BAB 3 : Mas Adi
Jika office bagian finance didominasi oleh karyawan wanita, beda lagi sama office bagian otomotif yang didominasi oleh karyawan pria.
Sepanjang Arin bejalan dikoridor yang ada di office otomotif, tidak sedikit pria yang mengintip dibalik kubikel mereka. Terdengar juga bisik-bisik dari mereka.Mereka penasaran, ada masalah apa sampai-sampai anak finance datang ke office otomotif.Cantik mennn.Ngga salah emang orang finance cantik-cantik, beuh.Body nya cuyyy.Ada apa nih bidadari surga turun ke office otomotif?Itulah yang Arin dengar sepanjang koridor ini. Arin hanya bisa menutup setengah wajahnya dan berjalan dengan cepat.Aahhhh Arin malu…Setelah menemukan ruangan Adi, Arin langsung mengetuk pintu ruangan Pak Adi.tok tok tok” Masuk! “ sahut suara dari dalam ruangan. Suaranya sangat dalam dan maskulin. Suaranya cowok banget. Ini sih suara cowok tipe Lina banget.Kalo Pak Adi single mau aku comblangin sama Lina hihihi.Arin memutar knop pintu didepannya dan perlahan masuk kedalam ruangan Pak Adi.
Ruangan Adi lebih kecil dari ruangan Bryan dan terlihat berantakan, banyak berkas berserakan dimejanya. Wajar saja berantakan karena Adi sedang mengerjakan proyek peluncuran tipe motor baru.Wajahnya cukup tampan sepertinya sekitar awal 30-an. Adi sedang duduk dikursi miliknya. Terlihat wajah lelah yang terpancar dari wajah Adi. Kondisi Adi saat ini terlihat mengenaskan, lengan kemeja yang digulung sampai siku, tidak memakai jas, dasi yang tidak rapi, kantung mata yang tebal seperti kurang tidur dalam beberapa hari ini.” Siang pak “ sapa Arin.Adi tidak menghiraukan sapaan Arin, saking fokusnya dengan dokumen yang ia baca.” Hm “Arin berdeham untuk menyadarkan Adi yang masih fokus pada berkas-berkas dihadapannya.Arin memutar kedua bola matanya, terlihat kesal karena ia tidak dihiraukan lagi oleh Adi.Okee ini usaha terakhirku, kalo ngga ditanggapi lagi aku balik ruangan aja lah. batin Arintuk tuk
Arin mengetuk meja Adi. Tidak tanggung-tanggung Arin mengetuk meja diatas berkas yang ada dihadapan Adi.
Adi kaget, lalu mengalihkan pandangannya kedepan dimana Arin berada. Pak Adi meneliti Arin dari ujung kepala hingga ujung kaki.Jujur saja Arin merasa tidak nyaman dan merasa risih diperhatikan seperti itu oleh Adi.Adi tersenyum lebih ke nyengir sambil menatap Arin, meminta untuk dimaklumi.” Maaf saya terlalu fokus sama berkas ini. Pasti kamu Arin ya? ”” Iya Pak. “ angguk Arin.Arin mengayunkan tangannya sambil menunjuk kursi dengan jempolnya. Pertanda meminta ijin untuk duduk.” Eh duduk, Rin. “” Makasih pak. “” Panggil Mas aja. Kayaknya umur kita ngga terlalu jauh juga. “”M-mas? “ cicit Arin. Arin mengucapkannya dengan terbata. Sangat canggung sekali.Arin bingung dengan panggilan ‘mas’ yang diminta oleh Adi. Secara Arin tidak begitu dekat dengan Adi, bahkan ini pertama kalinya mereka bicara meskipun beberapa kali sepintas mereka bertemu saat melakukan absensi di lobby.” Saya barusan ditelpon sama Pak Bryan. Katanya saya disuruh ngajarin kamu terkait proyek ini. Sebenarnya ngga nyambung juga sih Pak Brian nyuruh kamu buat belajar proyek ini. Ngga tau deh maksud Pak Brian apaan. Intinya ini nambah kerjaan buat saya. “ kata Adi sambil geleng-geleng kepala, merasa tidak percaya kalo kerjaanya bertambah.” Bener banget, mas. Nambah kerjaan. Apalagi kerjaan ini diluar kemampuan Arin. “ keluh ArinArin merasa dirinya berada diposisi yang sama dengan Adi.” Maksud Pak Brian apa sih nyuruh kamu pelajari proyek ini? “ heran Adi” Pak Brian mergokin aku ngobrol sama Sean di basement. “” Sean? Rayn Corp.? “Aku mengangguk mengiyakan. Adi terkaget. Tidak menyangka Arin kenal dengan Sean dari Rayn Corp.” Pantesan. Pak Sean itu incerannya Pak Brian. RC