"Lepaskan aku!!"
"Jangan seperti ini Pangeran!!"Sylvana menggedor pintu dengan keras. Memohon dilepaskan."Tidak! Ini hukuman buatmu karena sudah bertindak tidak senonoh!" ucap Pangeran Garam dengan tegas. Meskipun begitu, Pangeran Garam duduk bersimpuh di depan pintu.Saat Sylvana mau buang air, minum atau makan, Pangeran Garam akan membantunya.Permaisuri Sylvana tidak bersuara lagi. Mungkin dia sudah lelah. Pangeran Garam bersandar di pintu lalu membuka hpnya."Sebenarnya aku tidak sampai hati mengurungnya. Tapi biarlah, sesekali dia harus merasakan kemarahanku."***Tidak terasa, dua minggu pun berlalu. Keberadaan Pangeran Daniel yang abu-abu mulai menarik rasa curiga saingannya.Pangeran Hendrik yang tahu dimana lokasi Pangeran Daniel saat ini berada, bergegas menjual informasi itu ke adiknya, Pangeran Adam Roches.Adam menaruh kebencian ke Daniel karena dia anak pertama yang beruntung. D** Flashback Storm 13 tahun yang lalu. **“Aku ingin menjual gadis kecil ini. Terserah mau anda apakan, dia tidak akan berani melawan anda. Gadis ini seorang pengecut.”“Baiklah, aku bayar lunas. Aromanya sangat segar. Mungkin karena perawan kali ya?”Dua pria dewasa itu bercakap-cakap dan tertawa. Yang satu adalah Jenderal Michael Schumahal sebelum mendapatkan gelar Dewa Perang. Yang satunya lagi adalah seorang terpelajar dari daerah kumuh, negara Kolombia, yang dikenal dengan sebutan Big Papa anak-anak jalanan.Jenderal Schumahal sangat menghormati orang ini karena dia memiliki kemampuan yang tidak dimiliki Schumahal. Kemampuan memikat hati orang dengan kata-kata. Sedangkan, Big Papa menyukai Jenderal Schumahal karena alasan lain yang lebih jahat. Big Papa ingin menjadi penguasa anak-anak jalanan dan dia membutuhkan Jenderal Schumahal sebagai pendukungnya.Rencana Big Papa berjalan lancar. Dengan menjual Storm yang saat itu masih berusia 15 tahun. Dana unt
Saat Karina kira toko Darina Fallen City akan hancur, muncul Pangeran Garam yang dengan cepat memukulkan pipa besi ke leher bagian belakang Dewa Perang.Para karyawan yang kebanyakan adalah Business Lady pun terkejut melihat serangan mendadak Pangeran Garam yang menyasar tengkuk Dewa Perang.Karina segera menghentikan Pangeran liar itu sebelum situasi bertambah buruk. “Hentikan Pangeran Garam! Apa kau ingin membunuh Dewa Perang?”Pangeran Garam menjawab dengan santai. “Ha, santai saja kakak ipar. Kakek tua Bangka ini cukup tangguh.”Ucapan Pangeran Garam yang santai dan terkesan tidak bertanggung jawab terbukti benar. Dewa Perang menepuk tengkuknya dengan ringan. “Siapa yang memukulku?”Pangeran Garam menunjukkan Smile terbaiknya. Pangeran ini datang dengan persiapan matang. Di dalam tas Golf yang dibawa Sylvana tersimpan berbagai macam senjata. Katanya ke Dewa Perang, “Jangan hanya berani pada perempuan. Kakek tua. Kalau kau mau mengambil Storm kau harus me
“Dewa Perang. Kau apakan toko istriku, adikku, dan bawahanku?”Dewa Perang tersenyum sinis lalu melirik ke samping. Dia melihat seorang pria berjas yang biasanya ada di samping Yang Mulia Raja Alphonse.Pangeran Daniel berkata lagi, “Hanya karena kau kebal hukum bukan berarti Yang Mulia Raja membiarkanmu bertindak semaumu. Harimau yang ganas lebih baik ditenggelamkan ke laut.”“Aku menawarkan persahabatan tapi malah dibalas dengan permusuhan. Istrimu sangat tidak kompeten. Tidak takkan bisa bersaing dengan ipar-iparnya kalau mengorbankan satu orang saja tidak bisa.” Kata Dewa Perang.“Persahabatan yang dimulai dengan paksaan tiada bedanya dengan penjajahan secara tersirat. Lagipula, siapa kau ingin memaksa istriku?”Pangeran Daniel menghunuskan pistol ke arah Dewa Perang, kemudian berkata, “Jangan hanya berani pada perempuan. Kau kira aku tidak tahu reputasi burukmu sebagai pemain? Aku sangat yakin kalau Storm kuserahkan padamu, dia akan
Pangeran Daniel dan Permaisuri Karina sedang duduk di ruang kerja Pangeran Daniel yang megah, dihiasi dengan ornamen-ornamen emas dan perak. Mereka tengah memeriksa lembaran-lembaran perkamen yang mencatat keuntungan toko mereka. Dengan senyum bangga, Pangeran Daniel mengumumkan bahwa total pendapatan bersih toko mereka bulan ini mencapai 90 miliar Rupiah. Karina menatap angka-angka itu dengan mata berbinar, takjub dengan hasil kerja keras mereka."Ini semua berkat kepandaian dan kegigihanmu, Karina," kata Pangeran Daniel dengan nada penuh kasih. "Sebagai tanda penghargaan dan rasa cintaku, aku menyerahkan seluruh keuntungan ini kepadamu."Karina tersenyum lembut, merasakan kehangatan dan rasa syukur yang mendalam. "Terima kasih, Pangeran. Aku tidak akan berhasil jika kamu tidak muncul tepat waktu.”Daniel menarik Karina ke pelukannya. Hampir saja, dia tidak bisa melihat Karina lagi. Racun yang mengamuk di tubuhnya sudah lenyap sepenuhnya. Malam ini dia akan kembali k
