Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 74Pov Author"Mbak Yu Saropah?" Bu Saropah bengong melihat siapa yang memanggilnya. "Yu Karti?" jerit Bu Saropah begitu tahu yang menyapanya adalah tetangganya yang beberapa tahun lalu pindah ke daerah lain. Namun, kini kembali ke daerah sini lagi."Lagi belanja?" Perempuan yang dipanggil Yu Karti itu mendekat. Ia yang sudah selesai belanja dengan kedua tangannya menenteng barang, segera menurunkan di tanah. Lalu, mengulurkan tangan pada perempuan yang baru saja menyapanya."Iya, Yu! Aku lagi belanja untuk dagang di sekitar rumah…." Bu Saropah menggantungkan ucapannya karena tidak ingin Bu Karti mengetahui tentang keberadaannya yang tinggal di rumah Nunik.Bu Saropah tidak ingin Yu Karti mengetahui tentang pernikahan Fathan dan Nunik. Sebab, dulu Nunik adalah wanita yang tidak direstui olehnya. "Kenapa?" Bu Karti penasaran akan perubahan wajah dan sikap teman kecil sekaligus tetangganya dulu itu. "Ah, nggak! Aku selesaikan belanjaan ini dulu. N
Izinkan Suamimu Menikah LagiPov Bu Saropah"Yu, aku pamit pulang dulu, ya! Assalamu'alaikum." Setelah mendengarkan ucapan Yu Karti yang panjang dan lebar itu, aku mulai menyadari ternyata Nabila memang lebih baik dari Nunik. Rasa bersalah di hati ini terhadap Nabila kian membuncah.Sepanjang perjalanan, perasaanku tak karuan rasanya. Ada sakit hati dan kecewa terhadap diri sendiri serta nelangsa membayangkan jika aku berada di posisi Nabila dan perasaan lainnya yang aku sendiri bingung menjabarkannya. Aku berusaha menahan tangis yang hampir-hampir saja jatuh saking kuatnya rasa penyesalan ini. Untung saja jalanan sepi dan aku hanya menjinjing belanjaan di satu sisi, sehingga bisa leluasa mengelap tangis yang berhasil lolos di salah satu ujung mataku tanpa merasakan malu sedikitpun. Tak lupa aku menepuk-nepuk dada agar rasa sesak ini segera hilang. Aku ingin segera pergi dari tempat ini, tempat yang menyadarkan aku dari kesalahan pada Nabila. Awalnya aku berniat langsung pulang sa
Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 76Pov Author Merasakan punggung tangan yang basah, Bu Saropah segera mengelus punggung Nabila. Nabila mendongak, saat tangannya dielus oleh Ibu mertua, lalu perempuan cantik itu mensejajarkan diri dengan sang mertua. Kemudian ia tersenyum sangat manis, menyatakan dirinya benar-benar tulus memberikan maaf untuk wanita yang telah melahirkan suaminya, dan tanpa rasa sungkan ia pun meminta maaf pada Bu Saropah."Oh iya, Bu! Ibu dari mana bawa belanjaan sebanyak itu?" tanya Nabila memecah keheningan seraya melongok ke arah pintu di mana tas belanjaan teronggok. "Ibu tadi pulang dari pasar. Itu belanjaan untuk kebutuhan ibu dagang pecel uleg hari esok." Bu Saropah menjelaskan seraya sesekali meraup wajahnya yang sembab. "Dagang pecel?" Nabila mengernyitkan dahinya, ia sama sekali belum menangkap omongan mertuanya tersebut. Wajar saja,karena Nabila sama sekali tidak tahu menahu soal apapun menyangkut sang ibu mertua setelah menetap di rumah Nunik.Melihat
Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 77Pov author"Halo, assalamu'alaikum, Bu!" Senyum Bu Saropah mengembang sempurna tatkala teleponnya langsung diangkat oleh Nabila di seberang sana. "Waalaikumsalam, Bil! Lagi apa, ibu ganggu nggak?" sahut Bu Saropah dengan berbasa-basi. "Oh, nggak kok, Bu! Ada apa, Bu?" Nabila yang sedang sibuk di depan laptop pun menyudahi kegiatan tersebut demi menyimak pembicaraan mertuanya."Begini, ibu punya rencana mau mengajak kalian berlibur ke pantai minggu depan. Apakah kalian bisa, terutama Fathan? Ibu pengen liburan ke pantai yang belum pernah kita lakukan," jelas Bu Saropah dengan nada penuh harap. Nabila di tempatnya mendengarkan dengan hati yang terenyuh, ia menangkap ada ketulusan di diri sang ibu mertua yang sebentar lagi akan menjadi nenek dari janin di dalam perutnya itu. "In syaa Allah kami bisa, Bu! Ngomong-ngomong ibu sudah menentukan harinya?" tanya Nabila penuh antusias, bermaksud tidak akan mengecewakan sang mertua. "Belum, sih! Kira-k
