Wajah Adelia memerah seperti kepiting rebus.Dia kemudian mengambil satu amplop laporan hasil tes DNA yang lain dari dalam tasnya, lalu menyerahkannya kepada Leon seraya berkata, “Ini adalah laporan hasil tes DNA kita. Aku belum berani membukanya.”Leon membuka amplop itu sambil bertanya dengan nada menggoda, “Apakah kamu akan tetap membunuhku kalau ternyata laporan ini menyatakan bahwa kita bersaudara?”Adelia mendengus kasar lalu menjawab dengan nada kesal, “Aku akan membunuhmu jika kamu tidak segera membacanya dan memberitahu aku bagaimana hasilnya!”Leon hanya tertawa mendengar jawaban Adelia.Dia membaca lapoan hasil tes DNA itu dengan teliti, lalu tersenyum lebar.“Bagaimana? Kita tidak ada hubungan darah apapun, ‘kan?” tanya Adelia tak sabar, sementara rasa cemas dan penasaran mebuat wajahnya berubah-ubah warna secara tidak jelas.“Baca sendiri!” jawab Leon sambil menyerahkan hasil tes DNA itu pada Adelia.“Tidak mau. Katakan saja padaku, bagaimana hasilnya – cepat!” pinta Adel
Leon dan Adelia menghadap Kakek Sanjaya pada pagi hari.Mereka datang membawa berkas laporan kematian Jenderal Charles Sanjaya, termasuk di dalamnya juga terlampir bukti hasil tes DNA yang menyatakan bahwa Charles Sanjaya bukanlah ayah kandung Edward Sanjaya.“Ini berkas lengkap Laporan Kematian Jendaral Charles Sanjaya, Tuan Besar.”Leon menyerahkan berkas dalam map hitam itu kepada Kakek Sanjaya, lalu menunggu tanggapan orang kaya paling berpengaruh di Morenmor itu dengan hati berdebar-debar.Kakek Sanjaya terlihat membolak-balik lembar demi lembar berkas laporan itu dengan teliti. Beberapa saat kemudian, keningnya terlihat berkerut dan wajah tuanya mendadak menampilkan ekspresi aneh yang sulit untuk dilukiskan.“Apa maksudnya ini?” tanya Kakek Sanjaya sambil melemparkan bukti hasil tes DNA ke atas meja.Leon menjawab, “Maaf, Tuan Besar. Itu bukti hasil tes DNA yang dilakukan terhadap sampel darah mendiang Tuan Charles dengan sampel darah Tuan Muda Edward saat kami akan melakukan tr
Leon sadar telah salah bicara.Dia langsung meralat ucapannya, “Maaf Tuan Besar. Walaupun kasus bayi tertukar memang pernah beberapa kali terjadi, tapi saya tidak yakin hal seperti itu dapat terjadi di Morenmor. Apalagi rumah sakit Medicamento Hospital telah lama memiliki ruang NICU dengan aturan yang sangat ketat tentang identifikasi bayi yang baru dilahirkan. Kemungkinan …”Namun, Leon gagal menuntaskan ucapannya.Kakek Sanjaya memotong ucapan Leon dengan nada suara agak membentak, “Cukup, aku tidak percaya bahwa Edward tertukar dengan bayi lain. Kalaupun memang tertukar, pasti ada yang telah sengaja menukarnya!”“Ma … maaf, Tuan Besar. Tuan Muda Edward memang terbukti bukan anak kandung mendiang Tuan Charles. Akan tetapi, sepertinya masih agak terlalu awal jika langsung disimpulkan bahwa bayi Nonya Soraya memang telah ditukar dengan sengaja. Apakah tidak lebih baik jika diselidiki dulu, Tuan Besar?” ujar Leon, masih mencoba memberanikan diri untuk mengemukakan pendapat.Kakek Sanja
