Roches Family generasi ke 19. Alphonse Roches dan adiknya, Diana Roches. Sayangnya, gadis manis itu meninggal dalam sebuah insiden penculikan. Berlanjut ke generasi ke 20. Alphonse memiliki 4 anak kandung dan 1 anak angkat.
Generasi ini disebut yang terburuk karena keempat Pangeran yang mewarisi darah raja, dan Pangeran yang tidak memiliki darah raja, duduk di tempat yang sama. Lebih buruk lagi, Yang Mulia Alphonse Roches yang putus asa pada penyakitnya berencana mencari penerus secepat mungkin.“Sebelum penyakit ini membunuhku, salah satu dari Daniel, Hendrik, atau Garam harus sudah mewarisi tahta. Tidak perlu memikirkan Laros dan Adam. Lebih baik aku menjual jiwaku ke iblis demi mendapat kehidupan abadi daripada menyerahkan negara ini pada salah satu dari kedua anak itu.” Tegas Yang Mulia Raja pada Permaisuri Lydia tempo dahulu.Keinginan Yang Mulia Raja inilah yang menjadi awal terciptanya kompetisi dengan nama resmi ‘Der Wettbewerb ermittelt den stärksten Prinzen’Darah menetes ke meja. Permaisuri Tiara berdesis, “Lepas lagi. Berapa lama harus didinginkan sampai menyatu? Nenek Bruja tidak mengajari bagian itu.”Ruangan itu tampak menyeramkan. Banyak bangkai diawetkan dan digantung terbalik di dinding seolah menunggu untuk dikebumikan.Permaisuri Tiara melepas ikat rambutnya. Terungkap panjang rambut Permaisuri Tiara yang sebenarnya mencapai 2 setengah meter. Setiap hari, Permaisuri Tiara harus menahan berat dari rambutnya yang disanggul demi memenuhi sebuah tuntutan.“Kenapa? Kenapa aku tidak bisa? Kenapa sihir dari nenek Bruja sulit sekali dilakukan?!”Permaisuri Tiara membuka laci. Tangannya menyambar sebuah buku sihir usang, pemberian penyihir dari Amerika Selatan. Buku sihir tersebut dipercaya menyimpan ilmu yang dapat dipelajari tanpa harus melakukan ritual khusus. Sebenarnya itu hanya buku biasa, yang dikarang sedemikian rupa untuk mengelabui Permaisuri Tiara yang haus kasih sayang. Buktinya ada di salah satu lembar
“Aku malu.” “Kenapa malu?” Tanya Belfast. “Aku tidak bisa memberitahu alasannya. Ini berhubungan dengan masa laluku yang tragis.” “Ya sudah. Ada majikan yang harus kita jaga. Jadi berhenti mengobrol.” Dua gadis itu berdiri tegak diambang pintu. Tangan mereka terlipat ke belakang. Sikap mereka tegas ditambah tatapan yang tajam. ***👑*** Permaisuri Tiara menyeduh mie. Tidak disangka, wanita yang selalu tampil glamor di depan publik itu, ternyata menyukai mie instan. Apalagi ditambah telur dadar dan bawang yang dicacah halus. “Terima kasih Karina. Kamu baik sekali.” Puji Tiara. “Lalu, apa yang dilakukan Pangeran Daniel setelah itu?” Tiara bertanya sambil tangannya menyendok mie ke mulut. Kedua gadis itu melanjutkan obrolan mereka di dapur. Karina berinisiatif membuatkan sepiring mie supaya terapinya berjalan lebih lancar. “Karina, kenapa kamu tidak coba mengajak Pangeran Daniel ke tempat
“Sampai jumpa lagi Tiara.”Karina bersyukur tidak terjadi apa-apa pada mereka. Setidaknya, dia masih punya jari yang utuh.Dua pengawal yang tidak tahu kejadian di dalam lantas bertanya ke Karina, “Apa yang terjadi Permaisuri?”Karina tidak mengatakan apa-apa. Bibirnya hanya berucap, “Ke perusahaan Pangeran Daniel. Cepat!” Lalu terkunci rapat.***👑***Karina sangat panik. Saking paniknya, dia lupa bisa menelepon Pangeran Daniel alih-alih menemuinya langsung di kantor.“Permaisuri Karina, ada apa anda kesini?”Karina mendesak satpam untuk mengantarnya ke ruangan kantor Pangeran Daniel. Setelah direnovasi, Karia tidak tahu lagi dimana letak pasti kantor itu. Oh ya, ini pertama kalinya Karina mengunjungi perusahaan Bio Hydra sejak mengandung.Ada beberapa tempat yang harus Karina hindari demi menjaga kesehatan janinnya. Seperti namanya, perusahaan ini bergerak di bidang teknologi, tepatnya bio-teknologi, yang sering kali melibatkan bahan-bahan k
Beberapa hari kemudian, Tiara datang ke kafe tempat Karina bekerja dahulu. Hatinya berdebar kencang saat menunggu kedatangan sahabatnya. Karina.“Karina. Disini!”Tiara melambaikan tangan, senyum cerah terpasang di bibirnya. Permaisuri satu ini tidak takut menyembunyikan wajahnya dari publik. Walaupun sebagai gantinya dia harus membawa beberapa pengawal untuk melindunginya. “Selamat pagi Tiara.” Senyum Karina tidak kalah manis.Pelanggan lain tidak henti-hentinya berbisik. Bahkan ada sekelompok remaja pria yang curi pandang tanpa henti. Karina dan Tiara terlalu memesona bagi mereka. Baru saja Karina meletakkan bokongnya yang bulat di sofa merah kafe, Tiara tiba-tiba menangis tanpa sebab. “Sepertinya kamu mengalami hari yang berat.” Ucap Karina sambil meletakkan tas mahalnya di kursi sebelah.Senyum Tiara berubah kecut. Gadis itu bercerita, kalau tadi pagi, dia bertengkar dengan Pangeran Hendrik, gara-gara Hendrik menggoda pembantu baru yang muda dan cantik jelita
