Suasana mendadak hening selama beberapa saat. Tak seorang pun bersuara, sementara malam beranjak semakin tinggi seiring desir angin yang berembus dingin.Adelia masih tertunduk dengan wajah memerah.Sementara di sebelahnya, Leon tampak seperti sedang berpikir keras.“Ada apa? Apakah kalian keberatan?” tanya Martin memecah kesunyian.Mendengar pertanyaan Martin, Adelia tampak menggeleng tanpa mengangkat wajah. Samar-samar terdengar suaranya menjawab pelan, “Saya tidak punya hak untuk memutuskan, Tuan. Semua tergantung Leon. Jika dia setuju, maka saya tidak akan menolak. Sebaliknya, saya juga tidak akan memaksa jika dia keberatan.” Leon langsung terhenyak mendengar ucapan Adelia.Dia kemudian memegang dagu gadis berparas bidadari itu, lalu mengangkatnya hingga kedua pasang mata mereka saling bertatapan dalam dua buah garis lurus yang sejajar.“Kamu ingin aku setuju atau menolak?” tanya Leon setengah menggoda.Adelia menjawab tegas, “Aku sudah menjadi milikmu, apa pun jawabanku tentu
Fajar mulai menyingsing. Semburat merah terlihat menghiasi kaki langit sebelah timur. Sepasang mata Brian Atmaja juga tampak kemerahan karena kurang tidur. Sebenarnya, pemimpin Keluarga Atmaja itu bukan kurang tidur. Dia bahkan belum tidur sama sekali sejak kemarin. Dia terus terjaga karena tak kunjung menemukan cara terbaik untuk menyesaikan masalah yang dibuat oleh Pamela. Pamela telah merencanakan pembunuhan terhadap Soraya Clint, menantu kedua Keluarga Sanjaya! Itu sama sekali bukan masalah sederhana! Keluarga Sanjaya pasti akan mengusut masalah tersebut hingga tuntas. Jika sudah begitu, siapa pun yang terlibat tak akan mungkin bisa lolos. Bahkan Pamela sebagai ibu kandung dari dua orang cucu perempuan Kakek Sanjaya pun tetap akan mendapatkan hukuman yang amat berat, yaitu harus merenungi kesalahan dengan cara menjalani kehidupan yang dingin dan gelap di penjara bawah tanah istana Keluarga Sanjaya. Brian tahu persis hukuman yang menanti putri sulungnya. Dia sadar sepenuhny
Cinta Lucas dan Rebeca memang tak pernah menyatu.Namun, tak pernah mati juga!Terus ada dan tetap bertahan, walau harus teronggok hina selama belasan tahun di dasar hati yang nyaris membeku. Terselip nista di sela puing-puing harapan yang kandas di bawah penindasan reputasi dan keangkuhan nama besar keluarga. Membuat Lucas menjelma menjadi seorang pria dingin dan kejam tanpa ampun, sekaligus mengubah Rebeca menjadi seorang wanita tomboy yang tak pernah mengizinkan lelaki mana pun mendekat.Lucas dan Rebeca tak pernah menyangka bahwa mereka harus bertemu kembali dalam situasi yang amat canggung, karena masing-masing membawa kepentingan yang saling berseberangan.Sedangkan Leon, dia ternyata cukup cermat untuk langsung menyadari dan memahami suasana canggung terjadi di antara Lucas dan Rebeca. Lebih dari itu, putra angkat Martin Sindoro itu bahkan langsung terpikir untuk mengambil keuntungan dari situasi canggung itu.Entah kenapa, tiba-tiba saja cucu Kakek Sanjaya itu melihat kesempat
Hari itu juga, Rebeca berangkat ke Bukit Desperato untuk menemui Pamela.Di luar dugaan, justru Pamela tidak tampak terkejut sama sekali melihat kedatangan adik bungsunya. Putri sulung Brian Atmaja itu bahkan langsung bertanya, “Siapa yang menyuruhmu datang ke sini, Ayah atau Leon?”“Leon,” jawab Rebeca singkat.Pamela tersenyum tipis lalu bertanya lagi, “Apa yang dia inginkan?”Rebeca menggeleng lemah seraya berkata lirih, “Tidak penting untuk membahas apa yang dia inginkan, apalagi aku juga tahu bahwa kamu pasti tidak akan mengabulkannya. Saat ini aku hanya ingin memastikan bahwa kamu punya cara untuk menyelamatkan keluarga kita dari kemarahan Keluarga Sanjaya. Jika tadi pagi aku tidak bertemu Lucas, mungkin nasib Keluarga Atmaja saat ini sudah sama seperti Keluarga Clint. Sekarang, semua tergantung kamu.”Senyum di bibir Pamela terlihat makin tipis.Janda pertama mendiang Jenderal Charles Sanjaya itu amat mengerti makna yang tersirat di balik setiap kata yang diucapkan oleh adiknya
