Sepulang dari rumah Recky, Regita memperjelas hubungan antara Marvin dengan pria itu. Marvin pun menceritakan hubungan kekeluargaan mereka. Termasuk permusuhan mereka yang sampai kini masih memanas.“Sebenarnya Recky juga yang sudah menyebabkan Lista meninggal.”“Apa?”Penuturan Marvin jelas membuat Regita terkejut. Dia tercekat mendengarnya. Pantas saja dia merasa tidak nyaman dengan tatapan Recky kepadanya. Rupanya sepupu Marvin itu memang orang jahat.Regita semakin tidak tenang mendengar kebenaran itu. Kini Recky sudah mengenal dirinya. Bukan tidak mungkin jika pria itu akan membuat Regita bernasib sama seperti Lista.Seolah mengerti gurat kecemasan di wajah Regita, Marvin pun mengambil tangan Regita dan menggenggamnya dengan erat. Tatap mereka bertemu satu sama lain. Marvin seolah meminta Regita tenggelam dalam isyarat di matanya.“Kau percaya padaku? Aku tidak akan membiarkan hal buruk terjadi padamu dan anak kita. Aku tahu ketakutan yang kau rasakan. Tapi aku berjanji tidak aka
Sudah sedari tadi Regita menemani Nathan di kamar rawat. Marvin memutuskan bahwa anaknya itu tetap harus mendapatkan pengawasan dokter sampai benar-benar pulih. Regita juga ikut khawatir. Dia memperlakukan Nathan dengan penuh kasih sayang seperti putranya sendiri.Terlebih lagi dia merasa bersalah. Regita menganggap Nathan menjadi korban dari kejahatan yang sebenarnya menyasar dirinya. Marvin bisa melihat ekspresi sedih di wajah Regita.“Tidak perlu khawatir. Bukankah dokter mengatakan bahwa Nathan baik-baik saja? Dia hanya butuh pemulihan,” kata Marvin menenangkan Regita. Dia mengelus pelan pundak perempuan yang masih mengenakan gaun panjang itu.“Tetap saja perasaanku tidak enak. Nathan seperti ini gara-gara aku. Seharusnya aku yang menjadi korban dan bukan Nathan,” keluh Regita.“Hei, jangan berkata begitu? Apa kamu pikir situasinya tidak akan lebih menegangkan jika ini terjadi padamu? Ingat, Regita! Sekarang di rahimmu juga ada kehidupan lain yang harus kamu jaga. Bagaimana jika
“Pria brengsek! Dia sudah merenggut kesucianku. Kurang ajar sekali dia,” umpat Seravina di kamarnya.Pagi itu Seravina terbangun dalam kondisi kacau. Tidak hanya raga, jiwanya juga berantakan. kimononya dia dapati berceceran di lantai. Sementara dirinya tidak mengenakan sehelai benang pun kecuali selimut yang membungkus tubuh.Dia tidak menyangka akan kehilangan kesuciannya di tangan Leonardo. Seseorang yang bahkan tidak pernah dia bayangkan sebelumnya. Tadi malam pria itu sudah menggagahinya secara paksa dengan alibu hukuman atas tindakan jahat Seravina pada Regita.Harga diri Seravin terluka. Dia kehilangan hal berharga yang dia jaga. Dia jelas tidak terima diperlakukan demikian. Dia bisa melaporkan tindakan Leonardo sebagai pemerkosaan. Tapi sayang dia tidak punya bukti apa pun. Pengakuannya saja tidak akan cukup.Seravina hanya memandangi jendela kamarnya yang terbuka. Mungkin saja Leonardo menyelinap keluar masuk dari sana. Tak hentinya dia mengumpat dalam hati atas kesialannya m
