Apa kira-kira yang disembunyikan oleh wanita ini, sehingga dia harus merahasiakan ke mana dia selama 2 jam. Jika dia bilang dia ke mana dan ada alibi tentu kasus ini akan mudah. Akan tetapi dia tetap bersikukuh tidak akan membocorkan dia kemana selama 2 jam tersebut. Aku lalu mempelajari latar belakang wanita ini. Di sangat cantik, tubuhnya proporsional entah apa yang membuatnya mau menikah dengan orang tua. Dia juga punya pekerjaan yang bagus, itu struktur senam, setiap Jumat Sabtu dan Minggu jadwalnya akan padat jadii istruktur senam di berbagai tempat. Apakah dia selingkuh di jam segitu, sehingga dia tidak mau memberitahu alibi atau dimana dia pergi? Aku pun melapor ke Pak Dosen, jika saja Amel tidak mau mengatakan juga ke mana dia pergi. Padahal resikonya adalah pembunuhan direncanakan. Apa yang disembunyikan, Aku justru jadi penasaran. Saat sidang pertama dimulai aku ikut hadir di persidangan, sidang pertama adalah pembacaan tuntutan jaksa, Amel dituduh sebagai pembunuh suam
Aku tak menyangka pak dosen akan menujukku secara tiba-tiba, dia mengujiku atau apa aku tak tahu. Aku yakin Pak Dosen menyuruhku karena yang mau ditanya ini adalah seorang wanita, Dia mungkin tahu kalau wanita sama wanita bicara itu bisa saling jujur. Biarpun aku ragu.Untuk beberapa saat aku masih terdiam, coba berpikir dan mencari cara apa yang harus kutanyakan. Lalu memeriksa berkas-berkas yang ada di depanku. "Bu Lily, Saya ingin bertanya, di mana ibu antara jam 08.00 malam sampai jam 11.00?" tanyaku, sebenarnya Ini pertanyaan yang sudah sering ditanyakan boleh penyidik. "Ini sudah berulang kali kujawab, tapi tidak mengapa aku lagi aku di kamar teleponan dengan pacarku," jawab wanita tersebut. "Selama tiga jam?" Tanyaku lagi, karena rasanya tak dapat ku pikirkan bagaimana bisa bicara di telepon selama 3 jam dengan pacar. Mereka bicara apa saja."Iya, ada yang salah?" Kata wanita tersebut dia menyebabkan rambutnya sambil melihat ke arah bangku penonton, mungkin pacarnya ada di a
Hakim juga memerintahkan untuk membebaskan Amel, dia dibebaskan dari segala tuntutan. Aku berhasil membebaskannya tanpa perlu membuka rahasianya yang menurutku konyol. Kenapa aku bilang rahasia konyol, karena rahasia itu hanya untuk reputasinya yang sebagai instruktur senam. Entahlah dia bertaruh 20 tahun penjara daripada harus mengatakan alibinya kalau dia lagi di rumah sakit. Padahal bisa saja dia katakan dia lagi di rumah sakit perawatan kecantikan, tak perlu harus bilang dia lagi sedot lemak, akan tetapi itu sudah menjadi pilihannya. Dia mengeluarkan uang yang banyak untuk menyewa pengacara demi menutupi dia sedot lemak. Aneh memang ragam manusia di muka bumi ini.Waktuku tinggal sedikit, ini minggu terakhir aku menjadi pengacara, Amel yang sudah bebas datang ke kantor. Begitu sampai dia langsung mencariku."Mana Butet?" "Aku di sini," kataku seraya keluar dari belakang yang seperti biasa lagi membuat minuman untuk para pengacara.Amel lalu memelukku."Terima kasih, aku sangat s
Pak Johan lalu mengajakku bicara berdua, tanpa dihadiri oleh karyawan yang dipecat tersebut. Karena membicarakan kasus aku mau saja, tapi tidak mau di tempat tertutup, aku memilih bicara di cafe yang ada di hotel tersebut. "Kamu jadi pengacara ya, Butet?""Iya, Pak, magang,""Mantap lah itu, Butet,""Kasus tetap kasus ya, Pak," kataku lagi."Iya, tapi kamu masih mentah jika masalah tenaga kerja ini," kata Pak Johan."Iya, betul, tapi aku sudah tahu undang-undang ciptak karya, Pak,""Hmmm, beda dipecat sama di-PHK pun kamu tidak tahu, jika dipecat karena melanggar aturan, itu tidak wajib' diberikan pesongan, yang wajib' hanya gaji dia sampai saat hari dipecat, mereka sudah melanggar peraturan yang sudah disepakati bersama, kami semua sudah sepakat saat hotel ini diubah, tidak boleh ada miras, pengunjung saja tidak boleh bawa miras, apalagi karyawan, mereka pesta semalam suntuk, memakai satu kamar VIP. Itu terjadi saat aku tidak ada di sini, ini sudah yang kedua kali, yang pertama sud
