapnya sebal. "Gue bakal coba. Tapi gue gak bisa maksa kalo dia gak mau ketemu sama lo." "Bilang aja gue adeknya Andrew." "Yaudah. Buruan kita ketemu Shaka. Makin lama makin marah dia ntar." Ricko berjalan paling duluan. Sekar buru-buru bangkit dan mengejar langkah Ricko. "Ko," panggilnya. "Hm," Ricko meliriknya jengah. "Ternyata seru juga ya temenan sama lo." Ricko berdecih. "Gak. Gak tertarik gue punya temen modelan lu." Ricko mempercepat langkah kakinya. "Heh mulut lu. Gini-gini gue banyak duitnya ya!" Sekar menyingsingkan lengan bajunya dan mengejar langkah Ricko. Ricko terkekeh, "percuma banyak duit tapi doyan gratisan." "Itu namanya tidak menolak rezeki, Iko~" "Eh?" Ricko menghentikan langkahnya. Dia menatap heran Sekar. Sekar menggaruk tengkuknya, "kata Gio itu nama lo jaman bocah." "Ya ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    141. Perkara Posisi Tangan

    "Maaf ya, aku kemarin aku ngikutin kamu pulang diam-diam. Aku gak punya niat apa-apa. Aku cuma mau mastiin kamu sampai rumah dengan selamat." Bahkan saat Shaka masih salah paham dan tidak tau kebenaran tentang hubungan Kayden dan Sekar, Shaka sering diam-diam mengikuti Sekar pulang ke apartemen lamanya untuk memastikan gadis itu pulang dengan selamat. Shaka bahkan sering mengabaikan Evelyn yang berstatus pacarnya. "Lo gak punya kewajiban untuk itu." Sekar membuang muka. Jantungnya mendadak berdebar luar biasa. Shaka mengintip Sekar lewat spion. "Aku ngelakuin itu karena keinginan hati aku. Aku gak bisa tenang kalo belum mastiin kamu baik-baik aja." Shaka menghentikan motor besarnya di depan lobi gedung apartemen mewah Sekar. Dia mengulurkan tangannya untuk pegangan Sekar. Shaka membantu Sekar melepaskan helmnya. "Besok aku jemput, ya~" Shaka mengusap rambut Sekar sebelum menjalankan motornya. Dia tidak sabar

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-18
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    142. Belum Usai

    Sekar melotot. Kenapa malah ke situ. "Tapi begitu aku sadar aku langsung dorong dia kok jauh-jauh." Shaka mengangguk-anggukan kepalanya. Bibirnya kerucut. "Aku juga udah mandi kembang tujuh rupa di rumah. Besoknya juga mandi pakai air tanah liat. Tanya aja Bella." Bella mengacungkan jempolnya dari kerumunan paling depan. Mandi dengan tanah adalah idenya. Sekar terkekeh geli mendengarnya. Shaka tersenyum lega melihat tawa Sekar. "Kamu cantik." Sekar langsung berdehem. Bisa-bisanya dia malah membayangkan Shaka mandi tanah liat dengan dada telanjangnya. "Kamu maafin aku, kan? Plis, sayang, dua hari aja hukumnya. Hari ini kita baikan, ya~" Sekar meneguk ludahnya. Kenapa Shaka sangat menggemaskan sekarang. "Maafin. Maafin." Bella mulai bersorak dan diikuti murid-murid lain. Suasana berangsur ramai. Shaka tersenyum dan mengacungkan jempolnya pada Bella

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-20
  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    143. Adik Sepupu

