Share

Perasaan Bu Saropah

Penulis: Farid-ha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Izinkan Suamimu Menikah Lagi

Bab 72

Pov Author

"Kami punya kabar gembira, Bu. Kami—" Tiba-tiba adzan maghrib berkumandang baik di rumah Nabila maupun Nunik. Terpaksa Fathan menghentikan ucapannya, agar bisa leluasa menjawab setiap kalimat adzan. Begitu selesai adzan, ia kembali melanjutkan obrolan jarak jauhnya tersebut. Sebenarnya ia ingin melanjutkan nanti saja, tapi tidak mau membuat Bu Saropah penasaran.

"Kami in Syaa Allah akan segera menjadi orang tua sembilan bulan ke depan, Bu." Bu Saropah yang mendengarnya di seberang sana mengerjap beberapa kali, seperti orang yang cengo. Mencerna apa yang diucapkan oleh anaknya. Namun, ia segera sadar.

"Benarkah?" tanyanya memastikan, meskipun sedikit ragu.

"Benar, Bu! Nabila sedang mengandung cucu ibu satu bulan lebih." Mendengar penjelasan tersebut, Bu Saropah sangat senang sekali. Bahkan, kini ia meneteskan air mata bahagia. Ia benar-benar tidak menyangka akan segera memiliki cucu dari Nabila.

"Ya sudah dulu, Bu! Sudah maghrib. Ibu tolo
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Izinkan Suamimu Menikah Lagi    Fathan Selalu Ingin Pulang

    Izinkan Suamimu Menikah LagiPov AuthorBab 73"Dari mana, Bu? Bukannya jagain Risma malah ngeluyur!" Nunik menghadang kedatangan Bu Saropah di depan pintu. "Eh, jangan sembarangan, ya, kamu! Aku bukan keluyuran sepertimu. Tapi, aku menengok calon cucuku," sanggah Bu Saropah. 'Fathan menikah lagi?' batin Nunik mengada-ada. "Bentar-bentar, Bu! Calon cucu? Mas Fathan punya anak lagi dari istri lain?" tanya Nunik kacau membuat Bu Saropah menggelengkan kepalanya, detik kemudian tangan kanannya tergerak untuk menggeplak kepala lawan bicaranya tersebut. "Duh! Kok digeplak, sih, Bu? Aku tanya baik-baik, lho!" protesnya, hal itu membuat Bu Saropah berhenti. Padahal, niatnya mau terobos saja tubuh Nunik yang masih berdiri di ambang pintu. "Baik-baik apanya? Gak gitu caranya! Memangnya kamu mau punya adik madu?. Dah, minggir!" Dengan terpaksa Nunik mundur, karena Bu Saropah benar-benar menerobos ke arahnya."Lalu calon anak dari siapa? Nabila? Gak mungkin! Dia kan mandul, mana bisa?" cerca

  • Izinkan Suamimu Menikah Lagi    Bu Saropah Galau

    Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 74Pov Author"Mbak Yu Saropah?" Bu Saropah bengong melihat siapa yang memanggilnya. "Yu Karti?" jerit Bu Saropah begitu tahu yang menyapanya adalah tetangganya yang beberapa tahun lalu pindah ke daerah lain. Namun, kini kembali ke daerah sini lagi."Lagi belanja?" Perempuan yang dipanggil Yu Karti itu mendekat. Ia yang sudah selesai belanja dengan kedua tangannya menenteng barang, segera menurunkan di tanah. Lalu, mengulurkan tangan pada perempuan yang baru saja menyapanya."Iya, Yu! Aku lagi belanja untuk dagang di sekitar rumah…." Bu Saropah menggantungkan ucapannya karena tidak ingin Bu Karti mengetahui tentang keberadaannya yang tinggal di rumah Nunik.Bu Saropah tidak ingin Yu Karti mengetahui tentang pernikahan Fathan dan Nunik. Sebab, dulu Nunik adalah wanita yang tidak direstui olehnya. "Kenapa?" Bu Karti penasaran akan perubahan wajah dan sikap teman kecil sekaligus tetangganya dulu itu. "Ah, nggak! Aku selesaikan belanjaan ini dulu. N

  • Izinkan Suamimu Menikah Lagi    Bab 75. Permintaan Maaf Bu Saropah.