Rebeca tidak membuang waktu.Dia segera menghubungi Lucas untuk mengatur pertemuan pribadi dengan Kakek Sanjaya. Tidak kepalang tanggung, adik kandung Pamela Atmaja itu bahkan menjanjikan dirinya sendiri sebagai hadiah bagi pengawal senior Keluarga Sanjaya itu apabila pertemuan tersebut dapat menghasilkan pengampunan untuk Keluarga Atmaja.Sayang, Lucas hanya menggeleng saat mendengar permintaannya.“Tolonglah, Lucas. Aku hanya ingin menyelamatkan keluargaku. Selama Tuan Besar Wilson Sanjaya bersedia mengampuni Keluarga Atmaja, aku akan memaksa ayahku untuk menerimamu dan membiarkan aku menjadi milikmu!” bujuk Rebeca, memohon tanpa memikirkan reputasi dan harga dirinya.Namun, Lucas tetap menggeleng.“Kenapa? Apakah kamu sudah tidak menginginkan diriku lagi? Apakah tidak ada lagi sedikitpun rasa cintamu padaku yang tersisa? Atau kamu tidak percaya padaku dan takut aku akan menipumu? Baiklah, aku mengerti. Jika kamu memang takut aku akan ingkar janji, aku bersedia menyerahkan diriku ke
Lucas memang tidak mengajak Rebeca menemui Kakek Sanjaya. Sebaliknya, dia justru berencana membawa putri bungsu Keluarga Atmaja itu menghadap Martin.Sesuai arahan Martin, dia akan membawa Rebeca menemui lelaki gagah berlengan tunggal itu di suatu lapangan terpencil di pinggiran Granda Peko yang letaknya tak terlalu jauh dari vila rahasia yang sekarang ditempati oleh Leon dan Adelia.Saat itu, hari sudah larut malam. Suasana di sekitar lapangan yang ditetapkan sebagai tempat pertemuan tampak gelap dan sedikit mencekam, tanpa ada seorang pun yang terlihat di sana.Lucas memacu mobil Humvee yang dikendarainya memasuki area yang sangat terpencil itu tanpa keraguan sedikit pun. Sementara di sebelahnya, Rebeca tampak sedikit bingung dan khawatir saat menyadari bahwa kendaraan yang mereka tumpangi ternyata sudah tidak lagi berjalan di atas aspal.“Tempat apa ini? Mau ke mana kita sebenarnya?” tanya Rebeca, antara bingung dan penasaran.Lucas menjawab santai, “Jangan khawatir, aku tidak akan
Rebeca mengangkat wajahnya perlahan.Dia memandang Martin dengan tatapan memohon.Wanita matang berpenampilan tomboy itu kemudian berlutut di tanah dan berkata lirih, “Maafkan saya, Tuan. Keluarga Atmaja telah melakukan banyak kesalahan, saya sungguh tidak berguna. Mohon hukum saya, Tuan.”Martin hanya tersenyum tipis. Pria tua berlengan tunggal itu tahu bahwa gadis tua yang pernah menjadi muridnya itu sebenarnya tak memiliki banyak peran dalam Keluarga Atmaja.“Kamu pernah menjadi muridku dan aku tidak melihat kamu melakukan kesalahan apa pun. Bangunlah, tidak seharusnya kamu berlutut dan menanggung kesalahan Keluarga Atmaja!” sahut Martin seraya mengibaskan tangannya yang hanya tinggal sebelah.Namun, Rebeca tidak bergerak.Sepertinya, dia bertekad untuk menjadikan dirinya sebagai tumbal kesalahan Keluarga Atmaja.Dia bahkan berkata, “Maaf, Tuan. Saya adalah putri Keluarga Atmaja, punya kewajiban untuk berbakti pada keluarga. Mohon jatuhkan hukuman pada saya, Tuan. Setidaknya hukuml
