Akbi menatap wajah cantik yang sedang terlelap di atas ranjang.Sengaja tadi ia keluar dari persembunyiannya untuk menjemput Bee dan meminta maaf kepada Staf Captain dan juga awak kapal atas keributan yang dilakukan sang istri.Lalu Akbi membawa Bee ke kamar dan memintanya untuk menaiki tempat tidur.Tidak membahas apapun karena Akbi masih syok atas apa yang dilakukan Bee.Tidak lama sang istri terlelap dengan banyak jejak air mata di wajahnya.Akbi mengusap wajahnya frustasi, bila seperti ini terus lama-lama ia bisa jatuh cinta pada Bee lalu bagaimana dengan Anggit?Ia memiliki kesalahan yang harus ditebusnya dengan menikahi perempuan itu.Tiba-tiba ponselnya bergetar, wajah cantik sang kekasih memenuhi layar.“Ya?” jawab Akbi dingin.“Aku minta maaf, Yank ...,” suara manja di sebrang sana membuat perasaan Akbi semakin kacau balau.Jarang sekali Anggit meminta maaf, bahkan selama ini dirinya lah yang harus meminta maaf meski tidak ada satu pun kesalahan yang diperbuatnya hanya agar d
Bee begitu gelisah ketika mobil yang menjemputnya di bandara melaju kencang menuju rumah mewah Beni.Ia tau akan tinggal bersama Beni dan juga ... istrinya.Istri Beni lah yang membuat perasaan Bee gundah dan gelisah seperti ini.Bee yakin bila Diana tidak menyukainya bahkan ia dilarang memanggilnya Mama lalu bagaimana kehidupannya nanti tinggal satu rumah bersama wanita itu?Berkali-kali Bee menghembuskan nafas pelan namun masih saja bisa terdengar dan dirasakan oleh Akbi yang duduk disebelahnya.Akbi tidak bodoh, ia mengetahui bila Bee sedang tertekan karena akan tinggal bersama dengan Mama mertua yang sangat membencinya.Sudah bisa Akbi bayangkan bagaimana perlakuan Diana yang selalu bisa menjadi pemeran antagonis dalam memperlakukan seseorang.Penderitaan Bee akan dimulai setelah ia menginjakkan kakinya di rumah Beni.Tapi Akbi bisa apa? Perempuan itu sudah berani menerima tawaran Beni berarti juga harus bisa menerima segala konsekuensinya.Akhirnya mobil MPV hitam yang mereka tu
Kaki telanjang Bee menapaki setiap undakan anak tangga menuju ruang makan di lantai dasar.Ia memilih menggunakan tangga untuk melihat-lihat keseluruhan rumah mertuanya yang luar biasa luas namun hanya dihuni oleh sedikit orang.Sampai akhirnya Bee berada di ujung tangga lalu celingukan mencari ruang makan.Sayup-sayup Bee mendengar suara kemudian merasa lega karena dirinya tidak tersesat dan bisa langsung menemukan ruang makan. “Se ... selamat malam Pa ... Tante,” ucap Bee menginterupsi obrolan ringan kedua mertuanya.“Sini Bee, kita makan ... Akbi mana?” “Tuh ‘kan, Papa pasti nyariin Akbi!” gerutu Bee di dalam hati.“Akbi masih tidur Pa, kayanya kecapean ...,” jawab Bee lalu melangkah pelan menuju meja makan.“Ya udah, sekarang kita makan ya!” Beni menatap hangat sambil tersenyum lembut kepada Bee yang dibalas anggukan oleh anak menantunya itu.Lain halnya dengan Diana yang memberikan tatapan dan delikan tajam.“Lain kali makan malam harus tepat waktu, jangan sampai membuat orang
