Fajar mulai menyingsing. Semburat merah terlihat menghiasi kaki langit sebelah timur. Sepasang mata Brian Atmaja juga tampak kemerahan karena kurang tidur. Sebenarnya, pemimpin Keluarga Atmaja itu bukan kurang tidur. Dia bahkan belum tidur sama sekali sejak kemarin. Dia terus terjaga karena tak kunjung menemukan cara terbaik untuk menyesaikan masalah yang dibuat oleh Pamela. Pamela telah merencanakan pembunuhan terhadap Soraya Clint, menantu kedua Keluarga Sanjaya! Itu sama sekali bukan masalah sederhana! Keluarga Sanjaya pasti akan mengusut masalah tersebut hingga tuntas. Jika sudah begitu, siapa pun yang terlibat tak akan mungkin bisa lolos. Bahkan Pamela sebagai ibu kandung dari dua orang cucu perempuan Kakek Sanjaya pun tetap akan mendapatkan hukuman yang amat berat, yaitu harus merenungi kesalahan dengan cara menjalani kehidupan yang dingin dan gelap di penjara bawah tanah istana Keluarga Sanjaya. Brian tahu persis hukuman yang menanti putri sulungnya. Dia sadar sepenuhny
Cinta Lucas dan Rebeca memang tak pernah menyatu.Namun, tak pernah mati juga!Terus ada dan tetap bertahan, walau harus teronggok hina selama belasan tahun di dasar hati yang nyaris membeku. Terselip nista di sela puing-puing harapan yang kandas di bawah penindasan reputasi dan keangkuhan nama besar keluarga. Membuat Lucas menjelma menjadi seorang pria dingin dan kejam tanpa ampun, sekaligus mengubah Rebeca menjadi seorang wanita tomboy yang tak pernah mengizinkan lelaki mana pun mendekat.Lucas dan Rebeca tak pernah menyangka bahwa mereka harus bertemu kembali dalam situasi yang amat canggung, karena masing-masing membawa kepentingan yang saling berseberangan.Sedangkan Leon, dia ternyata cukup cermat untuk langsung menyadari dan memahami suasana canggung terjadi di antara Lucas dan Rebeca. Lebih dari itu, putra angkat Martin Sindoro itu bahkan langsung terpikir untuk mengambil keuntungan dari situasi canggung itu.Entah kenapa, tiba-tiba saja cucu Kakek Sanjaya itu melihat kesempat
Hari itu juga, Rebeca berangkat ke Bukit Desperato untuk menemui Pamela.Di luar dugaan, justru Pamela tidak tampak terkejut sama sekali melihat kedatangan adik bungsunya. Putri sulung Brian Atmaja itu bahkan langsung bertanya, “Siapa yang menyuruhmu datang ke sini, Ayah atau Leon?”“Leon,” jawab Rebeca singkat.Pamela tersenyum tipis lalu bertanya lagi, “Apa yang dia inginkan?”Rebeca menggeleng lemah seraya berkata lirih, “Tidak penting untuk membahas apa yang dia inginkan, apalagi aku juga tahu bahwa kamu pasti tidak akan mengabulkannya. Saat ini aku hanya ingin memastikan bahwa kamu punya cara untuk menyelamatkan keluarga kita dari kemarahan Keluarga Sanjaya. Jika tadi pagi aku tidak bertemu Lucas, mungkin nasib Keluarga Atmaja saat ini sudah sama seperti Keluarga Clint. Sekarang, semua tergantung kamu.”Senyum di bibir Pamela terlihat makin tipis.Janda pertama mendiang Jenderal Charles Sanjaya itu amat mengerti makna yang tersirat di balik setiap kata yang diucapkan oleh adiknya
