“Kenapa lo enggak nolak?” Akbi bertanya dengan suara tertahan dan ekspresi geram setelah Beni pergi.Tanpa perasaan, ia juga mencengkram lengan atas Bee hingga gadis itu mengaduh.“Sakit Bi, tolong lepasin dulu!” Bee memohon dengan suara rendah.“Aku enggak tega nolak permintaan Papa,” jawab Bee jujur.“Lo pikir gue mau pergi bulan madu sama lo apa?” bentaknya dengan ekspresi geram.“Kamu enggak usah pergi, biar aku sendiri yang pergi ... atau kamu mau pergi sama Anggit? Biar aku yang enggak pergi ... yang penting Papa taunya kita pergi,” balas Bee memberi penawaran sambil menatap netra pekat Akbi yang sedang menatapnya tajam.“Kamu akan menyesal bila nanti sudah kehilangan Papa dan teringat pernah enggak ngikutin keinginannya ... setelah Papa meninggal, jutaan rupiah bunga untuk di tabur di atas makam beliau tidak akan berarti apa-apa,” sambung Bee lagi dengan genangan di pelupuk mata.Kehilangan kedua orang tua membuatnya selalu mengalah terhadap setiap keinginan Beni yang sekarang
Cukup lama Aldo dan Akbi menunggu, karena Akbi hanya mencoba tuxedo yang ada dan dengan sedikit editan pada bagian celana, tuxedo itu nampak sempurna membalut tubuh Akbi.Lain halnya dengan Bee yang harus dirias juga.“Aku ‘kan udah bilang enggak perlu pesta, kenapa Om Beni masih buat pesta juga? Akbi pasti kesel banget nih,” gerutu Bee dalam hati ketika penata rias sedang membuat maha karya di wajahnya.“Pengantin kok cemberut, sih? Nanti pernikahan kalian sial loh, pengantin itu harus tersenyum ...,” kata pria bertubuh kekar dengan gaya yang lebih mirip perempuan.“Senyum kaya gini?” Setelah bertanya demikian, Bee tersenyum lebar menatap kaca yang terdapat banyak lampu disekelilingnya dan benar saja wajahnya lebih cantik bila tersenyum padahal riasan baru diaplikasikan setengah jadi. “Tuh ‘kan, baru setengah jadi aja udah cantik banget,” kata penata rias, memuji.“Semangat!!” sambungnya kemudian.Tidak ingin membuat sang penata rias kecewa, Bee berusaha tersenyum menatap kaca di
“Bang.” Tepukan di pundak membuat Akbi yang baru saja mengambil minum pun menoleh.Pesta tersebut dibuat senyaman mungkin, tamu undangan yang tidak begitu banyak membuat mempelai pengantin dan para tamu bisa bercengkrama sambil menikmati hidangan.Setelah sesi salam-salaman memberi selamat selesai, Akbi pergi mengambil minum untuk menghampiri Anggit yang sedari tadi sudah memberengut kesal.Susah payah Akbi memberi pengertian kepada sang Mama dan Anggit, bila dirinya harus melakukan sandiwara ini di depan Beni sampai akhirnya bisa berganti mobil bersama Bee.Tenggorokannya begitu serat tapi belum juga air itu melegakan tenggorokannya, seorang pria mengambil alih perhatian Akbi.“Masih inget gue, Bang?” tanya Verro sambil membetulkan kacamatanya.Kening Akbi mengernyit mengingat kapan ia bertemu dengan wajah familiar di depannya.“Gue yang di kampus beberapa hari lalu,” sambung Verro lagi membuat ekspresi wajah Akbi berubah.“Ahh ya, lo yang waktu itu kasih tau Bee di mana, ‘kan?” Akb