itu kan perusahaan Biro Periklanan. Kita semua tahu kalo RC kalo bikin iklan ngga tanggung-tanggung dan hasilnya ngga usah diragukan lagi hasilnya. Sangat membantu dalam promosi produk“” RC sehebat itu ya? “” Kamu tahukan pas bagian alat rumah tangga saat mereka produksi alat pel yang bisa mendeteksi kuman yang masih menempel dilantai. Untuk sebuat alat pel elektronik itu kan terbilang mahal. Tapi karena cara promosi dari RC bahkan respon dari ibu-ibu kalangan menengah kebawah pun banyak yang tertarik, padahal target mereka awalnya untuk ibu-ibu kalangan menengah keatas. ”” Wah kupikir karena emang produknya yang beneficial. “Arin juga merasa heran dengan produk tersebut. Bisa-bisanya produk mahal seperti itu bisa laku dipasaran.” Itu baru sebagian kecilnya. Kamu juga harus tahu, disetiap perilisan iklan dari RC pasti Pak Sean akan turun tangan langsung memantau kinerja anak buahnya. Tidak jarang juga Pak Sean menuangkan ide untuk iklan tersebut. Iklan alat pel itu ide dari Pak Sean loh “” Mas Adi tau banyak ya. “Arin kagum dengan Adi karena dia bisa tahu banyak terkait perusahaan lain. Bahkan dia juga tau seluk beluk perusahaan lain yang akan sangat dibutuhkan dalam kelancaran peluncuran proyek ini.” Pacarku kerja disana “Yah gagal deh jodohin Mas Adi sama Lina.” Yang aku tau juga Sean orangnya Perfeksionis. “Dan Adi setuju dengan apa yang Arin katakan perihal Sean.”Mas Adi udah pernah ngobrol gitu sama Sean? Kata Sean gimana? Apa ada yang masih kurang menurut dia? “” Saya udah ngobrol sama Pak Sean. Ada beberapa yang dia bingung. Katanya iklan motor yang sekarang hampir sama dengan iklan motor sebelumnya, hanya beda distriping sama cc aja katanya. “” Maaf nih, mas. Mas Adi ngga tau apa-apa ya terkait proyek ini? “” Nah itu dia. Yang bertanggung jawab mengenai proyek ini awalnya Pak Dodi. Saya baru saja direkomendasikan oleh Pak Brian untuk menggantikan Pak Dodi 2 bulan yang lalu, karena Pak Dodi resign dari perusahaan ini. Apalagi basic saya awalnya menangani pabrik yang produksi cover body striping motor saja. “Dalam benak Arin hanya ada rasa kasihan untuk Adi. Arin yakin Adi pasti lebih tertekan dibanding dirinya.” Kita belajar bareng aja ya mas. Saya juga dikasih waktu 1 minggu untuk mempelajari proyek ini sama Pak Brian. Mas Adi aja yang udah 2 bulan masih kewalahan, apalagi saya yang harus udah paham dalam 1 minggu. Pak Brian tuh bener-bener. “” Apa kita mulai bongkar berkas-berkas perencanaan perancangan proyek Pak Dodi saja ya? Karena saya juga belum nemuin berkasnya. Terlalu banyak berkas. “Selanjutnya mereka mulai belajar tentang proyek ini dihari itu juga. Mereka langsung membongkar semua berkas yang ada dilemari yang ada diruangan Adi.Obrolan yang menyenangkan menurut Arin. Adi orangnya supel juga. Tidak sulit berkoordinasi dengan Adi dihari-hari berikutnya.Dalam sepekan ini Arin dan Adi mencari serta mempelajari berkas perencanaan perancangan produk. Awalnya sulit, karena dibutuhkan pemahaman karena hanya ada bahasan singkat saja ditiap berkasnya.Mau tidak mau Arin dan Adi turun langsung ke pabrik. Mereka membandingkan tipe motor lama dan baru. Kebetulan pabrik keduanya berada di daerah yang sama.*****Adi merasa sangat terbantukan dengan adanya Arin. Awalnya Arin dan Adi mencari berkas perancangan tipe motor baru dan tipe motor lama. Lalu keduanya membandingkan kedua tipe tersebut. Syukurlah untuk semua berkas perancangan tipe lama lengkap semua. Dan Adi juga memahami berkas tersebut, karena dia ikut terlibat dalam perancangan motor tipe lama. Tapi tidak dengan tipe baru ini. Mereka berdua merasa kesulitan, karena dokumen perancangan tipe baru tidak lengkap. Ada saja 1 sampai 2 halaman yang tidak ada tiap perancangan bagian motor yang akan dikembangkan. Seminggu sudah Arin dan Adi berusaha mencari tahu keunggulan dan menyempurnakan dari produk motor terbaru yang akan dirilis ini. Mereka berdua bolak-balik ke pabrik dan sering melakukan meeting dengan bagian produksi dipabrik. Awalnya orang-orang di pabrik juga merasa rancu dengan rancangan yang diberikan oleh Dodi. Syukurlah setelah dijelaskan lagi oleh Arin dan Adi perihal
