Share

Chapter 25

Penulis: Lapini
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-27 22:52:38

“Andhira, are you okay, Darling?”

Caca menyenggol lengan Andhira, tetapi tidak membuat gadis itu tersadar dari lamunan. Lantas, Caca menatap Darwis dan Reno silih berganti. Kedua lelaki yang duduk di kursi sebrang, kompak mengendikkan kedua bahu.

“Dia semalem abis ketemu sama pak Arsen, karena aku jemput, abis itu aku anter ke restoran mewah itu loh,” ucap Reno, menatap Caca dan Darwis. Reno melanjutkan, “Terus dia nyuruh aku pulang.”

Caca mendelik, “Kenapa gak kamu tungguin?” tanyanya, Reno hanya mengulum bibir.

“Kok dia gak minta tolong ke aku?” tanya Darwis, Reno hanya menggelengkan kepala. Sedangkan Caca mengangguk setuju dengan pertanyaan kekasihnya.

“Biasanya juga minta tolong ke Darwis, kenapa jadi ke kamu?” tanya Caca, menatap Reno dengan mata menyipit.

“Aku gak tauu. Mungkin kalau ke Darwis, gak enak sama Caca. Jadinya, dia minta tolong ke aku, karena gak bakal ada yang cemburu sama aku,” jawab Reno, diakhiri dengan terkekeh. Caca spontan melempar tissue kepada Reno.

“Aku ga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 26

    “Kamu di sini niatnya mau kuliah atau nyari musuh sih, Nenek lampir?”Andhira menarik surai panjang milik Tesya, dirinya melakukan ini saat melihat Tesya kembali membuat Amanda menangis, dan teman satu angkatannya yang membela Amanda menatap penuh emosi kepada Tesya.“Jambak teruss yang kenceng, sampe copot itu rambut dari kepalanya nenek lampir,” ucap perempuan mengenakan jaket hoodie berwarna hitam, surai sebahu, dan berdiri di sisi kiri Amanda, Faradilla Yautarsa.“AW … AW … KAMU BUKAN PEREMPUAN YA?” tanya Tesya dengan berteriak, berusaha untuk menoleh dan melepaskann tangan Andhira dari surainya.Andhira memiringkan kepala, menampilkan wajah datar, “Kalau iya, kenapa? Makanya jadi manusia jangan suka bikin anak orang nangis!”“Tante,” panggil Amanda dengan suara serak, dia menghapus airmata yang tersisa di kedua pipinya. Andhira menatap Amanda, dan tersenyum manis, membuat Amanda menghangat.“Ya? Kamu mau request apa?” tanya Andhira, diakhiri dengan terkekeh. Caca yang berdiri di

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-28
  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 27

    “Maheswari Andhira Swastika, kamu sehari gak bikin saya sakit kepala, gak bisa ya?”Andhira mengulum bibirnya, tidak menjawab pertanyaan yang diberikan oleh Arsenio. Kini dirinya sedang berada di ruangan Arsenio. Setelah jam mata kuliah pertama, Arsenio menjemputnya di depan kelas dan menariknya ke ruangan.“Berarti kamu emang mau yaa ngelakuin dari kesepakatan kita?” tanya Arseni lagi, karena pertanyaannnya tidak mendapatkan jawaban sama sekali.Andhira berdecak, “Berubah itu gak secepat nyuci baju di mesin cuci ya, Pak. Enak aja. Ibaratnya itu kaya nyuci baju di sungai. Dari rumah, jalanannya turun-naik, abis itu harus ngelewatin jembatan, belum lagi jalannya licin karena hujan, ditambah pas sampe di sungai harus hati-hati biar baju gak keseret arus—”“Perumpaan kamu kepanjangan,” potong Arsenio, dirinya kesal mendengarkan apa yang dikatakan oleh Andhira.Andhira menaikkan sebelah alisnya, “Saya belum selesai. Pas udah selesai nyuci, harus ngelewatin jalan yang sama, belum lagi ke s

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-28
  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 28

    “Kamu yakin banget emangnya kalau pak Arsenio itu Papih dari Amanda?”Andhira yang diberikan pertanyaan oleh Darwis pun mengangguk yakin, dia menatap Darwis yang sedang menyeruput kopi, “Yakin, aku gak bodoh-bodoh banget kali, Dar. Kalau aku analisa itu bener terus,” ucapnya dengan bangga, dan tersenyum lebar.“Kalau salah, kamu yang malu loh,” balas Darwis, dirinya sudah berjanji kepada Arsenio untuk tidak memberitahukan kepada Andhira, jadi dia sengaja memberikan asumsi yang berbeda.Andhira bergumam, menyimpan kembali sendok di mangkok bergambar ayam, melipat kedua lengannya di meja, dan menatap Darwis dengan tajam, “Ada yang kamu sembunyiin dari aku? Aku tau kamu dari masih embrio. Jadi, kalau kamu bohong sama aku itu ketahuan.”Darwis menyeruput coklat hangat dengan tenang, tidak terpancing, “Aku jarang bohong sama kamu, lagian juga buat apa sih aku bohong sama kamu?”Andhira menaikkan kedua bahunya, “Kali aja saking rahasianya, kamu nyembunyiin dari aku, itu kan termasuk bohong

