Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 77Pov author"Halo, assalamu'alaikum, Bu!" Senyum Bu Saropah mengembang sempurna tatkala teleponnya langsung diangkat oleh Nabila di seberang sana. "Waalaikumsalam, Bil! Lagi apa, ibu ganggu nggak?" sahut Bu Saropah dengan berbasa-basi. "Oh, nggak kok, Bu! Ada apa, Bu?" Nabila yang sedang sibuk di depan laptop pun menyudahi kegiatan tersebut demi menyimak pembicaraan mertuanya."Begini, ibu punya rencana mau mengajak kalian berlibur ke pantai minggu depan. Apakah kalian bisa, terutama Fathan? Ibu pengen liburan ke pantai yang belum pernah kita lakukan," jelas Bu Saropah dengan nada penuh harap. Nabila di tempatnya mendengarkan dengan hati yang terenyuh, ia menangkap ada ketulusan di diri sang ibu mertua yang sebentar lagi akan menjadi nenek dari janin di dalam perutnya itu. "In syaa Allah kami bisa, Bu! Ngomong-ngomong ibu sudah menentukan harinya?" tanya Nabila penuh antusias, bermaksud tidak akan mengecewakan sang mertua. "Belum, sih! Kira-k
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 78Pov Author"Huh! Menyebalkan banget! Apa-apaan mereka pakai pamer segala?" Dengan mengepalkan tangan, Nunik menggerutu. Dadanya naik turun, jantung memompa darah lebih kencang dari biasanya. Emosi tampak jelas di wajah perempuan yang sudah lama tidak dikunjungi oleh Fathan tersebut."Ibu kami ke sana duluan, ya?" izin Nabila pada sang mertua seraya mengapit lengan sang sang suami. Bukan tanpa sebab, kemarin pada saat pembicaraan akan rencana liburan ini, Bu Saropah ingin bertiga saja. Namun, kenyataan berbicara lain. Maka dari itu, Nabila ingin berpisah saja agar tidak ada Nunik-nya.Dengan pasrah, akhirnya Bu Saropah mengizinkan Nabila dan Fathan pergi. Bukan hanya Nabila saja yang kecewa dengan keadaan saat ini, tapi dirinya juga. Saat sepasang suami istri itu melenggang pergi melewati beberapa gerombolan pengunjung, ada seseorang di tempatnya yang memandang penuh kebencian dengan senyum membahayakan saat punggung kedua orang tersebut semakin men
Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 79Pov Author"Aduh, Masssss! Sakittttt!!!" Saat dalam perjalanan menuju mobil, Nabila kembali mengaduh. Wajahnya kini tampak memerah menahan rasa sakit. Ia saat ini sudah sangat kesakitan karena pengaruh sesuatu yang disuntikkan oleh wanita misterius tersebut, sehingga untuk berjalan kaki tidak memungkinkan lagi. Melihatnya tak bisa berjalan dengan baik, Fathan pun segera membopong tubuh Nabila. Jarak antara tempatnya berdiri saat ini dengan keberadaan mobil di tempat parkir lumayan cukup jauh.Saat Bu Saropah sedang bermain bersama Risma, tak sengaja dari kejauhan ia melihat Fathan sedang menggendong Nabila dengan bersusah payah serta nampak buru-buru dan wajah yang tidak baik-baik saja. "Astaghfirullah! Kenapa itu, Fathan? Ya Allah!" Bu Saropah panik seketika saat jarak mereka semakin dekat. Bu Saropah bangkit dan memangkas jarak itu. "Ada apa?" tanyanya dengan nada khawatir. Guratan terlihat jelas di wajahnya. Namun, pertanyaan itu tidak menda