Mamak mungkin terharu aku dapat gaji pertama, padahal ini berita gembira, aku bahkan senang sekali, mumgkin Setelah jadi mamak-mamak aku baru bisa paham apa yang disedihkan.Ada memang beberapa hal yang sampai sekarang Aku tidak mengerti apa yang disedihkan itu. Saat lebaran tiba, aku selalu heran kenapa ibu-ibu bersalaman sambil menangis sesenggukan, sampai saat ini aku belum bisa menangis di hari lebaran. Banyak orang menyalamiku sambil menangis, biarpun kulihat Mamak minta maaf ke Ayah sambil sesunggukan. Aku belum bisa paham dan belum bisa menangis saat bersalaman di hari raya.Ini mungkin yang kedua, gaji pertama adalah sesuatu yang sangat disenangi, ini berita gembira kenapa Mamak justru menangis?"Udah pakai aja dulu Butet, banyak kebutuhanmu di sini," begitu kata Mamak masih sambil menangis."Ini terlalu banyak untukku, Mak, nanti aku jadi boros lihat makanan enak mau jajan aja kerja aku," kataku kemudian."Abangmu sudah mau diwisuda, Mamak sama Ayah mau ke Jakarta ini, kau ik
Sepertinya tidak bisa minta bantuan Bang Sandy lagi, Setelah dia calon polisi justru berubah jadi suka bawa perasaan. Padahal dari dulu hubungan kami cuma segini. Menghubungi jika ada yang perlu. Bahkan dia yang selalu datang menawarkan bantuan jika ada masalah. "Bagaimana kabar Bang Sandy sudah lulus sekolahnya?" Pesanku akhirnya."Alhamdulillah sudah, kau mau lihat fotoku seragam polisi kah?" Balas Bang Sandy."Coba lihat," Kemudian Bang Sandy mengirimkan foto dirinya, rambutnya yang biasa panjang itu kini sudah dipotong pendek. Dia tampak gagah, aku jadi teringat aktor Korea yang lagi wajib militer. Wajahnya memang mirip. "Selamat ya Bang Sandy, Semoga bisa jadi polisi yang amanah," balasku akhirnya."Terima kasih, aku langsung ditugaskan di Jakarta,""Waw, kamu di Jakarta sekarang?""Belum, tiga hari lagi berangkat berangkat," "Sekali lagi selamat ya," kataku kemudian."Oh ya, kamu tadi punya masalah apa?" "Gak usahlah lagi, Bang Sandy,""Jangan gitu, dong, kita kan sahaba
Aku segera berkemas hendak pulang kampung, tidak ada kendaraan kali ini, aku naik becak ke loket bus, beli tiket dan naik bus yang sudah menunggu. Di daerah kami angkutan sekarang pakai mobil L300. Tidak ada bus besar lagi seperti dulu. Bus besar sekarang ambil jarak jauh yang ke kota-kota besar.Salah satu yang paling menyebalkan jika naik angkutan ini adalah tidak akan jalan sampai penuh satu mobil, tidak seperti pesawat atau bus yang jalan saja biarpun penumpangnya kurang. Ini seperti mirip angkot. Panas dan gerah di dalam mobil penumpang masih 3 orang. Melihat ada penjual bakso bakar di pinggir jalan, aku segera turun dari mobil. Sambil berpesan pada sopir untuk menunggu, karena penumpang di dalam mobil tersebut belum penuh juga.Sambil makan bakso bakar dan minum es teh aku duduk di pinggir jalan menunggu mobil itu berisi. Tiba-tiba terdengar suara klakson mobil yang panjang. Mobil berhenti tepat di depanku. "Butet!" Terdengar suara pria memanggil namaku."Eh, Pak Johan," Ternya
Untuk pertama kali aku berduaan di dalam mobil dengan laki-laki yang bukan mahram, akan tetapi aku berada di jok belakang, tempat duduk paling belakang."Kok Jauh kali duduknya di sana?" tanya Pak Johan."Jujur saja ya, Pak, ya, baru kali ini aku berdua di dalam mobil bersama yang bukan mahram," kataku jujur saja."Subhanallah, beruntung sekali dirimu Butet," kata Pak Johan."Beginilah, kalau bapak anggap Ini sebuah keberuntungan,""Tunggu sebentar," kata Pak Johan seraya memutar arah mobil, dia lagi berbicara melalui hp-nya, kemudian kami tiba di rumah yang besar,""Ini rumah orang tuaku," kata Pak Johan sebelum aku sempat bertanya."Biar tidak kita berduaan di dalam mobil, aku akan ajak ibuku," kata Pak Johan lagi. "Terima kasih atas perhatiannya, Pak," karaku kemudian.Ibunya Johan sudah bersiap, saat keluar dari rumah aku terkejut melihat ibunya Johan yang sudah berubah penampilan, dulu pernah terjadi geger di kampung kami gara-gara Ibu ini berpakaian senam di pagi hari kelilin