“Enggak bisa, Git! Harusnya kamu tolak job mendadak itu, aku enggak mungkin enggak pergi!” seru Akbi pada sang kekasih pada sambungan telepon.“Apa uang yang aku kasih belum cukup, yank? Ikut sama aku, kita liburan selama tiga hari ... kita belum pernah liburan di kapal pesiar, kan? Kamu bisa pamer tuh di instagram kamu,” tambah Akbi lagi dengan nada kesal karena di detik-detik terakhir keberangkatan, sang kekasih malah membatalkan janjinya.Bila hanya membatalkan janji saja mungkin tidak masalah bagi Akbi tapi kekasihnya juga melarang keras Akbi pergi bersama Bee.Sudah Akbi jelaskan bila saat ini mustahil baginya untuk menentang Beni tapi tidak ada satu pun yang mengerti baik itu sang Mama ataupun Anggit.Hanya menolak job saja apa sulitnya?Sementara kartu kredit milik Akbi telah berpindah kepemilikan ke tangan Anggit.Semestinya Anggit bisa menghargai keinginan Akbi namun sayang ketamakan mengalahkan cintanya pada Akbi.Demi popularitas semata, Anggit memilih tidak pergi dan mala
Di VIP lounge bandara Soekarno Hatta, Akbi nampak gelisah.Berkali-kali mengecek ponselnya lalu melirik jam pada pergelangan tangan setelah itu mendongak ke arah pintu berharap Anggit akan muncul.Namun sayang yang ditunggu tidak pernah datang.Jakarta yang seharian ini diguyur hujan membuat udara terasa dingin ditambah pendingin ruangan yang bekerja maksimal.Bee menaikan kakinya, masuk ke dalam selimut yang dipinjamkan pihak lounge bandara.Menarik selimut hingga menutupi hidung, matanya memperhatikan apa yang sedang Akbi lakukan.Berkali-kali Akbi mengusap wajah, menyugar rambut kebelakang dan berdiri kemudian duduk kembali.Hembusan nafas kasar pun sering kali lelaki itu keluarkan.Sebesar itu lah cinta dan harapan Akbi pada Anggit hingga bisa membuatnya frustasi.“Bi,” panggil Bee lembut.Akbi menoleh, menatap istrinya sebentar kemudian melangkah mendekat lalu menjatuhkan tubuh duduk di samping Bee.“Kalau ini bikin kamu berantem sama Anggit, kamu enggak perlu ikut ... biar aku s
Dari bandara, keduanya menggunakan mobil yang telah dipersiapkan untuk mengantar mereka ke Marina Bay Cruise Centre Singapore.Mereka langsung dipandu oleh pihak agen perjalanan menaiki tangga untuk memasuki cruise premium pertama di Asia yang akan membawa keduanya selama tiga hari dua malam dari Singapore – Port Klang – Singapore.Mata Bee melebar penuh takjub melihat betapa megahnya kapal yang dilengkapi seribu enam ratus tujuh puluh empat kabin dengan delapan belas lantai dan dapat menampung empat ribu penumpang bahkan lebih.Kapal pesiar itu memiliki beragam tipe kamar dan tiga puluh lima restoran juga bar.Restoran tersebut memiliki banyak menu mulai dari Jepang, Western, Cina hingga menu melayu yang memanjakan lidah dan telah bersertifikat halal.Kapal ini sangat layak disebut hotel sekelas bintang lima di atas laut.Ketika keduanya sudah sampai di kamar, bukan hanya mata Bee yang melebar kini mulutnya ikut terbuka lebar melihat kamar yang akan dihuninya selama dua malam.Terima
Cold-shoulder dress yang dikenakan Bee membuatnya nampak segar dan cantik sesuai umur.Warna playful juga modelnya yang menumpuk di bagian dada dan panjangnya yang hanya sampai lutut dipadankan dengan sendal bertali model gladiator berwarna putih memberikan kesan clean di kaki Bee.“Bi, sarapan pagi bareng ya?” ajak Bee dari balkon saat Akbi keluar dari kamar mandi.Lelaki itu tidak menjawab tapi Bee sudah terbiasa, tidak berapa lama suara Akbi terdengar memanggil Bee.“Bee,” “Ya?” “Katanya mau sarapan bareng, cepetan!” Lelaki itu berseru sambil mengendikan kepala ke arah pintu.Secepat kilat Bee berlari ke arah pintu yang telah dilewati Akbi tidak ingin lelaki itu marah karena kesal menunggunya.Ternyata meski Akbi tidak menjawab tapi masih mau mendengar apa yang diucapkannya.Akbi berjalan terlebih dahulu menuju restoran diikuti Bee berjalan di belakangnya.Hari masih pagi tapi restoran telah penuh, sedikit sulit mencari meja kosong.“Kamu cari tempat duduk, aku bawa makanan ...,”