    Izinkan Suamimu Menikah LagiPov Bu Saropah"Yu, aku pamit pulang dulu, ya! Assalamu'alaikum." Setelah mendengarkan ucapan Yu Karti yang panjang dan lebar itu, aku mulai menyadari ternyata Nabila memang lebih baik dari Nunik. Rasa bersalah di hati ini terhadap Nabila kian membuncah.Sepanjang perjalanan, perasaanku tak karuan rasanya. Ada sakit hati dan kecewa terhadap diri sendiri serta nelangsa membayangkan jika aku berada di posisi Nabila dan perasaan lainnya yang aku sendiri bingung menjabarkannya. Aku berusaha menahan tangis yang hampir-hampir saja jatuh saking kuatnya rasa penyesalan ini. Untung saja jalanan sepi dan aku hanya menjinjing belanjaan di satu sisi, sehingga bisa leluasa mengelap tangis yang berhasil lolos di salah satu ujung mataku tanpa merasakan malu sedikitpun. Tak lupa aku menepuk-nepuk dada agar rasa sesak ini segera hilang. Aku ingin segera pergi dari tempat ini, tempat yang menyadarkan aku dari kesalahan pada Nabila. Awalnya aku berniat langsung pulang sa

  • Izinkan Suamimu Menikah Lagi    Rencana Bu Saropah

    Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 76Pov Author Merasakan punggung tangan yang basah, Bu Saropah segera mengelus punggung Nabila. Nabila mendongak, saat tangannya dielus oleh Ibu mertua, lalu perempuan cantik itu mensejajarkan diri dengan sang mertua. Kemudian ia tersenyum sangat manis, menyatakan dirinya benar-benar tulus memberikan maaf untuk wanita yang telah melahirkan suaminya, dan tanpa rasa sungkan ia pun meminta maaf pada Bu Saropah."Oh iya, Bu! Ibu dari mana bawa belanjaan sebanyak itu?" tanya Nabila memecah keheningan seraya melongok ke arah pintu di mana tas belanjaan teronggok. "Ibu tadi pulang dari pasar. Itu belanjaan untuk kebutuhan ibu dagang pecel uleg hari esok." Bu Saropah menjelaskan seraya sesekali meraup wajahnya yang sembab. "Dagang pecel?" Nabila mengernyitkan dahinya, ia sama sekali belum menangkap omongan mertuanya tersebut. Wajar saja,karena Nabila sama sekali tidak tahu menahu soal apapun menyangkut sang ibu mertua setelah menetap di rumah Nunik.Melihat

  • Izinkan Suamimu Menikah Lagi    Bab 77

    Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 77Pov author"Halo, assalamu'alaikum, Bu!" Senyum Bu Saropah mengembang sempurna tatkala teleponnya langsung diangkat oleh Nabila di seberang sana. "Waalaikumsalam, Bil! Lagi apa, ibu ganggu nggak?" sahut Bu Saropah dengan berbasa-basi. "Oh, nggak kok, Bu! Ada apa, Bu?" Nabila yang sedang sibuk di depan laptop pun menyudahi kegiatan tersebut demi menyimak pembicaraan mertuanya."Begini, ibu punya rencana mau mengajak kalian berlibur ke pantai minggu depan. Apakah kalian bisa, terutama Fathan? Ibu pengen liburan ke pantai yang belum pernah kita lakukan," jelas Bu Saropah dengan nada penuh harap. Nabila di tempatnya mendengarkan dengan hati yang terenyuh, ia menangkap ada ketulusan di diri sang ibu mertua yang sebentar lagi akan menjadi nenek dari janin di dalam perutnya itu. "In syaa Allah kami bisa, Bu! Ngomong-ngomong ibu sudah menentukan harinya?" tanya Nabila penuh antusias, bermaksud tidak akan mengecewakan sang mertua. "Belum, sih! Kira-k