    Sekar meneguk ludah, "j-jangan." Raut wajah Shaka berubah masam. Dia membuang muka tak ingin Sekar melihatnya. "S-Shaka," panggil Sekar lembut. Hening. Shaka masih tak mau melihat wajahnya. "S-Shak," Sekar meraih tangan Shaka. Dia memberanikan diri menggenggam tangan itu. "Kenapa?" tanya Shaka getir. Matanya masih betah menatap keluar. "Apa kamu lebih suka sama yang lemah lembut kayak Ricko. Yang pikirannya dewasa, gak kekanakan kayak aku. Kamu pasti capek kan hadepin aku. Bentar-bentar emosi. Manja. Tukang modus. Suka maksa." Sekar terdiam. Dia merasa sedih tanpa alasan. "Kalau kamu bener mau kayak gitu, aku janji akan berubah. Tapi gak bisa instan. Aku butuh waktu buat buang semau sifat buruk aku ini. Tapi kamu jangan pergi. Temenin aku." "Shaka," Sekar menggelengkan kepalanya. Matanya berembun. "Gak ada yang perlu

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-23

Bab terbaru

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    177. Tamat

    Dimas terkekeh dan menyingkirkan telunjuk Dewo yang menunjuk ke arahnya. "Jangan bilang kau juga tidak tau bahwa Sekar ke Paris dua bulan yang lalu." Mata Dewo berkilat kaget sekilas. Setelahnya dia berusaha terlihat normal. Tapi Dimas menyadari reaksi awalnya. Pria itu tersenyum sinis. Dia membuka galeri di ponselnya dengan menunjukkan rekaman singkat seorang gadis yang nampak mengerucutkan bibirnya. "Ayah Dimas." Ucap gadis dalam video. Mata Kayden dan Gio berkilat mendengar suara itu. Dan mereka bisa membayangkan wajah masam Sekar yang melakukannya di bawah paksaan orang lain. Dimas menjauhkan ponselnya saat tangan Dewo ingin menjangkaunya. Dewo naik pitam melihatnya. "Kau tidak bisa memaksa anak gadis orang lain untuk memanggilmu ayah." "Kenapa tidak bisa! Lagipula dia terlihat senang-senang saja, tidak ada ketegangan. Asal kau tau saat itu dia sedang meminta ditraktir makan di restoran favoritnya, padahal sepanjang jalan dia sudah memalakku untuk membayar semua street food

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    176. Pura-pura Tuli

    "Kar~" Suara Kayden parau. Dia langsung memeluk Sekar erat-erat. Gio ikut memeluk kedua orang itu. "Lo harus secepatnya ingat gue, Kar. Gue sama Gio nunggu lo. Kita selalu nunggu lo." Kayden menepuk-nepuk pucuk kepala Sekar. Dia tidak peduli lagi meski pandangannya sudah kabur karena air mata. Gio ikut mengusap bahu Sekar. "Lo harus sehat-sehat di sana. Harus pinter jaga diri. Gak ada gue sama Kayden lagi yang bisa jagain lo." Gio mengusap air matanya. Sekar menatap dua orang itu yang sama sama menangis. Hati Sekar campur aduk. Matanya ikut panas dan akhirnya menjatuhkan bulir-bulir bening. "Cepat pulang. Abang-abang lo nunggu di sini." Kayden mengusap air mata di wajah Sekar dengan hati-hati. Dia lalu mengecup kening gadis itu. Juga dua kelopak matanya. "Gue selalu nunggu lo di sini. Baik-baik di sana, ya~" pintanya. Sekar mengangguk tanpa sadar. Hatiny

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    175. Ayah Dimas

    "Karena abang pencopet." Sekar menampakkan raut kagetnya. Petra mengusap lagi air matanya. "Karena bang Pepet udah mencopet hati Sekar." Petra berusaha tersenyum. Sekar ikut tersenyum. "Bang Pepet lucu." Petra menganggukkan kepalanya. Tangisnya semakin hebat. "Kalo aku kamu ingat? Pokoknya harus ingat." Sean maju. Belum apa-apa matanya sudah berembun. "Bang Sean, kan?" Sekar tersenyum. "Gak pakai abang. Kamu biasanya manggil aku Sean aja. Gak ada abangnya." Sean mengusap air matanya. Sekar mengernyit. "Bang Sean kan seumuran bang Kayden? Kenapa Sekar gak panggil abang kayak yang lain?" Sekar menoleh pada Kayden yang dari tadi hanya diam. Mata pemuda itu paling sembab. "Bang Kayden," panggil Sekar karena Kayden hanya diam saja. "Kita semua bahkan gatau k

