Martin masih terdiam.Dia memandang Kakek Sanjaya dengan tatapan bersalah yang penuh penyesalan.Samar-samar terdengar suaranya memohon maaf, “Maafkan saya, Tuan Besar. Saya tidak berpikir hingga sejauh itu. Saya akan mencari cara lain agar Nona Adelia dan Tuan Muda Leon dapat saling menerima dan memahami sebagaimana yang seharusnya. Saya berjanji, mereka akan dipersatukan di bawah restu Tuan Besar sebagai kakek kandung Tuan Muda Leon!”Kakek Sanjaya mendengus pendek seraya mengibaskan tangan.“Sudahlah, lupakan saja! Sekarang, panggil kedua anak itu. Aku akan bicara dengan mereka,” titah pemimpin Keluarga Sanjaya itu tak ingin terlalu menekan orang kepercayaan yang juga merupakan anak angkatnya itu.Martin segera bergerak.Tidak sampai lima menit kemudian, dia sudah kembali bersama Leon dan Adelia.Kakek Sanjaya tidak membuang waktu dan langsung angkat bicara, “Leon, Adelia, apakah kalian tahu kenapa aku memanggil kalian?”Leon dan Adelia saling berpandangan sejenak, lalu menggeleng
Hari itu, Kakek Sanjaya kembali membawa Leon ke ruang rahasia yang terdapat di balik lemari di ruang kerja pribadinya. Dia kemudian duduk di satu-satunya kursi yang terdapat di ruang rahasia itu, dengan kedua tangan terlipat rapih di atas meja yang juga cuma satu-satunya.Seperti dulu, pemimpin Keluarga Sanjaya itu mengambil pena dan selembar kertas berlogo emas.Akan tetapi, kali ini dia tidak langsung menulis seperti dulu.Dia menatap tajam ke arah Leon dan berkata, “Mendekatlah!”Leon menurut.Kakek Sanjaya kemudian bicara lagi, “Dulu, aku pernah memberitahumu bahwa siapa pun yang masuk ke ruangan ini tidak akan pernah keluar lagi kecuali dia sudah menjadi pemimpin Keluarga Sanjaya. Apakah kamu masih ingat?”Leon mengangguk.Kakek Sanjaya tersenyum tipis lalu melanjutkan, “Dulu, aku membiarkanmu keluar dari ruangan ini tanpa menjadi pemimpin Keluarga Sanjaya karena kamu bersumpah akan melindungi tahta Keluarga Sanjaya dengan nyawamu sampai cucuku yang asli ditemukan. Apakah kamu ma
Leon meninggalkan paviliun timur istana Keluarga Sanjaya dengan perasaan gundah. Langkahnya tampak sedikit gontai, sukses membuat siapa pun yang berpapasan dengannya mendadak merasa takut dan khawatir. Bagaimanapun, semua pelayan dan pengawal telah mendapat informasi bahwa dia adalah Tuan Muda Keluarga Sanjaya yang sebenarnya.Dia terus berjalan.Melangkah tanpa arah pasti, sekedar mengikuti kegalauan hati yang makin menjadi.“Aku mungkin memang putra kandung mendiang Jenderal Charles Sanjaya dan Nyonya Soraya Clint, tetapi aku sama sekali bukan merupakan buah cinta mereka!” gumam Leon dalam hati, teringat pada catatan medis rumah sakit yang menerangkan bahwa kehamilan Soraya 25 tahun lalu adalah hasil sebuah proses inseminasi buatan.Leon tersenyum getir mengenang perjalanan hidupnya.Dia lahir sebagai seorang calon pewaris tunggal Keluarga Sanjaya, tetapi justru harus menjalani masa kecil di sebuah panti asuhan kumuh sebagai seorang bocah yatim piatu tanpa nama keluarga yang tersema