“Saya terima nikah dan kawinnya Regita Axelia dengan maskawin tersebut tunai.”Prosesi ijab Kabul berlangsung dengan lancar. Hal itu menandai status baru dalam hubungan Regita dan Marvin. Sekarang mereka resmi menjadi suami istri. Hubungan mereka sah di mata agama dan hukum negara. Pernikahan kedua yang dilangsungkan secara tertutup dan sederhana itu pun berjalan sesuai yang diharapkan.Tak banyak rangkaian acara yang diselenggarakan. Setelah akad nikah, mereka hanya membuat pengumuman pada beberapa media yang sengaja diundang. Beberapa potret mesra turut diabadikan untuk menunjukkan pada publik bahwa mereka telah resmi mengikat janji suci.Pernikahan itu juga berdampak pada hubungan Marvin dan Leonardo. Mereka yang semula hanya rekan kerja, kini telah menjadi satu keluarga dengan status ipar. Kerja sama bisnis mereka jelas akan semakin kuat.Sebelumnya, mereka sudah sepakat bahwa Regita akan ikut tinggal di rumah Marvin setelah menikah. Di sana ada Nathan juga yang harus dia urus seb
“Ada kalanya kita tidak harus membuang orang lama karena hadirnya orang baru dalam hidup kita,” tegur Marvin membuat Regita cukup kaget. Regita tidak menyadari sejak kapan Marvin berada di sana.“Emm...aku hanya...”“Aku tahu kamu pasti bertanya-tanya tentang foto itu,” kata Marvin memotong ucapan gugup Regita.“Memang benar itu adalah foto mendiang istri pertamaku, Callista. Aku sengaja masih menyimpan fotonya. Bagaimana pun juga Lista adalah ibu dari Nathan. Meskipun sekarang kita sudah menikah, tapi apa yang pernah aku lewati bersama Lista bukan sesuatu yang bisa aku lupakan,” kata Marvin membuat Regita terdiam.“Masa lalu kita tetap milik kita, Regita. Memulai lembaran hidup baru bukan berarti harus menghapus masa lalu itu. Aku tidak tahu kamu akan setuju dengan pemikiranku ini atau tidak. Tapi menurutku memang begitu. Aku tidak perlu melupakan sisi kehidupanku dengan Lista hanya karena aku sudah menikah denganmu. Sama juga denganmu. Kamu tidak harus membuang kisahmu dengan Raka h
Berita pernikahan Marvin dan Regita sudah menyebar di kalangan publik. Selama beberapa hari terakhir berita pernikahan mereka menjadi trending topik. Tak ayal karena keduanya berasal dari keluarga pengusaha yang terkenal.Seperti yang sudah direncakan, satu minggu setelah akad nikah, mereka akan menggelar acara resepsi pernikahan. Acara itu akan digelar dengan mewah untuk menunjukkan kekuatan mereka kepada para rekan bisnis yang turut diundang. Kali ini Regita tidak bisa menolak kehendak Marvin dan Leonardo.Lagi pula dia tidak punya keberatan apa pun karena kondisi Nathan sudah membaik. Marvin dan Leonardo juga sudah memperketat keamanan jauh-jauh hari. Selama seminggu itu mereka sibuk mengatur berbagai persiapan. Pesta resepsi itu menjadi hajat besar bagi dua perusahaan. Semua karyawan juga diundang, termasuk Raka.Untuk acara resepsi itu, Marvin sudah membayar perancang busana khusus untuk Regita. Dua gaun disiapkan sekaligus. Tadinya Marvin berencana membuatkan tiga gaun.Namun Re
Acara resepsi belum usai. Para tamu undangan masih menikmati suasana pesta. Hiburan dari beberapa penyanyi terkenal ditampilkan untuk memeriahkan acara.Marvin sudah tampak bergabung dengan rekan-rekan bisnisnya. Nathan sudah dibawa lebih dulu oleh Suster Gabby untuk ditidurkan. Sementara Regita merasa bosan sendirian.Saat melihat Leonardo, dia pun menghampiri kakaknya itu. Sejujurnya dia masih penasaran dengan perubahan interaksi antara Leonardo dan Seravina yang terjadi secara tiba-tiba. Regita bertanya tentang Seravina yang tidak lagi tampak bersama kakaknya.“Aku habis mengantarnya pulang. Dia besok ada jadwal pemotretan jadi harus beristirahat lebih awal,” jelas Leonardo membuat Regita semakin bersemangat untuk menggodanya.“Ekhem…sejak kapan kakakku menjadi sangat peduli dan perhatian pada seorang perempuan? Sudah hafal jadwal pemotretannya pula. Sepertinya aku melewatkan hal penting. Sejak kapan benci di antara kalian berubah menjadi cinta?” goda Regita sembari menyenggol pela