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 78Pov Author"Huh! Menyebalkan banget! Apa-apaan mereka pakai pamer segala?" Dengan mengepalkan tangan, Nunik menggerutu. Dadanya naik turun, jantung memompa darah lebih kencang dari biasanya. Emosi tampak jelas di wajah perempuan yang sudah lama tidak dikunjungi oleh Fathan tersebut."Ibu kami ke sana duluan, ya?" izin Nabila pada sang mertua seraya mengapit lengan sang sang suami. Bukan tanpa sebab, kemarin pada saat pembicaraan akan rencana liburan ini, Bu Saropah ingin bertiga saja. Namun, kenyataan berbicara lain. Maka dari itu, Nabila ingin berpisah saja agar tidak ada Nunik-nya.Dengan pasrah, akhirnya Bu Saropah mengizinkan Nabila dan Fathan pergi. Bukan hanya Nabila saja yang kecewa dengan keadaan saat ini, tapi dirinya juga. Saat sepasang suami istri itu melenggang pergi melewati beberapa gerombolan pengunjung, ada seseorang di tempatnya yang memandang penuh kebencian dengan senyum membahayakan saat punggung kedua orang tersebut semakin men
Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 79Pov Author"Aduh, Masssss! Sakittttt!!!" Saat dalam perjalanan menuju mobil, Nabila kembali mengaduh. Wajahnya kini tampak memerah menahan rasa sakit. Ia saat ini sudah sangat kesakitan karena pengaruh sesuatu yang disuntikkan oleh wanita misterius tersebut, sehingga untuk berjalan kaki tidak memungkinkan lagi. Melihatnya tak bisa berjalan dengan baik, Fathan pun segera membopong tubuh Nabila. Jarak antara tempatnya berdiri saat ini dengan keberadaan mobil di tempat parkir lumayan cukup jauh.Saat Bu Saropah sedang bermain bersama Risma, tak sengaja dari kejauhan ia melihat Fathan sedang menggendong Nabila dengan bersusah payah serta nampak buru-buru dan wajah yang tidak baik-baik saja. "Astaghfirullah! Kenapa itu, Fathan? Ya Allah!" Bu Saropah panik seketika saat jarak mereka semakin dekat. Bu Saropah bangkit dan memangkas jarak itu. "Ada apa?" tanyanya dengan nada khawatir. Guratan terlihat jelas di wajahnya. Namun, pertanyaan itu tidak menda
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 80Pov AuthorJeder!Bagaikan disambar petir di siang bolong, begitulah yang dirasakan mereka berdua, Fathan dan ibunya. Kabar yang baru saja ia dengar berhasil melemaskan persendian, sehingga tubuh itu luruh ke lantai. Untung saja ada pilar yang bisa menjadi senderannya. Karena untuk berdiri saja ia tak sanggup. "Yang sabar, Pak!" Dokter menepuk pelan pundak Fathan sembari sedikit membungkuk kemudian menatap Bu Saropah yang sama-sama syoknya. Lalu meninggalkan dua orang keluarga dari pasiennya tersebut dan masuk ke ruang di mana Nabila berada. Lima menit berlalu, Fathan dan Bu Saropah masih saling terdiam dalam keterkejutannya hingga perpaduan suara langkah sepatu dan roda brankar menyadarkan keduanya. "Nabila?" Fathan mendongak ketika tersadar dan melihat seseorang berada di atas brankar sedang melintas di depannya, detik kemudian ia berdiri untuk memastikannya. "Sayang, kuat ya," ucap Fathan setelah berhasil mengejar rombongan yang membawa Nab
Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 81Pov Author"Suster! Suster!" Bu Saropah ke luar ruangan memanggil suster setelah mendapati salah satu jari Nabila bergerak. Saking bahagianya, Bu Saropah berteriak dari ruang ICU memanggil perawat ke ruangannya. Padahal, tempat itu sudah disediakan alat pemanggil perawat yang tinggal dipencet, menghubungkan dengan ruang perawat. Tidak harus keluar ruangan."Ada apa, Bu?" Seorang perawat datang tergopoh-gopoh dari ruangannya menghampiri Bu Saropah. "Anu, pasien tadi tangannya sudah bergerak-gerak." Dengan gugup ia menceritakan alasannya berteriak. "Baik, sebentar ya, Bu!" Seperti halnya Perawat, Bu Saropah pun mengekor masuk ke dalam. Setelah beberapa menit pengecekan segala macam dengan alat-alat yang berbeda, suster memanggil dokter ke ruang itu guna mengetahui tindakan dan langkah apa yang harus diambil. "Kondisinya sudah stabil, tinggal menunggu siuman saja. Tolong siapkan, Sus! Sudah bisa dipindah di ruang rawat." Beberapa menit kemudian, d