Bee menatap Akbi canggung ketika lelaki itu baru saja masuk ke dalam walk in closet dengan hanya melingkarkan handuk putih di pinggangnya.Tato sayap yang berada di satu sisi punggung Akbi selalu menarik perhatian Bee tapi begitu enggan menanyakan kenapa hanya ada satu sayap di punggung Akbi?Dan kemana sayap satunya lagi?“Mau pake baju yang mana, Bi?” Bee bertanya pelan sambil merapihkan pakaiannya ke dalam lemari yang kosong.“Bawain kemeja putih di sana,” titah Akbi tanpa Bee duga.Bee beranjak mengambil kemeja yang diminta Akbi lalu memberikannya kepada lelaki itu.“Kalau udah selesai, kamu bisa turun duluan.” “Barengan aja sama kamu.” Kening Akbi mengkerut, sudah beberapa hari ini Bee selalu menunggunya ketika akan sarapan atau makan malam.Sepertinya Bee benar-benar takut bertemu Diana sehingga selalu berlindung kepadanya.“Bee, pasangin dong ... ada rapat gue pagi ini,” pinta Akbi sambil memutar-mutar dasinya.Tidak banyak bicara, Bee memasangkan dasi di leher Akbi begitu te
“Bee!!!” teriak Akbi ketika tidak menemukan istrinya di manapun padahal menurut asisten rumah tangga, Bee sudah pulang dari jam tiga sore.“Iya Bi?” Bee menyaut dari ruangan sebelah, setengah berlari menuju kamar.“Kenapa?” tanya Bee dengan kening mengkerut.“Siapin air panas! Gue mau mandi!” Akbi berseru ketus dengan ekspresi kesal.Bukannya menuju kamar mandi, Bee malah menuang air dari dalam gelas yang selalu tersedia di atas nakas.“Minum dulu.” Bee mengangsurkan gelas tersebut yang langsung diambil alih oleh Akbi dan menegaknya hingga tandas.Bee juga membantu melepas dasi Akbi yang sedari tadi berusaha lelaki itu lepaskan secara kasar.Kemudian jemari lentik Bee membuka satu kancing teratas dari kemeja Akbi namun urung melanjutkannya.Akbi memperhatikan apa yang dilakukan Bee dengan raut kebingungan, namun tiba-tiba perempuan itu mendongak membuat mata mereka bertemu.Beberapa saat keduanya saling mengunci tatap hingga akhirnya Bee memutuskan terlebih dahulu tatapan tersebut sam
Beberapa hari terakhir Akbi dipaksa untuk bekerja lebih keras, perusahaannya yang nyaris terpuruk sedang membutuhkan perhatian lebih.Lelaki itu mungkin masih sempat sarapan pagi tapi dengan kesibukannya mencari investor membuat Akbi melupakan asupan gizinya pada siang dan malam hari.Setiap hari Akbi pulang larut dan hanya beberapa jam saja memejamkan mata, keesokan harinya ia harus kembali mengendalikan perusahaan.Saat ini Akbi tidak berharap perusahaan tersebut maju dan berkembang, bisa bertahan saja ia sudah sangat bersyukur tapi ternyata hal itu begitu sulit baginya tanpa bantuan Beni.Akbi tidak sudi mengemis pada sang Papa maka ia memusatkan tenaga dan pikirannya untuk mempertahankan perusahaan.Akbi jadi menyesal sempat menelantarkan perusahaannya.Kerja keras beberapa minggu ini memang membuahkan hasil sesuai keinginannya, perusahaan tersebut bisa bertahan dan Akbi akan berusaha merintis kembali dan membawa perusahaan pada puncak kejayaan.Namun sayang tubuh Akbi yang dipors
“Bi, ganti baju dulu ya ... aku bantuin,” cetus Bee yang baru saja selesai membuka sepatu dan kaos kaki Akbi.Lelaki itu langsung terbaring setelah berhasil masuk ke dalam kamar dibantu Pak Wawan.“Akbiiii, sakit apa sayang?” Belum sempat Akbi menjawab, Diana masuk tanpa mengetuk pintu memburu sang anak.“Demam Ma ... Mama jangan deket-deket dulu takut nular nanti Mama sakit trus enggak bisa jalan-jalan sama temen-temen Mama ...,” kata Akbi menakut-nakuti membuat Diana yang sudah sangat dekat ke tempat tidur, menjadi mundur beberapa langkah.“Gitu ya Bi? Duuuh, mana Mama ada rencana ke Thailand, besok.” “Ya udah Mama keluar dari kamar Akbi, takut ketularan nanti ... doain aja Akbi cepet sembuh.” Bee yang berdiri di sisi lain ranjang merasa heran melihat interaksi Ibu dan anak itu.Akbi seolah anti mendapat perhatian Diana sementara Diana nampak tidak tulus memberi perhatian kepada anaknya.“Kamu!” Diana berseru membuat Bee mendongak terkejut.“Urus anak saya! Jangan mau enaknya aja