“Aku tidak percaya ini. Dasar kakak mesum! Aku dan Marvin yang sudah suami istri saja baru melakukannya sekali. Tapi kau?” ujar Regita benar-benar syok. Dia hanya bisa geleng-geleng kepala mengetahui ulah saudara laki-lakinya. Leonardo hanya tertawa tanpa merasa bersalah.“Tenang saja. Aku sudah menyiapkan paket honey moon untuk kalian berdua sebagai hadiah pernikahan dariku. Saat berbulan madu nanti, kalian bisa melakukannya sesering mungkin agar tidak kalah saing denganku,” ledek Leonardo.“Dasar! Menikah saja sana kalau kau sudah tidak tahan ingin terus menikmatinya,” balas Regita tak habis pikir. Tawa Leonardo semakin tak terbendung melihat tingkah sang adik yang menurutnya lucu. Obrolan mereka pun berhenti dan kembali ke acara.Seusai resepsi, Marvin dan Regita langsung menginap di hotel. Mereka tidak pulang lagi ke rumah Marvin karena sudah terlalu lelah. Ada banyak tamu yang mereka temui dan hal itu cukup menguras tenaga khususnya bagi Regita. Marvin dan Regita menempati satu k
Seperti yang sudah direncanakan, Marvin benar-benar mengadakan perayaan besar untuk kelahiran anaknya. Perayaan dilakukan dengan mengundang seluruh karyawan kantor dan juga rekan-rekan bisnis Marvin dan Leonardo. Selain mengumumkan kelahiran bayi Alena, mereka juga berniat untuk mengumumkan kembali kerja sama dua perusahaan mereka.Berbagai persiapan dilakukan untuk acara besar itu. Seluruh penghuni rumah ikut sibuk karena acara akan diselenggarakan di kediaman Marvin. Penataan lokasi, dekorasi, catering, semuanya sudah diurus sedemikian rupa. Marvin tidak ingin ada kesalahan untuk hari penting mereka.Selain sibuk mengatur konsep acara, Marvin juga langsung menyiapkan pakaian yang akan dikenakan keluarganya. Dia menyuruh perancang busana terkenal untuk membuatkan gaun khusus untuk dipakai Regita. Dia ingin istrinya tampil luar biasa di acara perayaan. Itu adalah bentuk perhatian Marvin pada Regita.Acaranya itu dilaksanakan malam hari. Saat hari H tiba, Marvin juga sampai mengundang
Regita tidak menyangka dirinya akan bertemu dengan mantan suaminya secara tidak sengaja. Meski cukup canggung, tapi Regita mencoba untuk bersikap biasa. Raka hanyalah masa lalu baginya.Raka tampak lebih kurus dan penampilannya sedikit berantakan dibandingkan dulu. Sudah lama sekali Regita tidak mendengar kabar tentang mantan suaminya itu. Sejak bercerai dan dinyatakan mengalami masalah kesuburan, Raka juga memutuskan untuk mengundurkan diri dari perusahaan Marvin. Entah di mana sekarang pria itu bekerja.“Kau juga sedang berbelanja?” tanya Regita dengan akrab. Saat itu Seravina pergi mencari bahan belanjaan yang lain sengaja untuk memberi kesempatan bagi Regita dan mantan suaminya. Tidak ada maksud lain, hanya saja untuk menjaga hubungan baik.“Ya begitulah. Mama sedang sakit sehingga aku yang memutuskan untuk belanja bulanan,” tutur pria itu.“Semoga Mama cepat sembuh,” balas Regita tanpa bertanya lebih panjang terkait sakit yang dialami oleh mantan ibu mertuanya itu.“Kalau kau sed
