Home / CEO / Jadi Budak Kakak Ipar / BERSENANG-SENANG

Share

BERSENANG-SENANG

Author: Ummu Amay
last update Last Updated: 2024-03-19 23:35:31

Sesuai apa yang Felisha katakan pada Erik dan Harry, siang itu Gina ingin membeli barang-barang keperluan pribadinya. Sedikit sungkan ketika Gina ingin mengajak Felisha menuju area paling sensitif, membuat dua lelaki itu memilih untuk menunggu di sebuah kafe yang ada di dekat toko di mana Felisha dan Gina masuk.

"Apa dua cowok itu gak ada kerjaan sampai ngikutin kita terus ke sini?" Gina bertanya sembari memilih beberapa dalaman yang ada di dalam keranjang,

"Ya, mana aku tahu. Mereka sendiri yang maksa pingin ikut." Felisha menyahut cuek.

"Tapi, ngomong-ngomong, Fel. Tumben banget kamu langsung setuju waktu aku minta tolong anterin belanja? Biasanya kamu selalu pulang cepat karena takut sama kakak ipar kamu itu."

"Oh, itu. Ya ... gak apa-apa sekali-kali. Lagian kakak ipar aku juga lagi sibuk sama kerjaannya. Gak melulu dia sibuk ngurusin aku, adik iparnya," sahut Felisha berbohong. Tapi, gayanya yang santai tampak meyakinkan di mata Gina.

"Kata kamu tadi ke Erik dan Harry, kaya ga
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Jadi Budak Kakak Ipar   MASIH BERSENANG-SENANG

    "Kamu beneran gak apa-apa, Fel?" Gina bertanya saat Erik dan Harry sedang mengantri tiket untuk mereka menonton film."Gak apa-apa gimana?" Felisha bertanya balik. "Iya, ini. Nonton?""Memang kenapa kalo aku nonton? Jujur aja ini pertama kalinya aku pergi ke bioskop setelah berapa tahun lamanya. Jadi, aku seneng banget." Felisha tampak bahagia ketika berkata demikian. "Emang terakhir kali kamu nonton kapan?" Gina mendadak lupa dengan pertanyaan sebelumnya. "Ehm ... kapan, yah?" Felisha mencoba mengingat sembari mengetuk-ngetuk dagunya sendiri dengan jari telunjuk. "Mungkin sekitar lima atau enam tahun yang lalu. Kira-kira terakhir itu waktu aku baru masuk SMA. Udah lama banget 'kan?" tanya Felisha seolah meminta pendapat Gina. "Gila! Lama banget itu. Emang kenapa? Gak punya temen buat diajak nonton? Atau emang gak hobi?""Emang gak terlalu suka juga sih. Tapi, kadang penasaran sama film-film thriller yang baru keluar.""Wah, selera kamu emang beda.""Beda kenapa?" Felisha menatap

    Last Updated : 2024-03-21
  • Jadi Budak Kakak Ipar   MEMBUNTUTI

    "Katakan saja sekarang, kau mau apa?" tanya Alan pada Dina. Keduanya saat ini tengah berada di sebuah restoran mewah tempat favorit mereka saat masih menjadi pasangan suami istri. Dina seperti sebelumnya, masih bersikap tenang dan tak tahu malu. "Alan, jangan terlalu buru-buru. Kamu tahu kalo aku benar-benar minta maaf atas apa yang udah aku lakuin kemarin." Dengan mengulurkan tangan di atas meja, Dina berpikir akan dengan sangat mudah menggapai tangan mantan suaminya itu. Tapi nyatanya, hal itu hanya angan belaka.Alan langsung menarik tangannya, tampak jijik ketika wanita yang pernah menjadi bagian dari hidupnya itu bertingkah tidak tahu malu. "Bagaimana kau bisa berpikir bahwa aku akan menerimamu kembali? Sedangkan kesalahan yang sudah kau lakukan sangat berat.""Y-ya, aku tahu. Tapi, Alan, bukankah manusia memang tempatnya salah? Kenapa kamu tidak mau memberiku kesempatan kedua demi memperbaiki hubungan kita?"Alan menatap Dina tajam. "Sepertinya yang sudah aku katakan padamu