  • Izinkan Suamimu Menikah Lagi    Bab 78

    Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 78Pov Author"Huh! Menyebalkan banget! Apa-apaan mereka pakai pamer segala?" Dengan mengepalkan tangan, Nunik menggerutu. Dadanya naik turun, jantung memompa darah lebih kencang dari biasanya. Emosi tampak jelas di wajah perempuan yang sudah lama tidak dikunjungi oleh Fathan tersebut."Ibu kami ke sana duluan, ya?" izin Nabila pada sang mertua seraya mengapit lengan sang sang suami. Bukan tanpa sebab, kemarin pada saat pembicaraan akan rencana liburan ini, Bu Saropah ingin bertiga saja. Namun, kenyataan berbicara lain. Maka dari itu, Nabila ingin berpisah saja agar tidak ada Nunik-nya.Dengan pasrah, akhirnya Bu Saropah mengizinkan Nabila dan Fathan pergi. Bukan hanya Nabila saja yang kecewa dengan keadaan saat ini, tapi dirinya juga. Saat sepasang suami istri itu melenggang pergi melewati beberapa gerombolan pengunjung, ada seseorang di tempatnya yang memandang penuh kebencian dengan senyum membahayakan saat punggung kedua orang tersebut semakin men

  • Izinkan Suamimu Menikah Lagi    Bab 79

    Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 79Pov Author"Aduh, Masssss! Sakittttt!!!" Saat dalam perjalanan menuju mobil, Nabila kembali mengaduh. Wajahnya kini tampak memerah menahan rasa sakit. Ia saat ini sudah sangat kesakitan karena pengaruh sesuatu yang disuntikkan oleh wanita misterius tersebut, sehingga untuk berjalan kaki tidak memungkinkan lagi. Melihatnya tak bisa berjalan dengan baik, Fathan pun segera membopong tubuh Nabila. Jarak antara tempatnya berdiri saat ini dengan keberadaan mobil di tempat parkir lumayan cukup jauh.Saat Bu Saropah sedang bermain bersama Risma, tak sengaja dari kejauhan ia melihat Fathan sedang menggendong Nabila dengan bersusah payah serta nampak buru-buru dan wajah yang tidak baik-baik saja. "Astaghfirullah! Kenapa itu, Fathan? Ya Allah!" Bu Saropah panik seketika saat jarak mereka semakin dekat. Bu Saropah bangkit dan memangkas jarak itu. "Ada apa?" tanyanya dengan nada khawatir. Guratan terlihat jelas di wajahnya. Namun, pertanyaan itu tidak menda

  • Izinkan Suamimu Menikah Lagi    Bab 80

    Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 80Pov AuthorJeder!Bagaikan disambar petir di siang bolong, begitulah yang dirasakan mereka berdua, Fathan dan ibunya. Kabar yang baru saja ia dengar berhasil melemaskan persendian, sehingga tubuh itu luruh ke lantai. Untung saja ada pilar yang bisa menjadi senderannya. Karena untuk berdiri saja ia tak sanggup. "Yang sabar, Pak!" Dokter menepuk pelan pundak Fathan sembari sedikit membungkuk kemudian menatap Bu Saropah yang sama-sama syoknya. Lalu meninggalkan dua orang keluarga dari pasiennya tersebut dan masuk ke ruang di mana Nabila berada. Lima menit berlalu, Fathan dan Bu Saropah masih saling terdiam dalam keterkejutannya hingga perpaduan suara langkah sepatu dan roda brankar menyadarkan keduanya. "Nabila?" Fathan mendongak ketika tersadar dan melihat seseorang berada di atas brankar sedang melintas di depannya, detik kemudian ia berdiri untuk memastikannya. "Sayang, kuat ya," ucap Fathan setelah berhasil mengejar rombongan yang membawa Nab