Setelah mengetahui kabar tentang apa yang menimpa Regita, Seravina pun menjadi sering berkunjung ke rumah sakit. Hubungannya dengan Leonardo juga perlahan membaik seiring kesalah pahaman yang telah terurai. Belakangan bahkan Seravina menjadi sangat akrab dengan Regita.Semasa di rumah sakit, Seravina yang sering menemani Regita ketika Marvin dan Leonardo harus kembali pada pekerjaannya. Terlebih lagi tanggungan Marvin cukup berat karena harus memperbaiki semua kekacauan yang dilakukan Recky di perusahaannya. Semenjak Recky ditahan, Marvin kembali berkuasa penuh atas perusahaan.Bahkan hal itu memang bagian dari salah satu tujuan Regita. Regita sudah membuat Recky menguasai perusahaan Marvin. Dengan ditangkapnya Recky, maka Regita juga bisa mengembalikan posisi Marvin seperti semula. Lagi-lagi hal itu tak luput menuai rasa terima kasih dan bangga dari Marvin untuk Regita.Cukup banyak kekacauan yang diciptakan Recky selama masuk di perusahaan Marvin. Memperbaikinya pun bukan sesuatu ya
“Bagaimana keadaanmu, Sayang?” tanya Marvin setelah Regita sadar. Dia merasa senang akhirnya istrinya itu bisa kembali membuka mata. Padahal sebelumnya dia sudah sangat takut akan kehilangan Regita.“Di mana Recky? Kau baik-baik saja ‘kan? Apa dia melukaimu juga?” tanya Regita dengan ekspresi panik. Marvin hanya tersenyum ringan.“Kau terluka tapi masih sempat mengkhawatirkanku, Sayang” ujar Marvin merasa begitu dicintai. Dia pun mengecup puncak kepala Regita.“Aku serius, Marvin. Di mana Recky? Sangat berbahaya jika dia masih berkeliaran bebas di sekitar kita,” ujar Regita masih cemas.“Tenang, Regita. Recky sudah diamankan oleh polisi. Aku jamin dia akan mendapatkan ganjaran seumur hidup atas semua kejahatan yang sudah dia lakukan selama ini. Dia juga sudah berani melukai istriku. Tadinya aku sangat takut kalau aku akan kehilanganmu,” ungkap Marvin sembari mengambil tangan Regita dan dikecupnya berkali-kali.“Tunggu sebentar, sepertinya ada yang aneh” ujar Regita. Dia baru sadar den
Marvin dan Leonardo menunggu dengan cemas. Dokter sedang melakukan tindakan. Mereka hanya bisa berharap akan mendapatkan hasil yang diharapkan yaitu keselamatan Regita.Selama menunggu, Marvin benar-benar tidak bisa tenang. Dia takut jika harus menerima kenyataan pahit yang tidak dia inginkan. Dia tidak siap untuk kehilangan Regita. Dia merasa belum sempat membahagiakan Regita dan membalas semua pengorbanan yang sudah Regita lakukan untuk dirinya.“Tuhan...jika aku tidak layak kau perhitungkan, setidaknya lihatlah dia. Perempuan itu begitu baik atas semua yang telah dia lakukan padaku. Selamatkanlah dia,” batin Marvin. Dia benar-benar kehilangan cara untuk menenangkan dirinya.Marvin teringat semua jasa Regita. Regita yang sangat perhatian dan menyayangi Nathan seperti anak kandungnya sendiri. Regita yang tidak mau Marvin jatuh pada perangkap licik Callista palsu. Regita yang tidak ingin Marvin celaka karena Recky. Sudah banyak hal yang Regita lakukan untuk hidup Marvin.Sementara itu
“Apa maksud dokter berkata seperti itu? Apa tidak bisa diselamatkan dua-duanya?” tanya Leonardo memastikan. Dia tidak tega melihat Marvin yang sudah terdiam dengan ekspresi tak berdaya.“Kami akan berusaha semaksimal mungkin, Pak. Tapi kami hanya punya opsi untuk menyelamatkan salah satu saja. Antara ibu atau anaknya. Kami membutuhkan persetujuan dari pihak keluarga untuk melakukan tindakan selanjutnya. Silahkan dirundingkan denga baik dan segera sampaikan hasil keputusannya pada kami. Kami juga tidak bisa menunda terlalu lama karena keselamatan pasien benar-benar dipertaruhkan,” ucap dokter itu kemudian pergi meninggalkan Marvin dan Leonardo. Mereka diberi kesempatan untuk berpikir secara matang dengan memperhitungkan segala konsekuensinya.Baik Marvin maupun Leonardo sama-sama merasa berada dalam situasi pelik. Kedua pilihan yang diajukan dokter sama beratnya. Mereka tidak ingin kehilangan keduanya.Marvin terduduk lesu di kursi tunggu. Dia benar-benar tidak menyangka akan ada satu