Kakek Sanjaya tinggal di sebuah ruang perawatan ekslusif di rumah sakit Medicamento Hospital.Enam orang pengawal ditempatkan di depan pintu ruangan, sementara delapan orang lainnya di tugaskan berjaga di sepanjang koridor. Selain itu, masih ada dua orang lagi yang khusus menjaga lift dan beberapa yang menyamar sebagai tenaga medis atau petugas kebersihan.Setiap hari, ada enam orang perawat yang datang ke ruang perawatan Kakek Sanjaya secara bergantian. Dua orang pada pagi hari, kemudian dua orang pada siang hari, dan terakhir dua orang pada malam hari.Semua perawat itu hanya bertugas satu kali. Jadwal kerja mereka sengaja diatur seperti itu, supaya para perawat itu tak dapat memiliki informasi apapun tentang keadaan orang terkaya Morenmor itu selama di rumah sakit.Selama Kakek Sanjaya berada di Medicamento Hospital, Leon memang sengaja mengatur agar tidak seorangpun bertemu pemimpin Keluarga Sanjaya itu lebih dari sekali. Selain itu, Leon juga ingin menambah kesan panik dan mist
Kakek Sanjaya memandangi Adelia dengan tatapan aneh.Dia seolah ingin menelanjangi gadis berwajah bidadari itu dengan tatapannya.Entah apa yang dia cari, namun beberapa saat kemudian lelaki tua kaya raya itu tersenyum lebar.“Kamu cantik, sayangnya – kamu bukan cucuku. Seandainya kamu adalah cucuku, maka saya pasti akan menjodohkanmu dengan Leon!” ujar Kakek Sanjaya ambigu, sementara nada suaranya terdengar seperti menggoda.Adelia menunduk, malu campur marah.Dia merasa Kakek Sanjaya sudah terlalu jauh mencampuri urusan pribadinya.“Maaf, Tuan Besar. Saya …” ucapan Adelia terputus.Kakek Sanjaya terlanjur memotong, “Tidak perlu minta maaf! Kamu cukup memanggil saya ‘Kakek’, maka saya akan menganggapmu sebagai cucuku – dan akan langsung menjodohkanmu dengan Leon!”Adelia terperangah.Gadis berparas bidadari itu benar-benar bingung.Dia menatap Kakek Sanjaya dengan pandangan tak mengerti, tanpa mampu mengatakan apa-apa.“Maaf, Tuan Besar. Sa …” ucapan Adelia terhenti lagi.“Masih mema
Kakek Sanjaya memandang Adelia dengan tatapan rumit. Dia tahu, gadis berparas bidadari itu masih marah. Namun sebaliknya, bukankah seharusnya gadis itu juga tahu bahwa dia pun bisa marah dan tersinggung? Beruntung, Kakek Sanjaya sudah terlalu tua untuk memperturutkan hawa nafsu dan amarah. Lelaki tua kaya raya yang telah berusia 80 tahun lebih itu akhirnya hanya bertanya dengan nada dingin, “Apakah kamu sedang menanyakan tentang kompensasi dan ganti rugi?” “Ya!” jawab Adelia singkat dan tegas. “Baiklah. Jika keluargamu memang terbukti tidak bersalah, saya akan memberikan kompensasi yang sangat besar untuk seluruh keluarga kalian!” jawab Kakek Sanjaya angkuh, sebagaimana seharusnya sikap orang terkaya Morenmor. Namun, Adelia justru menggeleng pelan. “Maaf, Tuan Besar. Apakah saya boleh meminta kompensasi khusus untuk saya pribadi?” tanya Adelia, nekat tanpa perhitungan. Kakek Sanjaya tidak menjawab. Lelaki tua kaya raya itu malah balik bertanya dengan nada jijik, “Kamu mau bera
Leon segera mengumumkan rencana kepulangan Kakek Sanjaya.Sesuai perintah Kakek Sanjaya, dia juga mengirimkan utusan khusus kepada kedua istri mendiang Charles untuk memberitakan kondisi kesehatan pemimpin Keluarga Sanjaya tersebut.“Kondisi Tuan Besar sudah membaik dan akan segera kembali ke kediaman. Namun, beliau masih harus meneruskan perawatan di rumah.”“Tuan Besar akan segera kembali ke kediaman. Namun karena faktor usia, Dokter Leon akan tetap memantau kesehatan Tuan Besar secara berkala.”Demikian para utusan yang dikirim oleh Leon menyampaikan pemberitahuan tentang rencana kepulangan Kakek Sanjaya kepada Pamela Atmaja dan Soraya Clint.Hasilnya, sesuai dengan rencana dan dugaan Kakek Sanjaya!Kedua orang menantu Keluarga Sanjaya itu bereaksi sesuai dengan kepentingan dan pemikiran masing-masing, walaupun dengan persepsi yang tak jauh berbeda – yaitu, Kakek Sanjaya mungkin tak akan bertahan hidup terlalu lama lagi!Artinya, pewaris dan penerus tahta Keluarga Sanjaya akan sege
