Home / Romansa / It's Ok! Let's Go! / Jamuan Makan Malam

Share

Jamuan Makan Malam

Author: Chakhok
last update Last Updated: 2021-07-14 22:43:57

Krek!

Seketika aku kaget setelah membuka pintu rumah yang mereka sebut dorm itu. Bukan karena berantakan, melainkan karena sangat mewah dan rapi. Sangat rapi untuk rumah yang pernah dihuni tujuh orang pria. Sampai-sampai aku sangat takut untuk menghuni tempat tinggal mereka dulu ini karena aku merupakan wanita yang tidak suka beres-beres rumah.

Pak supir yang mengantarku sudah menurunkan barang-barangku dan memintaku untuk tidur di manapun di kamar yang aku mau. Kulihat memang tempat dua lantai ini hanya memiliki tujuh kamar yang artinya setiap kamar pernah menjadi kamar mereka. Jadi, aku pun tidak berani memilih satu kamar pun yang akan kutempati karena khawatir jika suatu saat mereka hendak menginap, mereka kehilangan kamarnya.

Karena aku tidak bisa memilih kamar yang akan aku tempati, sedangkan tubuhku sudah sangat kelelahan, jadi aku memutuskan untuk tidur di sofa untuk sementara. Sampai-sampai akhirnya, aku kaget dengan suara mereka yang serentak mengatakan, “Surprise!”. Mereka bertujuh benar-benar pria pertama selain ayahku yang melihat wajahku di saat bangun tidur.

“Oh, maaf! Aku ketiduran!” kataku langsung merapikan rambutku yang kusut.

“Kami sudah mencoba mengetuk pintu, tapi tidak dibuka! Sehingga kami berpikir bahwa kami masuk saja karena pasti password pintunya belum diubah!” kata Mas Joni menjelaskan dengan sedikit merasa bersalah.

“Kan sudah kubilang, kunci rapat pintunya!” kata Mas Yogi menambahkan.

“Jangan bilang kamu masih belum memilih kamar, ya!” kata Vino menerka kebenarannya.

“Memang belum” jawabku ragu-ragu.

“Ya sudah, memilih kamarnya nanti saja! Mari kita makan malam dulu!” kata Mas Keyjo mulai menyiapkan makanannya.

Mereka bertujuh mulai menyiapkan makan malam sedangkan masih duduk di sofa melihat mereka yang datang dan langsung membuat heboh seisi rumah ini. Sesaat aku merasa seperti memiliki teman baru yang super baik, padahal baru kemarin aku kesepian di kotaku.

“Sheyki, cepat kemari! Di sini banyak mainan!” kata Vino berteriak memanggil diriku.

“Kenapa kalian malah main-main? Itu yang masak hanya Mas Keyjo dan Mas Yogi saja kan kasihan!” kataku beranjak dari sofa menuju dapur.

“Ah, sini dulu! Lihat ini dulu!” kata Vino memaksaku untuk melihat area bermain yang dia maksud.

Sekali lagi aku takjub dengan isi rumah ini karena mereka ternyata memiliki seperangkat game layaknya di zona permainan mall.

“Wah, ini semua bebas dimainkan?” kataku takjub.

“Tentu! Kamu suka main nggak?” tanya Vino bersemangat.

“Suka, lah! Suka banget!” jawabku seketika lupa kalau adalah orang baru di rumah ini.

Akan tetapi, di tengah asyiknya aku bermain bersama Vino, sejenak aku melihat lagi mereka semua. Juki yang paling muda sedang asyik dengan permainan bola basketnya, Maxime juga asyik dengan game piano di ponselnya, sang leader dan Mas Habi sibuk menyiapkan meja makan, sedangkan yang dua lainnya sangat menikmati kegiatan memasaknya. Aku seperti member baru yang tibaa-tiba datang di tengah-tengah mereka.

“Boleh kubantu?” tanyaku pada Mas Joni sang leader yang kesusahan memasang gas pada kompor kecil tempat membakar dagingnya.

“Memang kamu bisa?” tanya dia meragukanku.

“Woah, hebat!” kata Mas Habi yang kagum melihatku dengan lancar memasangkannya.

“Kamu harus terbiasa melihat kami heboh seperti ini ya, Sheyki!” kata Mas Keyjo datang menyiapkan daging yang hendak di makan bersama.