Tangan Bee berhenti menggoreskan pinsil di atas kertas ketika mengingat lalu menyadari bila perhatiannya kepada Akbi nampak sangat berlebihan.Bee merasa ia terlalu menghayati perannya sebagai seorang istri.Tapi itu semata-semata ia lakukan untuk menghargai pernikahannya karena telah berjanji kepada Tuhan akan menjadi seorang istri yang baik untuk Akbi.Juga mengingat wejangan sang Bunda di masa lampau yang mengatakan bahwa dirinya harus melayani suami dengan baik.Tapi apakah lelaki itu tidak akan salah sangka dan menganggapnya ingin menjadi istri sebenarnya seperti yang pernah dikatakan Akbi tempo hari di kapal pesiar.Bee menghembuskan nafas kasar, terserah bila Akbi menganggapnya seperti itu hanya yang pasti setelah satu tahun Bee akan membuktikan ucapannya dengan mengajukan perceraian.Biarlah selama menikah dengan Akbi ia melakukan kewajibannya sebagai seorang istri agar ia tidak berdosa nantinya.Bila memang Akbi salah terima, ia akan menjelaskannya.“Bee!!” teriakan Akbi memb
“Sorry, enggak sengaja ... gue buru-buru,” ujar Arsha kepada gadis populer yang baru saja ia senggol tanpa sengaja.“Heh, pendek! Seenaknya aja lo minta maaf ... emang gue segede gini enggak keliatan apa? Dasar pendek ... anak kurcaci!” teriak Devina tepat di depan wajah Arsha.Devina Agni yang sedari SMP sudah sering wara-wiri di layar televisi membintangi iklan maupun sinetron.Karirnya tersebut tidak lepas dari bantuan sang Bunda yang juga merupakan seorang artis pada jamannya meski sampai saat ini masih terkenal dengan semua skandal yang melekat pada dirinya semenjak muda.Devina sendiri masih disanksikan siapa Ayah kandung yang sebenarnya karena tiba-tiba Ibunda dari Devina itu menghilang lalu beberapa tahun kemudian muncul kembali dengan status sebagai janda dan digosipkan menjadi pelakor dalam rumah tangga seorang pengusaha tambang dari Kalimantan.Setelah itu ia di gosipkan memiliki hubungan terlarang dengan produser film untuk bisa ikut berperan di layar lebar meski hanya seb
“Maheswari Arshavina Marthadidjaya!!” Teriak Akbi memanggil putri kecilnya yang berumur lima tahun.Gadis kecil itu sedang asyik menggoreskan paku berkarat pada body mobil mewah seharga lima belas miliar milik sang Daddy.Menggambar gunung dan tumbuhan juga beberapa bentuk abstrack tidak jelas.Telinganya tertutup headphone dengan tanduk unicorn, suara kencang terdengar dari sana hingga Akbi bisa mendengar lagu apa yang sedang di putar headphone canggih tersebut.Akbi menyimpan kedua tangannya di pinggang, ia jengkel bukan karena Arsha melukis mobilnya tapi karena suara kencang di headphone tersebut bisa saja membuat si bungsu tuli.Akbi tarik headphone berwarna pink itu membuat gadis kecil dengan rambut kuncir kuda mendongakan kepala.“Hai Dad, look!” Arsha berseru sambil menunjuk lukisannya.“Bagus ‘kan, Dad?” tanyanya lagi sambil memiringkan kepala dengan senyum manis semanis senyum sang Mommy.Akbi menggendong Arsha lalu mengambil paku berkarat dari tangan mungil itu untuk ia buan