    Last Updated : 2024-03-23
  • Jadi Budak Kakak Ipar   MENGHINDARI HUKUMAN

    "Fel, Feli!" Seketika Felisha tersadar saat mendengar Erik memanggilnya. "Eh, iya. Kenapa?""Aku yang harusnya tanya. Kamu kenapa?"Felisha tampak menunjukkan gerakan santai. Tapi, Erik sudah terlanjur melihat ekspresi-nya yang tidak biasa."Ehm, aku gak kenapa-napa."Namun, jawaban Felisha malah membuat Erik menatapnya dengan rasa ingin tahu. "Kamu tiba-tiba panik loh, Fel.""Erik, aku ke toilet sebentar, yah?"Tak mau terlihat semakin panik seperti yang Erik katakan, Felisha pun memilih untuk menghindar sejenak dengan dalih ingin buang hajat. "Aku antar, yah?" ucap Erik seraya beranjak berdiri. Namun, Felisha langsung menahannya dan menyampaikan penolakan secara halus. "Gak usah, Rik. Aku bisa sendiri. Aku juga cuma sebentar kok."Meski begitu sejatinya Erik tidak setuju dengan penolakan yang Felisha sampaikan hingga Gina yang duduk di belakang mereka, tampak protes dan mengatakan satu hal yang membuat Erik akhirnya kembali duduk. "Yang di belakang gak keliatan, Rik. Lagian,

    Last Updated : 2024-03-24
  • Jadi Budak Kakak Ipar   TUDUHAN CEMBURU

    Tak tahu apa yang kedua anak buah suaminya lakukan di luar mobil, bagi Felisha saat ini mendapatkan hukuman dari Alan adalah hal yang harus ia hadapi. Bahkan, ia sampai lupa jika keberadaannya di parkiran mall karena kedatangannya bersama teman-temannya. "Arh, Kak!"Satu desahan lolos dari mulut Felisha saat Alan mencumbu seluruh tubuhnya. Alan pun tersenyum senang saat mendapati kenyataan jika hukuman kali ini diterima dengan sangat baik oleh sang istri. Meski tidak seseru saat pertama kali ia memberikan hukuman terhadap wanita di depannya itu, tetapi kali ini jauh lebih menyenangkan. Keintiman yang terjadi lebih terasa sebab respon Felisha atas aksinya.Wanita itu sama sekali tak menolak, bahkan terasa membalas dengan sentuhan-sentuhan yang dilakukannya di tubuh sang suami. Hingga satu puncak yang selama ini sudah sering keduanya gapai tercapai, di sana Felisha tampak kepayahan dan memilih bersandar di dada bidang suaminya. Mendapati tubuh istrinya yang polos, Alan pun berinisiati

    Last Updated : 2024-03-25
  • Jadi Budak Kakak Ipar   RESAH DAN GELISAH

    Felisha dibuat terkejut ketika mobil tidak menuju ke hotel tempat ia dan Alan menginap beberapa hari belakangan. Alvaro justru membawa mereka kembali ke kediaman Tanujaya. "Kita pulang? Udah gak nginep di hotel lagi?" tanya Felisha menatap suaminya yang sejak tadi diam tak bicara. "Kenapa? Apakah kamu tidak suka? Apa menginap di hotel lebih menyenangkan?" Alan malah balik bertanya tanpa menengok sedikit pun ke arah sang istri. Seketika Felisha kembali melihat ke samping di mana gerbang tinggi berwarna putih itu terlewati bersamaan dengan sikap hormat beberapa penjaga rumah saat mobil melewati mereka. "Siapa yang bilang begitu?" tanya Felisha pelan. Tanpa ia sadari Alan sempat menengok kepadanya sebelum kembali melihat lurus ke depan. 'Kenapa ia harus marah? Apakah aku telah mengatakan sesuatu yang salah?' batin Felisha demi melihat perubahan sikap Alan padanya. Saat mobil sudah berhenti di pelataran teras, Felisha memilih untuk langsung turun tanpa perlu menunggu Luna membukakan