Keluarga Desplzado kembali menjadi topik pembicaraan masyarakat Granda Peko ketika sebuah sedan limusin mewah berwarna putih dan tiga unit mobil jenis SUV besar berwarna hitam mengkilap terlihat parkir di pekarangan depan Wisma Adulterium. Keempat mobil mewah berharga miliaran yang parkir berjajar dengan mesin dibiarkan tetap menyala itu adalah kendaraan operasional pasukan khusus pengawal Keluarga Sanjaya yang baru saja digunakan untuk mengantar Adelia.Hari itu, Adelia memang pulang ke Wisma Adulterium dengan dikawal oleh pasukan khusus pengawal Keluarga Sanjaya.Para pengawal tersebut berjumlah 12 orang, sembilan orang di antaranya adalah pengawal laki-laki dan tiga orang sisanya adalah pengawal wanita. Semuanya mengenakan setelan lengkap berwarna serba hitam dengan lencana kecil berwarna kuning keemasan tersemat pada lapel sebelah kiri jas yang mereka kenakan.Empat orang pengawal pria tampak berdiri gagah di samping pintu mobil sisi pengemudi. Sementara empat lainnya dan dua oran
Isabela terdiam cukup lama.Dia tak tahu apakah harus marah atau harus malu.Akan tetapi, sikap tegas dan ucapan tajam Adelia benar-benar memaksanya untuk berpikir keras. Bagaimanapun, budi dan dendam memang memiliki kedudukan yang sama. Cepat atau lambat, keduanya tetap wajib untuk dibalas dengan setimpal.Dia akhirnya mengembuskan napas panjang tak berdaya lalu berkata, “Leon dan Keluarga Sanjaya memang telah banyak berjasa kepada Keluarga Desplazado. Kita memang berutang budi pada mereka. Namun, apakah jasa dan budi baik mereka sudah cukup untuk menebus dosa Soraya yang telah membunuh Gloria 24 tahun lalu? Aku tidak dapat memutuskannya begitu saja!”Adelia pun tersenyum dan berkata, “Maaf, Nek. Cukup atau tidak, semua tergantung sepenuhnya pada Nenek. Jika Nenek mau memaafkan, maka semua itu sudah lebih dari cukup. Namun, seluruh kebaikan Leon dan Keluarga Sanjaya tidak akan ada artinya sama sekali jika Nenek hanya mengingat kesalahan dan kejahatan Nyonya Soraya saja. Bukankah begi
Malam itu, suasana di ruang makan Wisma Adulterium tampak berbeda dari biasanya.Pada saat itu, para tetua dan anggota Keluarga Desplazado terlihat berkumpul untuk merayakan keberuntungan atas keselamatan mereka dari serangan brutal para ahli beladiri Keluarga Atmaja beberapa waktu lalu.Hampir semua dari 24 kursi di sisi kanan dan kiri meja utama telah terisi. Kecuali kursi utama tempat duduk Isabela selaku pemimpin Keluarga Desplazado, hanya kursi yang biasa ditempati oleh Victoria dan Adelia saja yang terlihat masih kosong.Ketiga wanita utama Keluarga Desplazado itu baru muncul beberapa menit kemudian.Namun, ada yang berbeda dengan kemunculan mereka kali ini.Enam orang pria tegap berkacamata hitam yang juga berpakaian serba hitam pula, tiba-tiba datang dan langsung berbaris di sisi kanan dan kiri mulut tangga – sesaat sebelum Isabela, Victoria dan Adelia terlihat melangkah lambat menuruni tangga.Isabela sebagai pemimpin Keluarga Desplazado berjalan paling depan dengan dipapah o
Bukan hanya Adelia yang jadi amat membenci para pengawal Keluarga Sanjaya.Sebenarnya, hampir seluruh tetua dan tokoh Keluarga Desplazado juga merasakan kebencian yang sama seperti yang dirasakan oleh Adelia.Akan tetapi, mereka hanya memendamnya di dalam hati tanpa pernah berusaha menunjukkannya sedikit pun. Mereka menyimpannya dengan amat rapih, sambil memikirkan cara terbaik untuk melampiaskannya.Tentu saja, George Desplazado adalah orang yang paling banyak berpikir.Sebagai tetua keluarga yang paling berpengaruh dan dihormati, tentu saja dia menjadi orang yang paling merasa tersinggung atas sikap arogan para pengawal Keluarga Sanjaya yang dibawa Adelia. Begitu saja, seribu satu ide dan rencana licik pun langsung berkecamuk di dalam benak lelaki tua berambut putih keperakan itu.Tidak kepalang tanggung, George bahkan berencana untuk membunuh para pengawal suruhan Keluarga Sanjaya itu.Bukan hanya sebatas rencana, dia bahkan berniat untuk melaksanakannya pada malam itu juga!Sebaga