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    174. Bintang PD

    "Besok saya ingin membawa Sekar pulang berobat di Paris." "Om?" Shaka membeku. Dia takut salah mendengar sebelumnya. "Shaka gak salah denger, kan, om? Om gak mungkin mau bawa Sekar ke Paris, kan?" Keheningan di seberang sana sudah menjawab pertanyaan Shaka. Pemuda itu tanpa sadar mundur selangkah. Dia memegangi tembok di sebelahnya. "Om, Shaka yakin Sekar masih bisa disembuhkan di Indonesia. Shaka akan cari rumah sakit yang lebih baik lagi. Dokter yang lebih hebat lagi. Sekar tidak harus dibawa ke Paris, om. Lagipula Sekar baru siuman, om." Louis menghela nafas berat. "Shaka, dengarkan saya. Saya melakukan ini demi kebaikan Sekar. Saya tau pengobatan di Indonesia juga baik. Banyak rumah sakit maju dan dokter yang ahli di bidangnya. Tapi ini sudah dua minggu sejak Sekar siuman. Kesehatannya tidak memiliki banyak kemajuan." Shaka terdiam. Dia ingin menyangkal kata-kata Louis tapi tidak ada suara yang terucap. Dia juga terbayang saat Sekar merintih kesakitan merasakan semua luka

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    173. Membawa Sekar Pulang

    "Kagak ada nanti. Gue gak izinin lo nemuin Sekar sampai kapan pun!" Kayden memotong ucapan John. Kakinya kembali hendak menerjang ke depan. "Kay! Kay!" John berdiri di depan Kayden untuk menghalangi. Dia memegangi bahu Kayden dan memaksa pemuda itu untuk memasuki ruang rawat Sekar bersamanya. Gio memandang pintu ruang rawat Sekar yang sudah tertutup dari dalam. Pemuda itu lalu berjalan mendekati Bagas. Matanya menatap dari pucuk kepala hingga ujung kaki Bagas. Sudah berapa tahun mereka tidak bertemu. Jika bukan karena suara Bagas yang tidak berubah, Gio tidak akan mengenali wajah di balik cambang tebal itu. "Lo sebaiknya pulang, bang. Kayden gak akan ngizinin lo liat Sekar buat sekarang. Cowok itu keras kepala." "Gue tau semua ini terjadi karena gue. Gue nyesel, Yo." "Lo ninggalin banyak masalah buat kita semua di Indo, bang." Gio tersenyum miris. "Gue dan yang lain gak pernah berenti nyari lo selama ini, tapi semuanya sia-sia. Lo gak bisa ditemuin di manapun. Lo emang niat ba

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    172. Bagas

    Oda mengangguk. "Saya juga tidak berniat melepaskan bajin-gan itu begitu saja dan menyerahkannya ke polisi. Masalahnya Shaka sudah menyerang tempat persembunyian mereka sendirian dan hampir membakar seluruh bagian rumah itu dan telah menarik perhatian warga sekitar. Orang-orangku juga mengatakan Daniel beserta anak buahnya sudah tidak terlihat di sana. Mereka pasti sudah kabur duluan saat mengetahui Sekar tertabrak. Sekarang polisi sudah terlanjur tau." "Masalah itu biar nanti Kayden yang ke kantor polisi. Kita pasti bisa nemuin Daniel, bang. Sean sama yang lain udah turun nyari mereka. Beberapa geng motor lain yang deket sama Fonza juga ikut turun tangan." "Gue juga udah nyuruh Jovi sama anak-anak buat ikut nyari keberadaan Daniel, Kay." Gio yang sedari awal diam juga ikut bersuara. Kayden memperhatikan wajah Gio yang sembab dan mengangguk. "Thanks." Katanya pelan. "Tapi saya sangsi keberadaan orang itu mudah ditemukan.

