Share

28. Omma, Oppa

"Kenapa kau bertanya seperti itu?" Evan menjawab pertanyaan istrinya dengan pertanyaan pula. Dahinya mengkerut hingga terlihat dua garis melintang di sana.

"Kamu tidak seperti kelihatannya, macam orang tak punya. Namun pergaulanmu melebihi kaum jetset."

"Hah! Itu hanya perasaanmu saja. Aku ya begini. Seperti yang kamu lihat sehari hari," jawab Evan sambil merebahkan badannya. Kedua tangan yang di lipatnya di belakang kepala, dia jadikan alas bantal.

"Bukan sehari hari, tapi hanya saat malam," ralat Rara.

"Kau kan juga wanita sibuk, Dik. Bukan wanita rumahan. Kalau kau mau, kau bisa ke kantorku dan tahu lingkungan kerjaku," ujar Evan yang kini tidur dengan miring ke kanan, ke arah istrinya. Tangan kanannya menjadi penyangga kepalanya.

"Tapi ... jangan harap kau ke tempat kerjaku!"

"Kenapa ...?" tanya Evan , tangannya menggenggam jari tangan kiri Rara dengan erat, sesekali di elusnya lembut.

"Tidak ... tidak apa apa, aku mau makan, lapar." Rara tiba tiba langsung berdiri dari dudukn
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status