Dari bandara, keduanya menggunakan mobil yang telah dipersiapkan untuk mengantar mereka ke Marina Bay Cruise Centre Singapore.Mereka langsung dipandu oleh pihak agen perjalanan menaiki tangga untuk memasuki cruise premium pertama di Asia yang akan membawa keduanya selama tiga hari dua malam dari Singapore – Port Klang – Singapore.Mata Bee melebar penuh takjub melihat betapa megahnya kapal yang dilengkapi seribu enam ratus tujuh puluh empat kabin dengan delapan belas lantai dan dapat menampung empat ribu penumpang bahkan lebih.Kapal pesiar itu memiliki beragam tipe kamar dan tiga puluh lima restoran juga bar.Restoran tersebut memiliki banyak menu mulai dari Jepang, Western, Cina hingga menu melayu yang memanjakan lidah dan telah bersertifikat halal.Kapal ini sangat layak disebut hotel sekelas bintang lima di atas laut.Ketika keduanya sudah sampai di kamar, bukan hanya mata Bee yang melebar kini mulutnya ikut terbuka lebar melihat kamar yang akan dihuninya selama dua malam.Terima
Cold-shoulder dress yang dikenakan Bee membuatnya nampak segar dan cantik sesuai umur.Warna playful juga modelnya yang menumpuk di bagian dada dan panjangnya yang hanya sampai lutut dipadankan dengan sendal bertali model gladiator berwarna putih memberikan kesan clean di kaki Bee.“Bi, sarapan pagi bareng ya?” ajak Bee dari balkon saat Akbi keluar dari kamar mandi.Lelaki itu tidak menjawab tapi Bee sudah terbiasa, tidak berapa lama suara Akbi terdengar memanggil Bee.“Bee,” “Ya?” “Katanya mau sarapan bareng, cepetan!” Lelaki itu berseru sambil mengendikan kepala ke arah pintu.Secepat kilat Bee berlari ke arah pintu yang telah dilewati Akbi tidak ingin lelaki itu marah karena kesal menunggunya.Ternyata meski Akbi tidak menjawab tapi masih mau mendengar apa yang diucapkannya.Akbi berjalan terlebih dahulu menuju restoran diikuti Bee berjalan di belakangnya.Hari masih pagi tapi restoran telah penuh, sedikit sulit mencari meja kosong.“Kamu cari tempat duduk, aku bawa makanan ...,”
Hati Bee mencelos, beberapa saat yang lalu ia memuji keramahan Andre namun sekarang Bee berubah muak ketika lelaki itu meraba tubuhnya.Bibir andre dengan kurangajar memaksa menjamah bibir Bee ketika mereka berada di dalam air nyaris tenggelam.Susah payah Bee berusaha melepaskan diri dari rengkuhan Andre namun tak kuasa melawan tubuh besar lelaki itu.Saat Bee mulai kehabisan nafas, satu tangan kokoh lain merengkuh pinggangnya dari belakang.Akbi menarik Bee ke permukaan setelah menendang tubuh Andre agar melepaskannya.Membawa Bee ke bagian kolam yang lebih dangkal kemudian mengangkatnya hingga duduk di tepian.“Bi,” panggil Bee dengan suara parau menahan tangis.Bee juga terbatuk karena air bersabun itu masuk ke dalam hidungnya.“Lo diapain sama dia? Hah? Gatel sih lo jadi cewek!” bentak Akbi membuat Bee terhenyak.Mata Bee berkaca-kaca dan suara keras Akbi mampu membuat beberapa orang menolehkan kepala ke arah mereka berdua.Akbi menatap Bee tajam lalu berbalik hendak mencari lela
Bee keluar dari kamar mandi sudah mengenakan pakaian lengkap setelah sebelumnya ia mengambil pakaiannya terlebih dahulu di koper dengan mengenakan bathrobe.Bulan madu bersama kekasih orang memang merepotkan, meski lelaki itu suaminya yang syah tapi tidak ada cinta dan pernikahan tersebut hanya sandiwara belaka.Maka Bee dan Akbi tidak bisa bebas seperti pasangan suami istri kebanyakan, sebelum mandi semua pakaian lengkap harus dibawa ke dalam kamar mandi.Mereka tidak bisa saling mengumbar tubuh polos di depan satu sama lain.Di balkon sana, Bee bisa mendengar suara kencang penuh kekesalan dari suaminya yang sedang berada dalam panggilan telepon.Sosok tegap itu mondar-mandir di balkon, sesekali menyugar rambutnya kebelakang dan menggerakan tangannya seolah seseorang di sebrang sambungan telepon dapat melihat.Akbi sedang bertengkar dengan kekasihnya, cukup hebat hingga lelaki itu sudah tidak bisa menahannya lagi.Bee mengembuskan nafas kasar, setelah ini pasti dirinya yang akan menj