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-28
  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 29

    “Kamu hari ini hampir bikin orang celaka, Maheswari Andhira Swastika. Kamu juga, Ren. Saya titipin Andhira ke kamu itu buat bikin dia tidak berulah, bukan malah dibiarin gitu saja.”Arsenio menatap tajam Andhira dan Reno yang duduk di kursi sebrang, dirinya benar-benar pusing dengan kelakuan dari seorang Andhira. Kedua insan yang menjadi titik fokus Arsenio hanya bergeming, tidak mengeluarkan sepatah katapun.“Kalau tadi meleset, dan beneran kena kepala perempuan tadi, urusannya panjang,” lanjut Arsenio dengan penuh penekanan, dia dalam mode tidak bersahabat. Aura berbeda dapat dirasakan Reno dan Andhira.Arsenio memijat keningnya yang pening, menghela nafas beratnya, dan kembali menatap kedua anak didiknya silih berganti. Andhira mengulum bibir, sedangkan Reno menunduk.“Itu semua salah, Pak. Kalau memang harus dihukum, saya aja. Reno gak usah, karena dia gak ada urusannya sama sekali,” ujar Andhira setelah lama dirinya terdiam. Arsenio menaikkan sebelah alisnya, menatap Reno dalam-d

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-28
  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 30

    “Selamat pagi, pak Arsenio. Jadi hari ini mau diantar kemana?”Andhira tersenyum kepada Arsenio, hari ini perdana menjadi supir seorang Dareen Arsenio, hanya untuk satu hari ini saja. Reno yang memaksa untuk mendapatkann hukuman, jadi dipotong atau dengan kata lain dibagi dua.Reno dihukum menjadi kuli satu hari di rumah Arsenio, dan Andhira satu hari menjadi supir Arsenio. Memang adil, tetapi tidak membuat Andhira tenang. Gadis itu merasa bersalah, karena perbuatannya Reno harus menjadi kuli.Arsenio tersenyum kepada Andhira, “Kantor ya, hari ini saya ada rapat,” jawabnya, diangguki oleh Andhira. Mereka berada di parkiran kampus, sesuai kesepakatan keduanya janjian di parkiran kampu fakultas Ilmu Komunikasi.Arsenio memberikan kunci kepada Andhira, diterima baik oleh gadis itu. Andhira ingin melangkah ke sisi pintu penumpang, tetapi ditahan oleh Arsenio. Hal itu membuat Andhira menoleh, dan menaikkan sebelah alisnya.“Ada apa, Pak?” tanya Andhira bingung, Arsenio menggeleng.“Tidak p

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-28
  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 31

    “Kamu mau ikut ke dalam? Punya tugas kan, deadlinenya nanti malem?”Andhira menoleh, menaikkan kedua alisnya saat mendapatkan pertanyaan dari Arsenio yang saat ini menjadi majikannya satu hari, “Kok pak Arsen tau?” tanyanya, melupakan Arsenio yang menjadi Dosen PAnya jika di kampus.Arsenio yang selesai melepaskan sabuk pengaman pun menoleh, “Kamu lupa? Saya ini dosen PA kamu, jadi jelas saja tau tugas apa saja yang diberikan dosen lain ke anak didik saya.”Andhira mengulum bibirnya, menyadari satu hal yang membuatnya terlihat bodoh dihadapan Arsenio, “Lupa.”Arsenio menatap Andhira yang menunduk, “Kamu ikut saya aja. Nanti kalau kamu butuh bantuin, bisa bilang ke saya,” ujarnya, Andhira menggeleng.“Saya di café sebrang jalan aja, Pak. Saya takut ganggu pak Arsen nantinya,” tolak Andhira dengan sopan, diiringi dengan senyum manis.Arsenio menaikkan sebelah alisnya, “Kamu yakin? Di sini itu rawan banget loh.”Andhira spontan tertawa mendengar pernyataan dari Arsenio, “Pak, saya buka

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-01
  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 32

