BAB 1 : Perkenalan
“ Peraih Best Employee tahun ini jatuh kepada … Selamat untuk … KALYAAA FARIS “
What??
Selamat Kalyaaaa
Kok bisa si Kalya sihGue pikir Arin yang dapet penghargaan ituSemua orang yang ada didalam ballroom memperlihatkan ekspresi yang berbeda-beda. Ada yang ikut bahagia, ada yang kecewa, ada juga yang keheranan.
Kecewa? Heran? Ya iyalah, harusnya kan aku yang dapet penghargaan itu batin Arin.Okee kalian pasti bingung sama keadaan sekarang.Yups, Dia Arin Pramudya Pratama. Umurnya 27 tahun dan single, ups.Pratama? Yes, Arin anak pertama dari pasangan Bayu Pradana dan Lia Sritama dan memiliki satu adik perempuan yang sangat manis yang bernama Lili Dwiani. Keluarga yang cukup harmonis yang tinggal dipinggiran kota.Bisa dibilang Arin termasuk tulang punggung keluarga dikarenakan ayah yang sudah tidak bekerja lagi karena dipaksa untuk pensiun, padahal dari segi fisik dan kemampuan ayah dalam bekerja masih sangat mampu untuk melakukan pekerjaan.Tapi dikarenakan ada ‘oknum’ yang tidak menyukai ayah yang bekerja terlalu jujur sehingga ayahku dipensiunkan lebih awal. Kalau istilah jaman sekarang itu namanya Pensiun Dini, meskipun masih ada 3 tahun dari umur pensiun yang seharusnya.Back to topic..Jadi saat ini sedang ada acara yang diadakan oleh perusahaan, StarFoundee Company. Ya itulah nama perusahaan tempatku untuk mencari nafkah. Perusahaan ini bergerak diberbagai macam bidang perusahaan. Ada produksi alat rumah tangga modern, finance, dan otomotif.Rising Star our Company. Begitulah nama acara saat ini yang selalu diadakan selama setahun sekali. Acara ini diadakan sebagai bentuk penghargaan dan juga bentuk rasa terima kasih bagi para karyawan yang sudah bekerja keras selama ini yang membantu untuk kesuksesan StarFoundee Company ini.Bagi karyawan yang berprestasi akan diberikan hadiah berupa uang dan ada juga dalam bentuk liburan bagi 3 orang karyawan yang beruntung. Jangan lupakan juga pasti ada doorprize-doorprize.Dan penghargaan tertinggi dinamakan Best Employee.Penghargaan ini diberikan kepada karyawan yang memiliki peran yang sangat berpengaruh dalam kemajuan perusahaan, dan hadiahnya juga cukup besar, yaitu hadiah uang tunai sebesar Rp. 15.000.000,-Harusnya aku yang dapat penghargaan itu, huft.” Harusnya kamu yang dapet penghargaan itu, Rin “ bisik Lina, sahabat seperjuangan Arin diperusahaan ini. ” Aku udah tau hasilnya pasti bakalan gini. ” sahut Arin sambil mengedikan bahu dengan pandangan miris melihat Kalya yang tersenyum lebar menerima trophy dan papan hadiah simbolis diatas panggung.Terlihat miris dengan keadaan ini.Banyak karyawan lain yang berbisik-bisik. Ada juga yang terang-terangan sambil melihat Arin sambil menutup mulut mereka yang pastinya sedang membicarakan Arin juga” Semua kayawan disini tau kamu yang lebih layak dapet penghargaan itu. Lagian siapa sih karyawan disini yang berhasil nge-lobi Pak Sean sama Pak Andrian buat kerjasama sama perusahaan ini. Kalo bukan kamu? Ngga ada, Rin “ cerocos Lina lagi dengan muka kesalnya sambil mendengus keras diakhirnya.” Sayangnya aku ngga bisa nge-lobi Pak Bryan biar bisa jadi Best Employee. Pffftt “ balas Arin dengan tersenyum sinis dan sedikit menyindir, meskipun Kalya pasti tidak akan bisa mendengarnya.Sean dan Pak Andrian merupakan investor yang sangat diinginkan oleh Pak Brian dalam membantu peluncuran produk tipe terbaru dari motor yang akan perusahaan kami rilis awal tahun ini.Arin dan Sean sudah saling kenal sebelumnya, mereka teman sekelas saat kuliah di Bogor.Saat Sean menghadiri rapat investor tidak sengaja bertemu dengan Arin di basement StarFoundee Company.
