Kakek Sanjaya terdiam cukup lama.Ucapan Martin mengingatkan lelaki tua kaya raya itu pada sumpah Leon setahun yang lalu.Waktu itu, Leon berjanji untuk melindungi tahta Keluarga Sanjaya dengan nyawanya sampai cucu lelaki Kakek Sanjaya yang hilang 24 tahun lalu berhasil ditemukan.Mungkinkah Martin juga mengetahui tentang sumpah Leon itu?Kakek Sanjaya memandang Martin dengan tatapan curiga seraya bertanya, “Apa maksudmu dengan mengatakan bahwa suatu saat nanti Keluarga Sanjaya akan sangat mengandalkan Leon dan Adelia? Apakah kamu mengetahui sesuatu yang tidak aku ketahui?”Martin menjawab lirih, “Saya tidak bermaksud apa-apa, Tuan Besar. Namun, saat ini tidak seorang pun dari generasi muda Keluarga Sanjaya yang dapat diandalkan. Status Leon hanyalah cucu angkat, tetapi justru dia yang paling peduli pada kelangsungan dan keselamatan Keluarga Sanjaya. Sementara yang lain, mereka justru sibuk berebut harta dan mengalihkan kekakayan sambil bersiap menyelamatkan diri sendiri jika suatu sa
Suasana mendadak hening selama beberapa saat. Tak seorang pun bersuara, sementara malam beranjak semakin tinggi seiring desir angin yang berembus dingin.Adelia masih tertunduk dengan wajah memerah.Sementara di sebelahnya, Leon tampak seperti sedang berpikir keras.“Ada apa? Apakah kalian keberatan?” tanya Martin memecah kesunyian.Mendengar pertanyaan Martin, Adelia tampak menggeleng tanpa mengangkat wajah. Samar-samar terdengar suaranya menjawab pelan, “Saya tidak punya hak untuk memutuskan, Tuan. Semua tergantung Leon. Jika dia setuju, maka saya tidak akan menolak. Sebaliknya, saya juga tidak akan memaksa jika dia keberatan.” Leon langsung terhenyak mendengar ucapan Adelia.Dia kemudian memegang dagu gadis berparas bidadari itu, lalu mengangkatnya hingga kedua pasang mata mereka saling bertatapan dalam dua buah garis lurus yang sejajar.“Kamu ingin aku setuju atau menolak?” tanya Leon setengah menggoda.Adelia menjawab tegas, “Aku sudah menjadi milikmu, apa pun jawabanku tentu
Fajar mulai menyingsing. Semburat merah terlihat menghiasi kaki langit sebelah timur. Sepasang mata Brian Atmaja juga tampak kemerahan karena kurang tidur. Sebenarnya, pemimpin Keluarga Atmaja itu bukan kurang tidur. Dia bahkan belum tidur sama sekali sejak kemarin. Dia terus terjaga karena tak kunjung menemukan cara terbaik untuk menyesaikan masalah yang dibuat oleh Pamela. Pamela telah merencanakan pembunuhan terhadap Soraya Clint, menantu kedua Keluarga Sanjaya! Itu sama sekali bukan masalah sederhana! Keluarga Sanjaya pasti akan mengusut masalah tersebut hingga tuntas. Jika sudah begitu, siapa pun yang terlibat tak akan mungkin bisa lolos. Bahkan Pamela sebagai ibu kandung dari dua orang cucu perempuan Kakek Sanjaya pun tetap akan mendapatkan hukuman yang amat berat, yaitu harus merenungi kesalahan dengan cara menjalani kehidupan yang dingin dan gelap di penjara bawah tanah istana Keluarga Sanjaya. Brian tahu persis hukuman yang menanti putri sulungnya. Dia sadar sepenuhny
Cinta Lucas dan Rebeca memang tak pernah menyatu.Namun, tak pernah mati juga!Terus ada dan tetap bertahan, walau harus teronggok hina selama belasan tahun di dasar hati yang nyaris membeku. Terselip nista di sela puing-puing harapan yang kandas di bawah penindasan reputasi dan keangkuhan nama besar keluarga. Membuat Lucas menjelma menjadi seorang pria dingin dan kejam tanpa ampun, sekaligus mengubah Rebeca menjadi seorang wanita tomboy yang tak pernah mengizinkan lelaki mana pun mendekat.Lucas dan Rebeca tak pernah menyangka bahwa mereka harus bertemu kembali dalam situasi yang amat canggung, karena masing-masing membawa kepentingan yang saling berseberangan.Sedangkan Leon, dia ternyata cukup cermat untuk langsung menyadari dan memahami suasana canggung terjadi di antara Lucas dan Rebeca. Lebih dari itu, putra angkat Martin Sindoro itu bahkan langsung terpikir untuk mengambil keuntungan dari situasi canggung itu.Entah kenapa, tiba-tiba saja cucu Kakek Sanjaya itu melihat kesempat