“Jadi kalian memang seheboh ini ya setiap kali datang bersama?” tanyaku.

“Ya, beginilah! Kecuali dia!” jawab Mas Habi menunjuk Mas Yogi yang ikut berkumpul ke meja makan.

“Ah, benar! Kuharap kamu tidak kaget nanti setelah melihatnya diam saja tidak melakukan apa-apa dan banyak tidur!” kata Mas Keyjo menjelaskan.

“Tenang saja, aku tidak akan kaget kok! Aku ke sini memang untuk mengenal kalian secara real jadi aku bisa membuatkan naskah yang bagus untuk kalian!” jawabku.

“Tidak adil rasanya kalau hanya Mbak Sheyki yang mengenal kami. Kami juga ingin mengenal Mbak Sheyki!” kata Mas Joni.

“Emm...bagaimana kalian akan mengenalku? Aku bahkan tidak punya hal yang menarik untuk dikenal! Hanya seperti inilah aku!” jawabku.

“Hmm...oke, kalau begitu kita habiskan malam ini untuk saling mengenal!” kata Mas Habi mulai membuka botol berisi alkohol.

“Habi, stop! Kita tidak bisa menginap sekarang!” kata Mas Yogi mengingatkan.

“Ah, Mas Yogi benar! Aku bahkan ada tugas sekarang! Mas Jon bantuin aku ya!” katanya sambil merengek pada leadernya.

“Kita makan malam dulu, ok!” jawab Mas Joni.

“Hah, tidak bisa! Nanti ini bisa telat dikumpulkan!” kata Juki berlari ke ruangan sebelah untuk mengerjakan tugasnya.

Sementara itu, aku dan yang lain tetap melanjutkan makan malam bersama menghabiskan bahan makanan yang sudah disiapkan. Setelah selesai, aku membantu Mas Keyjo untuk membereskan meja makan, sedangkan Mas Habi dan Maxime yang tidak tahan ingin minum, terpaksa membuka botol alkoholnya. Melihat mereka, aku juga tidak bisa melarang begitu saja karena ini pun juga masih rumah mereka. Kulihat juga Mas Joni dan Mas Yogi sedang asyik bermain gitar di halaman sambil ngopi bersamanya. Hanya si bontot saja yang masih sibuk sendirian menatap layar laptopnya di ruangan sebelah.

“Boleh kubantu?” kataku menawarkan bantuan kepada Juki.

“Tidak dibantu melihat saja kan?” tanya Juki tidak percaya padaku.

“Tidak, dong! Aku justru sangat ahli mencari artikel dari berbagai topik. Bagaimana? Mau dibantu?” tanyaku sekali lagi.

“Oh, hebat! Boleh, kemarilah Mbak!” katanya dengan semangat menerima bantuanku.

Melihat Juki si member paling muda ini, aku jadi teringat dengan adikku sendiri. Dia banyak mengandalkan aku sebagai kakaknya ketika mengerjakan tugasnya. Seperti dirinya yang selalu meminta bantuin kepada Mas Joni sebagai member sekaligus leadernya. Terlebih di usianya yang masih muda dan harus fokus belajar dengan materi kuliahnya, dia hebat bisa sambil membangun karirnya.

“Wah, Mbak Sheyki hebat sekali! Mbak Sheyki di sini berapa lama?” tanya Juki sambil terpukau dengan kehebatanku mencarikan artikel untuk tugasnya.

“Tiga bulan!” jawabku singkat.

“Oh, oke! Kalau sudah selesai, ikutlah bersamaku Mbak! Bantulah aku belajar!” katanya bersemangat.

“Ikut kemana? Tugasmu adalah tanggung jawabmu sendiri!” kata Mas Keyjo yang tiba-tiba masuk bersama Mas Joni ke ruangan kami yang sedang belajar.

“Sekarang Mbak Sheyki bisa memilih kamarnya dulu! Biar Juki melanjutkan tugasnya sendiri!” kata Mas Joni.

Aku pun menurutinya dan memilih kamarku yang sekarang hanya tinggal empat pilihan karena tiga diantaranya sudah di isi mereka yang mabuk karena pengaruh minuman alkoholnya.

“Kami akan membiarkan Mbak memilih kamarnya untuk tidur malam ini! Maafkan mereka, besok Mbak bisa memilih kamar lain kalau memang tidak nyaman!” kata Mas Joni.