Saat itu aku yang diminta membawa berkas Bu Tiara yang tertinggal dimobilnya tidak sengaja berpapasan dengan Sean di basement.” Loh, Rin. Apa kabar? “ sapa Sean. Mereka berpelukan sebentar dan saling melempar senyum. Tidak menyangka akan bertemu di Surabaya.” Aku baik, yan “” Kamu kerja di SFC, rin? “ tanya Sean.” Yaaa begitulah. Kok kamu ada disini, yan? Perusahaan kamu yang di Jakarta gimana? “ seloroh Arin” Ada undangan rapat buat para investor disini. Katanya mau ada pembuatan dan peluncuran produk baru ya? “” Yup bener. Katanya sih dibagian otomotif mau launching tipe motor baru. Tapi aku kurang paham, sih. Aku dibagian Finance soalnya. ”” hmmm. Nomormu masih yang dulu, kan? “” Masih kok. “” Kapan-kapan nanti aku call ya. “” Siip”Begitulah pertemuan singkat mereka.Tidak disangka Pak Bryan yang sedang berada didalam mobilnya melihat Arin yang sedang mengobrol dengan Sean.Esoknya baru saja Arin duduk dikursi kerja miliknya datanglah Dini anak magang Finance. Dia memberitahu Arin bahwa dia disuruh mbak Citra buat panggil Arin untuk keruangannya Pak Bryan.Tanpa pikir panjang Arin langsung pergi keruangan Pak Bryan yang ada dilantai teratas gedung ini.Di depan ruang CEO sudah ada mbak Citra.” Hai mbak Citra. “ Mbak Citra ini sekretaris sekaligus asisten dari Pak Bryan. Mbak Citra selalu membantu Pak Bryan untuk menangani klien yang agak sulit dihadapi oleh Pak Bryan.Selain cerdas, Mbak Citra bisa dibilang yang tercantik diperusahaan ini. Seluruh karyawan perempuan selalu merasa iri dengan kecerdasan dan kecantikan mbak Citra.Sekretaris se-cantik mbak Citra aja diabaikan oleh Pak Bryan. Eh, Pak Bryan malah kepincut sama Kalya yang dandanannya menor begitu. Kalya kalo dibandingin sama mbak Citra sih masih kalah jauh.” Hai Rin. Udah ditunggu tuh sama Pak Bos. “ balas mbak Citra sambil tersenyum ramah.Ya tuhan ciptaan-mu ini sungguh indah. Udah pintar, cantik, ramah lagi. Arin yang cewek aja iri, gimana cowok-cowok pasti bakalan pada kepincut sama kecantikan mbak Citra ini.Mbak Citra yang awalnya ada didepan komputer bangun dari duduknya dan mengetok pintu ruangan Pak Bryan.Tok tok tok” Pak, Arin sudah tiba. “ ucap mbak Citra setelah mengetuk pintu Ruang CEO.” Biarkan dia masuk, Ra. “ sahut Pak Bryan dari dalam ruangan.Mendengar suara Pak Bryan yang tegas dari dalam ruangan membuat Arin sedikit menciut. Ada apa gerangan?Pintu ruangan Pak Bryan dibuka oleh mbak Citra.” Masuk, Rin. “ Mbak Citra tersenyum dan mempersilahkanku untuk masuk kedalam ruangan Pak Bryan.Ini pertama kalinya Arin masuk ke ruangan Pak Bryan.Saat masuk kedalam ruangan Pak Bryan sangat bagus sekali. Dengan gaya minimalis dan penggunaan material kayu yang terlihat eksotis. Semua barang tertata rapi. Arin tak henti-hentinya mengagumi dekorasi ruang kantor CEO ini.