Bab terbaru

  • Izinkan Suamimu Menikah Lagi    Ending

    Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 116Senyum sumringah tak henti-hentinya terpancar dari wajah Nabila dan Fathan, tidak seperti orang yang sakit. Mereka yang baru saja pulang dari dokter sudah tidak sabar untuk membagikan kabar bahagia itu pada Bu Saropah."Ibu, kami punya kabar bagus untuk Ibu!" ucap Fathan ketika sudah kembali ke rumah. "Apa itu, Than? Kok kalian sepertinya bahagia sekali ibu lihat." Bu Saropah penasaran, tapi tidak ingin menebaknya. "Nabila hamil, Bu!" Fathan mengatakannya tanpa berhenti tersenyum. Bu Saropah seketika tersenyum, dalam hatinya berbunga-bunga, tak kalah bahagianya dgn kedua anaknya itu. "Alhamdulillah, selamat ya, Bil!" Bu Saropah memeluk Nabila dan dibalasnya dengan erat. "Bila mau apa? Ibu buatkan sekarang." Usai mengurai pelukan itu, Bu Saropah menawarkan apa yang diinginkan Nabila. "Aku pengen umroh bersama kalian." Nabila menatap Fathan dan Bu Saropah secara bergantian. "Wah, ide bagus itu! Tapi gak bisa sekarang, nunggu usia kandungannya k

  • Izinkan Suamimu Menikah Lagi    Nabila Sakit?

    Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 115"Siapa yang bercanda? Kamu pikir aku berbohong gitu? Coba lihat wajahku? Apakah ada kebohongan di sini?" Nabila menunjuk wajahnya. Fathan menatap lekat-lekat mata itu dan tidak ditemukan kebohongan sedetik pun. "Kamu beneran?" Nabila mengangguk. "Kok gak pernah cerita?" Fathan masih terus mengorek Nabila demi kepuasannya."Ya buat apa? Toh, paling juga gak percaya kek tadi itu. Sudah, sana kerja!" Nabila mendorong tubuh suaminya. Keduanya pun masuk ke dalam. Fathan melanjutkan kembali pekerjaannya yang sempat tertunda. Sedangkan Nabila akan menyidik kantor miliknya yang mulai hari ini ia akan sering-sering datangi. Fathan masuk ke dalam dengan tersenyum bahagia. Entah apa yang saat ini ada dalam pikirannya, hanya ia sendiri yang tahu. Begitu sampai di dalam, Tejo tak henti-hentinya mengintrogasi Fathan. "Beneran Mbak Nabila itu bos kita?" Tejo memangkas jarak dengan Fathan. "Ya, begitulah!" Fathan mengedikkan bahunya. "Kok kamu gak pernah

  • Izinkan Suamimu Menikah Lagi    Siapa Pemilik Oslomart Tempat Fathan Bekerja?

    Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 114"Sakit gak?" Fathan memegangi jari Risma dan mengeluarkan serpihan kaca yang menancap. "Mas?" Nabila yang mendengar Risma berteriak langsung memutar badan. Ia terpaku dengan apa yang dilihatnya. "Benarkah ini?" batin Nabila tidak percaya. ****Satu bulan lebih telah berlalu, acara empat puluhan hari kematian Nunik pun sudah terlaksana. Selama itu, Nabila dan Fathan semakin sayang pada Risma. Terlihat dari tubuhnya yang semakin gemuk dan wajah yang ceria. Bahkan, kini Risma sudah bisa membedakan warna dan menghitung karena Nabila begitu telaten mengajarinya. Agar lebih tepat lagi, rencananya bulan depan pada ajaran baru, Nabila memasukkan Risma di SLB terdekat.Apa yang Risma rasakan saat ini adalah takdir dari Allah. Melalui Nabila yang sadar bahwa Risma butuh orang tua. Juga karena surat wasiat yang ditulis Nunik sebelum meninggal untuk Nabila. Wasiat itu ditemukan oleh Bu Saropah ketika berkemas saat hendak pindah dari rumah Nunik waktu it