Kegembiraan dan sukacita mewarnai istana keluarga Sanjaya.Hari ini, Kakek Sanjaya sudah diizinkan pulang dari rumah sakit Medicamento Hospital.Para pelayan dan pengawal berbaris rapi di dekat gerbang mansion, sementara anggota keluarga menunggu di aula utama. Beberapa kerabat dekat dari keluarga cabang bahkan menyempatkan diri hadir untuk menyambut kepulangan orang terkaya Morenmor itu.Tepat pukul 10 pagi, Kakek Sanjaya turun dari limusin yang mengantarnya.Langkah kakinya nampak gagah dan dominan, walaupun harus ditopang oleh sebuah tongkat gading yang tergenggam erat di tangan kirinya. Tak terlihat ada tanda-tanda penyakit atau gangguan kesehatan sama sekali.Dia bahkan tampak terlalu sehat dan bersemangat untuk ukuran seorang lelaki berusia 83 tahun!“Selamat datang, Tuan Besar!”Kakek Sanjaya hanya tersenyum tipis seraya sedikit menoleh ke kanan dan ke kiri, seolah ingin memastikan bahwa setiap orang yang hadir benar-benar mengucapkan salam dengan tulus.Sesaat kemudian, orang
Adelia memang tidak menjelaskan rencananya pada Lucy.Namun, wanita kaya berparas bidadari itu menjelaskan semuanya pada Karina dan Morina serta Sherina. Bagaimanapun, pada kenyataannya – ketiga orang pengawal wanita itulah yang sebenarnya lebih berperan dalam menjalankan kebijakan perusahaan Grup Menara Crudel.Seperti yang diharapkan dari para pengawal papan atas Keluarga Sanjaya, ketiga pengawal wanita itu pun langsung mempersiapkan segala sesuatunya sesuai dengan arahan Adelia.“Semua sudah dilaksanakan sesuai rencana, Nyonya. Orang-orang kita sudah berhasil menyusup ke pabrik obat Sanus Pharmacy dan akan langsung bergerak untuk merusak beberapa mesin produksi,” lapor Karina pada suatu hari.Sherina kemudian menambahkan, “Selain itu, seluruh klinik dan balai pengobatan yang tergabung dalam jaringan mitra asuransi Grup Menara Crudel juga sudah siap untuk mulai mengajukan pesanan obat kepada pabrik obat Sanus Pharmacy secara besar-besaran.”“Kami juga sudah menemui Tuan Vincent Marg
Tiga hari kemudian, Lucy terlihat meninggalkan rumah sakit Medicamento Hospital dengan menggunakan kursi roda bersama tiga orang pengawal wanita.Ketiga pengawal wanita itu adalah Morina, Sherina dan Karina.Tiga tahun yang lalu, mereka pernah bertugas di Wisma Adulterium sebagai pengawal pribadi Adelia sebelum wanita berparas bidadari itu resmi menjadi istri Leon.Saat itu, Karina sempat dilecehkan secara biadab oleh anak buah Rudolf yang kemudian berakhir dengan peristiwa bunuh diri Isabela Desplazado. Setelah peristiwa tragis itu, pengawal wanita malang tersebut dipaksa masuk kamp pelatihan khusus untuk mengobati trauma sekaligus meningkatkan kemampuannya. Hasilnya, dia pun menjelma menjadi salah satu pengawal wanita terkuat dan terkejam yang paling diandalkan oleh Keluarga Sanjaya! Saat ini, Karina yang bertindak sebagai pendorong kursi roda yang diduduki Lucy. Adapun Morina dan Sherina, mereka tampak berjalan tegap dengan sikap waspada di sebelah kanan dan kirinya.Selain ketiga