” Silahkan duduk. “ panggil Pak Bryan dengan muka datarnya yang sangat serius itu tanpa mengalihkan pandangannya dari berkas yang ada ditangannya itu.Dengan gugup Arin duduk dikursi yang tersedia didepan meja kerja Pak Bryan.Pikiran buruk terlintas diotakku.Apa aku membuat kesalahan? Apa aku akan dipecat? Tapi apa salahku?*****
BAB 2 : Bicara Proyek” Okeee. Kamu Arin Pramudya Pratama, ya. “ ucap Brian yang saat ini sedang menggunakan kacamata sambil membolak-balikkan berkas dihadapannya. ” Iya benar pak. “Arin sangat gugup sekali. Tubuhnya sangat tegang. Tidak berani melihat langsung kearah Brian.Arin terkadang meremas jari-jarinya tak jarang pula Arin meremas dan mencengkram rok yang dia kenakan saat ini.Brian menatap Arin sekilas.” Saya sudah lihat profil kamu yang saya terima dari HRD. Kamu ditugaskan dibagian finance dan hasil kerja kamu juga cukup mengesankan. Terima kasih Arin. “Apa dia sedang memujiku? Dengan wajah datarnya itu? Meskipun Brian terdengar seperti sedang memuji Arin dengan wajahnya yang datar itu, tapi dia tidak melihat Arin saat mengatakan itu. Arin tidak tahu apakah Brian tulus memuji Arin atau tidak.” Ah iya sama-sama pak. Itu juga tidak lepas dari dukungan dari rekan-rekan kerja yang lain. “ ucap Arin sambil tersenyum canggung.“ Jangan merendah seperti itu, secara individu
BAB 3 : Mas AdiJika officebagian financedidominasi oleh karyawan wanita, beda lagi sama officebagian otomotifyang didominasi oleh karyawan pria.Sepanjang Arin bejalan dikoridor yang ada di officeotomotif, tidak sedikit pria yang mengintip dibalik kubikel mereka. Terdengar juga bisik-bisik dari mereka.Mereka penasaran, ada masalah apa sampai-sampai anak financedatang ke officeotomotif.Cantik mennn.Ngga salah emang orang finance cantik-cantik, beuh.Body nya cuyyy.Ada apa nih bidadari surga turun ke office otomotif?Itulah yang Arin dengar sepanjang koridor ini. Arin hanya bisa menutup setengah wajahnya dan berjalan dengan cepat.Aahhhh Arin malu…
Adi merasa sangat terbantukan dengan adanya Arin. Awalnya Arin dan Adi mencari berkas perancangan tipe motor baru dan tipe motor lama. Lalu keduanya membandingkan kedua tipe tersebut. Syukurlah untuk semua berkas perancangan tipe lama lengkap semua. Dan Adi juga memahami berkas tersebut, karena dia ikut terlibat dalam perancangan motor tipe lama. Tapi tidak dengan tipe baru ini. Mereka berdua merasa kesulitan, karena dokumen perancangan tipe baru tidak lengkap. Ada saja 1 sampai 2 halaman yang tidak ada tiap perancangan bagian motor yang akan dikembangkan. Seminggu sudah Arin dan Adi berusaha mencari tahu keunggulan dan menyempurnakan dari produk motor terbaru yang akan dirilis ini. Mereka berdua bolak-balik ke pabrik dan sering melakukan meeting dengan bagian produksi dipabrik. Awalnya orang-orang di pabrik juga merasa rancu dengan rancangan yang diberikan oleh Dodi. Syukurlah setelah dijelaskan lagi oleh Arin dan Adi perihal
