Share

Chapter 14

Penulis: Lapini
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-20 18:20:00

“Kok kamu dateng sendirian? Gak bareng sama Amanda? Oh atau itu bocah udah sama Mbak Maya?”

Andhira menyeruput es jeruk, ditemani satu porsi roti bakar. Dirinya cabut dari kelas Pak Kiki yang digantikan oleh Arsenio, dan pergi ke café yang tidak jauh kampus. Dia mengirimkan lokasi kepada sahabatnya.

“Di jemput sama Mbak Maya, buat pulang. Katanya, biar gak ngerengek ketemu kamu,” ujar Darwis.

Andhira bergumam, dirinya memakan satu potong roti bakar, menatap Darwis yang sedang menatapnya serius. “Kenapa? Ada yang mau diomongin?”

“Aku minta maaf yaa, apapun yang terjadi setelah ini,” ucap Darwis dengan serius, membuat Andhira menaikkan sebelah alisnya.

“Ada apa sih, Darwis Kusuma?” tanya Andhira menuntut, sahabatnya itu hanya menggeleng dan tersenyum manis.

“Jangan musuhin aku, sumpah aku terpaksa.”

Andhira mendelik, dirinya bingung harus bereaksi seperti apa, sedangkan Darwis tidak memberitahukan apa yang terjadi.

“Maheswari Andhira Swastika.”

Andhira melebarkan kedua matanya, menatap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 15

    “Kamu itu mahasiswi loh, bukan anak SMA lagi, jadi jangan banyak bertingkah.” Andhira menaikkan sebelah alisnya, menatap Arsenio yang menatapnya serius. Aura laki-laki di sebrangnya itu menakutkan, tetapi sedikit membuat Andhira terpesona. Bukannya apa-apa, gadis itu mengakui pesona yang dimiliki seorang Dareen Arsenio. “Harusnya pak Arsen makasih sama saya, karena pak Arsen gak makan gaji buta,” ucap Andhira santai, tidak menganggap Arsenio sebagai Dosen PAnya. “Saya di sini tidak digaji, jadi saya melakukan ini karena sukarelawan,” ujar Arsenio dengan santai, berbeda dengan Andhira yang memicingkan mata. Pernyataaan dari Arsenio, membuat Andhira menatap penuh curiga. “Terus kenapa mau jadi Dosen di sini? Kan pasti pak Arsenio duitnya gak habis-habis.” Arsenio menaikkan sebelah alisnya, “Kamu tau? Cita-cita saya sebagai dosen tanpa dibayar. Dulu, saya tidak punya apa-apa, makanya mantan istri saya minta cerai, karena dia gak mau hidup susah sama saya.” Andhira menatap Arsenio ya

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-20
  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 16

    “Anak kamu nyariin tuh, Dhir.”Darwis terkekeh saat melihat Andhira yang berdecak, dia tahu suasana hati sahabatnya itu sedang tidak baik saja, dan saat ini sosok Amanda sedang celingak-celinguk di dekat pintu masuk kantin indoor.“Biarin aja, Dar. Aku takut kelepasan,” ujar Andhira, dirinya lebih tertarik kepada siomay bumbu kacang ditambah dengan saus dan kecap. Sedangkan Darwis mengendikkan kedua bahunya, tetapi tidak melepaskan atensinya dari sosok Amanda Anandita.“Kasian dia, Dhir. Kamu gak mau nyamperin dia?” tanya Darwis, menatap Andhira yang sedang menaikkan sebelah alis. “Dia sendirian loh, nanti kalau digangguin sama Tesya gimana?”Andhira bergumam, menoleh, dan mendapati Amanda yang bersidekap dada dengan wajah yang kesal. “Dia kenapa? Kok lucu sihh,” ucapnya, diakhiri dengan tertawa.Bayangkan saja bagaimana ekspresi Amanda, anak usia 7 tahun berdiri sendirian di dekat pintu masuk, seperti kesal karena tidak bisa menemukann apa yang diinginkan.Darwis mengangguk, “Kamu ya