    “Emangnya perempuan tadi itu siapanya pak Arsen? Calon istri?”Andhira menatap Arsenio yang sedang fokus menatap layar laptop, sedangkan dirinya baru saja selesai mengerjakan tugas, dan tinggal mengirimkannya melalui email. Arsenio menghentikan jemarinya, dan menatap Andhira yang bergeming.“Bukan,” jawab singkat Arsenio, kembali menggerakan jemarinya pada keyboard laptop, dan berkata, “Dia salah satu wanita yang mengejar saya.”Satu kalimat yang terucap dari mulut Arsenio, membuat Andhira mendelik, dan bergumam. Gadis itu itu duduk bersandar pada sofa putih yang tersedia di ruangan milik Arsenio, bukann hanya sofa, tetapi terdapat televise yang menempel pada dinding.“Percaya diri banget ya, Pak,” ucap Andhira tanpa menatap Arsenio yang tersenyum, dirinya sedang menatap layar laptop untuk mengirimkan tugasnya kepada Dosen melalui email.“Setiap manusia itu harus memanfaat kepercayaan diri yang kita punya tau,” ujar Arsenio, dirinya menatap Andhira yang terduduk di sofa seorang diri.

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-02
  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 33

    “Tante calon mamih aku, sendirian aja di sini?”Pertanyaan itu dan suara yang sangat familiar ditelingaa Andhira, membuat gadis itu menoleh, dan mendapati Amanda yang tersenyum manis kepadanya.Andhira menyamakan tinggi badannya dengan Amanda, merapihkan helai rambut yang keluar dari ikatan, dan tersenyum, “Amanda gak sekolah emangnya?” tanyanya dengan lembut.Amanda menggeleng, “Sekolah, sekarang kan jam sebelas ya, jadinya udah pulang dong.”“Oh iya? Pulang sekolah jam berapa emangnya?” tanya Andhira, dirinya bangkit, dan menarik Amanda untuk ke gazebo kosong. Dia membantu Amanda untuk naik ke gazebo.Amanda menurut, dan langsung duduk bersila. Begitu juga Andhira, duduk dengan tenang dihadapan Amanda.“Jam sepuluh. Tadi katanya, guru di sekolah aku lagi pada rapat, jadinya dipulangin cepet,” jelas Amanda. Andhira mengangguk mengerti, dirinya tersenyum manis, memperhatikan Amanda yang cantik di usia 7 tahun.“Kamu cantik banget sihh, aku jadi minder tau,” ucap Andhira, diakhiri den

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-03

Bab terbaru

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Extra Chapter

    “Nempel teruss. Awas awass, ngalangin jalann.” Andhira yang kesal kepada Garaga pun menendang tulang kering laki-laki dihadapannya saat ini, baru kemarin Garaga bersikap diluar nalarnya, kini kembali ke setelan pabrik. Arsenio yang berdiri di sisi kanan Andhira pun menepuk lengan tunangannya. “Aku tuh kemarin kaya bukan ketemu sama kamu. Jangan-jangan, kemarin itu kembaran kamu, kan?” tanya Andhira dengan penuh curiga, karena memang berbeda Garaga yang hadir di acara lamarannya dengan Garaga yang ada dihadapannya saat ini. “Enak aja, itu aku tau. Mode kalem, karena kamu mode kalem,” ucap Garaga, membuat Andhira menaikkan sebelah alisnya. Bingung dengan apa yang dikatakan oleh Garaga. “Aku daritadi kalem padahal, kok bisa-bisanya? Jangan salahin aku kalau jambul kamu longsor dalam waktu sekejap,” ancam Andhira, dan dia melihat Garaga melangkah mundur agar tidak terkena sasarannya. Arsenio hanya menggelengkan kepala melihat tingkah tunangannya yang memang berbeda dari hari kemarin

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Epilog

    “Aku tidak menyangka, ternyata yang menjadi calon suaminya Andhira itu Arsenio. Pria yang pernah aku tidak restui karena memiliki anak.” Papih hanya mengabaikannya, melepaskan genggaman tangan Mamih dan menggantikannya dengan rangkulan di pinggang. Keduanya melangkahkan kaki keluar dari pagar rumah untuk menyambut kedatangan keluarga Arsenio. Reno ditunjuk untuk menjadi MC di acara lamaran sahabatnya itu memakai pakaian batik, jujur saja jika bukan permintaan dari Andhira, dirinya tidak berdiri di sini, tetapii berdiri dibelakang bersama dengan Darwis,, Garaga, Kalvin dan Zavian. Dirinya saat ini berdiri di dekat di sisi kanan Papih. Arsenio berada di tengah, sisi kanannya terdapat Amanda dan Mommy, sedangkan di sisi kirinya terdapat Daddy. Nenek dan Kakek dari Amanda ikut hadir, bahkan sudah tiba di Nusantara dari satu minggu yang lalu. Saat Arsenio mengabarkan akan melamar seseorang perempuan. “Selamat datang, Tuan Daniel dan Nyonya Elizabeth,” sapa Papih kepada kedua oran

