Share

Chapter 22

“Kamu hari ini benar-benar kacau, Andhira.”

Arsenio menatap tajam Andhira dihadapannya saat ini, sedangkan Andhira hanya bergeming memperhatikan Dosen PAnya yang sedang berbicara. Andhira tidak bodoh, dia mengakui hari ini memang benar-benar kacau.

“Ya mau gimana lagi, Pak? Udah kejadian juga. Gak bisa diputar lagi.”

Arsenio menaikkan sebelah alisnya, “Kamu gak ngerasa bersalah?” tanyanya, membuat Andhira mengulum bibir dan bergumam.

“Bersalah ke Amanda sih iya. Tapi kalau ke Tesya, gak ada dalam hati saya ngerasa bersalah. Emang dia yang bikin saya emosi hari ini,” jelas Andhira, menatap kedua bola mata milik Arsenio.

“Belum lagi sebelum saya ketemu sama Tesya, saya kesel sama pak Arsen. Jadi, permasalahan dikantin tadi, bukan salah saya,” lanjut Andhira, tidak ada yang salah jika dirinya membela diri, karena dia mengatakan yang sesungguhnya, bukan mengarang cerita.

Arsenio mengangguk, “Anggaplah memang itu faktanya, saya hanya ingin tahu, kenapa kamu bisa membentak Amanda? Dia tidak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status