Apa yang masuk ke dalam mulut Bee saat ini tidak lebih layaknya sebuah ampas, tidak ada rasa.Makian yang Akbi lontarkan masih terngiang dalam benaknya dan rasanya Bee ingin kembali menangis.Bee melihat sekitar, banyak pasangan juga keluarga kecil maupun keluarga besar berkumpul dalam restoran itu.Hanya Bee saja yang sendirian di sana tapi bukannya ia memang sudah terbiasa sendiri.Apalagi saat ini sang Ayah, satu-satunya keluarga Bee di dunia ini telah pergi untuk selamanya.Buru-buru Bee menyelesaikan makan malam, tidak ingin bertemu dengan Akbi yang juga pasti akan mencari makan malam di resto tersebut.Masih ada waktu sebetulnya untuk turun dan menjelajahi kota malam hari di Malaysia tapi di sana kenangan bersama sang Bunda dan Ayahnya masih tertanam jelas di ingatan.Singapura, Malaysia, Thailand hingga Jepang dan Korea Selatan adalah negara-negara yang pernah Bee kunjungi sebelum sang Bunda pergi untuk selamanya dan sang Ayah mengalami kebangkrutan.Dulu Bee pernah menjadi ana
Akbi menatap wajah cantik yang sedang terlelap di atas ranjang.Sengaja tadi ia keluar dari persembunyiannya untuk menjemput Bee dan meminta maaf kepada Staf Captain dan juga awak kapal atas keributan yang dilakukan sang istri.Lalu Akbi membawa Bee ke kamar dan memintanya untuk menaiki tempat tidur.Tidak membahas apapun karena Akbi masih syok atas apa yang dilakukan Bee.Tidak lama sang istri terlelap dengan banyak jejak air mata di wajahnya.Akbi mengusap wajahnya frustasi, bila seperti ini terus lama-lama ia bisa jatuh cinta pada Bee lalu bagaimana dengan Anggit?Ia memiliki kesalahan yang harus ditebusnya dengan menikahi perempuan itu.Tiba-tiba ponselnya bergetar, wajah cantik sang kekasih memenuhi layar.“Ya?” jawab Akbi dingin.“Aku minta maaf, Yank ...,” suara manja di sebrang sana membuat perasaan Akbi semakin kacau balau.Jarang sekali Anggit meminta maaf, bahkan selama ini dirinya lah yang harus meminta maaf meski tidak ada satu pun kesalahan yang diperbuatnya hanya agar d
Bee begitu gelisah ketika mobil yang menjemputnya di bandara melaju kencang menuju rumah mewah Beni.Ia tau akan tinggal bersama Beni dan juga ... istrinya.Istri Beni lah yang membuat perasaan Bee gundah dan gelisah seperti ini.Bee yakin bila Diana tidak menyukainya bahkan ia dilarang memanggilnya Mama lalu bagaimana kehidupannya nanti tinggal satu rumah bersama wanita itu?Berkali-kali Bee menghembuskan nafas pelan namun masih saja bisa terdengar dan dirasakan oleh Akbi yang duduk disebelahnya.Akbi tidak bodoh, ia mengetahui bila Bee sedang tertekan karena akan tinggal bersama dengan Mama mertua yang sangat membencinya.Sudah bisa Akbi bayangkan bagaimana perlakuan Diana yang selalu bisa menjadi pemeran antagonis dalam memperlakukan seseorang.Penderitaan Bee akan dimulai setelah ia menginjakkan kakinya di rumah Beni.Tapi Akbi bisa apa? Perempuan itu sudah berani menerima tawaran Beni berarti juga harus bisa menerima segala konsekuensinya.Akhirnya mobil MPV hitam yang mereka tu
Kaki telanjang Bee menapaki setiap undakan anak tangga menuju ruang makan di lantai dasar.Ia memilih menggunakan tangga untuk melihat-lihat keseluruhan rumah mertuanya yang luar biasa luas namun hanya dihuni oleh sedikit orang.Sampai akhirnya Bee berada di ujung tangga lalu celingukan mencari ruang makan.Sayup-sayup Bee mendengar suara kemudian merasa lega karena dirinya tidak tersesat dan bisa langsung menemukan ruang makan. “Se ... selamat malam Pa ... Tante,” ucap Bee menginterupsi obrolan ringan kedua mertuanya.“Sini Bee, kita makan ... Akbi mana?” “Tuh ‘kan, Papa pasti nyariin Akbi!” gerutu Bee di dalam hati.“Akbi masih tidur Pa, kayanya kecapean ...,” jawab Bee lalu melangkah pelan menuju meja makan.“Ya udah, sekarang kita makan ya!” Beni menatap hangat sambil tersenyum lembut kepada Bee yang dibalas anggukan oleh anak menantunya itu.Lain halnya dengan Diana yang memberikan tatapan dan delikan tajam.“Lain kali makan malam harus tepat waktu, jangan sampai membuat orang