Detik berganti menit, menit pun berganti jam.Black dan ketiga kawannya makin brutal melecehkan Karina yang masih tak sadarkan diri. Kebrutalan mereka bahkan mulai menimbulkan suara-suara aneh yang dapat mengundang kecurigaan. Bagaimanapun, nafsu setan keempat penjahat biadab itu ternyata telah membuat mereka melepaskan kewaspadaan!Akibatnya, tentu saja sangat fatal.Suara-suara aneh itu berhasil memancing perhatian Morina dan Sherina, dua orang rekan Karina yang sedang berjaga di depan kamar tidur Isabela, Victoria dan Adelia.“Sssst, suara apa itu?” tanya Sherina sambil menajamkan pendengaran.“Itu … dari kamar Karina!” jawab Morina, langsung dapat menebak sumber suara aneh itu.Tanpa dikomando, kedua gadis pengawal itu melesat ke kamar kosong tempat Karina beristirahat. Begitu saja, mereka langsung terpana dengan emosi memuncak – saat membuka pintu.“Biadab!” teriak Morina seraya menerjang masuk.Sebagai pengawal papan atas Keluarga Sanjaya, dia tak butuh banyak usaha untuk membeb
Adelia memang tidak menjelaskan rencananya pada Lucy.Namun, wanita kaya berparas bidadari itu menjelaskan semuanya pada Karina dan Morina serta Sherina. Bagaimanapun, pada kenyataannya – ketiga orang pengawal wanita itulah yang sebenarnya lebih berperan dalam menjalankan kebijakan perusahaan Grup Menara Crudel.Seperti yang diharapkan dari para pengawal papan atas Keluarga Sanjaya, ketiga pengawal wanita itu pun langsung mempersiapkan segala sesuatunya sesuai dengan arahan Adelia.“Semua sudah dilaksanakan sesuai rencana, Nyonya. Orang-orang kita sudah berhasil menyusup ke pabrik obat Sanus Pharmacy dan akan langsung bergerak untuk merusak beberapa mesin produksi,” lapor Karina pada suatu hari.Sherina kemudian menambahkan, “Selain itu, seluruh klinik dan balai pengobatan yang tergabung dalam jaringan mitra asuransi Grup Menara Crudel juga sudah siap untuk mulai mengajukan pesanan obat kepada pabrik obat Sanus Pharmacy secara besar-besaran.”“Kami juga sudah menemui Tuan Vincent Marg
Tiga hari kemudian, Lucy terlihat meninggalkan rumah sakit Medicamento Hospital dengan menggunakan kursi roda bersama tiga orang pengawal wanita.Ketiga pengawal wanita itu adalah Morina, Sherina dan Karina.Tiga tahun yang lalu, mereka pernah bertugas di Wisma Adulterium sebagai pengawal pribadi Adelia sebelum wanita berparas bidadari itu resmi menjadi istri Leon.Saat itu, Karina sempat dilecehkan secara biadab oleh anak buah Rudolf yang kemudian berakhir dengan peristiwa bunuh diri Isabela Desplazado. Setelah peristiwa tragis itu, pengawal wanita malang tersebut dipaksa masuk kamp pelatihan khusus untuk mengobati trauma sekaligus meningkatkan kemampuannya. Hasilnya, dia pun menjelma menjadi salah satu pengawal wanita terkuat dan terkejam yang paling diandalkan oleh Keluarga Sanjaya! Saat ini, Karina yang bertindak sebagai pendorong kursi roda yang diduduki Lucy. Adapun Morina dan Sherina, mereka tampak berjalan tegap dengan sikap waspada di sebelah kanan dan kirinya.Selain ketiga