Brian, Adi dan Arin secara bergantian mempresentasikan terkait hasil akhir peluncuran tipe motor terbaru yang akan dirilis. Mereka bertiga juga menjelaskan point-point dari motor baru ini yang sekiranya akan menarik perhatian konsumen nantinya.Kali ini Sean sangat terkesan dengan penuturan mereka bertiga. Bahkan beberapa kali Sean bertanya dengan antusias. Mendengar penjelasan mereka bertiga, Sean jadi tidak terlalu memikirkan tema iklan nanti karena sudah langsung terbersit diotaknya.” Kalo menurut kalian untuk tema iklannya mau yang seperti apa? “Basa-basi Sean menanyakan itu. Ingin tahu apakah mereka sepemikiran dengan Sean atau tidak.Brian dan Adi hanya diam. Tidak biasanya Sean bertanya seperti itu pada klien. Biasanya klien akan mempercayakan sepenuhnya pada perusahaan Sean.” Macho. “ celetuk Arin.Seluruh orang yang ada diruangan itu otomatis melihat ke arah Arin dengan pandangan ‘apa kamu bilang?’.Berbeda dengan Sean, dia malah tertawa keras sambil mengangkat telapak tan
Pagi itu, Brian baru saja tiba di kantor. Seluruh karyawan yang berpapasan dengan Brian di lobby kantor menunduk hormat padanya. Brian dengan muka seriusnya berjalan ke arah lift terus tanpa menanggapi sapaan hormat dari karyawannya.Banyak karyawan yang mengagumi sosok Brian. Brian si duda tanpa anak yang tampan diusia awal 40-an selalu membuat karyawan perempuan di SFC tergila-gila. Meskipun sudah berumur, tapi Brian memiliki tubuh yang tinggi tegap. Begitupula dengan Kalya Faris yang sedang berada di meja resepsionis . Karyawan baru dibagian marketing yang berusia 23 tahun. Saat pertama kali dia melihat Brian, dia langsung terpesona pada paras Brian.Gua harus dapetin dia batin KalyaKalya… Wajah yang dimilikinya cukup cantik dan memiliki tubuh tinggi semampai. Tatapan pria-pria di SFC saat melihat Kalya kelaparan. Ditambah Kalya juga sering menggunakan pakaian formal yang ketat, mampu merusak iman para karyawan lelaki.Kalya melihat Brian melintas dikoridor. Dia terus menatap Bri
Ruangan kerja dengan gaya interior yang mewah memenuhi seluruh ruangan dengan nuansa eksotik dari material kayu dengan finishing gelap dan mengilap. Lantainya dilapisi karpet yang lembut.Meja kerja yang berwarna cokelat gelap, kursi yang empuk serta nyaman yang dilengkapi hidrolik sehingga dapat mengatur posisi ketinggian kursi.Latar belakang meja kerja merupakan sebuah perpustakaan mini. Dimana buku-buku tersimpan dalam sepasang kabinet. Diantara kedua kabinet terdapat ceruk dinding kosong berwarna putih. Pada dinding tersebut terdapat foto berukuran besar, foto tersebut berisi foto pemilik ruangan bersama seekor panther.Disisi lain terdapat area khusus untuk menjamu kolega. Areanya cukup luas dengan menempatkan sofa mewah bergaya eropa klasik.“ Kamu masih tertarik sama proyek SFC, Riel?. “ tanya Sean yang sedang duduk bersandar serta menyilangkan kaki disofa mewah yang ada di ruangan tersebut sambil memainkan gawainya yang berisi pekerjaan yang dikirim sekretarisnya lewat e-mai
“ Saya cukup egois dalam berbisnis. Sudah saya katakan tadi alasan kenapa saya tertarik dengan proyek anda. Saya memiliki beberapa persyaratan.“ ucap Dariel.Brian merasa tidak nyaman saat Dariel berkata seperti itu. ” Pertama, saya ingin menjadi investor utama. “Oke Brian merasa lega setelah mendengar persyaratan pertama itu. Lagipula ia sudah cukup pusing dengan perginya beberapa investor besar. Dengan adanya persyaratan yang diajukan Dariel tersebut ia justru jadi merasa lega, ia jadi tidak perlu susah-susah mencari investor lagi.” Kedua, tidak hanya menjadi investor utama, tapi saya juga ingin mengetahui setiap perkembangan pengerjaan selama proyek ini berlangsung. “Tidak masalah bagi Brian, paling hanya memberi laporan proses pengerjaan proyek.” Syarat yang ketiga, syarat yang terakhir. Tidak jauh berbeda dengan syarat yang kedua. Saya harus punya kendali penuh akan proyek ini. “Brian bingung dengan ucapan Dariel. Tidak mungkinkan Dariel yang akan …” Saya ingin setiap kebi