Hati Bee mencelos, beberapa saat yang lalu ia memuji keramahan Andre namun sekarang Bee berubah muak ketika lelaki itu meraba tubuhnya.Bibir andre dengan kurangajar memaksa menjamah bibir Bee ketika mereka berada di dalam air nyaris tenggelam.Susah payah Bee berusaha melepaskan diri dari rengkuhan Andre namun tak kuasa melawan tubuh besar lelaki itu.Saat Bee mulai kehabisan nafas, satu tangan kokoh lain merengkuh pinggangnya dari belakang.Akbi menarik Bee ke permukaan setelah menendang tubuh Andre agar melepaskannya.Membawa Bee ke bagian kolam yang lebih dangkal kemudian mengangkatnya hingga duduk di tepian.“Bi,” panggil Bee dengan suara parau menahan tangis.Bee juga terbatuk karena air bersabun itu masuk ke dalam hidungnya.“Lo diapain sama dia? Hah? Gatel sih lo jadi cewek!” bentak Akbi membuat Bee terhenyak.Mata Bee berkaca-kaca dan suara keras Akbi mampu membuat beberapa orang menolehkan kepala ke arah mereka berdua.Akbi menatap Bee tajam lalu berbalik hendak mencari lela
“Sorry, enggak sengaja ... gue buru-buru,” ujar Arsha kepada gadis populer yang baru saja ia senggol tanpa sengaja.“Heh, pendek! Seenaknya aja lo minta maaf ... emang gue segede gini enggak keliatan apa? Dasar pendek ... anak kurcaci!” teriak Devina tepat di depan wajah Arsha.Devina Agni yang sedari SMP sudah sering wara-wiri di layar televisi membintangi iklan maupun sinetron.Karirnya tersebut tidak lepas dari bantuan sang Bunda yang juga merupakan seorang artis pada jamannya meski sampai saat ini masih terkenal dengan semua skandal yang melekat pada dirinya semenjak muda.Devina sendiri masih disanksikan siapa Ayah kandung yang sebenarnya karena tiba-tiba Ibunda dari Devina itu menghilang lalu beberapa tahun kemudian muncul kembali dengan status sebagai janda dan digosipkan menjadi pelakor dalam rumah tangga seorang pengusaha tambang dari Kalimantan.Setelah itu ia di gosipkan memiliki hubungan terlarang dengan produser film untuk bisa ikut berperan di layar lebar meski hanya seb
“Maheswari Arshavina Marthadidjaya!!” Teriak Akbi memanggil putri kecilnya yang berumur lima tahun.Gadis kecil itu sedang asyik menggoreskan paku berkarat pada body mobil mewah seharga lima belas miliar milik sang Daddy.Menggambar gunung dan tumbuhan juga beberapa bentuk abstrack tidak jelas.Telinganya tertutup headphone dengan tanduk unicorn, suara kencang terdengar dari sana hingga Akbi bisa mendengar lagu apa yang sedang di putar headphone canggih tersebut.Akbi menyimpan kedua tangannya di pinggang, ia jengkel bukan karena Arsha melukis mobilnya tapi karena suara kencang di headphone tersebut bisa saja membuat si bungsu tuli.Akbi tarik headphone berwarna pink itu membuat gadis kecil dengan rambut kuncir kuda mendongakan kepala.“Hai Dad, look!” Arsha berseru sambil menunjuk lukisannya.“Bagus ‘kan, Dad?” tanyanya lagi sambil memiringkan kepala dengan senyum manis semanis senyum sang Mommy.Akbi menggendong Arsha lalu mengambil paku berkarat dari tangan mungil itu untuk ia buan