Sebenarnya, perpecahan dalam Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus sudah lama terjadi. Konflik tersebut berawal ketika Winston Wijaya dan Duta Besar Bernard Wijaya ternyata sama-sama berambisi untuk menguasai Morenmor!Namun, perseteruan di antara mereka tak pernah terungkap ke permukaan karena kedua orang super licik itu sama-sama pandai mengemas ambisi pribadinya di balik permusuhan abadi antara Keluarga Sanjaya dan Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus. Mereka senantiasa menjadikan konflik abadi antar keluarga teratas tersebut sebagai alasan untuk bekerja sama dan saling memanfaatkan, walaupun sebenarnya masing-masing memiliki tujuan sendiri yang amat berbeda – bahkan saling bertabrakan.Perseteruan di antara mereka baru mulai memanas sejak Negara Pecunia dan Negara Vicinus menggelar program kerjasama dalam bidang kesehatan.Dalam program kerja sama kesehatan tersebut, Winston memaksa perusahaan Sanus Pharmacy milik Grace untuk menjadi perwakilan Keluarga W
Leon datang bersama Adelia.Lucy amat terkejut ketika tidak mendapati sedikit pun raut permusuhan pada wajah kedua orang suami istri itu. Sebaliknya, senyum hangat penuh persahabatan justru terlihat menghiasi wajah pasangan paling berpengaruh di seantero Morenmor tersebut.“Apa kabar? Lama tak berjumpa,” sapa Leon ramah.“Ba … baik. Terima kasih,” jawab Lucy, entah kenapa – mendadak jadi gugup sendiri.Melihat sikap Lucy yang mendadak gugup melihat kedatangannya, Leon segera mengalihkan perhatian ke arah layar monitor di samping ranjang pasien berkaki pincang itu. Dia terlihat serius mengamati deretan angka dan grafik yang tertera di sana sebelum berkata, “Syukurlah, keadaanmu sudah jauh lebih stabil sekarang.”Leon diam sebentar dan kembali mengalihkan pandangannya pada Lucy lalu melanjutkan ucapannya, “Akan tetapi, luka-lukamu belum sembuh sepenuhnya dan masih memerlukan perawatan lanjutan. S
Fajar baru saja menjelang, matahari bahkan belum mulai tersenyum di ufuk timur.Namun, sebuah sepeda motor besar terlihat sudah melaju tanpa perhitungan di atas aspal jalanan. Tanpa basa-basi, suara kenalpotnya yang bising menerobos jendela-jendela rumah penduduk yang kebanyakan masih tertutup rapat.“Keterlaluan, pukul berapa ini?”“Dasar sinting, masih pagi sudah kebut-kebutan!”“Demi langit dan bumi, semoga orang gila itu kecelakaan!”Pagi itu, penduduk Morenmor mengawali hari dengan sumpah serapah yang tak berkesudahan.Orang-orang itu baru berhenti mengutuk ketika suara bising mesin sepeda motor yang telah mengganggu tidur mereka itu tiba-tiba berganti dengan suara lain yang jauh lebih keras. Tak perlu penjelasan apa pun, penduduk kota Morenmor langsung tahu bahwa langit telah mewujudkan kutukan yang mereka lontarkan terhadap sepeda motor pengganggu itu.Tak ada keraguan sedikit pun, sepeda motor yang meresahkan itu sepertinya memang benar-benar mengalami kecelakaan – selaras den
Riana menemui Lucy tanpa membawa pengawal seorang pun. Selain karena tugas yang sedang dilaksanakannya kali ini adalah misi rahasia yang diperintahkan secara langsung oleh Winston, dia juga amat percaya diri pada kemampuannya sebagai seorang ahli racun. Dia sama sekali tak tahu bahwa Lucy adalah seorang petarung yang cukup berpengalaman.Sebaliknya, dia bahkan menganggap wanita berkaki pincang yang saat ini berada di hadapannya adalah sosok lemah yang patut dikasihani!“Selamat siang, Nyonya. Perkenalkan, nama saya Riana Blake dari perusahaan Sanus Pharmacy. Mohon maaf, saya terpaksa membius beberapa orang pengawal di depan supaya bisa bertemu Nyonya secara pribadi tanpa harus terganggu oleh apa pun atau siapa pun. Nyonya tidak perlu cemas, mereka hanya pingsan. Mereka akan siuman satu atau dua jam lagi,” ujar Riana datar penuh intimidasi, tanpa menunjukkan rasa bersalah sedikit pun.Beberapa saat lalu, dia memang telah meracuni seluruh petugas keamanan yang berjaga di depan kantor