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 80Pov AuthorJeder!Bagaikan disambar petir di siang bolong, begitulah yang dirasakan mereka berdua, Fathan dan ibunya. Kabar yang baru saja ia dengar berhasil melemaskan persendian, sehingga tubuh itu luruh ke lantai. Untung saja ada pilar yang bisa menjadi senderannya. Karena untuk berdiri saja ia tak sanggup. "Yang sabar, Pak!" Dokter menepuk pelan pundak Fathan sembari sedikit membungkuk kemudian menatap Bu Saropah yang sama-sama syoknya. Lalu meninggalkan dua orang keluarga dari pasiennya tersebut dan masuk ke ruang di mana Nabila berada. Lima menit berlalu, Fathan dan Bu Saropah masih saling terdiam dalam keterkejutannya hingga perpaduan suara langkah sepatu dan roda brankar menyadarkan keduanya. "Nabila?" Fathan mendongak ketika tersadar dan melihat seseorang berada di atas brankar sedang melintas di depannya, detik kemudian ia berdiri untuk memastikannya. "Sayang, kuat ya," ucap Fathan setelah berhasil mengejar rombongan yang membawa Nab
Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 81Pov Author"Suster! Suster!" Bu Saropah ke luar ruangan memanggil suster setelah mendapati salah satu jari Nabila bergerak. Saking bahagianya, Bu Saropah berteriak dari ruang ICU memanggil perawat ke ruangannya. Padahal, tempat itu sudah disediakan alat pemanggil perawat yang tinggal dipencet, menghubungkan dengan ruang perawat. Tidak harus keluar ruangan."Ada apa, Bu?" Seorang perawat datang tergopoh-gopoh dari ruangannya menghampiri Bu Saropah. "Anu, pasien tadi tangannya sudah bergerak-gerak." Dengan gugup ia menceritakan alasannya berteriak. "Baik, sebentar ya, Bu!" Seperti halnya Perawat, Bu Saropah pun mengekor masuk ke dalam. Setelah beberapa menit pengecekan segala macam dengan alat-alat yang berbeda, suster memanggil dokter ke ruang itu guna mengetahui tindakan dan langkah apa yang harus diambil. "Kondisinya sudah stabil, tinggal menunggu siuman saja. Tolong siapkan, Sus! Sudah bisa dipindah di ruang rawat." Beberapa menit kemudian, d
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 82Pov AuthorWalaupun kubangan tersebut sangat keruh, namun dengan leluasa Nunik bisa melihat dengan sangat jelas apa-apa saja yang ada di dalamnya persis seperti sedang berhadapan dengan akuarium raksasa. Di dalam sana, lagi-lagi ia melihat penampakan dirinya yang sedang disiksa berat, dengan ditonton orang-orang seperti saat pernikahannya dulu dengan Fathan. Untuk kali ini ia tidak mengerti seperti sebelumnya yang langsung tahu kenapa dirinya disiksa. Namun, tak berapa lama ia paham alasan tersiksanya sosok wanita di hadapannya itu karena sama persis saat ia memaksa Bu Saropah untuk menjadikannya menantu. Nunik menggeleng kencang berkali-kali dengan mimik wajah ketakutan, sebab wanita yang dilihatnya itu hatinya sedang dicabik-cabik dengan sebilah pisau tajam secara membabi buta. Seketika ia terbayang betapa sakit hatinya Nabila saat pernikahan itu terjadi. Belum selesai terpaku dengan apa yang dilihat. Dari arah belakang tanpa diduga, kepala bes
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 83Pov AuthorBeberapa jam setelah Nabila dipindahkan ke ruang perawatan bersamaan dengan doa, dzikir dan pembacaan ayat Al-Quran yang tak henti-hentinya dibacakan oleh Fathan dan Bu Saropah, Nabila menunjukkan pergerakan menuju siuman. Hal pertama yang menunjukkan Nabila siuman adalah bergerak dan terbuka kedua matanya. Setelah benar-benar melek, ia memindai seluruh ruangan. Ia berusaha mengingat-ingat tentang hal apa yang menyebabkan dirinya bisa berada di ruang ini.Setelah memutar keras ingatannya, ia berhasil menemukan alasannya. "Akhrghh!!!"Di luar ruangan, Nunik memilih mundur dan berbalik arah ke Mushola. Setelah mendengar erangan Nabila, nyali Nunik Kembali menciut. Ia yang merasa bersalah memilih pergi untuk mengumpulkan kekuatan bertemu dengan Nabila.""""Di mana aku?" batin Nabila seraya memindai ruangan yang kini ditempatinya. Tangannya meraba-raba perut guna memastikan keadaan di sana, sebab terakhir, ia merasakan kesakitan dibagian p