Brian, Adi dan Arin secara bergantian mempresentasikan terkait hasil akhir peluncuran tipe motor terbaru yang akan dirilis. Mereka bertiga juga menjelaskan point-point dari motor baru ini yang sekiranya akan menarik perhatian konsumen nantinya.Kali ini Sean sangat terkesan dengan penuturan mereka bertiga. Bahkan beberapa kali Sean bertanya dengan antusias. Mendengar penjelasan mereka bertiga, Sean jadi tidak terlalu memikirkan tema iklan nanti karena sudah langsung terbersit diotaknya.” Kalo menurut kalian untuk tema iklannya mau yang seperti apa? “Basa-basi Sean menanyakan itu. Ingin tahu apakah mereka sepemikiran dengan Sean atau tidak.Brian dan Adi hanya diam. Tidak biasanya Sean bertanya seperti itu pada klien. Biasanya klien akan mempercayakan sepenuhnya pada perusahaan Sean.” Macho. “ celetuk Arin.Seluruh orang yang ada diruangan itu otomatis melihat ke arah Arin dengan pandangan ‘apa kamu bilang?’.Berbeda dengan Sean, dia malah tertawa keras sambil mengangkat telapak tan
Pagi itu, Brian baru saja tiba di kantor. Seluruh karyawan yang berpapasan dengan Brian di lobby kantor menunduk hormat padanya. Brian dengan muka seriusnya berjalan ke arah lift terus tanpa menanggapi sapaan hormat dari karyawannya.Banyak karyawan yang mengagumi sosok Brian. Brian si duda tanpa anak yang tampan diusia awal 40-an selalu membuat karyawan perempuan di SFC tergila-gila. Meskipun sudah berumur, tapi Brian memiliki tubuh yang tinggi tegap. Begitupula dengan Kalya Faris yang sedang berada di meja resepsionis . Karyawan baru dibagian marketing yang berusia 23 tahun. Saat pertama kali dia melihat Brian, dia langsung terpesona pada paras Brian.Gua harus dapetin dia batin KalyaKalya… Wajah yang dimilikinya cukup cantik dan memiliki tubuh tinggi semampai. Tatapan pria-pria di SFC saat melihat Kalya kelaparan. Ditambah Kalya juga sering menggunakan pakaian formal yang ketat, mampu merusak iman para karyawan lelaki.Kalya melihat Brian melintas dikoridor. Dia terus menatap Bri
Ruangan kerja dengan gaya interior yang mewah memenuhi seluruh ruangan dengan nuansa eksotik dari material kayu dengan finishing gelap dan mengilap. Lantainya dilapisi karpet yang lembut.Meja kerja yang berwarna cokelat gelap, kursi yang empuk serta nyaman yang dilengkapi hidrolik sehingga dapat mengatur posisi ketinggian kursi.Latar belakang meja kerja merupakan sebuah perpustakaan mini. Dimana buku-buku tersimpan dalam sepasang kabinet. Diantara kedua kabinet terdapat ceruk dinding kosong berwarna putih. Pada dinding tersebut terdapat foto berukuran besar, foto tersebut berisi foto pemilik ruangan bersama seekor panther.Disisi lain terdapat area khusus untuk menjamu kolega. Areanya cukup luas dengan menempatkan sofa mewah bergaya eropa klasik.“ Kamu masih tertarik sama proyek SFC, Riel?. “ tanya Sean yang sedang duduk bersandar serta menyilangkan kaki disofa mewah yang ada di ruangan tersebut sambil memainkan gawainya yang berisi pekerjaan yang dikirim sekretarisnya lewat e-mai