    Last Updated : 2024-03-26
  • Jadi Budak Kakak Ipar   PERINTAH

    Alan tampak keluar dari kamar mandi. Handuk putih yang hanya melilit di pinggangnya, membuat area bagian atasnya ter-ekspos. Terlebih saat tetesan air dari rambutnya yang basah jatuh ke wajah dan bahunya yang bidang, membuat penampilannya semakin sempurna, tampan, dan keren. Pengusaha itu tidak langsung memakai baju. Ia malah memeriksa ponselnya demi mencari sesuatu. "Halo!""Iya, Tuan?""Apakah dia sudah kamu beri tahu?""Sudah, Tuan.""Tapi, kenapa dia masih belum ada di sini?""Maaf, Tuan. Nona tadi bilang katanya masih ada sesuatu yang harus dilakukan."Rupanya Alan berbicara dengan Luna. Anak buahnya yang tadi ia perintahkan untuk memberi tahu Felisha jika malam ini hingga seterusnya, wanita itu akan tidur di kamar utama dengannya. "Ini sudah lebih dari satu jam," ucap Alan sembari melirik ke arah jam dinding yang ada di kamarnya."Kembali kamu beri tahu supaya ia cepat kemari!" lanjut Alan lagi "Baik, Tuan."Panggilan pun terhenti dengan Alan yang memutuskan secara sepihak.

    Last Updated : 2024-03-26
  • Jadi Budak Kakak Ipar   FELISHA YANG MENGGODA

    Di dalam kamar mandi beberapa menit setelah Felisha selesai dengan kegiatannya membersihkan diri, ia baru menyadari jika saat ini tidak ada sehelai handuk apalagi baju untuk ia kenakan. 'Ah, bodoh sekali. Kenapa aku bisa sampai lupa. Ini karena Luna tadi yang memaksaku keluar buru-buru,' gumam perempuan itu kesal. Jika ia memakai pakaian hari itu lagi, bukan tidak mungkin Alan akan marah. Lagipula, baju itu sudah lembab. Bayangkan saja, setelah ia diberi hukuman karena pergi menonton, baju yang ia kenakan saat pergi tadi sudah pasti menempel dengan peluh dan keringatnya. Tak tahu lagi bagaimana aromanya. Tak ada cara lain menurutnya. "Sepertinya aku terpaksa harus meminjam baju Kak Alan," katanya kemudian mencoba mengumpulkan keberanian untuk memanggil nama suaminya itu. "Ehem, ehem!" Felisha berdehem. "Kak Alan!"Felisha menunggu beberapa detik respon dari lelaki yang ada di luar kamar mandi. "Ada apa teriak-teriak?" 'Ah, dia mendengar,' batin Felisha tak ayal tersenyum. "Eng

    Last Updated : 2024-03-29
  • Jadi Budak Kakak Ipar   KABAR BURUK ATAU BAIK?

    Alan boleh kesal, tapi tidak dengan Felisha begitu mendengar suara ketukan di pintu kamar. Bagaimana tidak, Felisha bisa menebak jika suaminya itu akan kembali menyerangnya seperti waktu di mobil tadi. 'Apakah ia tidak lelah? Aku saja yang wanita udah gak sanggup kalo harus kembali melayaninya,' batin Felisha tatkala Alan meninggalkannya demi mengetahui siapa gerangan orang yang sudah menggagalkan aksinya. Tak lama terdengar suara hardikan Alan yang ditujukan pada seseorang yang sudah berani mengganggunya. "Apa kamu lupa peraturan di rumah ini, Alvaro!"Suara Alan begitu kencang hinga bisa Felisha dengar dari ruangan di mana ia berdiri saat ini. Felisha berusaha mendengar jawaban dari anak buah suaminya itu. Tapi, karena suara Alvaro yang kecil dengan jarak antar ruangan dengan ruangan lain yang cukup jauh, ia pun tak bisa mendengar apa gerangan yang sudah membuat Alvaro berani mengganggu tuannya. "Hah! Apa?"Felisha terdiam saat mendengar respon kaget yang Alan lontarkan. Sek