Group Chat Proyek Motor ABrian Dominic : Pagi semua.Brian Dominic : Hari ini kita kedatangan tamu dari HighPro Group.Brian Dominic : HP investor utama kita.Brian Dominic : Semua tim harus sudah kumpul di Ruang Diamond pukul 09.45.Brian Dominic : Jangan sampai ada yang terlambat dan jangan bikin malu SFC.Citra Maya Adnan : Siap, Pak. Arin Pramudya Pratama : Baik, Pak. Adi Anugrah Tamani : Baik, Pak. Apa saja yang harus dipersiapkan?Brian Dominic : @Adi Anugrah Tamani tidak ada. Hanya perkenalan saja.Brian Dominic : Tim produksi yang dipabrik juga harus ada yang datang, perwakilan saja.Tono Murdianto : Siap, Pak. -Arin mengernyit melihat isi grup chat tersebut. Lalu menepuk pundak Lina yang ada disampingnya. Lina menoleh pada Arin dengan pandangan tanya.” Lin, emang biasanya kalo investor itu terjun langsung, ya? “” Terjun langsung? Paralayang? Bungee jumping? “Lina tidak paham dengan maksud Arin. Lina kira Arin mengajaknya untuk Paralayang atau Bungee Jumping. Kalo iya
Fatma dan Saskia menatap Dewa dan Citra yang cukup diam malam ini. Terlihat jika Citra memang tenang, tapi Dewa kebalikannya, Dewa sangat gugup. "Mas? Kok masih belum dimakan?" tanya Citra pada Dewa. Piring Dewa masih penuh dengan makanan. Biasanya Dewa sangat lahap memakan santapan makan malam dimana menu utama di resto hotel ini adalah steak. Citra sangat tahu jika Dewa sangat menyukai makanan yang berbahan protein itu. "Iya, yang," patuh Dewa. Dewa akhirnya memakan steak itu dengan lahap. "Oh ya Fatma, Saskia nanti anter ke supermarket, yuk. Ada yang mau mbak beli," ajak Citra pada Fatma dan Saskia. "Ok, mbak," Pikiran kotor Fatma dan Saskia berkelana kemana-mana. Apa mbak Citra mau beli kondom, ya? Testpack, mungkin? Ngga mungkin deh, masa ngelakuin sekali langsung buncit. Sehari juga belum. Mungkin mbak Citra mau beli obat kuat buat mas Dewa, tapi emang ada di Swiss? Itulah pikiran-pikiran kotor yang keluar dari kepala Fatma dan Saskia. "Mas, mau ikut, ngga?" tanya Cit
"Sudah 2 hari kita di hotel. Aku bosen, yang...." keluh Dewa pada Citra.Dewa saat ini berada di kamar hotel Citra. Dewa tiduran di kasur dan Citra sedang memainkan ponselnya di sofa.Fatma dan Saskia sedang berada di kamar Fatma. Mereka berdua hanya diam di kamar dan menonton drakor secara marathon."Sabar. Arin kirim chat satu jam yang lalu, dia bilang kalo dia lagi di bandara dan akan boarding satu jam lagi,""Chicago-Swiss berapa jam penerbangan, sih?""Mas cek google aja coba,"Dewa menuruti perintah Citra untuk cek di google. Dia mengambil ponselnya yang dia simpan diatas nakas"WHAT??? 9 JAM????" teriak Dewa dan duduk tiba-tiba.Citra terkejut mendengar teriakan Dewa, dia mengusap dadanya. "Ya ampun, mas. Jangan teriak-teriak gitu. Aku kaget.""Ini 9 jam loh, yang. Iya kalo 9 jam kita langsung jalan-jalan, kalo ngga?" ucap Dewa cemberut.Citra melirik jam yang ada di dinding, "Ya ngga bakalan bisa langsung jalan-jalan. Orang mereka bakalan nyampe hotel tengah malem,""Arrggggh
