Saat Arin, Adi dan anak otomotif lainnya masuk Ruang Diamond, disitu sudah ada Citra yang sedang menyiapkan proyektor dibantu oleh salah satu office boy.Ruang Diamond bisa dibilang ruang rapat utama yanga ada di SFC. Ruangannya sangat luas dilengkapi dengan peralatan canggih. Setelah Citra selesai menyiapkan proyektor, ia duduk diujung meja, cukup jauh dengan tempat duduk Arin. Arin yang tadinya memiliki niatan untuk mencari tahu tentang apa yang terjadi saat ini jadi menyurutkan niat awalnya.Pintu ruangan terbuka. Semua orang yang berada didalam ruangan berdiri, seolah menyambut mereka yang masuk kedalam ruangan. Masuklah Brian, lalu dua orang perwakilan HP dan ada Sean juga.Sean?’ Apa ini ada hubungannya dengan promosi proyek? ’, batin Arin dan Adi.Arin dan Adi saling pandang. Mereka seperti memikirkan hal yang sama setelah melihat Sean berada disana. “ Sudah lengkap semua? “ tanya Brian dan Citra.Citra mengangguk pada Brian.” Baiklah, kita mulai saja. “Brian berdiri di po
Rapat sudah selesai. Diruangan tersebut tersisa Brian, Citra, Dariel, Aldo, Sean, Arin, Adi dan Tono. Mereka masih membicarakan terkait proyek, tapi tidak seserius tadi. Pada pembicaraan ini lebih didominasi oleh Dariel. Dariel menyampaikan apa saja yang dirasa menurut dia kurang. Brian yang melihat itu ia jadi merasa kecewa tapi merasa lega. Brian juga merasa malu ternyata selama ini proyek yang ia tangani masih memiliki beberapa kekurangan.”Ya udah sih gitu aja. Paling nanti Adi dan Tono rutin setiap hari kirimi saya laporan terkait progresnya. Kalo ada masalah jangan sungkan hubungi saya. Kirimi Pak Brian juga, bagaimanapun dia masih atasan kalian dan keputusan final masih ada ditangan Pak Brian.“, akhir Dariel dari pembicaraan tersebut. Tidak terasa ternyata sudah jam makan siang. Mereka bersiap untuk pergi ke tempat kerja masing-masing.”Rin, makan siang bareng, yuk?“, ajak Sean pada Arin saat mereka sedang menunggu pintu lift. Dariel yang ada disamping Sean menoleh pada Sea
Kalya sekarang sedang ada di ruang tunggu yang ada di lobby. Sambil menunggu mamang ojek online mengantar makanan padanya, Kalya memainkan gawainya berselancar di dunia maya. Kalya memposting beberapa foto yang ia ambil sebelumnya. 249 Like, 87 Komentar Armandooo : Cantik banget Liannaro : Oh my god!! Keval_adia : hmmm Nuri.tya.s : Sobat gue nih, cantik bat dah Kalya.faris : Siapa dulu dong kekeke Vdlan19 : Godaan tengah hari Dalam waktu 5 menit saja sudah banyak yang menyukai dan mengomentari postingan Kalya. Kalya terus tertawa kecil sambil melihat komentar para netizen yang nyangkut dipostingannya. Banyak yang memujinya, banyak juga yang menghujatnya, mungkin karena iri akan kecantikan Kalya. Saat masih scroll beranda sosial medianya, ada telpon masuk kedalam gawainya dari mamang ojek online. ‘Halo, mbak. Saya sudah didepan lobby.’ “Tunggu bang, saya kesana sekarang.” Kalya langsung berjalan ke depan lobby. Disana sudah ada mamang ojek online yang menggunakan ja
Brian merasa tidak nyaman makan siang hari ini. Ada orang asing yang saat ini sedang makan siang bersamanya. Apalagi ini seorang perempuan. Brian sudah tidak berhubungan dengan perempuan lagi semenjak bercerai dari mantan istrinya dulu.Kalya yang duduk tidak jauh dari Brian sudah mulai menggodanya dengan melirik kearah Brian lalu menumpukan kaki kanannya diatas kaki kiri.Kalya yang awalnya menggerai rambut panjangnya kangsung mengambil ikat rambut yang ada di saku celananya.Dengan perlahan ia langsung merapikan rambutnya lalu mengikat rambutnya. Saat mengikat rambutnya, Kalya dengan sengaja memajukan dadanya kearah depan secara berlebihan. Jika baju ketat tidak mempan menggoda Brian maka cara berikutnya Kalya akan menggoda Brian dengan gaya seksinya.Ekor mata Brian melihat itu semua. Brian tergoda tentu saja. Lelaki mana yang tidak tergoda akan itu. Mana ada kucing yang menolak jika diberi ikan.“Pak Brian, memang tiap harinya makan siang sering sendiri, ya?”“Hm.”“Kalo aku temen
