“Selamat pagi, Calon Istri!” sapa Marvin dengan senyum mengembang di depan pintu rumah Regita. Regita tidak tahu untuk apa Marvin datang dan menyapanya dengan sebutan seperti itu.“Jangan bicara sembarangan. Siapa yang akan menikah denganmu?” balas Regita ketus.“Melihat ekspresimu yang sangat bersemangat sepertinya kondisimu sudah lebih baik sekarang. Aku turut senang melihat calon istriku sudah kembali sedikit galak seperti biasanya,” kata Marvin semakin usil.“Sudah aku bilang aku bukan calon istrimu. Lagi pula untuk apa kamu ke sini? Kalau Kak Leon tahu, dia pasti akan memarahimu,” kata Regita. Dia belum tahu apa pun tentang perkembangan hubungan Marvin dan Leonardo.“Biarkan saja Leon tahu. Apa pun yang terjadi, kita pasti akan menikah. Bahkan kakakmu itu juga sudah setuju.”“Apa?” Regita jelas terkejut dengan pernyataan Marvin.“Hari ini aku sengaja datang untuk menjemputmu. Kita akan melakukan fitting baju pengantin,” ujar Marvin.“Tunggu dulu. Kau pasti hanya sedang bercanda,”
“Sialan! Apa-apaan ini? Kenapa Marvin dan Regita justru mau bertunangan dan menikah?” keluh Seravina. Perempuan itu sedang kepanasan mendengar berita baru dari mata-mata yang ia sebar. Berbeda dengan dirinya, Ayumi, temannya justru sedang tertawa lebar.“Memangnya apa yang kau harapkan? Keberadaanmu tidak bisa menghalangi mereka berdua,” kata Ayumi semakin meremehkan.“Sebelumnya, Leonardo tidak setuju dan menentang hubungan Marvin dan Regita. Aku berhasil menghasudnya dengan membongkar penyebab kematian istri pertama Marvin. Tapi entah kenapa semuanya jadi berbalik seperti ini tiba-tiba. Entah apa yang membuat Leonardo berubah pikiran,” ujar Seravina.Ya. Sejak tidak terima dengan sikap Marvin yang mengakhiri perjanjian, Seravina mulai menyerang secara diam-diam. Dia tidak suka pada hubungan Marvin dan Regita. Dia bahkan mulai bertindak.Seravina yang memberitahu Leonardo tentang penyebab kematian Lista. Dia juga yang menginformasikan tempat pertemuan Marvin dan Regita di danau hingg
Sepulang dari rumah Recky, Regita memperjelas hubungan antara Marvin dengan pria itu. Marvin pun menceritakan hubungan kekeluargaan mereka. Termasuk permusuhan mereka yang sampai kini masih memanas.“Sebenarnya Recky juga yang sudah menyebabkan Lista meninggal.”“Apa?”Penuturan Marvin jelas membuat Regita terkejut. Dia tercekat mendengarnya. Pantas saja dia merasa tidak nyaman dengan tatapan Recky kepadanya. Rupanya sepupu Marvin itu memang orang jahat.Regita semakin tidak tenang mendengar kebenaran itu. Kini Recky sudah mengenal dirinya. Bukan tidak mungkin jika pria itu akan membuat Regita bernasib sama seperti Lista.Seolah mengerti gurat kecemasan di wajah Regita, Marvin pun mengambil tangan Regita dan menggenggamnya dengan erat. Tatap mereka bertemu satu sama lain. Marvin seolah meminta Regita tenggelam dalam isyarat di matanya.“Kau percaya padaku? Aku tidak akan membiarkan hal buruk terjadi padamu dan anak kita. Aku tahu ketakutan yang kau rasakan. Tapi aku berjanji tidak aka
Sudah sedari tadi Regita menemani Nathan di kamar rawat. Marvin memutuskan bahwa anaknya itu tetap harus mendapatkan pengawasan dokter sampai benar-benar pulih. Regita juga ikut khawatir. Dia memperlakukan Nathan dengan penuh kasih sayang seperti putranya sendiri.Terlebih lagi dia merasa bersalah. Regita menganggap Nathan menjadi korban dari kejahatan yang sebenarnya menyasar dirinya. Marvin bisa melihat ekspresi sedih di wajah Regita.“Tidak perlu khawatir. Bukankah dokter mengatakan bahwa Nathan baik-baik saja? Dia hanya butuh pemulihan,” kata Marvin menenangkan Regita. Dia mengelus pelan pundak perempuan yang masih mengenakan gaun panjang itu.“Tetap saja perasaanku tidak enak. Nathan seperti ini gara-gara aku. Seharusnya aku yang menjadi korban dan bukan Nathan,” keluh Regita.“Hei, jangan berkata begitu? Apa kamu pikir situasinya tidak akan lebih menegangkan jika ini terjadi padamu? Ingat, Regita! Sekarang di rahimmu juga ada kehidupan lain yang harus kamu jaga. Bagaimana jika