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 84Pov AuthorDengan sigap, Fathan mendekat dan memeluknya. Pria itu mengelus-elus punggung Nabila, dengan harapan agar bisa tenang dan menerima keadaan secara ikhlas. Dalam pelukan, bukannya tenang malah Nabila berontak hingga menyebabkan jarum infus yang menyatu di punggung tangannya terlepas. Cur! Darah mengalir dengan derasnya. Hal itu membuat Bu Saropah panik, tidak bagi Fathan karenanya masih fokus menenangkan Nabila. "Suster! Suster! Infus Nabila lepas, Sust!" Dengan berlari tergesa-gesa, belum sampai di ruangannya Bu Saropah sudah berteriak-teriak memanggil suster. Waktu berlalu dengan cepat, seiring dengan lelah tubuhnya juga efek dari sesuatu yang disuntikkan oleh suster, ia diam dari berontak dan kini matanya terpejam. "Alhamdulillah!" Bu Saropah dan Fathan kompak mengucap Hamdallah. Kemudian mereka bergantian melaksanakan sholat maghrib karena sudah tiba waktunya. ****Di luar, setelah memastikan Nabila tenang. Dengan langkah pasti,
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 116Senyum sumringah tak henti-hentinya terpancar dari wajah Nabila dan Fathan, tidak seperti orang yang sakit. Mereka yang baru saja pulang dari dokter sudah tidak sabar untuk membagikan kabar bahagia itu pada Bu Saropah."Ibu, kami punya kabar bagus untuk Ibu!" ucap Fathan ketika sudah kembali ke rumah. "Apa itu, Than? Kok kalian sepertinya bahagia sekali ibu lihat." Bu Saropah penasaran, tapi tidak ingin menebaknya. "Nabila hamil, Bu!" Fathan mengatakannya tanpa berhenti tersenyum. Bu Saropah seketika tersenyum, dalam hatinya berbunga-bunga, tak kalah bahagianya dgn kedua anaknya itu. "Alhamdulillah, selamat ya, Bil!" Bu Saropah memeluk Nabila dan dibalasnya dengan erat. "Bila mau apa? Ibu buatkan sekarang." Usai mengurai pelukan itu, Bu Saropah menawarkan apa yang diinginkan Nabila. "Aku pengen umroh bersama kalian." Nabila menatap Fathan dan Bu Saropah secara bergantian. "Wah, ide bagus itu! Tapi gak bisa sekarang, nunggu usia kandungannya k
Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 115"Siapa yang bercanda? Kamu pikir aku berbohong gitu? Coba lihat wajahku? Apakah ada kebohongan di sini?" Nabila menunjuk wajahnya. Fathan menatap lekat-lekat mata itu dan tidak ditemukan kebohongan sedetik pun. "Kamu beneran?" Nabila mengangguk. "Kok gak pernah cerita?" Fathan masih terus mengorek Nabila demi kepuasannya."Ya buat apa? Toh, paling juga gak percaya kek tadi itu. Sudah, sana kerja!" Nabila mendorong tubuh suaminya. Keduanya pun masuk ke dalam. Fathan melanjutkan kembali pekerjaannya yang sempat tertunda. Sedangkan Nabila akan menyidik kantor miliknya yang mulai hari ini ia akan sering-sering datangi. Fathan masuk ke dalam dengan tersenyum bahagia. Entah apa yang saat ini ada dalam pikirannya, hanya ia sendiri yang tahu. Begitu sampai di dalam, Tejo tak henti-hentinya mengintrogasi Fathan. "Beneran Mbak Nabila itu bos kita?" Tejo memangkas jarak dengan Fathan. "Ya, begitulah!" Fathan mengedikkan bahunya. "Kok kamu gak pernah
