Lelaki misterius itu memang Martin.Dia sebenarnya sudah hadir dan mengikuti prosesi upacara pemakaman sejak awal.Lelaki setengah tua berlengan tunggal itu bahkan sudah berada di Morenmor sejak kemarin. Hanya saja, dia memang terlambat mengetahui musibah yang menimpa Charles sehingga tidak sempat berbuat apa-apa – padahal, dia sebenarnya memiliki cukup keahlian dalam hal ilmu pengobatan.“Tenanglah. Jangan bangun – tetaplah berlutut dan bersikaplah seolah-olah kita tidak saling kenal. Saat ini, ada banyak mata yang sedang mengawasi. Cepatlah kembali, aku akan menemuimu di rumah sakit!” bisik Martin tanpa menoleh.Dia hanya berdiri di samping Leon tanpa menoleh sedikitpun.Selanjutnya, Martin memberi hormat dengan membungkukkan badan tiga kali ke arah makam, lalu meletakkan karangan bunga kecil di atas pusara Charles – kemudian pergi begitu saja tanpa mempedulikan Leon sama sekali.Tak lama kemudian, dia sudah terlihat meninggalkan pemakanam dengan menumpang sebuah mobil sedan hitam b
Adelia Desplazado adalah sekretaris sekaligus orang kepercayaan Leon. Gadis berwajah bidadari itu yang telah membuat Leon menjadi dewasa sebagai lelaki itu bukan hanya menjadi tangan kanan pemilik Medicamento Hospital semata, melainkan juga telah diakui sebagai setengah dari keberadaan Leon. Kehadiran Adelia adalah kehadiran Leon – lengkap dengan segala kewenangannya! Jangankan orang lain, Leon sendiri bahkan tak pernah mau membantah Adelia, walaupun gadis itu sering kali mencampuri kehidupan pribadinya hingga terlalu jauh. Sepertinya, dia memang sengaja memberikan kewenangan penuh kepada Adelia, untuk mewakili atau mendampingi dirinya dalam segala hal – layaknya seorang istri! Saat ini pun, Adelia berperan mewakili Leon menghadapi berbagai pihak yang berkepentingan dengan kematian Jenderal Charles Sanjaya. Mulai dari tampil di depan para jurnalis untuk memberikan pernyataan publik, hingga menyiapkan laporan resmi bagi pihak militer dan pemerintahan maupun pihak lain yang berkepen
Wajah Adelia memerah seperti kepiting rebus.Dia kemudian mengambil satu amplop laporan hasil tes DNA yang lain dari dalam tasnya, lalu menyerahkannya kepada Leon seraya berkata, “Ini adalah laporan hasil tes DNA kita. Aku belum berani membukanya.”Leon membuka amplop itu sambil bertanya dengan nada menggoda, “Apakah kamu akan tetap membunuhku kalau ternyata laporan ini menyatakan bahwa kita bersaudara?”Adelia mendengus kasar lalu menjawab dengan nada kesal, “Aku akan membunuhmu jika kamu tidak segera membacanya dan memberitahu aku bagaimana hasilnya!”Leon hanya tertawa mendengar jawaban Adelia.Dia membaca lapoan hasil tes DNA itu dengan teliti, lalu tersenyum lebar.“Bagaimana? Kita tidak ada hubungan darah apapun, ‘kan?” tanya Adelia tak sabar, sementara rasa cemas dan penasaran mebuat wajahnya berubah-ubah warna secara tidak jelas.“Baca sendiri!” jawab Leon sambil menyerahkan hasil tes DNA itu pada Adelia.“Tidak mau. Katakan saja padaku, bagaimana hasilnya – cepat!” pinta Adel
Leon dan Adelia menghadap Kakek Sanjaya pada pagi hari.Mereka datang membawa berkas laporan kematian Jenderal Charles Sanjaya, termasuk di dalamnya juga terlampir bukti hasil tes DNA yang menyatakan bahwa Charles Sanjaya bukanlah ayah kandung Edward Sanjaya.“Ini berkas lengkap Laporan Kematian Jendaral Charles Sanjaya, Tuan Besar.”Leon menyerahkan berkas dalam map hitam itu kepada Kakek Sanjaya, lalu menunggu tanggapan orang kaya paling berpengaruh di Morenmor itu dengan hati berdebar-debar.Kakek Sanjaya terlihat membolak-balik lembar demi lembar berkas laporan itu dengan teliti. Beberapa saat kemudian, keningnya terlihat berkerut dan wajah tuanya mendadak menampilkan ekspresi aneh yang sulit untuk dilukiskan.“Apa maksudnya ini?” tanya Kakek Sanjaya sambil melemparkan bukti hasil tes DNA ke atas meja.Leon menjawab, “Maaf, Tuan Besar. Itu bukti hasil tes DNA yang dilakukan terhadap sampel darah mendiang Tuan Charles dengan sampel darah Tuan Muda Edward saat kami akan melakukan tr
