"Sudah 2 hari kita di hotel. Aku bosen, yang...." keluh Dewa pada Citra.Dewa saat ini berada di kamar hotel Citra. Dewa tiduran di kasur dan Citra sedang memainkan ponselnya di sofa.Fatma dan Saskia sedang berada di kamar Fatma. Mereka berdua hanya diam di kamar dan menonton drakor secara marathon."Sabar. Arin kirim chat satu jam yang lalu, dia bilang kalo dia lagi di bandara dan akan boarding satu jam lagi,""Chicago-Swiss berapa jam penerbangan, sih?""Mas cek google aja coba,"Dewa menuruti perintah Citra untuk cek di google. Dia mengambil ponselnya yang dia simpan diatas nakas"WHAT??? 9 JAM????" teriak Dewa dan duduk tiba-tiba.Citra terkejut mendengar teriakan Dewa, dia mengusap dadanya. "Ya ampun, mas. Jangan teriak-teriak gitu. Aku kaget.""Ini 9 jam loh, yang. Iya kalo 9 jam kita langsung jalan-jalan, kalo ngga?" ucap Dewa cemberut.Citra melirik jam yang ada di dinding, "Ya ngga bakalan bisa langsung jalan-jalan. Orang mereka bakalan nyampe hotel tengah malem,""Arrggggh
Fatma dan Saskia menatap Dewa dan Citra yang cukup diam malam ini. Terlihat jika Citra memang tenang, tapi Dewa kebalikannya, Dewa sangat gugup. "Mas? Kok masih belum dimakan?" tanya Citra pada Dewa. Piring Dewa masih penuh dengan makanan. Biasanya Dewa sangat lahap memakan santapan makan malam dimana menu utama di resto hotel ini adalah steak. Citra sangat tahu jika Dewa sangat menyukai makanan yang berbahan protein itu. "Iya, yang," patuh Dewa. Dewa akhirnya memakan steak itu dengan lahap. "Oh ya Fatma, Saskia nanti anter ke supermarket, yuk. Ada yang mau mbak beli," ajak Citra pada Fatma dan Saskia. "Ok, mbak," Pikiran kotor Fatma dan Saskia berkelana kemana-mana. Apa mbak Citra mau beli kondom, ya? Testpack, mungkin? Ngga mungkin deh, masa ngelakuin sekali langsung buncit. Sehari juga belum. Mungkin mbak Citra mau beli obat kuat buat mas Dewa, tapi emang ada di Swiss? Itulah pikiran-pikiran kotor yang keluar dari kepala Fatma dan Saskia. "Mas, mau ikut, ngga?" tanya Cit
BAB 1 : Perkenalan“ Peraih Best Employee tahun ini jatuh kepada … Selamat untuk … KALYAAA FARIS “What??Selamat KalyaaaaKok bisa si Kalya sihGue pikir Arin yang dapet penghargaan ituSemua orang yang ada didalam ballroom memperlihatkan ekspresi yang berbeda-beda. Ada yang ikut bahagia, ada yang kecewa, ada juga yang keheranan. Kecewa? Heran? Ya iyalah, harusnya kan aku yang dapet penghargaan itu batin Arin.Okee kalian pasti bingung sama keadaan sekarang.Yups, Dia Arin Pramudya Pratama. Umurnya 27 tahun dan single, ups.Pratama? Yes, Arin anak pertama dari pasangan Bayu Pradana dan Lia Sritama dan memiliki satu adik perempuan yang sangat manis yang bernama Lili Dwiani. Keluarga yang cukup harmonis yang tinggal dipinggiran kota.Bisa dibilang Arin termasuk tulang punggung keluarga dikarenakan ayah yang sudah tidak bekerja lagi karena dipaksa untuk pensiun, padahal dari segi fisik dan kemampuan ayah dalam bekerja masih sangat mampu untuk melakukan pekerjaan. Tapi dikarenakan ada
BAB 2 : Bicara Proyek” Okeee. Kamu Arin Pramudya Pratama, ya. “ ucap Brian yang saat ini sedang menggunakan kacamata sambil membolak-balikkan berkas dihadapannya. ” Iya benar pak. “Arin sangat gugup sekali. Tubuhnya sangat tegang. Tidak berani melihat langsung kearah Brian.Arin terkadang meremas jari-jarinya tak jarang pula Arin meremas dan mencengkram rok yang dia kenakan saat ini.Brian menatap Arin sekilas.” Saya sudah lihat profil kamu yang saya terima dari HRD. Kamu ditugaskan dibagian finance dan hasil kerja kamu juga cukup mengesankan. Terima kasih Arin. “Apa dia sedang memujiku? Dengan wajah datarnya itu? Meskipun Brian terdengar seperti sedang memuji Arin dengan wajahnya yang datar itu, tapi dia tidak melihat Arin saat mengatakan itu. Arin tidak tahu apakah Brian tulus memuji Arin atau tidak.” Ah iya sama-sama pak. Itu juga tidak lepas dari dukungan dari rekan-rekan kerja yang lain. “ ucap Arin sambil tersenyum canggung.“ Jangan merendah seperti itu, secara individu