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 151

    “Ini kamu sendiri yang desain?”Andhira menatap Arsenio, dan kekasihnya itu mengangguk. Sebuah foto menarik atensinya, sebuah maxi dress bersiluet A yang memiliki panjang hingga semata kaki dan lengan tranparan. Motif bunga, dan berwarna biru.“Kamu suka? Atau ada yang mau kamu tambahin?” tanya Arsenio, saat ini mereka sedang berada di butik milik Tante Kir, tanpa Amanda.Setelah satu hari kemarin menghabiskan waktu bersama, hari ini adalah waktunya Arsenio dan Andhira menyiapkan acara untuk lamaran, tidak bukan seserahan, tetapi pakaian. Permintaan Andhira mengenakan dresscode couple pada saat acara lamaran nanti.“Mas Arsen desain juga buat pakaiannya?” tanya Andhira, diangguki oleh Arsenio. Kekasihnya itu menggeser foto lain. Tante Kir hanya terdiam memperhatikan kedua pasangan yang sedang diskusi.Andhira menatap serius foto tersebut, lalu berkata, “Jelek. Gak usahh. Mas Arsen pake kemeja warna biru aja.”Arsenio mendelik, “Aku desain itu biar sama kaya punya kamu. Katanya mau c

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 150

    “Aku belum ngeliat Amanda sebahagia itu.”Arsenio memperhatikan Amanda yang sedang bermain pasir di depan sana, hanya seorang diri. Sedangkan dirinya duduk tiga langkah dari posisi Amanda saat ini, bersama dengan Andhira yang memfokuskan atensi hanya kepada Amanda.“Oh iya? Dia juga tadi bahagia banget pas denger kalau aku sama kamu mau lamaran,” ucap Andhira, menoleh ke sisi kirinya dan tersenyum kepada Arsenio.Arsenio menoleh, tersenyum manis kepada kekasihnya dan kembali menatap Amanda yang sedang berusaha membangun istana dari pasir.“Keinginan dia dari pertama kali ketemu sama kamu, ya ngejadiin kamu sebagai mamihnya. Udah lama gak punya mamih, terus harapan dia cuma kamu.”Andhira bergumam, memfokuskan atensinya hanya kepada Amanda. Gadis cilik yang selalu mengganggu hari-harinya, sering datang ke kampus untuk bertemu dengannya, dan bahkan dia tidak tahu kalau Amanda itu anak dari Arsenio, dosen pembimbing akademiknya yang baru.“Aku sampe sekarang masih gak percaya sihh. Kaya

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 149

    “Kamu jangan kaya gitu lain kali. Gak baik, apalagi ada ibunya, nanti beliau kesinggung, gimana?”Amanda hanya bergeming mendengarkan apa yang diucapkan oleh Andhira dari sejak mereka di sekolah dan saat ini dalam perjalanan menuju rumah.“Iya, maaf. Lagian aku kesel sama Angga, dia di dalam kelas aja ngisengin aku. Jadinya, mau ngehindar aja kalau keluar kelas,” ucap Amanda, lebih membela diri sendiri.Andhira menoleh sekilas, lalu kembali fokus menyetir. Dirinya mengerti, dan pernah melakukan hal yang sama seperti yang Amanda lakukan. Tahu akhirannya seperti apa? Orangtua sih pelaku pengganggu menyuruh Andhira untuk meminta maaf.“Aku pernah di posisi kamu, digangguin sama lawann jenis. Aku yang minta maaf, tapi aku dibilang gak sopan, orangtuanya gak terima malah minta aku buat ngebantu anak mereka dalam ngerjain tugas,” ujar Andhira, membuat Amanda menoleh dan memicingkan mata.Jujur saja, Amanda antara percaya dan tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Andhira. Sedikit ke