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 114"Sakit gak?" Fathan memegangi jari Risma dan mengeluarkan serpihan kaca yang menancap. "Mas?" Nabila yang mendengar Risma berteriak langsung memutar badan. Ia terpaku dengan apa yang dilihatnya. "Benarkah ini?" batin Nabila tidak percaya. ****Satu bulan lebih telah berlalu, acara empat puluhan hari kematian Nunik pun sudah terlaksana. Selama itu, Nabila dan Fathan semakin sayang pada Risma. Terlihat dari tubuhnya yang semakin gemuk dan wajah yang ceria. Bahkan, kini Risma sudah bisa membedakan warna dan menghitung karena Nabila begitu telaten mengajarinya. Agar lebih tepat lagi, rencananya bulan depan pada ajaran baru, Nabila memasukkan Risma di SLB terdekat.Apa yang Risma rasakan saat ini adalah takdir dari Allah. Melalui Nabila yang sadar bahwa Risma butuh orang tua. Juga karena surat wasiat yang ditulis Nunik sebelum meninggal untuk Nabila. Wasiat itu ditemukan oleh Bu Saropah ketika berkemas saat hendak pindah dari rumah Nunik waktu it
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 113"Apa maksudmu membawa Risma di rumah ini? Apakah tidak tempat lain lagi, hah? Apa-apa itu dibicarakan terlebih dahulu, jangan main ambil keputusan sendiri! Gak menghargai suami banget! Mentang-mentang yang sertifikat rumah atas namamu." Fathan marah karena Nabila tidak membicarakan hal ini padanya. "Kamu kenapa, sih, Mas! Risma tuh anakmu, lho! Kok gak ada rasa sayang-sayangnya sama sekali, sih! Aku aja yang bukan siapa-siapanya dia aja kasihan kok. Lagian, Risma siapa yang mau mengurusnya? Orang lain? Apa itu gak salah, hah! Sedangkan bapaknya saja masih hidup. Aneh! Aku gak habis pikir deh sama kamu, Mas!" Nabila yang hendak menyuap makanan di mulutnya pun urung. Ia sudah tidak selera karena omongan suaminya itu. Lalu, ruang makan pun menjadi hening. Fathan lamat-lamat memikirkan ucapan istrinya itu dengan tanpa emosi, sedangkan Nabila mogok bicara. *****Pada pagi harinya, setelah membujuk Fathan sedemikian cara, Nabila dan Fathan bersiap-sia
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 112Dua hari telah berlalu, acara tahlilan dan mengirim doa untuk Nunik masih berlangsung. Pagi ini, Nabila berencana menghubungi suaminya Farah—teman semasa kuliah—yang berprofesi sebagai notaris . Tujuannya adalah membalikkan nama sertifikat tanah dari milik Bapak Nunik menjadi namanya sesuai perjanjian yang dibuatnya bersama Nunik saat menanggung biaya rumah sakit. Karena jumlah uang yang dikeluarkan Nabila sudah setara harga tanah itu pada umumnya. Bukan terkesan serakah akan harta atau penilaian sejenisnya, Nabila melakukan hal itu di saat kuburan Nunik basah adalah agar keluarga Nunik tidak merecoki urusannya itu. Dan ia juga tidak ingin terlihat masalah dalam urusan rebutan harta di keluarga Nunik. "Assalamu'alaikum, Farah!" Nabila sangat antusias saat obrolan itu sudah terhubung. "Wa'alaikumussalaam, Bila! Kamu gimana kabarnya? Kok gak pernah nelepon aku, sih? Somse, deh!" Farah di sana berpura-pura menggerutu. "Haha, bisa aja kamu. Kabark
Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 111"Mas, aku gak bisa ikut masuk, ya? Temenku dirawat di sini juga, lagian di ICU gak boleh lebih dari satu orang." Nabila minta izin saat keduanya tiba di depan ICU. Terpaksa, Fathan pun masuk ke dalam ICU sendirian. Setelah memakai perlengkapan sebagai penjenguk di dalam ICU , ia mendekati Nunik yang kebetulan melek tanpa ventilator. "Mas…," sapa Nunik lirih. Fathan yang tidak benar-benar memaafkan Nunik pun hanya diam tidak menanggapi sapaan itu. Beruntung, Bu Saropah dan Nabila tidak berada di ICU, sehingga ia tidak perlu berpura-pura. Nunik bahagia dengan kedatangan Fathan. Satu detik, dua detik hingga bermenit-menit lamanya, Nunik menunggu Fathan menjawab sapaannya. Namun, tak kunjung dijawabnya. Rasa bahagia itu hilang berganti sedih juga kecewa. "Kamu senang bisa menipu semua orang?" Pertanyaan datar Fathan dengan tanpa meliriknya sedikitpun membuat Nunik yang sedari tadi terabaikan hatinya menjadi perih seketika. "Pertanyaan macam apa