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-21
  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 17

    “Kamu nanti malem ada acara?”Andhira menghentikan aktifitasnya yang sedang memasukkan buku ke dalam totebag, segera mengangkatkan kepala, dan mendapati wajah Arsenio yang sedang tersenyum kepadanya.“Kenapa emangnya, Pak? Hari ini saya lagi di rumah Mamih saya, dan gak boleh keluar malam.”Arsenio menaikkan sebelah alisnya, “Loh iya? Saya kira kamu lagi di rumah Papih kamu.”“Kenapa, Pak?” tanya Andhira tanpa menatap Arsenio yang sedang bergumam. Setelah selesai, dirinya segera beranjak, tersenyum tipis kepada Arseni, “Kalau gak ada yang mau dibicarain, saya permisi yaa, Pak.”“Tunggu,” ucap Arsenio, setelahnya berdeham, dan menatap Andhira yang menaikkan sebelah alisnya, “Nanti malam saya harus dateng ke acara ulang tahun anaknya rekan kerja saya.”Andhira bergeming, dirinya tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Akhirnya memilih Arsenio untuk melanjutkan. Tetapi, sudah lebih dari dua menit, hanya ada keheningan di antara mereka, membuat Andhira jenuh.“Terus kenapa, Pak?” tanya An

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-21
  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 18

    “Tadi malam saya ke rumah Mamih kamu, tapi lampunya mati. Kalian pergi?”Arsenio menyamakan langkah kakinya dengan Andhira, sedangkan Andhira hanya bergumam, tanpa menanggapi apa yang diucapkan oleh Arsenio. Hal itu membuat Arsenio menaikkan sebelah alisnya, bingung dengan perubahan sikap Andhira.“And—”Andhira menghentikan langkahnya, menyamping, dan menatap Arsenio dengan tersenyum tipis, “Saya boleh minta tolong? Hari ini jangan ganggu saya dulu ya, Pak.”“Kenapa? Kamu ada masalah?”Andhira menggeleng, dan tersenyum. Tanpa basa-basi, dirinya menunduk, dan melenggang pergi. Andhira benar-benar tidak bisa diganggu, karena suasana hatinya sedang tidak baik-baik saja. Satu yang diinginkan, tidak bertemu dengan Amanda, takut tidak bisa menahan emosinya.Darwis yang menaikkan sebelah alisnya saat berpapasan dengan Andhira yang masuk ke dalam lift, tanpa basa-basi dia menyusul Andhira. Kini di dalam lift kampus hanya mereka berdua. Darwis merangkul sahabatnya, mengusap lengan Andhira.“J

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-21
  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 19

    “Ehh basah. Maaf yaa, gak sengaja, tapi aku niat buat bikin baju kotor.”Andhira terkekeh, dia baru saja menyiram seorang perempuan bersurai panjang, mengenakan kaos oblong berwarna hitam, rok selutut, Tesya Farhana.“Andhira Swastika, kamu punya dendam terselubung sama aku? Bilang aja. Gak perlu jadi baik buat mendapatkan pengakuan.”“Maheswari Andhira Swastika, itu nama lengkap aku. Lagian sok akrab amat manggil aku pake Andhira Swastika, siapa kamu? Kita kenal aja gak,” protes Andhira dengan menatang, dirinya bersidekap dada.Tesya maju satu langkah, menatap Andhira yang memiliki tinggi tubuh seimbang dengannya, “Kamu ada masalah apa sama aku? Aku gak ada ngerebut Darwis ataupun Reno dari kamu. Terus kenapa kamu sewot tiba-tiba?”“Kamu bikin anak kecil nangis lagi, kan? Ngakuu. Aku punya buktinya,” ucap Andhira tidak kalah menantang. Dia menatap Tesya dengan tajam, bahkan tidak ada lagi tatapan ramah yang biasa ditampilkan.“Anak kecil mana? Yang kaya boneka itu? Emangnya dia siap