“Sepertinya kamu hanya bisa memilih tiga diantaranya karena kamar Juki tidak mungkin rela diberikan olehnya!” kata Mas Keyjo yang berbicara langsung padanya.

“Siapa bilang aku tidak rela? Mbak langsung pilih kamarku saja, percayalah kasurku lebih enak daripada punya mereka!” kata Juki beranjak dari depan laptopnya hanya untuk membawa kamarnya langsung menuju kamarnya.

Karena aku harus menghargai pilihan member paling muda, aku pun memilih kamarnya yang dia pilihkan. Toh, tidak terlalu banyak perbedaan untukku mau tidur di mana saja, yang penting aku mendapatkan tempat tidur. Perbedaannya hanya, di sini ternyata aku bukan orang terakhir lagi yang tidur diantara yang lain.

Jam dua belas malam, aku masih terbangun setelah menyiapkan meja kerjaku yang harus kutata lebih dulu. Tiba-tiba aku mendengar seseorang sedang mengetik di meja ruang santai. Kukira itu Juki yang masih belum selesai dengan tugasnya, rupanya itu Mas Yogi yang asik di depan laptopnya.

“Mas belum tidur?” tanyaku sekedar menyapanya.

“Belum!” jawabnya singkat.

Karena aku tidak ada topik pembicaraan lain, aku pun memilih untuk tidak mengajaknya berbicara lain lagi. Yang jelas, kali ini aku bukan yang terakhir tidur dan bukan yang pertama bangun.

Related chapters

  • It's Ok! Let's Go!   Partner Pfofesional

    Aku menemukan perbedaan lain lagi di sini. Kalau semalam bukan aku yang tidur terakhir di rumah ini, sekarang juga bukan aku yang pertama bangun, melainkan Si Leader grup ini. Dia bangun pagi dan sepertinya bersiap berolah raga sama sepertiku.“Mbak Sheyki mau kemana?” tanya dia menyapaku.“Aku mau berolahraga sebentar” jawabku.“Olahraga kemana? Memang sudah tahu rute di daerah sini?” kata dia memastikan.“Enggak, sih! Tapi, aku tidak bisa menghilangkan kebiasaanku untuk berolahraga pagi!” jawabnya.“Wah, kita sama! Ya sudah, ayo kita olahraga bersama!” katanya mengajakku.“Ah tidak, aku takut ada yang melihat! Aku olahraga sendiri saja!” jawabku menolak karena bagaimanapun mereka adalah penyanyi yang sedang naik daun untuk saat ini.“Yakin?” katanya.Aku mengangguk dan mulai melangkahkan kakiku untuk berlari sambil menikmati udara ibu kota di

    Last Updated : 2021-07-15
  • It's Ok! Let's Go!   Berawal dari Teori Yang Salah

    “Jadi, Mbak nggak mau makan siang denganku hari ini?” tanya Juki memastikan lagi.“Ya, begitulah!” jawabku sambil melihat ponselku yang mendapat panggilan dari teman kuliahku dulu.Sudah lama aku tidak berhubungan dengan teman sekampusku dulu. Dikarenakan aku sudah tidak lagi masuk ke dunia penelitian sains. Dulunya, aku adalah lulusan biologi yang sering terjun ke banyak penelitian. Sampai pada akhirnya, aku mengalami tragedi yang membuatku sulit untuk tetap berada di sana sehingga aku memiliih menjadi penulis seperti sekarang.“Ya, Halo!” jawabku sambil keluar dari ruangan latihan mereka agar suaraku tidak mengganggu mereka.“Halo! Eh, bantuin dong!” katanya tiba-tiba meminta bantuanku.“Astaga, baru juga nelpon! Ada apa?” tanyaku.Aku memang paling tidak bisa menolak seseorang yang membutuhkan bantuanku. Menurutku, selama aku bisa membantu pasti akan kubantu. Padahal dis