“Pria brengsek! Dia sudah merenggut kesucianku. Kurang ajar sekali dia,” umpat Seravina di kamarnya.Pagi itu Seravina terbangun dalam kondisi kacau. Tidak hanya raga, jiwanya juga berantakan. kimononya dia dapati berceceran di lantai. Sementara dirinya tidak mengenakan sehelai benang pun kecuali selimut yang membungkus tubuh.Dia tidak menyangka akan kehilangan kesuciannya di tangan Leonardo. Seseorang yang bahkan tidak pernah dia bayangkan sebelumnya. Tadi malam pria itu sudah menggagahinya secara paksa dengan alibu hukuman atas tindakan jahat Seravina pada Regita.Harga diri Seravin terluka. Dia kehilangan hal berharga yang dia jaga. Dia jelas tidak terima diperlakukan demikian. Dia bisa melaporkan tindakan Leonardo sebagai pemerkosaan. Tapi sayang dia tidak punya bukti apa pun. Pengakuannya saja tidak akan cukup.Seravina hanya memandangi jendela kamarnya yang terbuka. Mungkin saja Leonardo menyelinap keluar masuk dari sana. Tak hentinya dia mengumpat dalam hati atas kesialannya m
“Saya terima nikah dan kawinnya Regita Axelia dengan maskawin tersebut tunai.”Prosesi ijab Kabul berlangsung dengan lancar. Hal itu menandai status baru dalam hubungan Regita dan Marvin. Sekarang mereka resmi menjadi suami istri. Hubungan mereka sah di mata agama dan hukum negara. Pernikahan kedua yang dilangsungkan secara tertutup dan sederhana itu pun berjalan sesuai yang diharapkan.Tak banyak rangkaian acara yang diselenggarakan. Setelah akad nikah, mereka hanya membuat pengumuman pada beberapa media yang sengaja diundang. Beberapa potret mesra turut diabadikan untuk menunjukkan pada publik bahwa mereka telah resmi mengikat janji suci.Pernikahan itu juga berdampak pada hubungan Marvin dan Leonardo. Mereka yang semula hanya rekan kerja, kini telah menjadi satu keluarga dengan status ipar. Kerja sama bisnis mereka jelas akan semakin kuat.Sebelumnya, mereka sudah sepakat bahwa Regita akan ikut tinggal di rumah Marvin setelah menikah. Di sana ada Nathan juga yang harus dia urus seb
“Ada kalanya kita tidak harus membuang orang lama karena hadirnya orang baru dalam hidup kita,” tegur Marvin membuat Regita cukup kaget. Regita tidak menyadari sejak kapan Marvin berada di sana.“Emm...aku hanya...”“Aku tahu kamu pasti bertanya-tanya tentang foto itu,” kata Marvin memotong ucapan gugup Regita.“Memang benar itu adalah foto mendiang istri pertamaku, Callista. Aku sengaja masih menyimpan fotonya. Bagaimana pun juga Lista adalah ibu dari Nathan. Meskipun sekarang kita sudah menikah, tapi apa yang pernah aku lewati bersama Lista bukan sesuatu yang bisa aku lupakan,” kata Marvin membuat Regita terdiam.“Masa lalu kita tetap milik kita, Regita. Memulai lembaran hidup baru bukan berarti harus menghapus masa lalu itu. Aku tidak tahu kamu akan setuju dengan pemikiranku ini atau tidak. Tapi menurutku memang begitu. Aku tidak perlu melupakan sisi kehidupanku dengan Lista hanya karena aku sudah menikah denganmu. Sama juga denganmu. Kamu tidak harus membuang kisahmu dengan Raka h
Berita pernikahan Marvin dan Regita sudah menyebar di kalangan publik. Selama beberapa hari terakhir berita pernikahan mereka menjadi trending topik. Tak ayal karena keduanya berasal dari keluarga pengusaha yang terkenal.Seperti yang sudah direncakan, satu minggu setelah akad nikah, mereka akan menggelar acara resepsi pernikahan. Acara itu akan digelar dengan mewah untuk menunjukkan kekuatan mereka kepada para rekan bisnis yang turut diundang. Kali ini Regita tidak bisa menolak kehendak Marvin dan Leonardo.Lagi pula dia tidak punya keberatan apa pun karena kondisi Nathan sudah membaik. Marvin dan Leonardo juga sudah memperketat keamanan jauh-jauh hari. Selama seminggu itu mereka sibuk mengatur berbagai persiapan. Pesta resepsi itu menjadi hajat besar bagi dua perusahaan. Semua karyawan juga diundang, termasuk Raka.Untuk acara resepsi itu, Marvin sudah membayar perancang busana khusus untuk Regita. Dua gaun disiapkan sekaligus. Tadinya Marvin berencana membuatkan tiga gaun.Namun Re