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 148

    “Kok baru keliatan lagi, Jeng?” Andhira tersenyum kepada Ibu Angga yang duduk di sisi kanannya. Mereka saat ini sedang duduk di kursi yang terletak dipinggir dekat dengan taman bermain yang ada di sekolah Amanda. “Iya, Bu. Kemarin-kemarin sibuk mengerjakan tugas yang dikasih dosen,” jawab Andhira, berusaha untuk sopan kepada Ibu Angga, dan berusaha untuk tidak menyinggung Ibu Angga. “Oh iya. Jeng Andhira kan sedang kuliah. Lancar yaa jeng kuliahnya? Harus dong, biar cepet dapet gelar. Terus fokus merawat Amanda,” balas Ibu Angga, ditanggapi dengan senyum manis dari Andhira. “Anaknya semakin lucu ya, Bu,” ucap Andhira diakhiri dengan terkekeh, dia kembali mengingat tingkah Angga tadi pagi sehingga membuat Amanda ngambek tidak ingin masuk kelas. Ibu Angga menyengir malu, dirinya merasa bersalah karena putranya, membuat Andhira harus membujuk Amanda untuk masuk kelas dan mengikuti pelajaran hari ini. Diluar prediksinya, dan membuatnya mengingat kembali sifat yang dimiliki oleh Angga

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 147

    “Loh kok ada mamih Andhira?”Amanda menatap bingung Andhira yang saat ini duduk di ruang tamu, hanya seorang diri. Andhira mengangkat kepalanya, dan tersenyum kepada Amanda yang langsung duduk di sisi kanannya.“Gak suka kalau aku dateng ke sini?” tanya Andhira, raut wajahnya seolah sedih, dan memperhatikan Amanda yang mengangguk lalu menggeleng.“Maksud aku, kok di sini? Emangnya mamih gak kuliah?”Andhira terkekeh, lalu menggelengkan kepala. Dirinya memang sengaja datang ke sini untuk mengantar Amanda ke sekolah dan menunggunya hingga pulang sekolah. Sedangkan Arsenio sedang ada keperluan, dan sudah berangkat dari pukul tujuh.“Aku libur hari ini, udah siap?” tanya Andhira, diakhiri dengan senyum manis. Dia mendengar suara derap langkah kaki yang mendekat, membuatnya menoleh dan mendapati Mbak Maya yang datang dengan membawa tas sekolah berwarna pink milik Amanda.“Kamu benerann gapapa nganterin Amanda ke sekolah?” tanya Mbak Maya setelah berdiri di dekat Amanda dan Andhira. Amanda

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 146

    “Kamu sama sih Airina gak bisa akur emangnya ya?” Andhira menyeruput jus jambunya dengan santai, dihadapannya ada Arsenio. Keduanya saat ini berada di sebuah café yang tidak terlalu banyak di kunjungi oleh customer, menghabiskan waktu berdua setelah melewati hari yang cukup menguras tenaga. “Aku sih bisa aja akur, tapi kan mas Arsen liat sih kelakuan syaitonnya. Baru juga mas Arsen dateng, dia udah berulah,” ucap Andhira, mengambil satu stick kentang dan colek ke saos sambal. Kedua matanya hanya terfokus untuk Arsenio. “Oh iya?” Andhira mengangguk, membenarkan posisi duduknya. Dia berdeham, lalu berkata, “Kayanya dia emang sengaja deh cari perhatian. Soalnya ya, pas mas Arsen gak ada beberapa hari kemarin, di kampus itu dia gak ada berulah tau.” Arsenio menyeruput kopi hitam, matanya memperhatikan kekasihnya yang sedang bercerita. Hanya dengan melihat wajah Andhira saja membuatnya sedikit tenang, apalagi kekasihnya itu berceloteh seperti biasanya, tidak perlu dipertanyakan lagi.

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 145

    “Tadi aku ketemu sama perempuan, dia ini mukanya berseri-seri gitu. Mungkin karena ketemu sama mas pacar kali ya?”Garaga melirik ke sisi kanan, mendapati Andhira yang datang bersama dengan Reno. Perempuan yang dimaksud oleh Garaga ialah Andhira, sang empu menyadari dan ….“AKHH ANDHIRA,” teriak Garaga saat Andhira menarik jambulnya sekuat tenaga, Reno yang melihatnya pun menarik Andhira untuk menjauh dari Garaga. Sedangkan Garaga mengibas surainya sekalian, jambulnya sudah rusak akibat ulah dari Andhira.“Apa?” tanya Andhira dengan kedua matanya melotot kepada Garaga yang menatapnya.Reno yang tidak ingin adanya pertengkaran pada pagi hari ini, memberikan kode kepada Darwis untuk bertukar tempat duduk dengan Garaga. Darwis tanpa banyak bicara mengambil tas milik Garaga dan dipindahkan ke meja belakang.Di dalam ruangan hanya ada Darwis, Garaga, Zavian, Kalvin, Reno dan Andhira. Zavian dan Kalvin memang tipe yang jarang bicara, jadi hanya duduk tenang di kursi paling belakang sejajar

DMCA.com Protection Status