Andrew berjalan keatas panggung. Suasana ballroom yang awalnya penuh dengan suara berbincang dari para pengusaha itu seketika senyap. Mereka fokus melihat Andrew yang ada disana."Good evening everyone. Thank you for coming to this party that I have organized. Everyone here must be very familiar with the state of HP Group in the past year...." Andrew terdiam dan melihat orang-orang yang ada di ballroom sebelum melanjutkan pidatonya. "Yes, as you all know we were at a low point in our company, but we are grateful that we were able to get through it and still survive. I can say that this is one of our best achievements. Speaking of achievements .... I'm not talking about being ranked as the world's number 1 entrepreneur or anything, but an achievement where we can survive the downturn and even we can still hope to continue to grow. There is no such thing as getting tired and giving up. Cheers." Andrew mengangkat gelas yang berisi red wine yang daritadi dia pegang dan meminumnya sedikit,
Arin berdiri di depan cermin di kamar hotelnya. Gaun yang dia kenakan saat ini adalah gaun dengan model off shoulder berwarna ungu tua dengan gradasi hitam. Rambut Arin hanya disanggul sederhana.Cantik. -- batin Arin tersenyum dengan percaya diri untuk menutupi kegugupan yang sedang dia alami sekarang. Berkali-kali Arin menghembuskan napasnya.Tiba-tiba saja Lili datang dan merangkul pundak Arin. Lili menumpukan kepalanya ka pundak Arin, "Kakak tegang, ya?" tanya Lili terkekeh melihat kegugupan Arin.Arin mengangguk sambil meringis."Tenang aja, kak. Kakak kan udah sering ketemu sama ayah sama om-om nya kak Dariel," tenang Lili beberapa kali mengusap punggung Arin."Kondisinya beda, Li. Meskipun kakak itu sekretarisnya pak Bram, terus kenal pak Frans sama pak Andrew juga tapi ya tetap aja beda. Apalagi pak Andrew yang notabenenya ayah Dariel, bahkan pak Andrew jarang nyapa kakak di hotel. Kalo pak Frans sama pak Bram sih udah sering," keluh Arin.Lili memutar tubuh Arin menghadapnya,
Bandara hari ini cukup ramai, terutama hari ini adalah weekend."Kamu udah coba telpon Saskia?" Tanya Dariel pada Arin. Beberapa kali Dariel cek jam tangan miliknya. Satu jam lagi pesawat akan lepas landas. Memang masih ada waktu, tapi jika datang lebih awal akan lebih baik.Tidak henti-hentinya Arin bertukar pesan dengan Saskia di aplikasi hijau, "Udah, aku lagi chat-an sama Saskia. 15 menit lagi dia nyampe," jawab Arin masih dengan berbalas chat dengan Saskia.Hari ini mereka akan berangkat ke Swiss dan Chicago.Arin, Dariel, Lili, Joni dan Sean akan pergi ke Chicago. Sedangkan Dewa, Citra, Fatma, dan Saskia akan berangkat ke Swiss. Sesuai dengan rencana jika rombongan Chicago akan datang ke Swiss setelahnya.Awalnya Sean akan berangkat bersama keluarga Frans dan Bram, tapi dia akhirnya membatalkannya, karena akan sangat kikuk jika pergi bersama mereka.15 menit berlalu, tapi belum terlihat tanda-tanda kedatangan Saskia.Mereka masih menunggu Saskia di ruang tunggu keberangkatan pes
"Cukup meresahkan mendengar aduan dari tetangga-tetangga disini. Apalagi kalian bukan mahrom," ucap pak RT.Sekarang Arin, Lili, Dariel dan Joni berada di rumah pak RT. Ini merupakan ide Arin untuk mendatangi rumah pak RT, yakni meminta ijin agar Joni dan Dariel bisa menginap di rumah mereka. Awalnya Arin sudah mencoba untuk tidak memikirkan gunjingan-gunjingan para tetangga pagi ini, tapi tetap saja dia merasa salah bagaimanapun Dariel dan Joni bukanlah warga disana."Iya pak, saya mau minta maaf. Saya ingin melakukan ijin tapi karena kami baru sampai jam 2 malam, lalu tadi pagi kami langsung ziarah, jadi baru bisa sekarang untuk melakukan ijin kesini," ringis Arin menyadari kesalahannya."Jika sebelumnya kalian tidak sampai menginap jadi tidak terlalu membuat khawatir warga disini, tapi jika sekarang kalian menginap jadi ya banyak gunjingan sana-sini. Saya pribadi tidak mempermasalahkan jika kalian menginap disini, dengan datangnya kalian meminta ijin pada saya setidaknya saya jadi t