Rebeca tidak membuang waktu.Dia segera menghubungi Lucas untuk mengatur pertemuan pribadi dengan Kakek Sanjaya. Tidak kepalang tanggung, adik kandung Pamela Atmaja itu bahkan menjanjikan dirinya sendiri sebagai hadiah bagi pengawal senior Keluarga Sanjaya itu apabila pertemuan tersebut dapat menghasilkan pengampunan untuk Keluarga Atmaja.Sayang, Lucas hanya menggeleng saat mendengar permintaannya.“Tolonglah, Lucas. Aku hanya ingin menyelamatkan keluargaku. Selama Tuan Besar Wilson Sanjaya bersedia mengampuni Keluarga Atmaja, aku akan memaksa ayahku untuk menerimamu dan membiarkan aku menjadi milikmu!” bujuk Rebeca, memohon tanpa memikirkan reputasi dan harga dirinya.Namun, Lucas tetap menggeleng.“Kenapa? Apakah kamu sudah tidak menginginkan diriku lagi? Apakah tidak ada lagi sedikitpun rasa cintamu padaku yang tersisa? Atau kamu tidak percaya padaku dan takut aku akan menipumu? Baiklah, aku mengerti. Jika kamu memang takut aku akan ingkar janji, aku bersedia menyerahkan diriku ke
Lucas memang tidak mengajak Rebeca menemui Kakek Sanjaya. Sebaliknya, dia justru berencana membawa putri bungsu Keluarga Atmaja itu menghadap Martin.Sesuai arahan Martin, dia akan membawa Rebeca menemui lelaki gagah berlengan tunggal itu di suatu lapangan terpencil di pinggiran Granda Peko yang letaknya tak terlalu jauh dari vila rahasia yang sekarang ditempati oleh Leon dan Adelia.Saat itu, hari sudah larut malam. Suasana di sekitar lapangan yang ditetapkan sebagai tempat pertemuan tampak gelap dan sedikit mencekam, tanpa ada seorang pun yang terlihat di sana.Lucas memacu mobil Humvee yang dikendarainya memasuki area yang sangat terpencil itu tanpa keraguan sedikit pun. Sementara di sebelahnya, Rebeca tampak sedikit bingung dan khawatir saat menyadari bahwa kendaraan yang mereka tumpangi ternyata sudah tidak lagi berjalan di atas aspal.“Tempat apa ini? Mau ke mana kita sebenarnya?” tanya Rebeca, antara bingung dan penasaran.Lucas menjawab santai, “Jangan khawatir, aku tidak akan
Rebeca mengangkat wajahnya perlahan.Dia memandang Martin dengan tatapan memohon.Wanita matang berpenampilan tomboy itu kemudian berlutut di tanah dan berkata lirih, “Maafkan saya, Tuan. Keluarga Atmaja telah melakukan banyak kesalahan, saya sungguh tidak berguna. Mohon hukum saya, Tuan.”Martin hanya tersenyum tipis. Pria tua berlengan tunggal itu tahu bahwa gadis tua yang pernah menjadi muridnya itu sebenarnya tak memiliki banyak peran dalam Keluarga Atmaja.“Kamu pernah menjadi muridku dan aku tidak melihat kamu melakukan kesalahan apa pun. Bangunlah, tidak seharusnya kamu berlutut dan menanggung kesalahan Keluarga Atmaja!” sahut Martin seraya mengibaskan tangannya yang hanya tinggal sebelah.Namun, Rebeca tidak bergerak.Sepertinya, dia bertekad untuk menjadikan dirinya sebagai tumbal kesalahan Keluarga Atmaja.Dia bahkan berkata, “Maaf, Tuan. Saya adalah putri Keluarga Atmaja, punya kewajiban untuk berbakti pada keluarga. Mohon jatuhkan hukuman pada saya, Tuan. Setidaknya hukuml
Martin berindak cepat.Malam itu juga, dia memerintahkan Lucas untuk menempatkan pasukan pengawal Keluarga Sanjaya di sekitar kediaman Keluarga Atmaja. Selain itu, dia juga memerintahkan beberapa orang terbaiknya agar segera bergerak ke puncak Bukit Desperato untuk menculik Pamela.Sementara, dia sendiri segera kembali ke Morenmor untuk menghadap Kakek Sanjaya dan melaporkan hasil pembicaraannya dengan Rebeca Atmaja.“Menurut pengakuan Rebeca, Nyonya Pamela juga sudah memberitahu Nyonya Soraya tentang identitas Leon yang sebenarnya,” ujar Martin menghakhiri laporannya.“Apakah Leon sudah tahu?” tanya Kakek Sanjaya.“Belum, Tuan Besar. Sejauh ini hanya Nyonya Pamela, Nyonya Soraya, dan Rebeca, serta saya dan Tuan Besar yang mengetahui hal ini. Apakah Tuan Besar ingin agar saya memberitahu Tuan Muda?” jawab Martin, tiba-tiba sudah menyebut Leon dengan sebutan Tuan Muda.Kakek Sanjaya menggeleng dan menjawab, “Tidak perlu, aku sendiri yang akan bicara padanya!”Martin langsung menyambut