Leon sadar telah salah bicara.Dia langsung meralat ucapannya, “Maaf Tuan Besar. Walaupun kasus bayi tertukar memang pernah beberapa kali terjadi, tapi saya tidak yakin hal seperti itu dapat terjadi di Morenmor. Apalagi rumah sakit Medicamento Hospital telah lama memiliki ruang NICU dengan aturan yang sangat ketat tentang identifikasi bayi yang baru dilahirkan. Kemungkinan …”Namun, Leon gagal menuntaskan ucapannya.Kakek Sanjaya memotong ucapan Leon dengan nada suara agak membentak, “Cukup, aku tidak percaya bahwa Edward tertukar dengan bayi lain. Kalaupun memang tertukar, pasti ada yang telah sengaja menukarnya!”“Ma … maaf, Tuan Besar. Tuan Muda Edward memang terbukti bukan anak kandung mendiang Tuan Charles. Akan tetapi, sepertinya masih agak terlalu awal jika langsung disimpulkan bahwa bayi Nonya Soraya memang telah ditukar dengan sengaja. Apakah tidak lebih baik jika diselidiki dulu, Tuan Besar?” ujar Leon, masih mencoba memberanikan diri untuk mengemukakan pendapat.Kakek Sanja
Kakek Sanjaya tinggal di sebuah ruang perawatan ekslusif di rumah sakit Medicamento Hospital.Enam orang pengawal ditempatkan di depan pintu ruangan, sementara delapan orang lainnya di tugaskan berjaga di sepanjang koridor. Selain itu, masih ada dua orang lagi yang khusus menjaga lift dan beberapa yang menyamar sebagai tenaga medis atau petugas kebersihan.Setiap hari, ada enam orang perawat yang datang ke ruang perawatan Kakek Sanjaya secara bergantian. Dua orang pada pagi hari, kemudian dua orang pada siang hari, dan terakhir dua orang pada malam hari.Semua perawat itu hanya bertugas satu kali. Jadwal kerja mereka sengaja diatur seperti itu, supaya para perawat itu tak dapat memiliki informasi apapun tentang keadaan orang terkaya Morenmor itu selama di rumah sakit.Selama Kakek Sanjaya berada di Medicamento Hospital, Leon memang sengaja mengatur agar tidak seorangpun bertemu pemimpin Keluarga Sanjaya itu lebih dari sekali. Selain itu, Leon juga ingin menambah kesan panik dan mist
Kakek Sanjaya memandangi Adelia dengan tatapan aneh.Dia seolah ingin menelanjangi gadis berwajah bidadari itu dengan tatapannya.Entah apa yang dia cari, namun beberapa saat kemudian lelaki tua kaya raya itu tersenyum lebar.“Kamu cantik, sayangnya – kamu bukan cucuku. Seandainya kamu adalah cucuku, maka saya pasti akan menjodohkanmu dengan Leon!” ujar Kakek Sanjaya ambigu, sementara nada suaranya terdengar seperti menggoda.Adelia menunduk, malu campur marah.Dia merasa Kakek Sanjaya sudah terlalu jauh mencampuri urusan pribadinya.“Maaf, Tuan Besar. Saya …” ucapan Adelia terputus.Kakek Sanjaya terlanjur memotong, “Tidak perlu minta maaf! Kamu cukup memanggil saya ‘Kakek’, maka saya akan menganggapmu sebagai cucuku – dan akan langsung menjodohkanmu dengan Leon!”Adelia terperangah.Gadis berparas bidadari itu benar-benar bingung.Dia menatap Kakek Sanjaya dengan pandangan tak mengerti, tanpa mampu mengatakan apa-apa.“Maaf, Tuan Besar. Sa …” ucapan Adelia terhenti lagi.“Masih mema
Kakek Sanjaya memandang Adelia dengan tatapan rumit. Dia tahu, gadis berparas bidadari itu masih marah. Namun sebaliknya, bukankah seharusnya gadis itu juga tahu bahwa dia pun bisa marah dan tersinggung? Beruntung, Kakek Sanjaya sudah terlalu tua untuk memperturutkan hawa nafsu dan amarah. Lelaki tua kaya raya yang telah berusia 80 tahun lebih itu akhirnya hanya bertanya dengan nada dingin, “Apakah kamu sedang menanyakan tentang kompensasi dan ganti rugi?” “Ya!” jawab Adelia singkat dan tegas. “Baiklah. Jika keluargamu memang terbukti tidak bersalah, saya akan memberikan kompensasi yang sangat besar untuk seluruh keluarga kalian!” jawab Kakek Sanjaya angkuh, sebagaimana seharusnya sikap orang terkaya Morenmor. Namun, Adelia justru menggeleng pelan. “Maaf, Tuan Besar. Apakah saya boleh meminta kompensasi khusus untuk saya pribadi?” tanya Adelia, nekat tanpa perhitungan. Kakek Sanjaya tidak menjawab. Lelaki tua kaya raya itu malah balik bertanya dengan nada jijik, “Kamu mau bera