30 Juni 2024. Rumah Istana Yang Mulia Raja. Disebut juga Rumah Peristirahatan karena di rumah inilah Yang Mulia Raja melepaskan semua stress dan beban pikirannya. Di rumah ini juga Pangeran Daniel dan adik-adiknya dilahirkan dari perut Permaisuri Lydia.Saat Pangeran Daniel melihat bangunan ini dari jendela mobilnya, hatinya berdegup kencang. Di rumah inilah Permaisuri Lydia Roches dan Yang Mulia Alphonse Roches mengasuhnya selama 10 tahun sebelum dikirim ke asrama khusus keluarga kerajaan.Pangeran Daniel menatap rumah istana, tempat tinggal raja dan permaisuri, dengan pandangan yang berat. Kenangan buruk ketika dia memukul Permaisuri Lydia muncul kembali, mengusik pikirannya seperti bayangan yang enggan pergi. Rasa bersalah dan penyesalan membebani hatinya, membuat langkahnya terasa berat untuk melangkah lebih jauh ke dalam. Melihat kegundahan di wajah suaminya, Karina bertanya dengan lembut, “Ada apa, suamiku?”Pangeran Daniel menjawab dengan suara bergetar, “Aku i
Yang Mulia Raja yang biasanya tampak gelisah saat kelima anaknya berkumpul hari ini jauh lebih tenang. “Aku mengumpulkan kalian semua hari ini disini untuk ... “ Kata-kata Yang Mulia Raja menggantung di udara.“Ayah, jangan buat kami penasaran!” Salah satu Pangeran, yaitu Pangeran keempat mendesak ayahnya.“Sabar kak Adam. Mau kemana sih buru-buru sekali? Kalau kakak takut tidak bisa memanaskan kamar kakak malam ini, kenapa tidak nyalakan api saja di halaman?” kata Pangeran Garam menyinggung soal libido Pangeran Adam yang terlalu tinggi.“Pfft! Benar katamu Garam. Daripada meniduri pembantu disini lebih baik kau bermalam di depan api unggun.” Oceh Pangeran ketiga, Hendrik Roches memanas-manasi.“Hati-hati ketemu rumput kering di halaman. Nanti kau bisa ikut terbakar.” Pangeran kedua, Laros Roches turut memanfaatkan kesempatan ini untuk merendahkannya Pangeran Adam.Setelah kehilangan persahabatan dengan bos tambang berlian, toko Royal Roches milik Pangeran A
Semua pandangan tertuju pada Pangeran Daniel. Hampir semua orang memikirkan hal yang sama. Keberanian Pangeran Daniel patut diacungi jempol.“Aku punya hal penting lain untuk dilaksanakan. Istriku, entah bagaimana pingsan di taman dan aku harus segera menemuinya.”Brak! Tangan Yang Mulia Raja yang kekar menghantam meja. Seketika membuat meja kayu dengan ukiran kuno itu berlubang.“Rajamu sedang bicara, Pangeran Daniel. Bagaimana perasaanmu jika anakmu kelak melakukan hal yang sama seperti yang kau lakukan saat ini?”Pangeran Daniel menjawab dengan seringai tipis di wajahnya. Sebenarnya dia merasa senang bisa membuat ayahnya naik pitam, meskipun sebenarnya dia tidak bermaksud seperti itu saat mengangkat pantatnya dari kursi.“Aku hanya pergi sebentar untuk memastikan keadaan istriku. Lagipula, ayah sudah tahu jawaban kami semua kan?”“Hentikan Pangeran Daniel!!”Glek! Sang Dewa Perang Sheehan Lambert menjaga pintu keluar.
“Aku harus bisa menyelesaikan ini sebelum Yang Mulia Raja berubah pikiran.” “Jetman dan Tan tidak boleh kemari atau pengawal Pangeran lain akan menyerbu bersama-sama.” Dewa Perang Michael Schumahal cedera leher. Dewa Perang Sheehan Lambert tertembak di kaki. Kedua Dewa Perang ini tidaklah sehebat yang diceritakan . Dewa Perang Michael Schumahal membutuhkan pasukannya. Sheehan Lambert memerlukan dua bilah pedang yang dia tinggalkan di luar untuk memaksimalkan kemampuan bertarungnya, dan untuk menangkis peluru yang ditembakkan. Pangeran Daniel dan Pangeran Garam menjaga punggung satu sama lain, mereka di atas angin. Masih ada satu musuh lagi. “Hei, Adam. Jangan hanya berdiri diam seperti anak kecil, majulah sana gantikan posisi Schumahal.” Kata Pangeran Laros seraya mendorong Pangeran Adam. “Aduh!” Pangeran Adam tidak bisa mengendalikan badannya selepas didorong Pangeran Laros dan menabrak pot kembang di tepi ruangan it