Edward mungkin naif.Akan tetapi, dia tidak bodoh!Dia langsung waspada ketika tiba-tiba Lucy Sasmita menemuinya secara rahasia sambil membawa satu bundel berkas dokumen perusahaan Grup Menara Crudel. Apalagi, gadis tomboy berkaki pincang itu mengaku disuruh oleh Donald Wijaya.“Donald hanya memintamu untuk tanda tangan,” ucap Lucy tegas, tanpa basa-basi sedikit pun.Edward tersenyum jijik mendengar ucapan Lucy.Sekali lagi, dia membaca seluruh berkas perusahaan yang dibawa oleh gadis tomboy itu. Tak butuh banyak penjelasan, dia langsung paham bahwa Donald Wijaya berniat mengambil alih Grup Menara Crudel dan akan mengaktifkannya kembali – secepatnya.“Sebenarnya, aku tidak keberatan sama sekali untuk tanda tangan. Sejak awal, perusahaan Grup Menara Crudel memang didirikan atas prakarsa Donald dan Duta Besar Bernard Wijaya. Namun, kontribusi dan pengorbananku juga tidak sedikit. Tanpa diriku, perusahaan itu tidak akan pernah ada!” ucap Edward sinis, tanpa mengalihkan pandangan sedikit
Restoran Cheap Cibum adalah sebuah rumah makan besar yang terletak tak terlalu jauh dari komplek kediaman Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus. Menu yang tersedia amat terbatas, hanya camilan sederhana dan minuman kelas bawah yang justru dibanderol dengan harga amat mahal. Tak perlu banyak penjelasan, sejatinya – restoran ini memang tidak menjual makanan atau minuman sebagai sumber pendapatan utamanya.Tidak ada orang yang datang ke restoran Cheap Cibum untuk makan atau minum!Mereka yang datang ke restoran itu kebanyakan merupakan orang-orang misterius dengan latar belakang tak jelas, bahkan cenderung mengerikan. Biasanya, mereka datang untuk menjual atau membeli informasi. Selain itu, ada pula yang datang untuk mencari orang bayaran yang bersedia melakukan pekerjaan kotor – seperti menculik atau menghabisi orang!Di luar dugaan, Donald Wijaya ternyata adalah salah satu pelanggan VIP Cheap Cibum.Walaupun tidak terlalu sering berkunjung, tak a
Begitu saja, rencana Winston telah maju selangkah.Lelaki tua bertampang bengis itu berhasil menggiring hampir seluruh anggota Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus untuk mengikuti rencananya. Tanpa banyak tenaga, dia berhasil mendapatkan dukungan dari hampir semua tetua dan pemimpin keluarga cabang. Sudah barang tentu, semuanya sepakat untuk mendukung idenya membangun pabrik obat baru di Morenmor – tentu saja di bawah naungan tanggung jawab Grace selaku pemegang saham terbesar Sanus Phamacy.Sukses dengan langkah pertama, Winston segera melanjutkan dengan langkah kedua. Tanpa membuang waktu sedikit pun, dia langsung menempatkan satu orang kepercayaannya untuk mendampingi sekaligus mengawasi Grace dalam menjalankan proyek pembangunan pabrik obat tersebut.Orang kepercayaan Winston tersebut bernama Riana Blake.Dia adalah seorang wanita setengah baya berusia antara 35 atau 40 tahun yang sebenarnya bukan anggota Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus sama