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-22
  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 20

    “Pak Arsen, saya mau nanya dong.”Andhira menatap Arsenio yang sedang menatap layar laptop dengan serius, memandangi wajah Dosen tampan yang ternyata duda memiliki anak satu, dan menjadi idola di universitas selalu happy.Arsenio mengalihkan atensinya menatap Andhira, “Apa?” tanyanya dengan serius, menunda urusannya, dan memfokuskan atensinya hanya dengan menatap Andhira.“Kemaren kenapa pak Arsen ngebelain Amanda? Padahalkan dia gak urusannya sama pak Arsen, kan?” tanya Andhira dengan cepat, satu malam dia habiskan untuk berfikir, ada hubungan apa diantara Arsenio dan Amanda. Jadi, saat ini memberanikan diri untuk bertanya kepada Arsenio.Arsenio terkekeh, “Emangnya kalau bukan, saya tidak boleh ngebela? Kamu saja yang bukan siapa-siapa dari Amanda ngebelain Amanda, masa saya diem saja?”“Bukan gitu,” cicit Andhira, dirinya bergumam, memainkan jemarinya dibalik meja, “Maksud saya, kenapa harus repot-repot ngebelain Amanda?”“Kamu membela Amanda, berarti saya juga harus membela Amanda

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-24
  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 21

    “Kamu sihh, gak bisa tahan emosi, jadinya gini, kann. Kalau kamu pulang dengan wajah kaya gini, Mamih kamu bisa marahin kamu.”Andhira hanya bergumam mendengar coletahan dari Caca, kini mereka berada di Unit Kesehatan, luka yang didapatkan oleh Andhira membuat Caca harus membantu untuk mengobati.“Kamu bisa diem gak? Cerewet banget.”Caca menghentikann aktifitasnya, dirinya menegakkann tubuhnya dan berkacak pinggang, “Andhira sayang aku, kapan kamu berubah sihh? Kamu gak takut kalau nanti sih Tesya ngelaporin kamu ke bagian kemahasiswaan? Belum lagi kamu harus berhadapan sama pak Arsenio yang terkenal cukup kejam.”Andhira mendongak, menatap Caca yang mengangkat dagu angkuh, “Mendingan kamu nyusul Darwis sama Reno deh di kantin, lebih baik kamu nyeramahin sih nenek lampir. Aku lagi gak mau denger ocehan kamu.”“Gak mau, lebih baik aku ngoceh ke kamu, biar kamu sembuh. Lagian aku gak kenal sama Tesya, gak cantik, tapi banyak gaya.”Andhira tertawa, “Cantikan aku atau nenek lampir?” tan

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-25
  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 22

    “Kamu hari ini benar-benar kacau, Andhira.”Arsenio menatap tajam Andhira dihadapannya saat ini, sedangkan Andhira hanya bergeming memperhatikan Dosen PAnya yang sedang berbicara. Andhira tidak bodoh, dia mengakui hari ini memang benar-benar kacau.“Ya mau gimana lagi, Pak? Udah kejadian juga. Gak bisa diputar lagi.”Arsenio menaikkan sebelah alisnya, “Kamu gak ngerasa bersalah?” tanyanya, membuat Andhira mengulum bibir dan bergumam.“Bersalah ke Amanda sih iya. Tapi kalau ke Tesya, gak ada dalam hati saya ngerasa bersalah. Emang dia yang bikin saya emosi hari ini,” jelas Andhira, menatap kedua bola mata milik Arsenio.“Belum lagi sebelum saya ketemu sama Tesya, saya kesel sama pak Arsen. Jadi, permasalahan dikantin tadi, bukan salah saya,” lanjut Andhira, tidak ada yang salah jika dirinya membela diri, karena dia mengatakan yang sesungguhnya, bukan mengarang cerita.Arsenio mengangguk, “Anggaplah memang itu faktanya, saya hanya ingin tahu, kenapa kamu bisa membentak Amanda? Dia tidak