Martin berindak cepat.Malam itu juga, dia memerintahkan Lucas untuk menempatkan pasukan pengawal Keluarga Sanjaya di sekitar kediaman Keluarga Atmaja. Selain itu, dia juga memerintahkan beberapa orang terbaiknya agar segera bergerak ke puncak Bukit Desperato untuk menculik Pamela.Sementara, dia sendiri segera kembali ke Morenmor untuk menghadap Kakek Sanjaya dan melaporkan hasil pembicaraannya dengan Rebeca Atmaja.“Menurut pengakuan Rebeca, Nyonya Pamela juga sudah memberitahu Nyonya Soraya tentang identitas Leon yang sebenarnya,” ujar Martin menghakhiri laporannya.“Apakah Leon sudah tahu?” tanya Kakek Sanjaya.“Belum, Tuan Besar. Sejauh ini hanya Nyonya Pamela, Nyonya Soraya, dan Rebeca, serta saya dan Tuan Besar yang mengetahui hal ini. Apakah Tuan Besar ingin agar saya memberitahu Tuan Muda?” jawab Martin, tiba-tiba sudah menyebut Leon dengan sebutan Tuan Muda.Kakek Sanjaya menggeleng dan menjawab, “Tidak perlu, aku sendiri yang akan bicara padanya!”Martin langsung menyambut
“Hati-hati …”“Tenanglah, jangan berisik …”Dua orang lelaki berpakaian serba hitam berjalan mengendap-endap mendekati gerbang sebuah bangunan besar berlantai dua di pusat kota Granda Peko, Wisma Adulterium.Tidak terlalu jauh di belakang kedua orang itu, masih ada sepuluh orang lainnya yang juga berpakaian serba hitam. Mereka bersembunyi di balik bayangan pepohonan atau mobil-mobil yang parkir di pinggir jalan.Melihat gelagat yang ditunjukkan oleh sikap dan gerakan mereka, sudah dapat dipastikan bahwa orang-orang berpakaian serba hitam itu memiliki tujuan jahat. Niat jahat mereka tak perlu diragukan lagi ketika dua orang pertama tiba-tiba memanjat gerbang dan melompat masuk. Apa pun alasannya, hanya orang jahat yang akan masuk dengan cara memanjat pintu gerbang!Tak lama berselang, terdengar suara berderit halus dan pintu gerbang pun terbuka dari dalam.Ternyata, kedua orang yang tadi melompat masuk itulah yang membukanya.Sepuluh orang berpakaian serba hitam yang lain pun langsung
Grace tak bisa berbuat apa-apa.Pesan rahasia yang dikirimkan Winston amat jelas. Setiap kalimat tersusun dengan sempurna dan terasa amat sesuai dengan situasi yang tengah berlangsung, menimbulkan kesan yang begitu nyata dan hampir tak mungkin untuk disangkal.Apalagi, dia pun telah terlanjur kelepasan memberi jawaban tak jujur kepada Adelia.Akhirnya, Grace hanya bisa terdiam pasrah – hingga bahkan tak sadar keningnya berdarah.Sementara di sisi lain, Adelia tampak terengah-engah menahan murka. Rentetan kata kasar dan caci maki yang meluncur deras dari celah bibirnya seolah tak pernah cukup untuk meluapkan amarah dan rasa kecewa di hatinya. Lebih dari itu, emosinya bahkan tidak berkurang sedikit pun walau hampir semua barang yang dapat dijangkaunya telah dia ambil dan lemparkan ke tubuh Grace!Beruntung, masih ada sedikit kewarasan yang tersisa dalam benak Adelia.Wanita jelita yang hampir sepenuhnya dikuasai emosi itu akhirnya berhenti mengamuk. Dengan suara yang melengking tinggi,
Saling todong antara Grace dan para petugas keamanan rumah sakit Medicamento Hospital masih terus berlangsung. Tak ada pihak yang mau mengalah, tetapi tak ada pula yang berani untuk memulai tembak-menembak.Kedua belah pihak sama-sama menunggu.Sementara itu, Edward telah dibawa ke ruang perawatan.“Beritahu Nyonya Adelia, Tuan Edward ternyata benar-benar keracunan!” ucap seorang dokter muda setelah memeriksa kondisi Edward.Selang beberapa saat, Adelia pun tiba di ruang perawatan Edward.“Bagaimana keadaannya?” tanya wanita berparas bidadari itu dengan nada suara yang terdengar sedikit panik.Dokter menggeleng lemah lalu menjawab lirih, “Maaf, Nyonya. Kami masih belum dapat mengidentifikasi racun di dalam tubuh Tuan Edward. Untuk sementara, kami hanya dapat memperlambat penyebaran racun itu supaya tidak membahayakan organ vital.”Seorang perawat laki-laki kemudian menambahkan, “Sebenarnya, kita dapat menggali informasi dari wanita yang membawa Tuan Edward ke sini. Akan tetapi, wanita