    Last Updated : 2024-03-29

Latest chapter

  • Jadi Budak Kakak Ipar   PENYESALAN ALAN

    "Katakan, apa ia sudah berhasil melakukannya?"Kata 'melakukan' yang Alan maksud sangat bisa Felisha pahami dengan jelas. Suaminya pasti berpikir bahwa Gani telah berhasil melecehkannya karena kondisi Felisha saat itu yang hampir tak berbusana. "Menurut Kak Alan?" sahut Felisha dingin. "Jangan menantangku, Felisha. Jawab saja pertanyaanku karena cuma kamu satu-satunya yang ada di sana.""Kenapa tidak Kaka tanyakan saja pada lelaki brengsek itu. Berharap saja ia berkata jujur.""Andai ia masih hidup pun aku tak sudi bertanya padanya."Sontak Felisha terkejut. Jadi, benar anggapannya jika suara tembakan itu tertuju pada Gani. "Kenapa? Kamu tidak rela lelaki itu mati?""Apa sebenarnya yang Kak Alan harapkan dari jawabanku?""Aku hanya ingin tahu sejauh apa dia melakukannya padamu.""Lalu, setelah tahu Kaka mau apa?" Felisha menatap Alan marah. Lelaki itu berjalan mendekat, lalu berdiri di sisi ranjang. Tampak tatapannya yang begitu dingin dan penuh amarah. "Kaka mau menceraikan aku,

  • Jadi Budak Kakak Ipar   PENYELAMATAN

    Gani tertawa mendengar pertanyaan yang Felisha ajukan. Menurutnya Felisha tak perlu tahu apa yang terjadi atas hubungannya dengan Dina, kakak sepupunya itu. "Dina bosan. Pengusaha itu terlalu monoton. Jadi, ia memutuskan untuk pergi sejenak untuk bersenang-senang.""Monoton? Apa maksudmu?" tanya Felisha tak mengerti. Tawa Gani semakin kencang seolah Felisha telah melakukan sesuatu yang lucu di depannya. "Apalagi, Feli? Menurutmu apa yang monoton kalau bukan urusan ranjang?" sahut Gani tertawa. "Seks," lanjutnya berkata pelan. Seketika Felisha paham. Sejenak ia membayangkan apa yang Gani katakan. 'Monoton? Apakah Kak Dina seseorang yang hyper? Bagaimana bisa ia menilai kalau Kak Alan seorang yang monoton?' benak Felisha bertanya. Sejauh yang Felisha rasakan selama melayani Alan, lelaki itu sama sekali tidak monoton. Alan sangat aktif dan penuh gaya. Namun, entahlah. Mungkin bagi seorang Felisha yang selama ini tak pernah melakukan hubungan intim dengan orang lain kecuali dengan

  • Jadi Budak Kakak Ipar   MENGULUR WAKTU

    Saat ini hanya tinggal Felisha dan Gani saja di dalam ruangan. Dina sudah pergi bersama orang-orang bayarannya sebab tak ingin melihat aksi yang Gani lakukan terhadap Felisha. "Tak ingin melihat wanita ini mati tersiksa?" tanya Gani sesaat sebelum Dina pergi meninggalkannya. "Kau gila kalau berpikir aku mau melihat kalian bersenang-senang," balas Dina waktu itu. Yang kemudian mendapat respon tawa mengerikan dari mulut Gani. Sekarang giliran Felisha yang ketakutan karena membayangkan hal apa yang hendak lelaki itu lakukan kepadanya. 'Sampai membuat calon bayi di dalam kandunganku mati, itu berarti ada dua kemungkinan. Tapi, apakah ia akan setega itu padaku?' batin Felisha demi membayangkan hal mengerikan tentang kemungkinan buruk yang akan terjadi. "Kamu tahu, aku serius ketika mengatakan bahwa wajahmu sangat mempesona. Jadi, aura wanita yang sedang hamil memang tak bisa dipungkiri begitu menggoda." Perkataan Gani tentang Felisha yang sempat membuat Dina cemburu, kembali lelaki it