Bab 139 : Ziarah dan perihal kakek-nenekSetelah Arin memijat punggung dan pundak Dariel semalam menggunakan alat pijat lumba-lumba, kondisi tubuh Dariel cukup membaik dari yang awalnya pegal-pegal karena kelelahan menyetir sekarang sudah tidak terlalu pegal. Meskipun masih terasa pegal, tapi tidak seburuk semalam.Jam 7 pagi sekarang. Keadaan rumah Arin cukup ramai. Bukan hanya di dalam rumah, tapi diluar rumah juga sangat ramai. Yup, diluar rumah Arin ada beberapa tetangga yang penasaran dengan siapa yang datang ke rumah Arin, secara disana terparkir mobil mewah dan elegan. Sangat jarang ada mobil mewah yang datang ke desa mereka. Memang beberapa kali Arin dan Lili menggunakan mobil Joni atau Citra saat akan berziarah, tapi mobil Joni dan Citra tidak semewah mobil Dariel.Banyak ibu-ibu yang sengaja nongkrong di sebrang rumah Arin karena saking penasarannya.Lili mengintip dari jendela, "Kak, ngga ada kerjaan banget deh itu ibu-ibu ngeliatin rumah kita," ucap Lili kesalArin yang s
Seperti permintaan Dariel 2 hari lalu, akhirnya Arin, Lili, Dariel dan Joni pergi berangkat ke kampung halaman Arin dan Lili. Dalam keadaan lelah sepulang kerja, Arin dan Lili langsung terlelap tidur di kursi belakang, sedangkan Dariel dan Joni duduk di depan, mata mereka masih melek.Dariel memang sengaja tadi hanya masuk kerja setengah hari. Setelah istirahat makan siang, dia pulang ke rumah untuk istirahat dan tidur. Begitu pula dengan Joni. Dia sudah tidak menjadi seorang pemadam kebakaran lagi, tapi dia membantu toko milik keluarganya jadi waktu yang dia miliki juga cukup luang.“Rencana mau lamar Lili kapan?” tanya Dariel pada Joni yang sedang menyetir.“Sudah saya lamar. Kedua orang tua saya sudah melamar Lili pada Arin untuk saya. Jadi sekarang Lili itu tunangan saya, bukan pacar saya.”“Kapan?”“Sudah lama. Bahkan mama yang ngebet ingin Lili jadi istri saya. Dia yang suruh buru-buru.”“Kan sudah dapat lampu hijau buat nikah. Kenapa ngga langsung nikah aja?”“Lili ingin Arin y
Dewa mendapat lemparan bantal.“Bos!”“Gue lagi tidur. Beraninya lo bangunin gue?” teriak Dariel.Bagai singa yang tertidur dan dipaksa bangun. Begitulah Dariel sekarang.Arin, Lili dan Joni kaget mendengar teriakan Dariel dari dalam kamar. Mereka bertiga berbondong menuju kamar Arin.“Apa-apaan ini?” sentak Arin dari pintu kamar. Dia menggeleng melihat bantal tidur miliknya ada di lantai.Arin lihat Dewa hanya diam saja. Begitu juga Dariel. Dariel masih tiduran di atas ranjang Arin.“Wa,” panggil Joni.Dewa melirik ke belakang tubuhnya. Dewa mendekati Arin dan berdiri di belakang Arin.“Bos Dariel lempar bantal ke gue. Padahal gue cuman bangunin dia,” rajuk Dewa dengan wajah memelas. Dewa mengadu pada Arin agar terhindar dari amukan Dariel.“Mas Dewa aku suruh bangunin kamu. Kita makan bareng sekarang,” titah Arin. Setelah mengucapkan itu, Arin melengos dan kembali ke meja makan. Dewa tersenyum pongah ke hadapan Dariel.Sumpah. Dariel kesal setengah mati melihat wajah menyebalkan Dew