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    171. Berlumuran Darah

    "Woy jangan kabur!"Kedua gadis itu sontak menoleh ke belakang dan melihat belasan orang mengejar mereka dari jarak agak jauh.Sekar melotot ngeri. Dia mengepalkan tangannya dan mempercepat larinya. "Kabur, Len!" Gadis itu menoleh pada Evelyn. "Lo masih sanggup, gak? Atau gue gendong aja?"Evelyn menggeleng tegas. Gadis itu menggigit bagian dalam bibirnya. Keringatnya sebesar biji jagung setiap dia menggerakkan kakinya.Sekar mengencangkan kepalan tangannya. Daniel. Awas saja. Besok dia luluh lantakkan orang itu bersama pengikutnya."Argh!" Evelyn berteriak saat tubuhnya terhuyung ke depan dan lututnya segera bergesekan dengan aspal jalanan. Dia merasakan kulitnya terkelupas dan terasa panas membakar. "Ilen!" Sekar yang sudah berjarak jauh di depannya segera menoleh mendengar teriakan Evelyn. Matanya melotot panik dan segera berlari hendak menghampiri Evelyn."Jangan." Evelyn menggelengkan kepala. Matanya berembun. "Jan

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    170. Karena Lo Kakak Gue

    "Lo beneran bego." Sekar menaikkan sudut bibirnya melihat seseorang yang juga terborgol di seberangnya. Gadis itu meringkuk. Meski kondisi ruangan mereka disekap remang-remang tapi Sekar dapat melihat wajah gadis itu yang lebam-lebam. Terdapat bulatan besar berwarna kehitaman di mata kirinya. Entah siapa yang sudah melayangkan kepalan tangannya."Shh..." Gadis itu meringis saat membuka mulutnya."Mulut lo robek. Mending diem kata gue mah." Sekar terkekeh dan melanjutkan ucapannya. "Tapi gue penasaran, mata lo ditonjok siapa? Anjir GG banget pukulannya. Jangan bilang cowok lo si Brian?"Evelyn menggertakkan giginya. Matanya melirik tajam Sekar. "Berisik. Mending lo pingsan aja kayak tadi.""Gue bangun karena tiba-tiba lapar. Tau gak, pas lo nelpon tadi posisi gue lagi nunggu pesenan makanan gue. Demi nyelametin kakak yang akhirnya mau nerima gue makanya gue langsung ke sini jemput lo, taunya kena prank." Sekar terkekeh. Kebetulan perutnya keroncong

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    169. Perempuan Matre

    "Mau ke mana kamu, kak?" Shaka terlonjak kaget saat ruang tengah yang awalnya gelap menjadi terang benderang. Di belakangnya Ratna muncul dengan tangan bertengger di pinggang. "M-mama." Shaka menarik tangannya menyembunyikan sepatu yang ditentengnya di belakang tubuhnya. "Kamu mau ke mana lagi jam satu malam begini! Bentar lagi ujian, bukannya belajar di rumah." Mata Ratna tertuju pada tangan Shaka yang bersembunyi di belakang tubuhnya. "Kakak harus keluar, ma. Penting." Shaka memberikan tatapan memohon. "Udah larut malam, kak. Bahaya. Sekarang begal lagi marak. Lagian bisa tunggu besok pagi aja, kan." Ratna menatap gemas sekaligus kesal. "Mending balik ke kamarmu. Mama gak kasih izin kamu pergi sekarang. "Ma," Shaka menggelengkan kepalanya. "Kakak baru aja dapat kabar kalo Sekar diculik. Kakak mau bantu cari Sekar." "Lagi-lagi perempuan matre itu lagi?" Ratna menyugar rambutnya

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status