    Last Updated : 2021-07-26
  • It's Ok! Let's Go!   Mulai Mengenal Mereka

    Di saat Mas Yogi fokus menyalakan komputerku, dia sekalian membantu merakit kursi yang akan kutempati. Di saat itulah Juki, Vino, dan Maxime datang mengunjungi ruanganku juga sambil membawa makanan.“Hai, hai!” kata Vino masuk lebih dulu.“Kalian sedang apa?” tanya Juki.“Mas Yogi membantuku menyalakan komputerku!” jawabku.“Kalian sendiri sedang apa ke sini?” tanya Mas Yogi sambil sibuk dengan alat-alatnya.“Makan siang, lah!” jawab mereka berbarengan.“Untukku?” kataku memastikan.“Kalau mereka sudah di sini, ya berarti itu juga untukmu!” jawab Mas Yogi yang selalu blak-blakan.“Kami juga membawakan untuk semuanya kok!” kata Juki.Katanya mereka biasa makan di tempat mana saja, tetapi kali ini mereka ingin makan di ruanganku yang sempit ini. Aku tidak tahu mengapa, sepertinya mereka bertujuh ini membawa sihir padaku. Setiap

    Last Updated : 2021-08-04
  • It's Ok! Let's Go!   Mengenal Sang Leader

    Pada saat pemilihan nomor urut yang akan kulihat karakternya, mereka tidak satupun mengatakannya padaku. Katanya, curang kalau bersiap-siap lebih dulu. Jadi, mereka ingin aku juga menilai karakter mereka tanpa mengetahui lebih dulu siapa orangnya.Pagi ini, Sang Leader menghubungi ponselku dan mengatakan akan ada supir yang akan menjemputku ke dorm. Aku pun langsung tahu bahwa Mas Joni mendapatkan urutan pertama. Benar juga, aku tidak punya banyak waktu untuk menyiapkan apapun dan hanya membawa satu buku dan alat tulis untuk mencatat hal yang penting.“Selamat datang di rumahku!” kata Mas Joni menyambutku di depan pintu rumahnya.“Wah, ini baru pertama kalinya aku masuk ke rumah seorang pria muda secara pribadi!” jawabku.“Aku tidak tahu harus menemuimu di mana karena katanya Mbak Sheyki tidak mau dipublikasi. Jadi, sejauh ini, rumahku adalah tempat aman!” katanya.“It’s ok! Sesuai keinginan kalian ju

    Last Updated : 2021-08-20
  • It's Ok! Let's Go!   Penebar Semangat

    Kemarin aku memang tidak bisa mengetahui banyak tentang leader dari grup mereka, tetapi kali ini aku bisa menyiapkannya. Aku banyak mencari tahu tentang yang kukenal lebih dekat dari member berikutnya. Aku membaca segala artikel tentangnya yang ternyata seorang Muhabi bisa dibilang penyemangat untuk member lainnya.Memang terlihat darinya, bahkan aku mengakuinya. Pertama kali aku bertemu dengannya, dia bisa menyambut orang baru dengan senyuman menggembirakan. Paginya, aku sudah bersiap untuk bertemu dengannya, tetapi ternyata yang datang pagi itu bukan dirinya, ternyata Mas Yogi.“Loh, bukannya sekarang waktunya Mas Muhabi?” tanyaku heran.“Dia tiba-tiba ada masalah keluarga, jadi dia memintaku untuk menggantikannya hari ini!” jawabnya dengan wajah yang datar.“Kenapa dia tidak mengatakan sendiri padaku?” tanyaku.“Mungkin dia tidak ingin mengecewakanmu karena jadwalnya tiba-tiba batal. Ya sudah, ayo

    Last Updated : 2021-09-14
  • It's Ok! Let's Go!   Penebar Semangat

    Kemarin aku memang tidak bisa mengetahui banyak tentang leader dari grup mereka, tetapi kali ini aku bisa menyiapkannya. Aku banyak mencari tahu tentang yang kukenal lebih dekat dari member berikutnya. Aku membaca segala artikel tentangnya yang ternyata seorang Muhabi bisa dibilang penyemangat untuk member lainnya.Memang terlihat darinya, bahkan aku mengakuinya. Pertama kali aku bertemu dengannya, dia bisa menyambut orang baru dengan senyuman menggembirakan. Paginya, aku sudah bersiap untuk bertemu dengannya, tetapi ternyata yang datang pagi itu bukan dirinya, ternyata Mas Yogi.“Loh, bukannya sekarang waktunya Mas Muhabi?” tanyaku heran.“Dia tiba-tiba ada masalah keluarga, jadi dia memintaku untuk menggantikannya hari ini!” jawabnya dengan wajah yang datar.“Kenapa dia tidak mengatakan sendiri padaku?” tanyaku.“Mungkin dia tidak ingin mengecewakanmu karena jadwalnya tiba-tiba batal. Ya sudah, ayo