Triitititttt triititittttArin menggeliat setelah mendengar suara alarm disamping tempat tidurnya. Ia merasa kelelahan gara-gara kemarin. Arin hanya kepikiran melihat Dariel kemarin. Bekerja bersama Bryan saja cukup melelahkan, apalagi ia harus bekerja bersama Dariel.Tidak terlewat sekalipun kemarin Arin memperhatikan Dariel. Dilihat dari gelagat Dariel saat membicarakan hal pekerjaan kemarin sudah sangat terlihat jika Dariel merupakan orang yang sangat perfeksionis dan teliti.Jika tidak perfeksionis tidak mungkin Dariel ingin terjun langsung mengurus proyek ini. Saat Adi menjelaskan garis besar dari proyek ini juga Dariel seperti sudah langsung tahu celah dalam proyek ini. Kekurangan-kekurangan itu bahkan tidak disadari oleh Arin, Adi dan Bryan.Menurut desas-desus, katanya bahkan Bryan saja baru mengenal Dariel. Setahu Arin juga itupun karena diberi tahu oleh Sean saat di restoran waktu itu.Arin tipe orang yang sangat overthinking. Jika ia sedang memikirkan sesuatu yang berat i
Sesampainya Arin diujung koridor, tepatnya didepan pintu kaca ruang finance, ia langsung diserbu sama teman-temannya.Lina mundur dari kerumunan tersebut, lalu menuju ke meja kerjanya. Lina hanya memerhatikan Arin dari meja kerjanya. Ada waktunya bagi Lina untuk mengintrogasi Arin nanti.‘Ciee Arin!!’‘Arin gebetannya sultan eung.’‘Asik lah Arin. Kenalin lah..’‘PJ dong..’Arin hanya nyengir mendengar celotehan teman-teman yang lain. Hanya karena kejadian ini orang-orang yang tidak dekat dengan Arin malah jadi mendekatinya.Lina di mejanya hanya tertawa terbahak melihat Arin dikerubungi. Lina sangat paham bahwa Arin sangat risih jika dijadikan pusat perhatian. Lihat saja Arin sudah sangat ingin kabur dari sana.Arin kesulitan untuk keluar dari kerumunan tersebut. Kemana
Pagi ini Arin sengaja datang ke kantor untuk datang lebih pagi. Saat ini Arin sedang menunggu mang Asep di pantry lantai 3.Arin dari tadi hanya duduk di kursi yang tersedia di pantry sambil memainkan gawainya, membalas chat dari Adi terkait proyek motor A. Adi meminta Arin untuk menemaninya berkunjung ke pabrik produksi yang dikelola Tono nanti siang.Sebenarnya dari tadi mang Asep sudah bolak-balik pantry untuk menyimpan peralatan kebersihannya. Namun setelah menyimpan peralatan tersebut ia kembali lagi dengan membawa peralatan kebersihan yang lain.Mang Asep juga aneh dengan kehadiran Arin di pantry, bahkan Arin tidak berpindah duduk maupun pergi dari pantry. Tidak seperti karyawan yang lain yang sering ke pantry. Kalau pagi-pagi pasti yang lain hanya ikut menyeduh teh, susu atau kopi. Tapi Arin hanya duduk saja dan tidak ada makanan atau minuman apapun diatas meja.‘Mungkin mbak Arin sedang nunggu makanan yang dipesannya buat sarapan.’, batin mang Asep.Setiap mang Asep kembali k
Arin dan Adi baru saja sampai diparkiran pabrik produksi yang dikelola Tono.“Rin. Nanti katanya Pak Dariel sama sekretarisnya mau dateng juga kesini. Paling setengah jam lagi juga sampai.”, ucap Adi sambil membuka seatbeltnya.DegArin langsung menegang saat Adi mengatakan Aldo juga akan datang nanti. Arin malah jadi baper sendiri. Ia jadi bertanya-tanya. Apa yang Aldo lihat dari dirinya? Bagaimana bisa Aldo menyukainya? Bahkan Arin dan Aldo baru bertemu sekali, cinta pada pandangan pertama kah?Arin menggelengkan kepalanya keras-keras lalu menepuk pipinya cukup keras.Sadar Arin.“Kenapa sih, Rin?”Semua tingkah Arin tak luput dari penglihatan Adi. Adi merasa aneh dengan tingkah Arin hari ini. Dari tadi Arin hanya melamun, lalu menggeleng, lalu menepuk pipinya pelan, melamun lagi. Begitu seterusnya.“Gapapa mas.”Arin tersenyum malu pada Adi. Memohon untuk dimaklumi akan tingkahnya saat ini.Mereka berdua keluar dari mobil, kemudian mereka menuju ke lobby. Ternyata Tono sudah meny