  • Jadi Budak Kakak Ipar   SEBUAH PERINTAH

    Felisha merasakan suasana yang dingin dan lembab. Ia tak tahu ada di mana sekarang. Karena selain kedua matanya yang tertutup, suasana hening di tempat tersebut semakin membuat keberadaannya tak bisa dibayangkan. Wanita itu hanya ingat mobil yang Pak Zaky kendarai dihadang oleh rombongan mobil lain ketika ia sudah hampir sampai rumah. Beberapa orang berpakaian serba hitam, seperti pakaian para anak buah Alan, turun dari dalam mobil tersebut lalu menghampiri dan menarik paksa dirinya keluar. Felisha tak diam saja, termasuk Luna dan dua pengawal yang Alan tugaskan untuk menjaganya. Mereka melawan sampai akhirnya terjatuh dan tak berdaya sebab jumlah yang tidak sebanding. Bahkan, Felisha harus pingsan ketika salah seorang dari mereka memukul tengkuknya dengan kencang. Setelah itu ia tak lagi ingat apa yang terjadi. Berapa lama ia tak sadarkan diri hingga kemudian terbangun di sebuah tempat yang saat ini ia rasakan terasa mencekam. Bagian yang terlewati tak ada dalam memorinya. Lama Fe

  • Jadi Budak Kakak Ipar   PENCULIKAN

    Alan memutuskan untuk segera menyusul Felisha yang sudah pulang lebih dulu setelah tak ada hal apapun yang dilakukan oleh mereka berdua di kantor selain bertengkar. Alan yang baru saja mendapat pencerahan atas kelalaiannya terhadap sang istri, kini menyesali apa yang sudah terjadi. Alvaro, lelaki yang mendadak menjadi seorang penasihat perkawinan, rela menghabiskan waktunya di kantor setelah sebelumnya habis dimarahi oleh sang tuan. Dianggap tak becus memberi nasihat serta saran, yang nyatanya justru Alan sendiri yang salah menanggapi saran tersebut. "Aku akan pulang dengan pengawal. Kamu selesaikan saja laporan kegagalan proyek tahun lalu, lalu kirimkan hasilnya ke email-ku. Aku harus meminta maaf pada istriku karena kebodohan yang sudah aku buat."Alvaro senang mendengarnya. Itulah mengapa ia dengan penuh kerelaan lembur hari itu sebab tugas yang tak main-main Alan berikan. 'Semoga saja Nona Feli mau memaafkan Anda, Tuan. Sebab setahuku, wanita hamil akan sulit dibujuk apalagi un

  • Jadi Budak Kakak Ipar   TAK PEKA

    Sekian menit berjalan masih dengan diamnya Alan sebab aksi yang istrinya lakukan. Ciuman yang Felisha lakukan kali ini, entah mengapa membuatnya tidak terbuai. Ia hanya kaget karena istrinya bisa melakukan hal tersebut. Tak jua mendapatkan respon dari Alan, Felisha akhirnya melepaskan ciumannya. Ia menghentikan aksinya karena merasa jika lelaki itu tidak menyukainya. Alan melihat Felisha menunduk. Sedangkan Felisha melakukan hal itu karena tatapan mata Alan yang tajam seolah tengah menunjukkan suasana hatinya saat ini. "Maafkan aku." Felisha merendahkan dirinya dengan meminta maaf terlebih dahulu. Meski hatinya sendiri masih merasa tak rela karena keinginannya tidak dituruti. "Apakah kamu menyadari kesalahanmu?" tanya Alan dengan suara pelan dan berat. "Entah kesalahan mana yang Kaka maksud, tapi aku merasa jika aku harus meminta maaf.""Tidak tahu kesalahanmu, tapi kamu meminta maaf? Apakah itu bukan tindakan bodoh namanya?"Sejenak Felisha memberanikan diri untuk membalas tatap