“Kau? Marvin?”Regita begitu terkejut melihat sosok yang datang ke kamar hotel tempat dia disembunyikan ternyata adalah Marvin. Regita tidak menyangka Marvin akan melakukan hal itu. Dia berpikir Marvin pasti ingin balas dendam atas penembakan yang sudah Regita lakukan saat di hotel.“Jadi kau yang sengaja menyuruh para polisi gadungan ini untuk menyamar dan menculikku?” ujar Regita.“Tentu saja. Kau lupa siapa aku? Bukan hanya kau yang bisa menipu orang lain. Aku pun sama,” balas Marvin. “Lantas apa yang kau inginkan setelah menangkapku seperti ini? Kau ingin balas dendam? Kau ingin menghabisiku karena aku sudah berani membuat nyawamu terancam, begitu?” kata Regita dengan nada menantang.“Tidak, Regita. Menghabisi adalah hukuman yang terlalu mudah,” bantah Marvin.“Lalu apa maumu?”“Aku berbaik hati untuk memberimu dua pilihan. Akuilah bahwa kau mencintaiku atau kau memilih mati.”“Apa?”Regita terkejut mendengar pilihan yang diutarakan Marvin. Baginya itu terlalu tidak masuk akal.
Situasi berubah menjadi panik karena penyerangan tidak terduga yang Recky lakukan tiba-tiba. Regita yang tidak sempat menghindar juga membuat tusukan Recky tepat mengenai dada kirinya. Bahkan Marvin yang berada di samping Regita juga tidak bisa berbuat apa-apa. Dia langsung menangkap tubuh Regita yang ambruk.“Kurang ajar!” umpat Leonardo emosi melihat adiknya dilukai.Tanpa pikir panjang, Leonardo pun mengeluarkan sebuah pistol dan melepas satu tembakan ke arah Recky yang digiring polisi. Tembakan itu mengenai paha kanan Recky hingga pria itu tak bisa berjalan. Meski begitu polisi tetap membawanya untuk diamankan.Perhatian mereka kemudian teralih pada Regita. Perempuan terbaring lemas di pangkuan Marvin. Regita masih sadar tapi lukanya terus mengeluarkan banyak darah. Marvin kebingungan mencari sesuatu yang bisa digunakan untuk menutup luka itu sementara dan menghentikan pendarahan. Tapi sayangnya mereka tidak menemukan apa pun di sana.“Bertahanlah, Regita” ujar Marvin penuh kecema
“Jangan mencoba untuk membohongiku atau kau akan tahu akibatnya,” ancam Leonardo dengan nada serius. Dia masih berpikir bahwa Recky hanya sedang mengelak.“Aku tidak tahu di mana keberadaan adikmu,” tegas Recky dengan jawaban yang sama.Leonardo yang kehilangan kesabaran akhirnya memberi kode panggilan pada para polisi yang dia bawa. Recky tampak terkejut saat melihat para petugas itu. Dia masih belum mengerti kenapa para polisi itu mengepungnya.“Sialan! Kau pikir kau bisa menangkapku dengan membawa mereka?” ujar Recky dengan nada menantang. Leonardo hanya tersenyum sinis karena dia bisa membaca ekspresi getir yang berusaha Recky sembunyikan.“Kalian tidak bisa menangkap seseorang tanpa alasan. Bahkan hanya dengan tuduhan penculikan yang tak berdasarkan bukti,” kata Recky masih merasa tenang. Dia belum mengerti karena permasalahan apa dia akan ditangkap. Dia masih berpikir Leonardo melaporkannya atas tuduhan penculikan terhadap Regita.“Kata siapa mereka tidak punya bukti? Kau akan d