Hari itu, Edward memang tak mungkin dihubungi.Sejak tadi malam, putra Victoria Desplazado yang juga merupakan suami Grace Wijaya itu telah dikurung di salah satu gudang bawah tanah pabrik obat Sanus Pharmacy. Dia ditangkap dan dikurung oleh Winston Wijaya karena ketahuan menelepon ibunya, pada suatu sore dua hari yang lalu.Saat itu, Winston mendengar bahwa Edward siap bekerja sama untuk mengusir orang-orang dari Negara Vicinus yang bercokol di pabrik obat Sanus Pharmacy.Seolah terinspirasi oleh pembicaraan telepon yang tak sengaja didengarnya tersebut, Winston selaku tetua Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus langsung menyusun rencana untuk menjadikan Edward sebagai mata-mata.Demi memuluskan rencananya, dia memerintahkan Riana Blake agar meracuni Edward!Selain itu, dia juga memaksa Grace untuk membantu.“Sebentar lagi, Negara Vicinus mungkin akan terlibat dalam perang terbuka melawan Morenmor. Keluarga Wijaya adalah keluarga teratas di Negara Vicinus, tentu harus melakukan yang te
Keesokan harinya, bukan hanya Keluarga Prasojo yang datang ke istana kediaman Keluarga Sanjaya untuk mendapatkan bantuan persenjataan.Bersama Keluarga Prasojo, datang pula ratusan orang utusan dari belasan keluarga besar kelas dua maupun kelas tiga yang lain. Tanpa banyak pertimbangan, mereka pun segera didata dan diangkat sumpah sebagai anggota pasukan milisi. Bukan hanya itu, mereka bahkan langsung diperintahkan untuk mengikuti pelatihan singkat di Alun-alun Kota bersama ribuan orang pasukan pengawal dari beberapa keluarga teratas Morenmor.Begitu saja, tiga kelompok besar tentara gabungan pun langsung terbentuk.Kelompok pertama adalah pasukan inti yang jumlahnya hampir mencapai 5.000 orang, seluruhnya dibekali dengan persenjataan yang cukup lengkap. Mereka adalah gabungan pasukan dari benteng perbatasan dan tentara keamanan kota Morenmor. Kesetiaan mereka pada Keluarga Sanjaya dan Keluarga Hanjaya tak perlu diragukan lagi.Adapun kelompok kedua adalah pasukan pendukung yang berju
Suasana Morenmor memang telah berubah total.Sirine alarm tanda bahaya terdengar meraung-raung di seantero kota, seolah ingin berebut perhatian dengan suara derum mesin ratusan kendaraan tempur berlapis baja yang sejak dua hari terakhir memang sudah banyak terlihat berseliweran di beberapa ruas jalan utama yang biasanya hanya didominasi oleh mobil-mobil mewah dan mahal.Selain itu, seluruh aula dan ruang pertemuan di hampir setiap kediaman keluarga teratas dan terkaya Morenmor tampak dipenuhi oleh para tetua dan tokoh penting dari keluarga inti maupun keluarga cabang. Semuanya berkumpul dan membahas masalah yang sama, pengumuman Gubernur Morgan Hanjaya tentang sikap dan ultimatum Presiden Negara Pecunia – yang memerintahkan untuk menjemput kembali Stempel Jabatan Gubernur Morenmor sebelum tujuh hari!Ternyata, pagi tadi – Gubernur Morgan Hanjaya telah membuat salinan surat balasan dari Presiden dan mengirimkannya kepada seluruh pemimpin keluarga kaya Morenmor.