  • Jadi Budak Kakak Ipar   TINDAKAN BERANI FELISHA

    Lima belas menit sudah Alan menunggu Felisha datang. Menurut kabar yang didapat, wanita itu hampir tak mau turun ketika mobil sudah berhenti di pelataran gedung kantor. "Anda tahu, Nona, saya dan semua pengawal akan mendapat hukuman jika Anda tak mau turun dan menemui tuan di atas." Untuk kali ini Luna terpaksa mengancam. Bukan omong kosong jika Felisha benar-benar tak mau keluar dan menemui sang tuan, maka ia dan semua pengawal yang mendapat penugasan hari itu, bisa dipastikan dipecat dari pekerjaan mereka. Felisha menatap Luna yang terlihat berusaha merayu. Namun, entah apa yang terjadi dengan dirinya, Felisha seperti kukuh dengan pendiriannya. "Aku cuma mau pulang, Luna. Aku lelah. Sejak pagi aku keluar rumah. Kalau aku turun dan menemui Kak Alan, entah sampai jam berapa aku baru bisa pulang dan istirahat." Felisha mencoba memberikan alasan atas keengganannya turun menemui sang suami. "Kalau Anda lelah, kenapa tadi Anda berpikir untuk pergi dengan kawan Anda? Tuan sudah tahu i

  • Jadi Budak Kakak Ipar   KISI-KISI RASA

    Felisha benar-benar merajuk. Setelah Gina mengajaknya pulang, ia justru mengiyakan ajakan Erik yang tiba-tiba datang menyusul. "Fel, serius?" tanya Gina yang sudah berdiri bersama Zaky, pacar barunya. "Iya. Udah lama juga aku enggak pergi ke pantai."Rupanya Erik mengajak Felisha untuk jalan-jalan ke pantai. "Ini masih panas loh!" seru Gina yang sedikit kurang setuju dengan tujuan Erik mengajak Felisha pergi."Sampe sana juga udah sore, pasti cuaca juga udah enggak panas kok, Gin!" Felisha mencoba menjelaskan supaya Gina tidak perlu mencemaskannya. "Rik, enggak bisa cari tujuan lain?" Kali ini Gina memilih berbicara dengan Erik. Lelaki itu hanya tersenyum seolah kekhawatiran Gina terlalu berlebihan. "Pantai pinggir kota, Gin. Enggak jauh. Lagian tempatnya juga adem. Enggak usah khawatir Felisha bakal kepanasan. Felisha-nya juga mau kok!" Erik tertawa menatap Gina. "Ya, ya, aku tahu. Aku cuma khawatir aja kalo Felisha sampai sakit lagi.""Loh! Memang kapan kamu sakit, Fel?" Erik

  • Jadi Budak Kakak Ipar   SEBUAH PERINGATAN

    "Anda main terlalu terburu-buru. Padahal saya belum selesai mengatakan tujuan saya datang kemari," ucap Gani dengan wajah yang sudah tak lagi seperti di awal. Beberapa luka memar berwarna keunguan muncul di sekitar wajah, seperti di area sudut bibir dan bawah mata. Alan yang sudah bisa dihentikan aksinya sebab emosi yang hadir karena ucapan lelaki di depannya itu, kini tampak terdiam di kursi kebesarannya bersama Alvaro. "Saya hanya ingin menawarkan sesuatu yang mungkin menguntungkan bagi perusahaan Anda.""Orang sepertimu mana pernah bisa dipercaya.""Tapi, orang seperti saya akan mencari apapun yang bisa menguntungkan. Termasuk bekerja sama dengan lawannya."Tawa mengejek masih bisa Gani lakukan meski tampangnya sudah 'hancur' sebab pukulan Alan. Sikap angkuh yang masih bisa ia tunjukkan demi membuat lawan bicaranya terpancing tak mampu membuat Alan kembali melancarkan aksinya. "Tak perlu kau katakan, aku tak akan mau bekerja sama.""Sungguh?""Aku tak perlu meyakinkan seseorang

DMCA.com Protection Status