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-26

Bab terbaru

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Extra Chapter

    “Nempel teruss. Awas awass, ngalangin jalann.” Andhira yang kesal kepada Garaga pun menendang tulang kering laki-laki dihadapannya saat ini, baru kemarin Garaga bersikap diluar nalarnya, kini kembali ke setelan pabrik. Arsenio yang berdiri di sisi kanan Andhira pun menepuk lengan tunangannya. “Aku tuh kemarin kaya bukan ketemu sama kamu. Jangan-jangan, kemarin itu kembaran kamu, kan?” tanya Andhira dengan penuh curiga, karena memang berbeda Garaga yang hadir di acara lamarannya dengan Garaga yang ada dihadapannya saat ini. “Enak aja, itu aku tau. Mode kalem, karena kamu mode kalem,” ucap Garaga, membuat Andhira menaikkan sebelah alisnya. Bingung dengan apa yang dikatakan oleh Garaga. “Aku daritadi kalem padahal, kok bisa-bisanya? Jangan salahin aku kalau jambul kamu longsor dalam waktu sekejap,” ancam Andhira, dan dia melihat Garaga melangkah mundur agar tidak terkena sasarannya. Arsenio hanya menggelengkan kepala melihat tingkah tunangannya yang memang berbeda dari hari kemarin

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Epilog

    “Aku tidak menyangka, ternyata yang menjadi calon suaminya Andhira itu Arsenio. Pria yang pernah aku tidak restui karena memiliki anak.” Papih hanya mengabaikannya, melepaskan genggaman tangan Mamih dan menggantikannya dengan rangkulan di pinggang. Keduanya melangkahkan kaki keluar dari pagar rumah untuk menyambut kedatangan keluarga Arsenio. Reno ditunjuk untuk menjadi MC di acara lamaran sahabatnya itu memakai pakaian batik, jujur saja jika bukan permintaan dari Andhira, dirinya tidak berdiri di sini, tetapii berdiri dibelakang bersama dengan Darwis,, Garaga, Kalvin dan Zavian. Dirinya saat ini berdiri di dekat di sisi kanan Papih. Arsenio berada di tengah, sisi kanannya terdapat Amanda dan Mommy, sedangkan di sisi kirinya terdapat Daddy. Nenek dan Kakek dari Amanda ikut hadir, bahkan sudah tiba di Nusantara dari satu minggu yang lalu. Saat Arsenio mengabarkan akan melamar seseorang perempuan. “Selamat datang, Tuan Daniel dan Nyonya Elizabeth,” sapa Papih kepada kedua oran

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 151

    “Ini kamu sendiri yang desain?”Andhira menatap Arsenio, dan kekasihnya itu mengangguk. Sebuah foto menarik atensinya, sebuah maxi dress bersiluet A yang memiliki panjang hingga semata kaki dan lengan tranparan. Motif bunga, dan berwarna biru.“Kamu suka? Atau ada yang mau kamu tambahin?” tanya Arsenio, saat ini mereka sedang berada di butik milik Tante Kir, tanpa Amanda.Setelah satu hari kemarin menghabiskan waktu bersama, hari ini adalah waktunya Arsenio dan Andhira menyiapkan acara untuk lamaran, tidak bukan seserahan, tetapi pakaian. Permintaan Andhira mengenakan dresscode couple pada saat acara lamaran nanti.“Mas Arsen desain juga buat pakaiannya?” tanya Andhira, diangguki oleh Arsenio. Kekasihnya itu menggeser foto lain. Tante Kir hanya terdiam memperhatikan kedua pasangan yang sedang diskusi.Andhira menatap serius foto tersebut, lalu berkata, “Jelek. Gak usahh. Mas Arsen pake kemeja warna biru aja.”Arsenio mendelik, “Aku desain itu biar sama kaya punya kamu. Katanya mau c

