“Dewa Perang. Kau apakan toko istriku, adikku, dan bawahanku?”
Dewa Perang tersenyum sinis lalu melirik ke samping. Dia melihat seorang pria berjas yang biasanya ada di samping Yang Mulia Raja Alphonse.Pangeran Daniel berkata lagi, “Hanya karena kau kebal hukum bukan berarti Yang Mulia Raja membiarkanmu bertindak semaumu. Harimau yang ganas lebih baik ditenggelamkan ke laut.”“Aku menawarkan persahabatan tapi malah dibalas dengan permusuhan. Istrimu sangat tidak kompeten. Tidak takkan bisa bersaing dengan ipar-iparnya kalau mengorbankan satu orang saja tidak bisa.” Kata Dewa Perang.“Persahabatan yang dimulai dengan paksaan tiada bedanya dengan penjajahan secara tersirat. Lagipula, siapa kau ingin memaksa istriku?”Pangeran Daniel menghunuskan pistol ke arah Dewa Perang, kemudian berkata, “Jangan hanya berani pada perempuan. Kau kira aku tidak tahu reputasi burukmu sebagai pemain? Aku sangat yakin kalau Storm kuserahkan padamu, dia akanPangeran Daniel dan Permaisuri Karina sedang duduk di ruang kerja Pangeran Daniel yang megah, dihiasi dengan ornamen-ornamen emas dan perak. Mereka tengah memeriksa lembaran-lembaran perkamen yang mencatat keuntungan toko mereka. Dengan senyum bangga, Pangeran Daniel mengumumkan bahwa total pendapatan bersih toko mereka bulan ini mencapai 90 miliar Rupiah. Karina menatap angka-angka itu dengan mata berbinar, takjub dengan hasil kerja keras mereka."Ini semua berkat kepandaian dan kegigihanmu, Karina," kata Pangeran Daniel dengan nada penuh kasih. "Sebagai tanda penghargaan dan rasa cintaku, aku menyerahkan seluruh keuntungan ini kepadamu."Karina tersenyum lembut, merasakan kehangatan dan rasa syukur yang mendalam. "Terima kasih, Pangeran. Aku tidak akan berhasil jika kamu tidak muncul tepat waktu.”Daniel menarik Karina ke pelukannya. Hampir saja, dia tidak bisa melihat Karina lagi. Racun yang mengamuk di tubuhnya sudah lenyap sepenuhnya. Malam ini dia akan kembali k
30 Juni 2024. Rumah Istana Yang Mulia Raja. Disebut juga Rumah Peristirahatan karena di rumah inilah Yang Mulia Raja melepaskan semua stress dan beban pikirannya. Di rumah ini juga Pangeran Daniel dan adik-adiknya dilahirkan dari perut Permaisuri Lydia.Saat Pangeran Daniel melihat bangunan ini dari jendela mobilnya, hatinya berdegup kencang. Di rumah inilah Permaisuri Lydia Roches dan Yang Mulia Alphonse Roches mengasuhnya selama 10 tahun sebelum dikirim ke asrama khusus keluarga kerajaan.Pangeran Daniel menatap rumah istana, tempat tinggal raja dan permaisuri, dengan pandangan yang berat. Kenangan buruk ketika dia memukul Permaisuri Lydia muncul kembali, mengusik pikirannya seperti bayangan yang enggan pergi. Rasa bersalah dan penyesalan membebani hatinya, membuat langkahnya terasa berat untuk melangkah lebih jauh ke dalam. Melihat kegundahan di wajah suaminya, Karina bertanya dengan lembut, “Ada apa, suamiku?”Pangeran Daniel menjawab dengan suara bergetar, “Aku i
Yang Mulia Raja yang biasanya tampak gelisah saat kelima anaknya berkumpul hari ini jauh lebih tenang. “Aku mengumpulkan kalian semua hari ini disini untuk ... “ Kata-kata Yang Mulia Raja menggantung di udara.“Ayah, jangan buat kami penasaran!” Salah satu Pangeran, yaitu Pangeran keempat mendesak ayahnya.“Sabar kak Adam. Mau kemana sih buru-buru sekali? Kalau kakak takut tidak bisa memanaskan kamar kakak malam ini, kenapa tidak nyalakan api saja di halaman?” kata Pangeran Garam menyinggung soal libido Pangeran Adam yang terlalu tinggi.“Pfft! Benar katamu Garam. Daripada meniduri pembantu disini lebih baik kau bermalam di depan api unggun.” Oceh Pangeran ketiga, Hendrik Roches memanas-manasi.“Hati-hati ketemu rumput kering di halaman. Nanti kau bisa ikut terbakar.” Pangeran kedua, Laros Roches turut memanfaatkan kesempatan ini untuk merendahkannya Pangeran Adam.Setelah kehilangan persahabatan dengan bos tambang berlian, toko Royal Roches milik Pangeran A
Semua pandangan tertuju pada Pangeran Daniel. Hampir semua orang memikirkan hal yang sama. Keberanian Pangeran Daniel patut diacungi jempol.“Aku punya hal penting lain untuk dilaksanakan. Istriku, entah bagaimana pingsan di taman dan aku harus segera menemuinya.”Brak! Tangan Yang Mulia Raja yang kekar menghantam meja. Seketika membuat meja kayu dengan ukiran kuno itu berlubang.“Rajamu sedang bicara, Pangeran Daniel. Bagaimana perasaanmu jika anakmu kelak melakukan hal yang sama seperti yang kau lakukan saat ini?”Pangeran Daniel menjawab dengan seringai tipis di wajahnya. Sebenarnya dia merasa senang bisa membuat ayahnya naik pitam, meskipun sebenarnya dia tidak bermaksud seperti itu saat mengangkat pantatnya dari kursi.“Aku hanya pergi sebentar untuk memastikan keadaan istriku. Lagipula, ayah sudah tahu jawaban kami semua kan?”“Hentikan Pangeran Daniel!!”Glek! Sang Dewa Perang Sheehan Lambert menjaga pintu keluar.