Martin masih terdiam.Dia memandang Kakek Sanjaya dengan tatapan bersalah yang penuh penyesalan.Samar-samar terdengar suaranya memohon maaf, “Maafkan saya, Tuan Besar. Saya tidak berpikir hingga sejauh itu. Saya akan mencari cara lain agar Nona Adelia dan Tuan Muda Leon dapat saling menerima dan memahami sebagaimana yang seharusnya. Saya berjanji, mereka akan dipersatukan di bawah restu Tuan Besar sebagai kakek kandung Tuan Muda Leon!”Kakek Sanjaya mendengus pendek seraya mengibaskan tangan.“Sudahlah, lupakan saja! Sekarang, panggil kedua anak itu. Aku akan bicara dengan mereka,” titah pemimpin Keluarga Sanjaya itu tak ingin terlalu menekan orang kepercayaan yang juga merupakan anak angkatnya itu.Martin segera bergerak.Tidak sampai lima menit kemudian, dia sudah kembali bersama Leon dan Adelia.Kakek Sanjaya tidak membuang waktu dan langsung angkat bicara, “Leon, Adelia, apakah kalian tahu kenapa aku memanggil kalian?”Leon dan Adelia saling berpandangan sejenak, lalu menggeleng
Adelia memang tidak menjelaskan rencananya pada Lucy.Namun, wanita kaya berparas bidadari itu menjelaskan semuanya pada Karina dan Morina serta Sherina. Bagaimanapun, pada kenyataannya – ketiga orang pengawal wanita itulah yang sebenarnya lebih berperan dalam menjalankan kebijakan perusahaan Grup Menara Crudel.Seperti yang diharapkan dari para pengawal papan atas Keluarga Sanjaya, ketiga pengawal wanita itu pun langsung mempersiapkan segala sesuatunya sesuai dengan arahan Adelia.“Semua sudah dilaksanakan sesuai rencana, Nyonya. Orang-orang kita sudah berhasil menyusup ke pabrik obat Sanus Pharmacy dan akan langsung bergerak untuk merusak beberapa mesin produksi,” lapor Karina pada suatu hari.Sherina kemudian menambahkan, “Selain itu, seluruh klinik dan balai pengobatan yang tergabung dalam jaringan mitra asuransi Grup Menara Crudel juga sudah siap untuk mulai mengajukan pesanan obat kepada pabrik obat Sanus Pharmacy secara besar-besaran.”“Kami juga sudah menemui Tuan Vincent Marg
Tiga hari kemudian, Lucy terlihat meninggalkan rumah sakit Medicamento Hospital dengan menggunakan kursi roda bersama tiga orang pengawal wanita.Ketiga pengawal wanita itu adalah Morina, Sherina dan Karina.Tiga tahun yang lalu, mereka pernah bertugas di Wisma Adulterium sebagai pengawal pribadi Adelia sebelum wanita berparas bidadari itu resmi menjadi istri Leon.Saat itu, Karina sempat dilecehkan secara biadab oleh anak buah Rudolf yang kemudian berakhir dengan peristiwa bunuh diri Isabela Desplazado. Setelah peristiwa tragis itu, pengawal wanita malang tersebut dipaksa masuk kamp pelatihan khusus untuk mengobati trauma sekaligus meningkatkan kemampuannya. Hasilnya, dia pun menjelma menjadi salah satu pengawal wanita terkuat dan terkejam yang paling diandalkan oleh Keluarga Sanjaya! Saat ini, Karina yang bertindak sebagai pendorong kursi roda yang diduduki Lucy. Adapun Morina dan Sherina, mereka tampak berjalan tegap dengan sikap waspada di sebelah kanan dan kirinya.Selain ketiga