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 150

    “Aku belum ngeliat Amanda sebahagia itu.”Arsenio memperhatikan Amanda yang sedang bermain pasir di depan sana, hanya seorang diri. Sedangkan dirinya duduk tiga langkah dari posisi Amanda saat ini, bersama dengan Andhira yang memfokuskan atensi hanya kepada Amanda.“Oh iya? Dia juga tadi bahagia banget pas denger kalau aku sama kamu mau lamaran,” ucap Andhira, menoleh ke sisi kirinya dan tersenyum kepada Arsenio.Arsenio menoleh, tersenyum manis kepada kekasihnya dan kembali menatap Amanda yang sedang berusaha membangun istana dari pasir.“Keinginan dia dari pertama kali ketemu sama kamu, ya ngejadiin kamu sebagai mamihnya. Udah lama gak punya mamih, terus harapan dia cuma kamu.”Andhira bergumam, memfokuskan atensinya hanya kepada Amanda. Gadis cilik yang selalu mengganggu hari-harinya, sering datang ke kampus untuk bertemu dengannya, dan bahkan dia tidak tahu kalau Amanda itu anak dari Arsenio, dosen pembimbing akademiknya yang baru.“Aku sampe sekarang masih gak percaya sihh. Kaya

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 149

    “Kamu jangan kaya gitu lain kali. Gak baik, apalagi ada ibunya, nanti beliau kesinggung, gimana?”Amanda hanya bergeming mendengarkan apa yang diucapkan oleh Andhira dari sejak mereka di sekolah dan saat ini dalam perjalanan menuju rumah.“Iya, maaf. Lagian aku kesel sama Angga, dia di dalam kelas aja ngisengin aku. Jadinya, mau ngehindar aja kalau keluar kelas,” ucap Amanda, lebih membela diri sendiri.Andhira menoleh sekilas, lalu kembali fokus menyetir. Dirinya mengerti, dan pernah melakukan hal yang sama seperti yang Amanda lakukan. Tahu akhirannya seperti apa? Orangtua sih pelaku pengganggu menyuruh Andhira untuk meminta maaf.“Aku pernah di posisi kamu, digangguin sama lawann jenis. Aku yang minta maaf, tapi aku dibilang gak sopan, orangtuanya gak terima malah minta aku buat ngebantu anak mereka dalam ngerjain tugas,” ujar Andhira, membuat Amanda menoleh dan memicingkan mata.Jujur saja, Amanda antara percaya dan tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Andhira. Sedikit ke

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 148

    “Kok baru keliatan lagi, Jeng?” Andhira tersenyum kepada Ibu Angga yang duduk di sisi kanannya. Mereka saat ini sedang duduk di kursi yang terletak dipinggir dekat dengan taman bermain yang ada di sekolah Amanda. “Iya, Bu. Kemarin-kemarin sibuk mengerjakan tugas yang dikasih dosen,” jawab Andhira, berusaha untuk sopan kepada Ibu Angga, dan berusaha untuk tidak menyinggung Ibu Angga. “Oh iya. Jeng Andhira kan sedang kuliah. Lancar yaa jeng kuliahnya? Harus dong, biar cepet dapet gelar. Terus fokus merawat Amanda,” balas Ibu Angga, ditanggapi dengan senyum manis dari Andhira. “Anaknya semakin lucu ya, Bu,” ucap Andhira diakhiri dengan terkekeh, dia kembali mengingat tingkah Angga tadi pagi sehingga membuat Amanda ngambek tidak ingin masuk kelas. Ibu Angga menyengir malu, dirinya merasa bersalah karena putranya, membuat Andhira harus membujuk Amanda untuk masuk kelas dan mengikuti pelajaran hari ini. Diluar prediksinya, dan membuatnya mengingat kembali sifat yang dimiliki oleh Angga