Sebenarnya, perpecahan dalam Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus sudah lama terjadi. Konflik tersebut berawal ketika Winston Wijaya dan Duta Besar Bernard Wijaya ternyata sama-sama berambisi untuk menguasai Morenmor!Namun, perseteruan di antara mereka tak pernah terungkap ke permukaan karena kedua orang super licik itu sama-sama pandai mengemas ambisi pribadinya di balik permusuhan abadi antara Keluarga Sanjaya dan Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus. Mereka senantiasa menjadikan konflik abadi antar keluarga teratas tersebut sebagai alasan untuk bekerja sama dan saling memanfaatkan, walaupun sebenarnya masing-masing memiliki tujuan sendiri yang amat berbeda – bahkan saling bertabrakan.Perseteruan di antara mereka baru mulai memanas sejak Negara Pecunia dan Negara Vicinus menggelar program kerjasama dalam bidang kesehatan.Dalam program kerja sama kesehatan tersebut, Winston memaksa perusahaan Sanus Pharmacy milik Grace untuk menjadi perwakilan Keluarga W
Leon datang bersama Adelia.Lucy amat terkejut ketika tidak mendapati sedikit pun raut permusuhan pada wajah kedua orang suami istri itu. Sebaliknya, senyum hangat penuh persahabatan justru terlihat menghiasi wajah pasangan paling berpengaruh di seantero Morenmor tersebut.“Apa kabar? Lama tak berjumpa,” sapa Leon ramah.“Ba … baik. Terima kasih,” jawab Lucy, entah kenapa – mendadak jadi gugup sendiri.Melihat sikap Lucy yang mendadak gugup melihat kedatangannya, Leon segera mengalihkan perhatian ke arah layar monitor di samping ranjang pasien berkaki pincang itu. Dia terlihat serius mengamati deretan angka dan grafik yang tertera di sana sebelum berkata, “Syukurlah, keadaanmu sudah jauh lebih stabil sekarang.”Leon diam sebentar dan kembali mengalihkan pandangannya pada Lucy lalu melanjutkan ucapannya, “Akan tetapi, luka-lukamu belum sembuh sepenuhnya dan masih memerlukan perawatan lanjutan. S
Fajar baru saja menjelang, matahari bahkan belum mulai tersenyum di ufuk timur.Namun, sebuah sepeda motor besar terlihat sudah melaju tanpa perhitungan di atas aspal jalanan. Tanpa basa-basi, suara kenalpotnya yang bising menerobos jendela-jendela rumah penduduk yang kebanyakan masih tertutup rapat.“Keterlaluan, pukul berapa ini?”“Dasar sinting, masih pagi sudah kebut-kebutan!”“Demi langit dan bumi, semoga orang gila itu kecelakaan!”Pagi itu, penduduk Morenmor mengawali hari dengan sumpah serapah yang tak berkesudahan.Orang-orang itu baru berhenti mengutuk ketika suara bising mesin sepeda motor yang telah mengganggu tidur mereka itu tiba-tiba berganti dengan suara lain yang jauh lebih keras. Tak perlu penjelasan apa pun, penduduk kota Morenmor langsung tahu bahwa langit telah mewujudkan kutukan yang mereka lontarkan terhadap sepeda motor pengganggu itu.Tak ada keraguan sedikit pun, sepeda motor yang meresahkan itu sepertinya memang benar-benar mengalami kecelakaan – selaras den
Riana menemui Lucy tanpa membawa pengawal seorang pun. Selain karena tugas yang sedang dilaksanakannya kali ini adalah misi rahasia yang diperintahkan secara langsung oleh Winston, dia juga amat percaya diri pada kemampuannya sebagai seorang ahli racun. Dia sama sekali tak tahu bahwa Lucy adalah seorang petarung yang cukup berpengalaman.Sebaliknya, dia bahkan menganggap wanita berkaki pincang yang saat ini berada di hadapannya adalah sosok lemah yang patut dikasihani!“Selamat siang, Nyonya. Perkenalkan, nama saya Riana Blake dari perusahaan Sanus Pharmacy. Mohon maaf, saya terpaksa membius beberapa orang pengawal di depan supaya bisa bertemu Nyonya secara pribadi tanpa harus terganggu oleh apa pun atau siapa pun. Nyonya tidak perlu cemas, mereka hanya pingsan. Mereka akan siuman satu atau dua jam lagi,” ujar Riana datar penuh intimidasi, tanpa menunjukkan rasa bersalah sedikit pun.Beberapa saat lalu, dia memang telah meracuni seluruh petugas keamanan yang berjaga di depan kantor