Sebenarnya, perpecahan dalam Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus sudah lama terjadi. Konflik tersebut berawal ketika Winston Wijaya dan Duta Besar Bernard Wijaya ternyata sama-sama berambisi untuk menguasai Morenmor!Namun, perseteruan di antara mereka tak pernah terungkap ke permukaan karena kedua orang super licik itu sama-sama pandai mengemas ambisi pribadinya di balik permusuhan abadi antara Keluarga Sanjaya dan Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus. Mereka senantiasa menjadikan konflik abadi antar keluarga teratas tersebut sebagai alasan untuk bekerja sama dan saling memanfaatkan, walaupun sebenarnya masing-masing memiliki tujuan sendiri yang amat berbeda – bahkan saling bertabrakan.Perseteruan di antara mereka baru mulai memanas sejak Negara Pecunia dan Negara Vicinus menggelar program kerjasama dalam bidang kesehatan.Dalam program kerja sama kesehatan tersebut, Winston memaksa perusahaan Sanus Pharmacy milik Grace untuk menjadi perwakilan Keluarga W
Leon datang bersama Adelia.Lucy amat terkejut ketika tidak mendapati sedikit pun raut permusuhan pada wajah kedua orang suami istri itu. Sebaliknya, senyum hangat penuh persahabatan justru terlihat menghiasi wajah pasangan paling berpengaruh di seantero Morenmor tersebut.“Apa kabar? Lama tak berjumpa,” sapa Leon ramah.“Ba … baik. Terima kasih,” jawab Lucy, entah kenapa – mendadak jadi gugup sendiri.Melihat sikap Lucy yang mendadak gugup melihat kedatangannya, Leon segera mengalihkan perhatian ke arah layar monitor di samping ranjang pasien berkaki pincang itu. Dia terlihat serius mengamati deretan angka dan grafik yang tertera di sana sebelum berkata, “Syukurlah, keadaanmu sudah jauh lebih stabil sekarang.”Leon diam sebentar dan kembali mengalihkan pandangannya pada Lucy lalu melanjutkan ucapannya, “Akan tetapi, luka-lukamu belum sembuh sepenuhnya dan masih memerlukan perawatan lanjutan. S
Fajar baru saja menjelang, matahari bahkan belum mulai tersenyum di ufuk timur.Namun, sebuah sepeda motor besar terlihat sudah melaju tanpa perhitungan di atas aspal jalanan. Tanpa basa-basi, suara kenalpotnya yang bising menerobos jendela-jendela rumah penduduk yang kebanyakan masih tertutup rapat.“Keterlaluan, pukul berapa ini?”“Dasar sinting, masih pagi sudah kebut-kebutan!”“Demi langit dan bumi, semoga orang gila itu kecelakaan!”Pagi itu, penduduk Morenmor mengawali hari dengan sumpah serapah yang tak berkesudahan.Orang-orang itu baru berhenti mengutuk ketika suara bising mesin sepeda motor yang telah mengganggu tidur mereka itu tiba-tiba berganti dengan suara lain yang jauh lebih keras. Tak perlu penjelasan apa pun, penduduk kota Morenmor langsung tahu bahwa langit telah mewujudkan kutukan yang mereka lontarkan terhadap sepeda motor pengganggu itu.Tak ada keraguan sedikit pun, sepeda motor yang meresahkan itu sepertinya memang benar-benar mengalami kecelakaan – selaras den
Riana menemui Lucy tanpa membawa pengawal seorang pun. Selain karena tugas yang sedang dilaksanakannya kali ini adalah misi rahasia yang diperintahkan secara langsung oleh Winston, dia juga amat percaya diri pada kemampuannya sebagai seorang ahli racun. Dia sama sekali tak tahu bahwa Lucy adalah seorang petarung yang cukup berpengalaman.Sebaliknya, dia bahkan menganggap wanita berkaki pincang yang saat ini berada di hadapannya adalah sosok lemah yang patut dikasihani!“Selamat siang, Nyonya. Perkenalkan, nama saya Riana Blake dari perusahaan Sanus Pharmacy. Mohon maaf, saya terpaksa membius beberapa orang pengawal di depan supaya bisa bertemu Nyonya secara pribadi tanpa harus terganggu oleh apa pun atau siapa pun. Nyonya tidak perlu cemas, mereka hanya pingsan. Mereka akan siuman satu atau dua jam lagi,” ujar Riana datar penuh intimidasi, tanpa menunjukkan rasa bersalah sedikit pun.Beberapa saat lalu, dia memang telah meracuni seluruh petugas keamanan yang berjaga di depan kantor