    Last Updated : 2021-10-16
  • It's Ok! Let's Go!   Suami Idaman

    Seperti biasa aku masih harus melihat karakter mereka satu persatu, tetapi kali ini aku tidak diberitahu lagi siapa giliran berikutnya. Aku hanya bisa menunggu di dorm untuk giliran member berikutnya. Karena kulihat jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi dan mereka tidak juga datang, maka aku memutuskan untuk melihat taman sebelah dorm yang belum pernah kukunjungi selama tinggal di sini.Kulihat di pojok samping dorm terdapat tempat nyaman dan ada beberapa peralatan lukis yang cukup lengkap. Tentu aku yang suka melukis menjadi sangat bersemangat melihat peralatan itu. Meskipun tidak selengkap milikku yang di rumah, tetapi aku senang bisa menemukan alat lukis lengkap dengan satu kanvas kosong.Karena hanya cat berwarna hitam yang lebih banyak, aku jadi berpikiran melukis sesuatu yang banyak menggunakan warna hitam. Tidak ada yang spesifik, aku hanya memikirkan malam itu. Malam di saat aku berdiri di gedung agensi dengan melihat atap rumah sakit bersama pria yang membawa git

    Last Updated : 2021-10-16
  • It's Ok! Let's Go!   Tempat Spesial

    Aku kembali sendirian ketika sudah pulang dan meninggalkan keheningannya bersamaku. Hari sudah sangat malam, tetapi mataku belum saja mengantuk dan betah menatap pesan yang dikirim temanku. Aku sangat ingin menolak dengan alasan yang menyibukkan, tetapi dalam hati kecilku, aku ingin kesana walau sebentar saja.Keesokan paginya, karena Vino sudah mengatakan bahwa hari ini adalah gilirannya maka aku hanya menunggunya datang hari ini. Kemudian dia mengirimkan pesan bahwa yang menjemputku hari ini adalah supirnya dan dia memintaku untuk ke tempat pemotretannya saat ini.“Mana yang lain?” tanyaku penasaran karena hanya dia sendiri di sana.“Tidak ada! Sekarang kan giliranku, kenapa mencari yang lain?” kata dia sambil fokus memilih baju.“Bukankah kalian biasa bekerja bersama?” tanyaku lagi.“Khusus hari ini kita bergantian untuk melaksanakan sesi foto ini!” jawabnya sambil mencoba bajunya di depan cermin.

    Last Updated : 2021-10-21

Latest chapter

  • It's Ok! Let's Go!   Kegiatan di belakang Panggung

    Hari ini aku menjadi yang pertama kali bangun di saat yang lain masih belum bangun. Aku bahkan mendahului kokok ayam pagi kali ini, hanya karena tidak ingin terlambat bangun. Lima belas menit setelah aku selesai bersiap, kulihat mereka masih belum juga bangun. Aku pun terpaksa mengetuk pintu kamar Mas Joni karena aku tahu dia paling mudah untuk dibangunkan.Akan tetapi, rupanya aku salah. Dia tidak juga membuka pintunya setelah lama kuketuk. Justru Mas Keyjo yang lebih dulu bangun karena mendengar suara ketukanku di pintu kamar Mas Joni.“Astaga, mereka juga belum bangun?” tanya Mas Keyjo sambil dengan mata sayu-sayu.“Iya, tolong Mas bangunkan mereka ya! Mereka biasanya sarapan pagi nggak? Haruskah kubuatkan sandwich?” tanyaku.“Iya, buatkan saja! Nanti kubantu setelah membangunkan mereka!” jawabnya.Aku pun ke dapur untuk menyiapkan sarapan pagi mereka. Kemudian, Mas Keyjo menyusulku ke dapur untuk membantu mem

  • It's Ok! Let's Go!   Dinner Singkat Bareng Pak Dokter

    Dokter Azmi menungguku selagi aku mengambil tas di ruanganku. Dia juga sempat bertanya tempat apa yang ingin aku kunjungi pertama kali bersamanya.“Taman bermain?” tanyaku memberikan penawaran.“Kita berdua?” kata dia terkejut dengan saranku.“Aneh, ya? kalau gitu terserah Pak Dokter, deh!” jawabku.“Sepertinya kita terlalu tua untuk pergi ke taman bermain berdua. Ya sudah, aku saja yang menentukan!” katanya mengajakku.“Mas Yogi, aku berangkat dulu, ya!” kataku berpamitan padanya yang masih belum menutup pintunya dan mendengarkan semua pembicaraanku.“Iya!” jawabnya singkat dan datar.Dokter Azmi tidak memberitahuku tempat dia membawaku. Sepanjang perjalanan dia fokus menyetir dan tiba di sebuah pantai dengan pemandangan sore yang indah.“Wah!” kataku terpana dengan keindahan lautnya.“Sheyki lebih suka duduk di tempat makan sambil