“Tiara ... Apa itu kamu?”“Memangnya siapa lagi Pangeran?” Tiara balik bertanya. Pisau di tangannya bergemetar hebat, ragu hendak menyelesaikan misinya.“Jangan seperti ini Tiara! Kita bisa bicarakan baik-baik!” Tiara tidak peduli, tangannya berkelebat cepat menusuk dada kanan Pangeran Hendrik.“HWAAA!!!”Jleb!Telinga bando kelinci menyentuh hidung Hendrik. Hendrik membuka mata perlahan. Tiara ada di atasnya. Wajahnya tidak tampak karena terhalang rambutnya yang panjang. “Tidak terasa sakit ... “ Pangeran Hendrik terbengong-bengong memahami situasi.Sementara itu, Tiara tersenyum puas. “Aku berhasil. Aku sudah menusuknya Karina. Sekarang pergilah dari pikiranku! Pergilah ... PERGILAH!!”“Tiara?”“Surprise!” Tiara tiba-tiba berdiri di atas ranjang. Pisau itu ternyata hanya barang mainan. Pisau macam itu biasanya digunakan untuk mengerjai kucing. Menusuk tubuh mereka tanpa membunuh mereka.Nafas Pangeran Hendrik masih tersendat. Keja
“Kenalkan sayang. Ini Permaisuri Tiara Roches. Buka maskermu Tiara.” Perintah Karina dengan bangga.Daniel sangat terkejut melihat Tiara di perusahaan. Harusnya saat ini dia berada di rumah sakit menemani suaminya atau bekerja. Hanya Karina yang membuat Tiara meluangkan waktu sebanyak ini bahkan memasuki kandang macan. “Apa yang kamu lakukan padanya Karina? Dia kelihatan seperti tidak punya semangat hidup.” Tanya Pangeran Daniel diliputi rasa curiga.“Ah jangan khawatir, dia baik-baik saja. Mulai saat ini, Tiara akan jadi mata-mata terdekat kita dengan Pangeran Hendrik. Aku akan mengendalikannya lewat ilmu hipnotis yang kupelajari dari dosenku dahulu.”“Kamu bisa hipnotis?” Pangeran Daniel semakin curiga.“Heh, kamu tidak percaya padaku. Memang selama ini aku pernah membohongi kamu?”“Tidak pernah sih, tapi itu terlalu sulit dipercaya. Ilmu hipnotis itu kan ... “Karina menjelaskan cara kerja ilmu hipnotisnya. Singkatnya, ada 2 syarat yang harus d
Di kedai rumah sakit itu ada beberapa ruangan VIP. Biasanya dipakai oleh keluarga pasien kaya raya atau menengah ke atas. Karina memilih ruangan itu untuk bersantai sambil menunggu Daniel. Sylvana juga melakukan hal yang sama. Kedua Permaisuri dari keluarga miskin itu pun makan malam bersama.“Sayang, Pangeran Garam tidak bisa ikut makan malam.” Desis Sylvana. “Kapan kamu belajar ilmu hipnotis? Kalau tidak mau jawab, tidak apa-apa.” Sylvana agak segan bertanya. Setelah tahu Karina memiliki ilmu hipnotis yang hebat, Sylvana jadi lebih menghormati Karina.Karina tersenyum tipis, “Saat kuliah. Waktu itu dosenku bilang seperti ini, ‘Kalau seseorang tidak bisa melupakan suatu kenangan yang buruk, maka, tugas psikiater adalah membuatnya lupa’. Dosenku itu sangat berambisi menolong orang, makanya dia sampai belajar ilmu hipnotis dan mewariskan ilmunya padaku—bayangkan saja, aku butuh waktu sampai 3 tahun untuk memahami dasar-dasarnya, lalu 2 tahun untuk benar-benar menguasainya.”
Karina berjalan di koridor rumah sakit, mencari-cari keberadaan Permaisuri Lulu. Sudah saatnya wanita berisik itu menjadi boneka Karina.“Itu dia.” Batin Karina melompat kegirangan melihat Permaisuri Lulu sendirian di sebuah lorong.Namun, saat Karina hampir menggapai wanita itu, sekitar 20 meter darinya, selir-selir Pangeran Adam tiba-tiba muncul dan mengelilingi Permaisuri Lulu seperti kawanan semut mengincar gula.“Kami tidak bisa menemukan Pangeran Hendrik dimanapun. Resepsionis tidak mau memberitahu kita.” Kata salah satu selir.“Rumah sakit macam apa ini?” geram Permaisuri Lulu. Kakinya memukul lantai beberapa kali sebelum tiba-tiba menoleh ke arah Karina. Karina pun tidak menghindar apalagi bersembunyi.“Kamu ... “ Permaisuri Lulu melongo.“Cari apa Lulu? Kamu tidak diperbolehkan menemui Pangeran Hendrik. Lebih tepatnya, kami yang tidak mengizinkannya karena dia sebentar lagi akan menjalani operasi yang kedua.” Karina sedikit tahu perjalanan medi