  • Izinkan Suamimu Menikah Lagi    Bab 113

    Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 113"Apa maksudmu membawa Risma di rumah ini? Apakah tidak tempat lain lagi, hah? Apa-apa itu dibicarakan terlebih dahulu, jangan main ambil keputusan sendiri! Gak menghargai suami banget! Mentang-mentang yang sertifikat rumah atas namamu." Fathan marah karena Nabila tidak membicarakan hal ini padanya. "Kamu kenapa, sih, Mas! Risma tuh anakmu, lho! Kok gak ada rasa sayang-sayangnya sama sekali, sih! Aku aja yang bukan siapa-siapanya dia aja kasihan kok. Lagian, Risma siapa yang mau mengurusnya? Orang lain? Apa itu gak salah, hah! Sedangkan bapaknya saja masih hidup. Aneh! Aku gak habis pikir deh sama kamu, Mas!" Nabila yang hendak menyuap makanan di mulutnya pun urung. Ia sudah tidak selera karena omongan suaminya itu. Lalu, ruang makan pun menjadi hening. Fathan lamat-lamat memikirkan ucapan istrinya itu dengan tanpa emosi, sedangkan Nabila mogok bicara. *****Pada pagi harinya, setelah membujuk Fathan sedemikian cara, Nabila dan Fathan bersiap-sia

  • Izinkan Suamimu Menikah Lagi    Mengambil Alih Tanah Orang Tua Nunik.

    Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 112Dua hari telah berlalu, acara tahlilan dan mengirim doa untuk Nunik masih berlangsung. Pagi ini, Nabila berencana menghubungi suaminya Farah—teman semasa kuliah—yang berprofesi sebagai notaris . Tujuannya adalah membalikkan nama sertifikat tanah dari milik Bapak Nunik menjadi namanya sesuai perjanjian yang dibuatnya bersama Nunik saat menanggung biaya rumah sakit. Karena jumlah uang yang dikeluarkan Nabila sudah setara harga tanah itu pada umumnya. Bukan terkesan serakah akan harta atau penilaian sejenisnya, Nabila melakukan hal itu di saat kuburan Nunik basah adalah agar keluarga Nunik tidak merecoki urusannya itu. Dan ia juga tidak ingin terlihat masalah dalam urusan rebutan harta di keluarga Nunik. "Assalamu'alaikum, Farah!" Nabila sangat antusias saat obrolan itu sudah terhubung. "Wa'alaikumussalaam, Bila! Kamu gimana kabarnya? Kok gak pernah nelepon aku, sih? Somse, deh!" Farah di sana berpura-pura menggerutu. "Haha, bisa aja kamu. Kabark

  • Izinkan Suamimu Menikah Lagi    Nunik Meninggal Dunia.

    Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 111"Mas, aku gak bisa ikut masuk, ya? Temenku dirawat di sini juga, lagian di ICU gak boleh lebih dari satu orang." Nabila minta izin saat keduanya tiba di depan ICU. Terpaksa, Fathan pun masuk ke dalam ICU sendirian. Setelah memakai perlengkapan sebagai penjenguk di dalam ICU , ia mendekati Nunik yang kebetulan melek tanpa ventilator. "Mas…," sapa Nunik lirih. Fathan yang tidak benar-benar memaafkan Nunik pun hanya diam tidak menanggapi sapaan itu. Beruntung, Bu Saropah dan Nabila tidak berada di ICU, sehingga ia tidak perlu berpura-pura. Nunik bahagia dengan kedatangan Fathan. Satu detik, dua detik hingga bermenit-menit lamanya, Nunik menunggu Fathan menjawab sapaannya. Namun, tak kunjung dijawabnya. Rasa bahagia itu hilang berganti sedih juga kecewa. "Kamu senang bisa menipu semua orang?" Pertanyaan datar Fathan dengan tanpa meliriknya sedikitpun membuat Nunik yang sedari tadi terabaikan hatinya menjadi perih seketika. "Pertanyaan macam apa

  • Izinkan Suamimu Menikah Lagi    Usaha Nabila Meluluhkan Fathan.

    Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 110Drrt! Drrtt! "Mas Fathan telepon, Bu!" Nabila keluar dari ICU dengan membawa tas selempangnya. "Assalamu'alaikum, ya gimana, Mas?" Nabila sudah berada di lobby menuju UGD. "Wa'alaikumussalam. Kamu di mana? Kenapa rumah gelap gulita begini?" Nabila menepuk jidatnya, saking menyelami perasaan iba yang tiba-tiba hadir terhadap Nunik, ia lupa bahwa waktu sudah sore. "Maaf, mas! Satu jam lagi aku sampai di rumah." Nabila segera mematikan teleponnya agar bisa dipakai untuk memesan taksi online. Ia tidak mempedulikan Fathan yang sudah pasti emosi sebab tidak ada izin keluar rumah, terbukti dari suara Fathan terdengar penuh amarah. Sambil menunggu taksi, Nabila mengabari Bu Saropah melalui pesan. Bahwa, ia akan pulang karena sudah ditelepon Fathan. Waktu berlalu cepat, adzan maghrib berkumandang tepat saat Nabila sampai di rumah. "Assalam…." "Dari mana kamu?" Belum sempat menyelesaikan salamnya, Fathan sudah membentak Nabila tepat saat pintu itu se

  • Izinkan Suamimu Menikah Lagi    Bab 109

    Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 109Walaupun sempat terjadi masalah kecil, Bu Saropah berhati-hati agar tidak terulang kembali. Beruntung, dagangannya cepat habis. Dengan begitu, ia dimiliki waktu senggang untuk menjenguk Nunik. Tak ingin berlama-lama, ia langsung membereskan dan membersihkan bekas dagangnya. Selesai, ia langsung beranjak menuju rumah Nunik. Sebenarnya masih bisa dibilang dekat jika hanya berjalan kaki, tapi ia memilih menaiki ojek agar lebih cepat. Tak butuh lama, Bu Saropah sudah sampai di rumah Nunik. Segera saja, ia mengetuk pintu. "Apa dia tidur, ya?" Setelah beberapa kali salam dan mengetuk pintu, Nunik tidak segera membukakan pintunya. "Jangan-jangan…." Bu Saropah segera berlari dengan begitu paniknya ke belakang rumah dan masuk lewat pintu dapur sebab pintu depan dikunci. Beruntung, pintu belakang tidak terkunci. "Assalamu'alaikum, Nunik! Ima!" Bu Saropah tergesa-gesa masuk, ia memindai semua ruangan, berharap menemukan mereka.Bu Saropah cara mengecek d

  • Izinkan Suamimu Menikah Lagi    Bab 108

    Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 108Nabila yang tidak ingin moodnya rusak, segera menurunkan egonya dengan tidak menanggapi omongan Fathan. Terlebih lagi, Fathan sudah meninggalkan dirinya sendirian. Lebih tepatnya kabur. Akan tetapi…."Bukan hasil dari perselingkuhanmu, kan?" Fathan yang sudah berlalu, kini kembali di hadapan Nabila. Membuat Nabila melototkan matanya, detik kemudian ia murka. "Apa-apaan kamu, Mas?! Aku tidak seperti itu, ya! Jangan seperti ibu yang main tuduh-tuduh, bisa gak? Aku tidak sebejat itu, apalagi untuk membiayai orang yang kubenci, ngerti!" Brak! Nabila menggebrak meja sebelum meninggalkan Fathan. Ia yang benar-benar tersinggung, sama sekali tidak merasakan panas dan sakit di tangannya akibat gebrakan itu. Bukan hanya karena pertanyaan itu ia menjadi tersinggung, tapi juga merasa tidak dihargai padahal sudah mau membiayai Nunik yang notabenenya adalah musuhnya.Malam itu dua insan manusia saling berdiam diri, Fathan dan Nabila hingga pagi menjelang. Ke

DMCA.com Protection Status