  • It's Ok! Let's Go!   Lagu Kenangan Menenangkan

    Ini adalah minggu ke tiga aku di sini dan aku harusnya sudah menyelesaikan menentukan karakter ketujuh member grup ini. Akan tetapi, mereka memiliki jadwal yang sangat padat sehingga aku kesulitan untuk menentukan karakter tiga orang lagi. Salah satu cara agar mudah, aku harus ikut ke mana pun mereka pergi untuk melihat aktifitas mereka.Hari ini mereka latihan untuk penampilan besok di acara penghargaan bergengsi. Padahal baru kemarin mereka menyelesaikan satu movie, sekarang mereka tidak ada lagi kesempatan beristirahat dan langsung mengerjakan pekerjaan berikutnya. Meskipun pekerjaanku hanya memperhartikan mereka saja, tetapi ini juga menjadi melelahkan bagiku.“Sheyki, sini, deh!” panggil Vino setelah latihan.“Iya, kenapa?” tanyaku mendekat padanya.Vino menarik tanganku untuk duduk bersebelahan dengannya di depan piano. Dia tidak peduli member lainnya yang melihatnya menarik tanganku.“Oh, dia mau pamer kalau dia

  • It's Ok! Let's Go!   Satu Hari Bebas Tugas

    Proses pembuatan movie grup band mereka sudah selesai dan mereka mendapatkan jatah satu hari libur kali ini sebelum kembali ke rutinitas. Tidak hanya mereka, semua staff termasuk aku mendapat jatah bebas tugas satu hari. Akan tetapi, percuma saja hari libur yang diberikan tetap membuat aku dan ketujuh bujang ini tidak bisa bebas pergi. Mereka tidak memiliki kebebasan beraktifitas karena akan merusak popularitas mereka, sedangkan aku juga tidak bisa pergi karena tidak memiliki teman selain mereka.Kali ini ketua agensi memberiku tempat khusus staff jadi berbeda tempat menginap dengan mereka. Walaupun berada di lingkungan yang sama, tetapi tempatku benar-benar terpisah dengan mereka. Aku jadi tidak punya teman untuk diajak mengobrol karena semua staff pergi menikmati liburan gratis yang diberikan oleh agensi.Jadi, untuk mengisi jadwal yang kosong, aku memulai hari dengan berolahraga di sekitar tempat penginapanku. Seperti biasa aku bertemu dengan Sang Leader yang rutin

  • It's Ok! Let's Go!   Secret Holiday

    Setelah kejadian yang menghebohkan di gedung astronomy kemarin, mereka bertujuh memutuskan untuk tinggal lagi bersama di dorm mulai malam ini. Karena satu kamar sudah kupakai, jadi terpaksa member paling muda memilih untuk tidur bersama member lainnya. Suasana dorm yang hening pun kembali riuh gembira di saat ada mereka.Tok...tok...tok.Terdengar seseorang mengetuk pintu kamarku dari luar.“Keluarlah sebentar!” kata Vino dari luar.“Ya? Ada apa?” tanyaku yang sudah berganti pakaian tidurku.“Wah, suasana di sini sungguh berbeda saat kami semua tinggal bersama seorang wanita!” kata Mas Habi sambil geleng-geleng kepala melihatku.“Ini juga yang pertama kalinya aku tinggal bersama pria, terlebih bertujuh!” kataku pasrah menerima kenyataan yang tidak pernah kusangka sebelumnya.“Kamu tahu, kita semua pernah berandai-andai memikirkan bagaimana jika kita punya member wanita dan