Kehamilan Bee yang kedua ini sungguh berat padahal hanya ada satu janin saja di dalamnya tidak seperti ketika hamil si kembar yang walaupun perutnya sangat besar dan membutuhkan asupan gizi dua kali lipat tapi tidak ada kendala yang berarti.Mual dan susah makan hanya pada trimester pertama setelah itu Bee menjalani aktivitas seperti biasa.Tapi anehnya, kehamilan Bee saat ini berbanding terbalik dengan kehamilan yang sebelumnya.Semakin besar kandungan Bee, semakin sering mengalami muntah dan juga sulit memasukan sesuatu ke dalam mulutnya.Beruntung pekerjaannya yang masih tersisa setelah pesta Gunadhya dapat diselesaikan oleh bantuan Ibu Aneu juga tim dan untuk sementara Bee tidak menerima pesanan kebaya hingga tubuhnya pulih pasca melahirkan.Selama kehamilannya Bee sudah di rawat dua kali di rumah sakit, seperti saat ini ketika kehamilannya sudah sangat besar dan mendekati waktu melahirkan, ia harus terbaring lemas di atas ranjang rumah sakit.Di sebrang sana, Akbi yang menungguin
“Harusnya mereka dibawa,” Bee menggerutu sambi memajukan bibirnya.Mereka yang dimaksud Bee adalah si kembar dan Akbi sudah langsung tau ketika melihat wajah sang istri yang tampak sendu. Saat ini mereka sudah berada di kapal pesiar menuju Thailand, kamar exclusive itu memiliki balkon, privat pool juga jacuzy.Sambil menikmati matahari terbenam, keduanya bersandar pada daybed.Tidak ada masalah ketika tadi keduanya pergi meninggalkan si kembar, semua telah disiapkan secara matang.Diana akan tinggal di rumah Bee selama perjalanan bulan madu itu.Seperti pasangan yang baru menikah pada umumnya, Akbi dan Bee juga tampak mesra saling rangkul dan banyak tertawa dengan obrolan receh mereka ketika berada di bandara menunggu pesawat sampai menginjakan kaki di kapal pesiar ini.Tapi setelah semua itu, Bee merasa hampa, kosong dan kehilangan.Biasanya sore hari adalah waktunya ia memandikan si kembar kemudian memberi mereka makan sambil menunggu Daddynya pulang kerja.Tidak seperti sekarang,
Gaun pengantin indah rancangan khusus sang Ibunda tercinta yang merupakan designer ternama itu membalut tubuh Bee dengan sempurna.Model gaun mermaid, menampilkan perut Bee yang sudah sedikit buncit. Seakan ingin menunjukan eksistensi anak ke tiga mereka yang berada di dalamnya.Mata Akbi sulit lepas dari tatapannya kepada sang istri, crown dikepalanya dengan surai di pelipis membuat Bee tampak secantik dewi Yunani.Tidak ada heels tinggi untuk membuat tubuh Bee tampak jenjang, Akbi menyembunyikannya lalu menggantinya dengan flatshoes berwarna senada dengan gaun dan memiliki bunga besar sebagai aksen di bagian depannya.“Kamu siap?” Akbi bertanya sebelum mereka keluar.“Bersamamu, aku selalu siap ...,” jawab Bee mantap memunculkan sebuah senyum di bibir Akbi.Sambil menggendong Aarash dan Aarav keduanya melangkah pelan melewati jalan setapak yang dibentuk dari taburan bunga.Semua kamera profesional maupun handphone terarah kepada mereka.Lagu milik Jhon Legend berjudul All Of Me yang
Beberapa minggu terakhir, Akbi maupun Bee disibukan dengan persiapan pernikahan tapi juga tidak sampai membuat keduanya stress karena mereka menyerahkan semuanya kepada Wedding Organizer berpengalaman dan profesional.Mereka berdua juga tidak pernah sulit menentukan pilihan mulai dari tempat acara hingga souvenir untuk para tamu.Bukan bermaksud meremehkan tapi untuk menuju sebuah kebahagiaan kita juga harus menempuhnya dengan suka cita.Bee tidak pernah mengira bila Ibu Aneu ternyata diam-diam telah membuatkannya kebaya dan gaun pengantin yang akan dikenakannya pada resepsi pernikahan.Ibu Aneu yang sudah mengetahui ukuran badan Bee, tiba-tiba saja beliau memintanya untuk melakukan fitting agar bisa memperbaiki kekurangan tapi ternyata sesuatu yang dibuat dengan cinta dan kasih sayang tidak perlu diragukan hasilnya.Semuanya pas tanpa sedikitpun kekurangan, sempurna membalut tubuh Bee seperti saat ini.“Kakak ... adik ... Mommy cantik, enggak?” tanyanya pada si kembar yang asyik berm