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 147

    “Loh kok ada mamih Andhira?”Amanda menatap bingung Andhira yang saat ini duduk di ruang tamu, hanya seorang diri. Andhira mengangkat kepalanya, dan tersenyum kepada Amanda yang langsung duduk di sisi kanannya.“Gak suka kalau aku dateng ke sini?” tanya Andhira, raut wajahnya seolah sedih, dan memperhatikan Amanda yang mengangguk lalu menggeleng.“Maksud aku, kok di sini? Emangnya mamih gak kuliah?”Andhira terkekeh, lalu menggelengkan kepala. Dirinya memang sengaja datang ke sini untuk mengantar Amanda ke sekolah dan menunggunya hingga pulang sekolah. Sedangkan Arsenio sedang ada keperluan, dan sudah berangkat dari pukul tujuh.“Aku libur hari ini, udah siap?” tanya Andhira, diakhiri dengan senyum manis. Dia mendengar suara derap langkah kaki yang mendekat, membuatnya menoleh dan mendapati Mbak Maya yang datang dengan membawa tas sekolah berwarna pink milik Amanda.“Kamu benerann gapapa nganterin Amanda ke sekolah?” tanya Mbak Maya setelah berdiri di dekat Amanda dan Andhira. Amanda

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 146

    “Kamu sama sih Airina gak bisa akur emangnya ya?” Andhira menyeruput jus jambunya dengan santai, dihadapannya ada Arsenio. Keduanya saat ini berada di sebuah café yang tidak terlalu banyak di kunjungi oleh customer, menghabiskan waktu berdua setelah melewati hari yang cukup menguras tenaga. “Aku sih bisa aja akur, tapi kan mas Arsen liat sih kelakuan syaitonnya. Baru juga mas Arsen dateng, dia udah berulah,” ucap Andhira, mengambil satu stick kentang dan colek ke saos sambal. Kedua matanya hanya terfokus untuk Arsenio. “Oh iya?” Andhira mengangguk, membenarkan posisi duduknya. Dia berdeham, lalu berkata, “Kayanya dia emang sengaja deh cari perhatian. Soalnya ya, pas mas Arsen gak ada beberapa hari kemarin, di kampus itu dia gak ada berulah tau.” Arsenio menyeruput kopi hitam, matanya memperhatikan kekasihnya yang sedang bercerita. Hanya dengan melihat wajah Andhira saja membuatnya sedikit tenang, apalagi kekasihnya itu berceloteh seperti biasanya, tidak perlu dipertanyakan lagi.

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 145

    “Tadi aku ketemu sama perempuan, dia ini mukanya berseri-seri gitu. Mungkin karena ketemu sama mas pacar kali ya?”Garaga melirik ke sisi kanan, mendapati Andhira yang datang bersama dengan Reno. Perempuan yang dimaksud oleh Garaga ialah Andhira, sang empu menyadari dan ….“AKHH ANDHIRA,” teriak Garaga saat Andhira menarik jambulnya sekuat tenaga, Reno yang melihatnya pun menarik Andhira untuk menjauh dari Garaga. Sedangkan Garaga mengibas surainya sekalian, jambulnya sudah rusak akibat ulah dari Andhira.“Apa?” tanya Andhira dengan kedua matanya melotot kepada Garaga yang menatapnya.Reno yang tidak ingin adanya pertengkaran pada pagi hari ini, memberikan kode kepada Darwis untuk bertukar tempat duduk dengan Garaga. Darwis tanpa banyak bicara mengambil tas milik Garaga dan dipindahkan ke meja belakang.Di dalam ruangan hanya ada Darwis, Garaga, Zavian, Kalvin, Reno dan Andhira. Zavian dan Kalvin memang tipe yang jarang bicara, jadi hanya duduk tenang di kursi paling belakang sejajar

DMCA.com Protection Status