  • It's Ok! Let's Go!   Teman Spesial

    Hari sudah mulai gelap, lampu redup di dalam ruangan juga sudah menyala. Sayangnya, keheningan semakin menenggelamkan percakapan kami sebelumnya. Mas Yogi terus menatap ponselnya yang aku pun tidak tahu apa yang sedang dia baca sampai menghiraukanku.“Hari sudah malam, Mas pulang saja! Aku akan menunggu Vino di sini!” kataku yang lama-lama sungkan karena membuatnya menemaniku terlalu lama.“Aku sudah meminta Vino untuk segera datang. Bilang sudah menuju kemari” jawabnya.Aku kaget mendengar jawabannya karena dia memasang muka serius begitu hanya untuk menghubungi Vino melalui pesan chat. Jujur Mas Yogi adalah member yang sifatnya paling dingin di antara yang lain.“Sheyki!” kata Vino yang datang langsung menghampiri kami berdua.“Karena Vino sudah di sini, aku pulang dulu!” kata Mas Yogi tanpa ekspresi.“Untung ada Mas Yogi ya, kamu kenapa tidak bilang kalau acaranya bakal cepat selesai?&

  • It's Ok! Let's Go!   Tempat Spesial

    Aku kembali sendirian ketika sudah pulang dan meninggalkan keheningannya bersamaku. Hari sudah sangat malam, tetapi mataku belum saja mengantuk dan betah menatap pesan yang dikirim temanku. Aku sangat ingin menolak dengan alasan yang menyibukkan, tetapi dalam hati kecilku, aku ingin kesana walau sebentar saja.Keesokan paginya, karena Vino sudah mengatakan bahwa hari ini adalah gilirannya maka aku hanya menunggunya datang hari ini. Kemudian dia mengirimkan pesan bahwa yang menjemputku hari ini adalah supirnya dan dia memintaku untuk ke tempat pemotretannya saat ini.“Mana yang lain?” tanyaku penasaran karena hanya dia sendiri di sana.“Tidak ada! Sekarang kan giliranku, kenapa mencari yang lain?” kata dia sambil fokus memilih baju.“Bukankah kalian biasa bekerja bersama?” tanyaku lagi.“Khusus hari ini kita bergantian untuk melaksanakan sesi foto ini!” jawabnya sambil mencoba bajunya di depan cermin.

  • It's Ok! Let's Go!   Suami Idaman

    Seperti biasa aku masih harus melihat karakter mereka satu persatu, tetapi kali ini aku tidak diberitahu lagi siapa giliran berikutnya. Aku hanya bisa menunggu di dorm untuk giliran member berikutnya. Karena kulihat jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi dan mereka tidak juga datang, maka aku memutuskan untuk melihat taman sebelah dorm yang belum pernah kukunjungi selama tinggal di sini.Kulihat di pojok samping dorm terdapat tempat nyaman dan ada beberapa peralatan lukis yang cukup lengkap. Tentu aku yang suka melukis menjadi sangat bersemangat melihat peralatan itu. Meskipun tidak selengkap milikku yang di rumah, tetapi aku senang bisa menemukan alat lukis lengkap dengan satu kanvas kosong.Karena hanya cat berwarna hitam yang lebih banyak, aku jadi berpikiran melukis sesuatu yang banyak menggunakan warna hitam. Tidak ada yang spesifik, aku hanya memikirkan malam itu. Malam di saat aku berdiri di gedung agensi dengan melihat atap rumah sakit bersama pria yang membawa git

  • It's Ok! Let's Go!   Penebar Semangat

    Kemarin aku memang tidak bisa mengetahui banyak tentang leader dari grup mereka, tetapi kali ini aku bisa menyiapkannya. Aku banyak mencari tahu tentang yang kukenal lebih dekat dari member berikutnya. Aku membaca segala artikel tentangnya yang ternyata seorang Muhabi bisa dibilang penyemangat untuk member lainnya.Memang terlihat darinya, bahkan aku mengakuinya. Pertama kali aku bertemu dengannya, dia bisa menyambut orang baru dengan senyuman menggembirakan. Paginya, aku sudah bersiap untuk bertemu dengannya, tetapi ternyata yang datang pagi itu bukan dirinya, ternyata Mas Yogi.“Loh, bukannya sekarang waktunya Mas Muhabi?” tanyaku heran.“Dia tiba-tiba ada masalah keluarga, jadi dia memintaku untuk menggantikannya hari ini!” jawabnya dengan wajah yang datar.“Kenapa dia tidak mengatakan sendiri padaku?” tanyaku.“Mungkin dia tidak ingin mengecewakanmu karena jadwalnya tiba-tiba batal. Ya sudah, ayo

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status