“Lagi apa?” tanya suara dari sebrang sana, ekspresi wajah pria dalam panggilan video itu juga tampak tenang tidak mencerminkan suasana hatinya saat ini yang sedang tegang menjelang akad nikah esok hari.“Abis maskeran, biar besok make up-nya nempel sampe malem,” Bee menjawab sama tenangnya.Berbeda dengan Akbi, perasaan Bee malah jauh lebih lega.Tidak seperti pernikahan yang pertama, berniat menodai kesucian mahligai pernikahan—pernikahannya kali ini bersama Akbi memang berniat membangun rumah tangga yang bahagia, untuk menyempurnakan setengah Agamanya.“Besok enggak usah cantik-cantik banget ya, By ... aku suka kesel kalau ada cowok ngeliatin kamu terus-terusan” Bee tersenyum dan senyum itu sangat menarik hati Akbi, begitu cantik luar biasa bila Bee sedang tersenyum tersipu seperti itu.“Meski banyak pria menggoda, tapi hati ini tau harus berlabuh di mana,” ujar Bee berpuitis.Akbi tergelak, biasanya dirinya yang menggoda Bee dengan kata-kata puitis atau lagu yang sesuai dengan per
“Calon istri siapa sih, cantik banget ...,” ujar Akbi setelah memberikan satu kecupan di pipi Bee.Kalimat biasa namun berdampak luar biasa bagi setiap wanita.Apalagi pria itu mengecup pipinya ditengah-tengah kerumunan orang yang sedang menyaksikan akad nikah Zeline.Tapi saat ini Akbi sedang tidak berdusta pasalnya Bee memang berdandan sangat cantik untuk pesta pernikahan Zeline Gunadhya.Pagi sekali Bee datang ke hotel ini untuk mengecek dan memastikan kebaya akad nikah yang akan dikenakan Zeline. Semua sempurna, tidak ada kekurangan apalagi cacat, ingatkan Bee untuk memberi bonus pada krunya yang memperlakukan semua gaun tersebut dengan sangat hati-hati. Zeline tampak puas ketika melihat tubuhnya di cermin terbalut kebaya akad nikah, begitu pula dengan seluruh keluarga Gunadhya.Sungguh suatu kehormatan bagi Bee dipercaya menjadi bagian dalam momen bersejarah bagi keluarga Gunadhya.“Si kembar mana?” Bee bertanya untuk menetralkan persaannya yg sedang tersipu.Kemarin Bee memin
Betapa sulitnya driver mengemudikan mobil untuk bisa melewati kerumunan para pencari berita yang memadati gerbang komplek perumahan kaum jetset dimana rumah Ibu Aneu berada.Undangan pesta pertunangan Akbi dan Bee yang tersebar menjadi berita hangat di kalangan infotainment terlebih foto keduanya yang tertangkap kamera netizen sedang nonton bersama beberapa waktu lalu menjadi pencetus berita tersebut yang menjadi bola liar dan menghasilkan banyak asumsi publik.Beni sengaja meminta aparat keamanan untuk membantu tim sekuriti komplek agar tidak mengijinkan para pencari berita masuk dan mengganggu jalannya acara.Meski Akbi sudah berjanji untuk memberikan klarifikasi ketika pesta pernikahannya nanti akan tetapi mereka seolah tidak sabar ingin mengetahui alasan kenapa di batalkannya pesta pernikahan dengan Anggit.Bukan hanya Akbi dan Bee yang dikejar-kejar wartawan, Anggit pun demikian namun tidak satu patah kata pun keluar dari mulutnya.Saat ini perempuan itu tidak menerima job mengin