BAB 3 : Mas AdiJika officebagian financedidominasi oleh karyawan wanita, beda lagi sama officebagian otomotifyang didominasi oleh karyawan pria.Sepanjang Arin bejalan dikoridor yang ada di officeotomotif, tidak sedikit pria yang mengintip dibalik kubikel mereka. Terdengar juga bisik-bisik dari mereka.Mereka penasaran, ada masalah apa sampai-sampai anak financedatang ke officeotomotif.Cantik mennn.Ngga salah emang orang finance cantik-cantik, beuh.Body nya cuyyy.Ada apa nih bidadari surga turun ke office otomotif?Itulah yang Arin dengar sepanjang koridor ini. Arin hanya bisa menutup setengah wajahnya dan berjalan dengan cepat.Aahhhh Arin malu…
Adi merasa sangat terbantukan dengan adanya Arin. Awalnya Arin dan Adi mencari berkas perancangan tipe motor baru dan tipe motor lama. Lalu keduanya membandingkan kedua tipe tersebut. Syukurlah untuk semua berkas perancangan tipe lama lengkap semua. Dan Adi juga memahami berkas tersebut, karena dia ikut terlibat dalam perancangan motor tipe lama. Tapi tidak dengan tipe baru ini. Mereka berdua merasa kesulitan, karena dokumen perancangan tipe baru tidak lengkap. Ada saja 1 sampai 2 halaman yang tidak ada tiap perancangan bagian motor yang akan dikembangkan. Seminggu sudah Arin dan Adi berusaha mencari tahu keunggulan dan menyempurnakan dari produk motor terbaru yang akan dirilis ini. Mereka berdua bolak-balik ke pabrik dan sering melakukan meeting dengan bagian produksi dipabrik. Awalnya orang-orang di pabrik juga merasa rancu dengan rancangan yang diberikan oleh Dodi. Syukurlah setelah dijelaskan lagi oleh Arin dan Adi perihal
Brian, Adi dan Arin secara bergantian mempresentasikan terkait hasil akhir peluncuran tipe motor terbaru yang akan dirilis. Mereka bertiga juga menjelaskan point-point dari motor baru ini yang sekiranya akan menarik perhatian konsumen nantinya.Kali ini Sean sangat terkesan dengan penuturan mereka bertiga. Bahkan beberapa kali Sean bertanya dengan antusias. Mendengar penjelasan mereka bertiga, Sean jadi tidak terlalu memikirkan tema iklan nanti karena sudah langsung terbersit diotaknya.” Kalo menurut kalian untuk tema iklannya mau yang seperti apa? “Basa-basi Sean menanyakan itu. Ingin tahu apakah mereka sepemikiran dengan Sean atau tidak.Brian dan Adi hanya diam. Tidak biasanya Sean bertanya seperti itu pada klien. Biasanya klien akan mempercayakan sepenuhnya pada perusahaan Sean.” Macho. “ celetuk Arin.Seluruh orang yang ada diruangan itu otomatis melihat ke arah Arin dengan pandangan ‘apa kamu bilang?’.Berbeda dengan Sean, dia malah tertawa keras sambil mengangkat telapak tan
Pagi itu, Brian baru saja tiba di kantor. Seluruh karyawan yang berpapasan dengan Brian di lobby kantor menunduk hormat padanya. Brian dengan muka seriusnya berjalan ke arah lift terus tanpa menanggapi sapaan hormat dari karyawannya.Banyak karyawan yang mengagumi sosok Brian. Brian si duda tanpa anak yang tampan diusia awal 40-an selalu membuat karyawan perempuan di SFC tergila-gila. Meskipun sudah berumur, tapi Brian memiliki tubuh yang tinggi tegap. Begitupula dengan Kalya Faris yang sedang berada di meja resepsionis . Karyawan baru dibagian marketing yang berusia 23 tahun. Saat pertama kali dia melihat Brian, dia langsung terpesona pada paras Brian.Gua harus dapetin dia batin KalyaKalya… Wajah yang dimilikinya cukup cantik dan memiliki tubuh tinggi semampai. Tatapan pria-pria di SFC saat melihat Kalya kelaparan. Ditambah Kalya juga sering menggunakan pakaian formal yang ketat, mampu merusak iman para karyawan lelaki.Kalya melihat Brian melintas dikoridor. Dia terus menatap Bri