Kehamilan Bee yang kedua ini sungguh berat padahal hanya ada satu janin saja di dalamnya tidak seperti ketika hamil si kembar yang walaupun perutnya sangat besar dan membutuhkan asupan gizi dua kali lipat tapi tidak ada kendala yang berarti.Mual dan susah makan hanya pada trimester pertama setelah itu Bee menjalani aktivitas seperti biasa.Tapi anehnya, kehamilan Bee saat ini berbanding terbalik dengan kehamilan yang sebelumnya.Semakin besar kandungan Bee, semakin sering mengalami muntah dan juga sulit memasukan sesuatu ke dalam mulutnya.Beruntung pekerjaannya yang masih tersisa setelah pesta Gunadhya dapat diselesaikan oleh bantuan Ibu Aneu juga tim dan untuk sementara Bee tidak menerima pesanan kebaya hingga tubuhnya pulih pasca melahirkan.Selama kehamilannya Bee sudah di rawat dua kali di rumah sakit, seperti saat ini ketika kehamilannya sudah sangat besar dan mendekati waktu melahirkan, ia harus terbaring lemas di atas ranjang rumah sakit.Di sebrang sana, Akbi yang menungguin
“Harusnya mereka dibawa,” Bee menggerutu sambi memajukan bibirnya.Mereka yang dimaksud Bee adalah si kembar dan Akbi sudah langsung tau ketika melihat wajah sang istri yang tampak sendu. Saat ini mereka sudah berada di kapal pesiar menuju Thailand, kamar exclusive itu memiliki balkon, privat pool juga jacuzy.Sambil menikmati matahari terbenam, keduanya bersandar pada daybed.Tidak ada masalah ketika tadi keduanya pergi meninggalkan si kembar, semua telah disiapkan secara matang.Diana akan tinggal di rumah Bee selama perjalanan bulan madu itu.Seperti pasangan yang baru menikah pada umumnya, Akbi dan Bee juga tampak mesra saling rangkul dan banyak tertawa dengan obrolan receh mereka ketika berada di bandara menunggu pesawat sampai menginjakan kaki di kapal pesiar ini.Tapi setelah semua itu, Bee merasa hampa, kosong dan kehilangan.Biasanya sore hari adalah waktunya ia memandikan si kembar kemudian memberi mereka makan sambil menunggu Daddynya pulang kerja.Tidak seperti sekarang,
Gaun pengantin indah rancangan khusus sang Ibunda tercinta yang merupakan designer ternama itu membalut tubuh Bee dengan sempurna.Model gaun mermaid, menampilkan perut Bee yang sudah sedikit buncit. Seakan ingin menunjukan eksistensi anak ke tiga mereka yang berada di dalamnya.Mata Akbi sulit lepas dari tatapannya kepada sang istri, crown dikepalanya dengan surai di pelipis membuat Bee tampak secantik dewi Yunani.Tidak ada heels tinggi untuk membuat tubuh Bee tampak jenjang, Akbi menyembunyikannya lalu menggantinya dengan flatshoes berwarna senada dengan gaun dan memiliki bunga besar sebagai aksen di bagian depannya.“Kamu siap?” Akbi bertanya sebelum mereka keluar.“Bersamamu, aku selalu siap ...,” jawab Bee mantap memunculkan sebuah senyum di bibir Akbi.Sambil menggendong Aarash dan Aarav keduanya melangkah pelan melewati jalan setapak yang dibentuk dari taburan bunga.Semua kamera profesional maupun handphone terarah kepada mereka.Lagu milik Jhon Legend berjudul All Of Me yang
Beberapa minggu terakhir, Akbi maupun Bee disibukan dengan persiapan pernikahan tapi juga tidak sampai membuat keduanya stress karena mereka menyerahkan semuanya kepada Wedding Organizer berpengalaman dan profesional.Mereka berdua juga tidak pernah sulit menentukan pilihan mulai dari tempat acara hingga souvenir untuk para tamu.Bukan bermaksud meremehkan tapi untuk menuju sebuah kebahagiaan kita juga harus menempuhnya dengan suka cita.Bee tidak pernah mengira bila Ibu Aneu ternyata diam-diam telah membuatkannya kebaya dan gaun pengantin yang akan dikenakannya pada resepsi pernikahan.Ibu Aneu yang sudah mengetahui ukuran badan Bee, tiba-tiba saja beliau memintanya untuk melakukan fitting agar bisa memperbaiki kekurangan tapi ternyata sesuatu yang dibuat dengan cinta dan kasih sayang tidak perlu diragukan hasilnya.Semuanya pas tanpa sedikitpun kekurangan, sempurna membalut tubuh Bee seperti saat ini.“Kakak ... adik ... Mommy cantik, enggak?” tanyanya pada si kembar yang asyik berm
