Kedua orang itu sudah berpelukan di atas ranjang yang hangat. Karina kegelian saat jari jemari Pangeran Daniel yang nakal menelusuri setiap lekukan tubuhnya.
Rasa nyaman ini tidak bisa digantikan oleh apapun. Memiliki suami yang tampan, kaya raya, dan berkuasa adalah impian semua wanita. Ditambah lagi, Pangeran Daniel sangat setia pada pasangan. Pernah suatu malam saat Pangeran Daniel mabuk dia tidak sengaja masuk ke kamar yang salah dan berakhir difitnah oleh seorang model. Namun yang terjadi selanjutnya sungguh diluar dugaan. Pangeran Daniel bertaruh dengan model wanita itu, jika dia terbukti tidak bersalah maka si model harus mempertanggungjawabkan ucapannya di pengadilan. Akhirnya, model itu bertekuk lutut di hadapan Daniel dan Karina. Meminta maaf dengan mata merah menahan tangis. "Beruntungnya aku dapat suami yang setia." Karina terenyuh mendengar suara hatinya. "Ngomong-ngomong kenapa kamu pakai baju saat membePangeran Daniel duduk dengab tegang. Sepertinya dia sudah salah memilih strategi. Seharusnya dia naik pesawat pribadi alih-alih pesawat komersial. Lebih baik terlacak oleh pangeran lainnya. Belum tentu mereka juga tahu masalah yang menimpa Pangeran Daniel. "Tidak! Tidak! Sudah benar aku naik pesawat komersial. Dengan begini adik-adikku akan berpikir dua kali sebelum membajak pesawat ini." "Sekalipun kami kebal hukum. Kalau melibatkan rakyat, bahkan sampai membunuh rakyat, maka akan tercipta pedang tajam yang disebut dendam. Laros, Hendrik, dan Adam takkan berani menembak jatuh pesawat ini karena akan memicu kemarahan banyak orang." Pangeran Daniel menyandarkan punggungnya. Lega dengan hasil pemikiran analitisnya. "Cemilan tuan?" Pramugari cantik menawarkan cemilan pada Pangeran Daniel. "Bawakan kesini," jawab Pangeran Daniel sambil memberatkan suaranya. Tiba-tiba terdengar
"Tidak akan kubiarkan kalian merenggut nyawaku dengan sia-sia." "Hup!" Petugas gadungan menelan obat berisi racun yang terselip di giginya. Tan tidak berhasil mencegah keberaniannya. Pangeran Hendrik tidak bodoh. Setiap anak buahnya memiliki alat deteksi detak jantung. Jika alat itu dirusak maka pangeran Hendrik akan sadar dan jika anak buahnya mati, Pangeran Hendrik juga akan tahu. Kematian kedua petugas gadungan itu langsung ketahuan oleh tim pemantau. Berlomba anggota tim itu memberi tahu Pangeran Hendrik. Kembali ke situasi di pesawat. Jumlah pahlawan dan penjahat menjadi seimbang. 3 vs 3. "Berhenti atau perempuan ini akan mati!" ancam teroris berambut gimbal. Pangeran Daniel sudah memperkirakan kemungkinan ini makanya dia dan Jetman buru-buru menyerang agar mereka tidak sempat mengambil sandera. Teroris yang satu ini, dari perawakannya saja sudah cukup untuk membuat orang lain ket
Semuanya sudah selesai saat Menteri Pertahanan menghubungi awak pesawat. Para awak pesawat bergantian menceritakan keberanian tiga penumpang VIP yang berhasil menumpas para teroris. Laporan awak kapal dinilai tidak wajar karena ketiga orang itu berhasil mengalahkan 13 orang dalam pertempuran langsung tanpa menyebabkan kerusakan pada badan pesawat. Ketiga orang ini pastilah seorang ahli. "Pastikan kalian mendapatkan identitas mereka sebelum mereka turun di Rusia." perintah Pangeran Hendrik kepada pilot dan Co-pilot. "Siap pangeran." Sahut mereka serempak. "Sebenarnya kami sudah tahu identitas salah satu dari mereka. Namanya Harold Ackerman." Pangeran Hendrik tercengang. Dia ada disitu saat Harold Ackerman bertempur dengan gagah berani. Pangeran Hedrik tidak mungkin melupakan pengorbanan yang dilakukan pria itu yang membuatnya tetap hidup sampai hari ini. Setelah terdiam cukup lama Pange
"Bagaimana ini? Bagaimana ini?" Dua jam sudah Karina bolak balik sambil memikirkan nasibnya. Selama ini dia selalu bergantung pada Daniel saat berurusan dengan keluarga Roches. Sejujurnya, Karina cuman berani Face to Face melawan iparnya saja, kalau disuruh menghadapi ibu mertuanya, Karina lebih baik mundur. Wanita itu sangat gila. Pantas ipar-ipar tidak ada yang berani padanya. Sylvana pernah mengingatkannya supaya tidak terlalu terlibat dengan keluarga Roches. Fokus saja mengembangkan diri dan menumpuk uang. Dengan segunung uang kertas pecahan tertinggi di kantong sudah cukup untuk membungkam mulut wanita sombong itu. Tapi trauma yang ditinggalkan Permaisuri Lydia terlalu besar. Sehingga, saat satu-satunya pelindung Karina yaitu Pangeran Daniel tidak ada, Karina merasa sangat takut. Storm melakukan segala cara untuk menenangkan Permaisuri Karina tapi tidak berhasil. Chemistry nya dengan Karina belum cu