“Aku harus bisa menyelesaikan ini sebelum Yang Mulia Raja berubah pikiran.” “Jetman dan Tan tidak boleh kemari atau pengawal Pangeran lain akan menyerbu bersama-sama.” Dewa Perang Michael Schumahal cedera leher. Dewa Perang Sheehan Lambert tertembak di kaki. Kedua Dewa Perang ini tidaklah sehebat yang diceritakan . Dewa Perang Michael Schumahal membutuhkan pasukannya. Sheehan Lambert memerlukan dua bilah pedang yang dia tinggalkan di luar untuk memaksimalkan kemampuan bertarungnya, dan untuk menangkis peluru yang ditembakkan. Pangeran Daniel dan Pangeran Garam menjaga punggung satu sama lain, mereka di atas angin. Masih ada satu musuh lagi. “Hei, Adam. Jangan hanya berdiri diam seperti anak kecil, majulah sana gantikan posisi Schumahal.” Kata Pangeran Laros seraya mendorong Pangeran Adam. “Aduh!” Pangeran Adam tidak bisa mengendalikan badannya selepas didorong Pangeran Laros dan menabrak pot kembang di tepi ruangan it
Depresi bisa dirasakan oleh semua makhluk hidup, tidak terkecuali seorang manusia yang unggul. Percayalah, meskipun Pangeran Daniel tampak sangat kuat dan pemberani, mulai dari berani beradu tembak tanpa pelindung, berani berhadapan dengan Dewa Perang, berani menentang perintah raja, bahkan memukuli ibu yang melahirkan dan membesarkannya. Demi tuhan, Pangeran perkasa itu juga pernah merasakan depresi. Bahkan sampai hampir merenggut nyawanya.“Brengsek kau Adam. Lihat saja, penghinaan ini akan aku balas berkali-kali lipat.” Gumam Pangeran Daniel.Dua bulan sebelum pernikahannya dengan Karina, pangeran Daniel yang lelah melawan saudara-saudaranya berjalan seorang diri, tidak tentu arah di jalanan kota Wina. Langkahnya terhenti di depan sebuah cafe. Jiwanya seakan tertarik memasuki cafe tersebut, yang kita tahu akan mempertemukannya dengan istri pertamanya.“Berikan aku menu yang bisa menenangkan hati yang kalut.” Pinta Pangeran Daniel kepada pelayan kafe saa
Ding~ Dong~ 4x“Tunggu sebentar!” Jawab Karina dari dalam rumah.Daniel terkejut ketika melihat Karina sendiri yang membuka pintu. Wajahnya yang cantik tampak sedikit kelelahan, namun senyum tipis tetap menghiasi bibirnya.“Kamu ... “Daniel tersenyum, matanya bersinar penuh harapan. Usahanya menemukan Karina akhirnya berbuah manis. Sekarang tinggal mencuri hatinya.“Akhirnya saya menemukan Anda, Nona Landau.”“Kenapa kamu mencari saya?”Karina tidak mungkin melupakan pria ini. Pria berhoodie hitam dengan aura Voldemort, yang datang ke tempat kerjanya saat hujan deras. Pria dengan aura misterius yang membuatnya penasaran.“Silakan masuk,” Karina mengajak Daniel masuk meskipun dia tahu keluarganya tidak terlalu ramah kepada orang asing. Setidaknya, dia menunjukkan itikad baik.Daniel melepas sepatunya dengan rapi. Aroma parfum yang lembut tercium dari tubuhnya, menambah kesan elegan. Sebagai pria yang ingin memberi kesan baik, tentu saja D
“Sebentar lagi waktunya makan siang. Ayo mulai kencan dadakan ini dengan mengisi perut di restoran paling mahal di kota Wina.”Nyatanya itu bukan kencan dadakan. Daniel sudah mempersiapkan semuanya mulai dari memilih restoran yang cocok sekaligus memesan hidangan-hidangan khusus. Menu spesial untuk pasangan yang baru jadian.Daniel tidak peduli dengan perasaan Karina padanya. Entah gadis itu merasa nyaman, terganggu, muak, ataupun jijik. Daniel cukup yakin bahwa Karina tidak akan berani menolaknya.Karina minta izin kepada Daniel, supaya diberi waktu untuk berdandan dan berpamitan dengan keluarganya. Di alam khayalnya, Karina membayangkan dirinya akan dibawa ke rumah besar. Tempat yang penuh dengan anggota keluarga Roches yang memandang rendah ke dirinya. Itu adalah kemungkinan terburuk yang bisa Karina pikirkan. Semoga saja tidak ada level berikutnya.Karina dan Daniel mendorong Alex yang menutupi pintu bersama-sama. Belum apa-apa pikiran mereka sudah nyambung.