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 110Drrt! Drrtt! "Mas Fathan telepon, Bu!" Nabila keluar dari ICU dengan membawa tas selempangnya. "Assalamu'alaikum, ya gimana, Mas?" Nabila sudah berada di lobby menuju UGD. "Wa'alaikumussalam. Kamu di mana? Kenapa rumah gelap gulita begini?" Nabila menepuk jidatnya, saking menyelami perasaan iba yang tiba-tiba hadir terhadap Nunik, ia lupa bahwa waktu sudah sore. "Maaf, mas! Satu jam lagi aku sampai di rumah." Nabila segera mematikan teleponnya agar bisa dipakai untuk memesan taksi online. Ia tidak mempedulikan Fathan yang sudah pasti emosi sebab tidak ada izin keluar rumah, terbukti dari suara Fathan terdengar penuh amarah. Sambil menunggu taksi, Nabila mengabari Bu Saropah melalui pesan. Bahwa, ia akan pulang karena sudah ditelepon Fathan. Waktu berlalu cepat, adzan maghrib berkumandang tepat saat Nabila sampai di rumah. "Assalam…." "Dari mana kamu?" Belum sempat menyelesaikan salamnya, Fathan sudah membentak Nabila tepat saat pintu itu se
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 109Walaupun sempat terjadi masalah kecil, Bu Saropah berhati-hati agar tidak terulang kembali. Beruntung, dagangannya cepat habis. Dengan begitu, ia dimiliki waktu senggang untuk menjenguk Nunik. Tak ingin berlama-lama, ia langsung membereskan dan membersihkan bekas dagangnya. Selesai, ia langsung beranjak menuju rumah Nunik. Sebenarnya masih bisa dibilang dekat jika hanya berjalan kaki, tapi ia memilih menaiki ojek agar lebih cepat. Tak butuh lama, Bu Saropah sudah sampai di rumah Nunik. Segera saja, ia mengetuk pintu. "Apa dia tidur, ya?" Setelah beberapa kali salam dan mengetuk pintu, Nunik tidak segera membukakan pintunya. "Jangan-jangan…." Bu Saropah segera berlari dengan begitu paniknya ke belakang rumah dan masuk lewat pintu dapur sebab pintu depan dikunci. Beruntung, pintu belakang tidak terkunci. "Assalamu'alaikum, Nunik! Ima!" Bu Saropah tergesa-gesa masuk, ia memindai semua ruangan, berharap menemukan mereka.Bu Saropah cara mengecek d
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 108Nabila yang tidak ingin moodnya rusak, segera menurunkan egonya dengan tidak menanggapi omongan Fathan. Terlebih lagi, Fathan sudah meninggalkan dirinya sendirian. Lebih tepatnya kabur. Akan tetapi…."Bukan hasil dari perselingkuhanmu, kan?" Fathan yang sudah berlalu, kini kembali di hadapan Nabila. Membuat Nabila melototkan matanya, detik kemudian ia murka. "Apa-apaan kamu, Mas?! Aku tidak seperti itu, ya! Jangan seperti ibu yang main tuduh-tuduh, bisa gak? Aku tidak sebejat itu, apalagi untuk membiayai orang yang kubenci, ngerti!" Brak! Nabila menggebrak meja sebelum meninggalkan Fathan. Ia yang benar-benar tersinggung, sama sekali tidak merasakan panas dan sakit di tangannya akibat gebrakan itu. Bukan hanya karena pertanyaan itu ia menjadi tersinggung, tapi juga merasa tidak dihargai padahal sudah mau membiayai Nunik yang notabenenya adalah musuhnya.Malam itu dua insan manusia saling berdiam diri, Fathan dan Nabila hingga pagi menjelang. Ke