Hari itu juga, Rebeca berangkat ke Bukit Desperato untuk menemui Pamela.Di luar dugaan, justru Pamela tidak tampak terkejut sama sekali melihat kedatangan adik bungsunya. Putri sulung Brian Atmaja itu bahkan langsung bertanya, “Siapa yang menyuruhmu datang ke sini, Ayah atau Leon?”“Leon,” jawab Rebeca singkat.Pamela tersenyum tipis lalu bertanya lagi, “Apa yang dia inginkan?”Rebeca menggeleng lemah seraya berkata lirih, “Tidak penting untuk membahas apa yang dia inginkan, apalagi aku juga tahu bahwa kamu pasti tidak akan mengabulkannya. Saat ini aku hanya ingin memastikan bahwa kamu punya cara untuk menyelamatkan keluarga kita dari kemarahan Keluarga Sanjaya. Jika tadi pagi aku tidak bertemu Lucas, mungkin nasib Keluarga Atmaja saat ini sudah sama seperti Keluarga Clint. Sekarang, semua tergantung kamu.”Senyum di bibir Pamela terlihat makin tipis.Janda pertama mendiang Jenderal Charles Sanjaya itu amat mengerti makna yang tersirat di balik setiap kata yang diucapkan oleh adiknya
Rebeca tidak membuang waktu.Dia segera menghubungi Lucas untuk mengatur pertemuan pribadi dengan Kakek Sanjaya. Tidak kepalang tanggung, adik kandung Pamela Atmaja itu bahkan menjanjikan dirinya sendiri sebagai hadiah bagi pengawal senior Keluarga Sanjaya itu apabila pertemuan tersebut dapat menghasilkan pengampunan untuk Keluarga Atmaja.Sayang, Lucas hanya menggeleng saat mendengar permintaannya.“Tolonglah, Lucas. Aku hanya ingin menyelamatkan keluargaku. Selama Tuan Besar Wilson Sanjaya bersedia mengampuni Keluarga Atmaja, aku akan memaksa ayahku untuk menerimamu dan membiarkan aku menjadi milikmu!” bujuk Rebeca, memohon tanpa memikirkan reputasi dan harga dirinya.Namun, Lucas tetap menggeleng.“Kenapa? Apakah kamu sudah tidak menginginkan diriku lagi? Apakah tidak ada lagi sedikitpun rasa cintamu padaku yang tersisa? Atau kamu tidak percaya padaku dan takut aku akan menipumu? Baiklah, aku mengerti. Jika kamu memang takut aku akan ingkar janji, aku bersedia menyerahkan diriku ke
Lucas memang tidak mengajak Rebeca menemui Kakek Sanjaya. Sebaliknya, dia justru berencana membawa putri bungsu Keluarga Atmaja itu menghadap Martin.Sesuai arahan Martin, dia akan membawa Rebeca menemui lelaki gagah berlengan tunggal itu di suatu lapangan terpencil di pinggiran Granda Peko yang letaknya tak terlalu jauh dari vila rahasia yang sekarang ditempati oleh Leon dan Adelia.Saat itu, hari sudah larut malam. Suasana di sekitar lapangan yang ditetapkan sebagai tempat pertemuan tampak gelap dan sedikit mencekam, tanpa ada seorang pun yang terlihat di sana.Lucas memacu mobil Humvee yang dikendarainya memasuki area yang sangat terpencil itu tanpa keraguan sedikit pun. Sementara di sebelahnya, Rebeca tampak sedikit bingung dan khawatir saat menyadari bahwa kendaraan yang mereka tumpangi ternyata sudah tidak lagi berjalan di atas aspal.“Tempat apa ini? Mau ke mana kita sebenarnya?” tanya Rebeca, antara bingung dan penasaran.Lucas menjawab santai, “Jangan khawatir, aku tidak akan
Rebeca mengangkat wajahnya perlahan.Dia memandang Martin dengan tatapan memohon.Wanita matang berpenampilan tomboy itu kemudian berlutut di tanah dan berkata lirih, “Maafkan saya, Tuan. Keluarga Atmaja telah melakukan banyak kesalahan, saya sungguh tidak berguna. Mohon hukum saya, Tuan.”Martin hanya tersenyum tipis. Pria tua berlengan tunggal itu tahu bahwa gadis tua yang pernah menjadi muridnya itu sebenarnya tak memiliki banyak peran dalam Keluarga Atmaja.“Kamu pernah menjadi muridku dan aku tidak melihat kamu melakukan kesalahan apa pun. Bangunlah, tidak seharusnya kamu berlutut dan menanggung kesalahan Keluarga Atmaja!” sahut Martin seraya mengibaskan tangannya yang hanya tinggal sebelah.Namun, Rebeca tidak bergerak.Sepertinya, dia bertekad untuk menjadikan dirinya sebagai tumbal kesalahan Keluarga Atmaja.Dia bahkan berkata, “Maaf, Tuan. Saya adalah putri Keluarga Atmaja, punya kewajiban untuk berbakti pada keluarga. Mohon jatuhkan hukuman pada saya, Tuan. Setidaknya hukuml