Suasana di komplek Istana Kepresidenan Negara Pecunia mendadak heboh ketika sebuah helikopter tempur tiba-tiba terbang rendah di atas bangunan utama. Tanpa dikomando, ratusan orang pasukan pengawal Presiden pun berhamburan keluar dan berbaris membentuk formasi pertahanan. Semuanya bersenjata laras panjang dan langsung mengambil posisi siap menembak.Mendapati sambutan yang sama sekali tak ramah seperti itu, helikopter tak diundang itu pun segera terbang menjauh.Helikoter itu adalah helikopter yang ditumpangi Lucas, Leon dan Carlos.“Kita sudah mendapatkan perhatian mereka, Tuan Muda. Mohon izin untuk menjatuhkan paket,” ujar Lucas sambil menjaga ketinggian helikopter agar tetap berada di luar jarak tembak.Leon tak langsung menjawab.Dia malah menatap Carlos dan bertanya, “Bagaimana?”“Lakukanlah!” jawab Carlos singkat seraya mengangguk tegas.Leon tersenyum lalu berkata pada Lucas, “Jatuhkan
Hari masih sangat pagi ketika sebuah helikopter terlihat meninggalkan langit Morenmor. Tanpa pengawalan sama sekali, Leon dan Carlos berangkat ke Ibu Kota untuk mengembalikan Stempel Gubernur Morenmor kepada Presiden. Kecuali Lucas yang bertindak sebagai pilot, tidak seorang pun menyertai perjalanan mereka.“Carlos, apa rencanamu sebenarnya?” tanya Leon pelan, merasa penasaran dengan tindakan Carlos yang mengusir semua pengawal sesaat sebelum mereka tinggal landas.“Sederhana, kita buang stempel ini – lalu pulang!” jawab Carlos, ringan tanpa beban.Mendengar jawaban Carlos, Leon langsung teringat peristiwa belasan tahun lalu ketika putra gubernur itu membawa lari dan membuang semua tas milik teman-teman sekelas mereka di Lectio High School dulu.“Jangan bercanda, ini masalah serius!” tukas Leon, tak sepakat.Carlos mendengus pendek lalu bertanya santai tanpa rasa bersalah sedikit pun, “Kalau tidak dibuang, lalu mau diapakan? Kita sudah jelas telah
“Tutup pabrik obat Sanus Pharmacy!”“Usir orang-orang Vicinus dari Morenmor!”Orang-orang makin bersemangat meneriakkan dukungan dan kesiapan untuk berjuang bersama Keluarga Sanjaya.Akan tetapi, tiba-tiba Kakek Sanjaya justru mengangkat tangan memberi isyarat agar orang-orang berhenti meneriakkan kesiapan dan dukungan. Pemimpin keluarga teratas Morenmor itu tampak menatap tajam ke arah seorang perempuan setengah baya yang duduk di baris kedua deretan sebelah kanan.“Nyonya Victoria, apakah ada yang ingin kamu sampaikan?” tanya Kakek Sanjaya, lembut.Victoria tersenyum getir lalu menjawab lirih, “Sebagai penduduk Granda Peko yang masih merupakan bagian dari Morenmor, aku tentu akan mendukung setiap usaha untuk mengusir orang-orang Vicinus dari kota kita ini. Apalagi, Keluarga Desplazado dan Keluarga Sanjaya memang sudah menjadi satu kesatuan yang tidak akan terpisahkan sejak putriku Adelia menikah dengan cu