“ Saya cukup egois dalam berbisnis. Sudah saya katakan tadi alasan kenapa saya tertarik dengan proyek anda. Saya memiliki beberapa persyaratan.“ ucap Dariel.Brian merasa tidak nyaman saat Dariel berkata seperti itu. ” Pertama, saya ingin menjadi investor utama. “Oke Brian merasa lega setelah mendengar persyaratan pertama itu. Lagipula ia sudah cukup pusing dengan perginya beberapa investor besar. Dengan adanya persyaratan yang diajukan Dariel tersebut ia justru jadi merasa lega, ia jadi tidak perlu susah-susah mencari investor lagi.” Kedua, tidak hanya menjadi investor utama, tapi saya juga ingin mengetahui setiap perkembangan pengerjaan selama proyek ini berlangsung. “Tidak masalah bagi Brian, paling hanya memberi laporan proses pengerjaan proyek.” Syarat yang ketiga, syarat yang terakhir. Tidak jauh berbeda dengan syarat yang kedua. Saya harus punya kendali penuh akan proyek ini. “Brian bingung dengan ucapan Dariel. Tidak mungkinkan Dariel yang akan …” Saya ingin setiap kebi
Group Chat Proyek Motor ABrian Dominic : Pagi semua.Brian Dominic : Hari ini kita kedatangan tamu dari HighPro Group.Brian Dominic : HP investor utama kita.Brian Dominic : Semua tim harus sudah kumpul di Ruang Diamond pukul 09.45.Brian Dominic : Jangan sampai ada yang terlambat dan jangan bikin malu SFC.Citra Maya Adnan : Siap, Pak. Arin Pramudya Pratama : Baik, Pak. Adi Anugrah Tamani : Baik, Pak. Apa saja yang harus dipersiapkan?Brian Dominic : @Adi Anugrah Tamani tidak ada. Hanya perkenalan saja.Brian Dominic : Tim produksi yang dipabrik juga harus ada yang datang, perwakilan saja.Tono Murdianto : Siap, Pak. -Arin mengernyit melihat isi grup chat tersebut. Lalu menepuk pundak Lina yang ada disampingnya. Lina menoleh pada Arin dengan pandangan tanya.” Lin, emang biasanya kalo investor itu terjun langsung, ya? “” Terjun langsung? Paralayang? Bungee jumping? “Lina tidak paham dengan maksud Arin. Lina kira Arin mengajaknya untuk Paralayang atau Bungee Jumping. Kalo iya
Saat Arin, Adi dan anak otomotif lainnya masuk Ruang Diamond, disitu sudah ada Citra yang sedang menyiapkan proyektor dibantu oleh salah satu office boy.Ruang Diamond bisa dibilang ruang rapat utama yanga ada di SFC. Ruangannya sangat luas dilengkapi dengan peralatan canggih. Setelah Citra selesai menyiapkan proyektor, ia duduk diujung meja, cukup jauh dengan tempat duduk Arin. Arin yang tadinya memiliki niatan untuk mencari tahu tentang apa yang terjadi saat ini jadi menyurutkan niat awalnya.Pintu ruangan terbuka. Semua orang yang berada didalam ruangan berdiri, seolah menyambut mereka yang masuk kedalam ruangan. Masuklah Brian, lalu dua orang perwakilan HP dan ada Sean juga.Sean?’ Apa ini ada hubungannya dengan promosi proyek? ’, batin Arin dan Adi.Arin dan Adi saling pandang. Mereka seperti memikirkan hal yang sama setelah melihat Sean berada disana. “ Sudah lengkap semua? “ tanya Brian dan Citra.Citra mengangguk pada Brian.” Baiklah, kita mulai saja. “Brian berdiri di po
Rapat sudah selesai. Diruangan tersebut tersisa Brian, Citra, Dariel, Aldo, Sean, Arin, Adi dan Tono. Mereka masih membicarakan terkait proyek, tapi tidak seserius tadi. Pada pembicaraan ini lebih didominasi oleh Dariel. Dariel menyampaikan apa saja yang dirasa menurut dia kurang. Brian yang melihat itu ia jadi merasa kecewa tapi merasa lega. Brian juga merasa malu ternyata selama ini proyek yang ia tangani masih memiliki beberapa kekurangan.”Ya udah sih gitu aja. Paling nanti Adi dan Tono rutin setiap hari kirimi saya laporan terkait progresnya. Kalo ada masalah jangan sungkan hubungi saya. Kirimi Pak Brian juga, bagaimanapun dia masih atasan kalian dan keputusan final masih ada ditangan Pak Brian.“, akhir Dariel dari pembicaraan tersebut. Tidak terasa ternyata sudah jam makan siang. Mereka bersiap untuk pergi ke tempat kerja masing-masing.”Rin, makan siang bareng, yuk?“, ajak Sean pada Arin saat mereka sedang menunggu pintu lift. Dariel yang ada disamping Sean menoleh pada Sea