Edward mungkin naif.Akan tetapi, dia tidak bodoh!Dia langsung waspada ketika tiba-tiba Lucy Sasmita menemuinya secara rahasia sambil membawa satu bundel berkas dokumen perusahaan Grup Menara Crudel. Apalagi, gadis tomboy berkaki pincang itu mengaku disuruh oleh Donald Wijaya.“Donald hanya memintamu untuk tanda tangan,” ucap Lucy tegas, tanpa basa-basi sedikit pun.Edward tersenyum jijik mendengar ucapan Lucy.Sekali lagi, dia membaca seluruh berkas perusahaan yang dibawa oleh gadis tomboy itu. Tak butuh banyak penjelasan, dia langsung paham bahwa Donald Wijaya berniat mengambil alih Grup Menara Crudel dan akan mengaktifkannya kembali – secepatnya.“Sebenarnya, aku tidak keberatan sama sekali untuk tanda tangan. Sejak awal, perusahaan Grup Menara Crudel memang didirikan atas prakarsa Donald dan Duta Besar Bernard Wijaya. Namun, kontribusi dan pengorbananku juga tidak sedikit. Tanpa diriku, perusahaan itu tidak akan pernah ada!” ucap Edward sinis, tanpa mengalihkan pandangan sedikit
Restoran Cheap Cibum adalah sebuah rumah makan besar yang terletak tak terlalu jauh dari komplek kediaman Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus. Menu yang tersedia amat terbatas, hanya camilan sederhana dan minuman kelas bawah yang justru dibanderol dengan harga amat mahal. Tak perlu banyak penjelasan, sejatinya – restoran ini memang tidak menjual makanan atau minuman sebagai sumber pendapatan utamanya.Tidak ada orang yang datang ke restoran Cheap Cibum untuk makan atau minum!Mereka yang datang ke restoran itu kebanyakan merupakan orang-orang misterius dengan latar belakang tak jelas, bahkan cenderung mengerikan. Biasanya, mereka datang untuk menjual atau membeli informasi. Selain itu, ada pula yang datang untuk mencari orang bayaran yang bersedia melakukan pekerjaan kotor – seperti menculik atau menghabisi orang!Di luar dugaan, Donald Wijaya ternyata adalah salah satu pelanggan VIP Cheap Cibum.Walaupun tidak terlalu sering berkunjung, tak a
Begitu saja, rencana Winston telah maju selangkah.Lelaki tua bertampang bengis itu berhasil menggiring hampir seluruh anggota Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus untuk mengikuti rencananya. Tanpa banyak tenaga, dia berhasil mendapatkan dukungan dari hampir semua tetua dan pemimpin keluarga cabang. Sudah barang tentu, semuanya sepakat untuk mendukung idenya membangun pabrik obat baru di Morenmor – tentu saja di bawah naungan tanggung jawab Grace selaku pemegang saham terbesar Sanus Phamacy.Sukses dengan langkah pertama, Winston segera melanjutkan dengan langkah kedua. Tanpa membuang waktu sedikit pun, dia langsung menempatkan satu orang kepercayaannya untuk mendampingi sekaligus mengawasi Grace dalam menjalankan proyek pembangunan pabrik obat tersebut.Orang kepercayaan Winston tersebut bernama Riana Blake.Dia adalah seorang wanita setengah baya berusia antara 35 atau 40 tahun yang sebenarnya bukan anggota Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus sama