“Lagi apa?” tanya suara dari sebrang sana, ekspresi wajah pria dalam panggilan video itu juga tampak tenang tidak mencerminkan suasana hatinya saat ini yang sedang tegang menjelang akad nikah esok hari.“Abis maskeran, biar besok make up-nya nempel sampe malem,” Bee menjawab sama tenangnya.Berbeda dengan Akbi, perasaan Bee malah jauh lebih lega.Tidak seperti pernikahan yang pertama, berniat menodai kesucian mahligai pernikahan—pernikahannya kali ini bersama Akbi memang berniat membangun rumah tangga yang bahagia, untuk menyempurnakan setengah Agamanya.“Besok enggak usah cantik-cantik banget ya, By ... aku suka kesel kalau ada cowok ngeliatin kamu terus-terusan” Bee tersenyum dan senyum itu sangat menarik hati Akbi, begitu cantik luar biasa bila Bee sedang tersenyum tersipu seperti itu.“Meski banyak pria menggoda, tapi hati ini tau harus berlabuh di mana,” ujar Bee berpuitis.Akbi tergelak, biasanya dirinya yang menggoda Bee dengan kata-kata puitis atau lagu yang sesuai dengan per
“Calon istri siapa sih, cantik banget ...,” ujar Akbi setelah memberikan satu kecupan di pipi Bee.Kalimat biasa namun berdampak luar biasa bagi setiap wanita.Apalagi pria itu mengecup pipinya ditengah-tengah kerumunan orang yang sedang menyaksikan akad nikah Zeline.Tapi saat ini Akbi sedang tidak berdusta pasalnya Bee memang berdandan sangat cantik untuk pesta pernikahan Zeline Gunadhya.Pagi sekali Bee datang ke hotel ini untuk mengecek dan memastikan kebaya akad nikah yang akan dikenakan Zeline. Semua sempurna, tidak ada kekurangan apalagi cacat, ingatkan Bee untuk memberi bonus pada krunya yang memperlakukan semua gaun tersebut dengan sangat hati-hati. Zeline tampak puas ketika melihat tubuhnya di cermin terbalut kebaya akad nikah, begitu pula dengan seluruh keluarga Gunadhya.Sungguh suatu kehormatan bagi Bee dipercaya menjadi bagian dalam momen bersejarah bagi keluarga Gunadhya.“Si kembar mana?” Bee bertanya untuk menetralkan persaannya yg sedang tersipu.Kemarin Bee memin
Betapa sulitnya driver mengemudikan mobil untuk bisa melewati kerumunan para pencari berita yang memadati gerbang komplek perumahan kaum jetset dimana rumah Ibu Aneu berada.Undangan pesta pertunangan Akbi dan Bee yang tersebar menjadi berita hangat di kalangan infotainment terlebih foto keduanya yang tertangkap kamera netizen sedang nonton bersama beberapa waktu lalu menjadi pencetus berita tersebut yang menjadi bola liar dan menghasilkan banyak asumsi publik.Beni sengaja meminta aparat keamanan untuk membantu tim sekuriti komplek agar tidak mengijinkan para pencari berita masuk dan mengganggu jalannya acara.Meski Akbi sudah berjanji untuk memberikan klarifikasi ketika pesta pernikahannya nanti akan tetapi mereka seolah tidak sabar ingin mengetahui alasan kenapa di batalkannya pesta pernikahan dengan Anggit.Bukan hanya Akbi dan Bee yang dikejar-kejar wartawan, Anggit pun demikian namun tidak satu patah kata pun keluar dari mulutnya.Saat ini perempuan itu tidak menerima job mengin