Edward mungkin naif.Akan tetapi, dia tidak bodoh!Dia langsung waspada ketika tiba-tiba Lucy Sasmita menemuinya secara rahasia sambil membawa satu bundel berkas dokumen perusahaan Grup Menara Crudel. Apalagi, gadis tomboy berkaki pincang itu mengaku disuruh oleh Donald Wijaya.“Donald hanya memintamu untuk tanda tangan,” ucap Lucy tegas, tanpa basa-basi sedikit pun.Edward tersenyum jijik mendengar ucapan Lucy.Sekali lagi, dia membaca seluruh berkas perusahaan yang dibawa oleh gadis tomboy itu. Tak butuh banyak penjelasan, dia langsung paham bahwa Donald Wijaya berniat mengambil alih Grup Menara Crudel dan akan mengaktifkannya kembali – secepatnya.“Sebenarnya, aku tidak keberatan sama sekali untuk tanda tangan. Sejak awal, perusahaan Grup Menara Crudel memang didirikan atas prakarsa Donald dan Duta Besar Bernard Wijaya. Namun, kontribusi dan pengorbananku juga tidak sedikit. Tanpa diriku, perusahaan itu tidak akan pernah ada!” ucap Edward sinis, tanpa mengalihkan pandangan sedikit
Restoran Cheap Cibum adalah sebuah rumah makan besar yang terletak tak terlalu jauh dari komplek kediaman Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus. Menu yang tersedia amat terbatas, hanya camilan sederhana dan minuman kelas bawah yang justru dibanderol dengan harga amat mahal. Tak perlu banyak penjelasan, sejatinya – restoran ini memang tidak menjual makanan atau minuman sebagai sumber pendapatan utamanya.Tidak ada orang yang datang ke restoran Cheap Cibum untuk makan atau minum!Mereka yang datang ke restoran itu kebanyakan merupakan orang-orang misterius dengan latar belakang tak jelas, bahkan cenderung mengerikan. Biasanya, mereka datang untuk menjual atau membeli informasi. Selain itu, ada pula yang datang untuk mencari orang bayaran yang bersedia melakukan pekerjaan kotor – seperti menculik atau menghabisi orang!Di luar dugaan, Donald Wijaya ternyata adalah salah satu pelanggan VIP Cheap Cibum.Walaupun tidak terlalu sering berkunjung, tak a
Begitu saja, rencana Winston telah maju selangkah.Lelaki tua bertampang bengis itu berhasil menggiring hampir seluruh anggota Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus untuk mengikuti rencananya. Tanpa banyak tenaga, dia berhasil mendapatkan dukungan dari hampir semua tetua dan pemimpin keluarga cabang. Sudah barang tentu, semuanya sepakat untuk mendukung idenya membangun pabrik obat baru di Morenmor – tentu saja di bawah naungan tanggung jawab Grace selaku pemegang saham terbesar Sanus Phamacy.Sukses dengan langkah pertama, Winston segera melanjutkan dengan langkah kedua. Tanpa membuang waktu sedikit pun, dia langsung menempatkan satu orang kepercayaannya untuk mendampingi sekaligus mengawasi Grace dalam menjalankan proyek pembangunan pabrik obat tersebut.Orang kepercayaan Winston tersebut bernama Riana Blake.Dia adalah seorang wanita setengah baya berusia antara 35 atau 40 tahun yang sebenarnya bukan anggota Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus sama