Satu persatu orang berjatuhan ke rumput halaman yang basah akibat hujan. Permaisuri Sylvana memanggil Pangeran Garam. Caranya memanggil benar-benar seperti memanggil anak kecil. "Tapi aku belum selesai ... " rengek Pangeran Garam. Karina maju dan bertepuk tangan, lantas berkata, "Pangeran Garam sangat hebat. Kamu mampu mengalahkan para penjaga pilihan suamiku. Tapi kalau semuanya kamu pukuli, yang ada rumah ini akan kosong tanpa penjagaan." Karina merangkul Sylvana. Secara mengejutkan, Karina menyentuh bagian dada Sylvana kemudian sedikit memainkannya untuk menarik perhatian Garam. Ini adalah rencana yang mereka sepakati bersama. Agak memalukan, tapi Sylvana ingin menghentikan Garam bagaimanapun caranya. Sylvana yang tampak seperti wanita bermartabat itu ternyata punya sisi mesum juga. Pangeran Garam mulai tergoda. Tidak sanggup menahan malu kalau orang lain melihat istrinya seperti ini." Gila, istri kakak
Karena demo yang terjadi menutupi luas jalan, Karena terpaksa mengambil jalan memutari kota demi mencapai pabrik pembuatan senjata. Di tepi jalan yang ramai, sebuah mobil mewah berhenti perlahan. Asap knalpotnya mengepul tipis di udara pagi yang sejuk. Pintu mobil terbuka, dan seorang wanita cantik berpakaian serba hitam melangkah turun dengan anggun. Wajahnya memancarkan wibawa dan kecantikan yang memukau. Dia adalah Permaisuri Karina, pemimpin yang dihormati dan dikagumi oleh rakyat kecil. Berjalan di belakangnya, pengawal cantik jelita, berambut abu-abu panjang dan sedikit bergelombang. Fokus Storm tidak terganggu oleh teriakan mereka-mereka yang mengidolakan Karina. "Sepertinya hari ini anda lebih terkenal hari ini." "Itu cuma perasaanmu saja," Storm menatap punggung Karina. Sikap majikannya itu tidak seramah saat bersama Pangeran Daniel. Cepat-cepat Storm menepis anggapan negatif itu, dan menggantinya dengan piki
Karina memutuskan tidak melakukan komunikasi jarak jauh melainkan langsung datang ke Barak tempat Jenderal Michael Schumahal bekerja. Bersama Storm dan sekretarisnya mereka berdiri di depan barak. Tiga wanita cantik di depan barak militer. Orang-orang yang lewat yang melihat pemandangan itu langsung berpikiran macam-macam. "Kita masuk." kata Karina. Jantung Karina berdetak lebih kencang. Ini pertama kali baginya menginjakkan kaki di Barak Militer. Tempat yang selalu penuh dengan orang, terkhususnya laki-laki. "Aku harus tahan. Normalnya seorang istri berada di rumah, tapi aku sedang dalam berusaha membuktikan diri. Kalau gagal, maka aku akan menjadi menantu paling menyedihkan di keluarga Roches (anggapan sendiri)." gumam Karina dalam hati. Baru satu langkah dari pintu masuk, dirinya disambut oleh belasan tentara pria berwajah tampan. "Silahkan lewat sini nona. Anda past
"Lepaskan aku!!""Jangan seperti ini Pangeran!!"Sylvana menggedor pintu dengan keras. Memohon dilepaskan."Tidak! Ini hukuman buatmu karena sudah bertindak tidak senonoh!" ucap Pangeran Garam dengan tegas. Meskipun begitu, Pangeran Garam duduk bersimpuh di depan pintu.Saat Sylvana mau buang air, minum atau makan, Pangeran Garam akan membantunya.Permaisuri Sylvana tidak bersuara lagi. Mungkin dia sudah lelah. Pangeran Garam bersandar di pintu lalu membuka hpnya."Sebenarnya aku tidak sampai hati mengurungnya. Tapi biarlah, sesekali dia harus merasakan kemarahanku."***Tidak terasa, dua minggu pun berlalu. Keberadaan Pangeran Daniel yang abu-abu mulai menarik rasa curiga saingannya.Pangeran Hendrik yang tahu dimana lokasi Pangeran Daniel saat ini berada, bergegas menjual informasi itu ke adiknya, Pangeran Adam Roches.Adam menaruh kebencian ke Daniel karena dia anak pertama yang beruntung. D