Setelah semua yang kau lakukan padaku apa kau pikir aku akan tetap setia padamu dan mau mengikuti semua rencanamu yang pada ujungnya pasti akan membuangku juga?
Shandra, yang sudah keluar dari dalam mobil suaminya berbisik seperti itu di dalam hatinya sambil tangannya memberhentikan taksi.
Tidak! Aku tidak akan pernah melakukan kesalahan yang sama seperti dulu lagi. Aku tidak akan membiarkanmu menyakiti adikku. Dia bahagia karena memang dia berhak bahagia. Setelah apa yang sudah terjadi di masa lampau dan pengkhianatan yang sudah diterimanya kurasa ini adalah kebahagiaan yang diberikan Tuhan padanya.
Shandra yang sudah sangat yakin sekali dengan pikirannya ini memasuki mobil taksi.
"Tasya dengarkanaku!"Setelah menghela napasnya Shandra yang tahu betul tidak akan mudah baginya untuk membuat seseorang yang sudah dikecewakannya bisa kembali percaya padanya berusaha untuk kembali bersabar dan menjelaskan perlahan-lahan."Aku menjemputmu sekarang bukan aku ingin berniat jahat padamu." Shandra menekankan"Ya aku akui kalau aku memang pernah berbuat jahat padamu dan aku sudah menyakitimu. Aku mengambil tunanganmu dan aku juga berusaha untuk mendapatkan semua yang kau dapatkankarena rasa iriku yang besar padamu. Aku merasa marah dan kecewa karena aku merasa diriku lebih baik darimu dari segi penampilan aku pun lebih dewasa dan aku lebih cantik tapi kenapa sepertinya keberuntungan selalu d
(Sementara itu beberapa jam setelah kepergian Tasya)"Richard, kurasa itu akan jadi sebuah resort yang sangat besar dan banyak pengunjungnya. Maksudku kau akan mendulang emas dari sana. Keren sekali arsitektur dan design exterior juga interiornya.""Reiko dan ayahnya sangat berbakat. Anak temanmu juga sangat berguna. Mereka bisa bekerjasama dan kompak, Dad!""Hmm, syukurlah! Kau juga luar biasa bisa membuat mereka bisa bekerjasama. Tak mudah menyatukan orang-orang besar untuk mewujudkan visimu, Richard!"Setelah turun dari helikopter, Edward ayah Richard menepuk bahu putranya dan sangat bangga sekali dengan pencapaian Richard yang tak p
"Ellen, kau tidak bersama Tasya? Atau kau bermain skenario untuk mengerjaiku dan kau bekerjasama dengan Tasya?"Sebuah dugaan yang membuat Ellen mengernyitkan dahinya."Kau ada-ada saja Richard. Kami baru sampai sudah dituduh macam-macam. Bukannya kau seharusnya menyuruh kami masuk dulu dan menyiapkan sparkling drink?"Ellen mencebik kembali. Tapi kini kepalanya sudah menempel pada bahu suaminya yang sudah merangkul pinggangnya."Roni, kita baru datang saja sudah dicurigai macam-macam oleh Richard. Paling istrimu sedang ngumpet kali di gudang. Atau dia ngumpet di kamar anakmu nyusuin bayi? Soalnya kalau dia bersama denganmu terus pasti
"Dad, apa maksudmu?" Richard masih tak mengerti."Kau coba bicara dengan anak temanku. Nanti kau akan mengerti apa yang aku maksud. Namanya Dimas."Edward tak bisa menjelaskan Karena itulah dia memberikan handphone-nya kepada Richard.Richard: Halo Dimas. Aku Richard maaf aku mengganggumu tapi aku sedang mencari istriku.Dimas: Yah, sebuah kebanggan bisa bicara denganmu. Aku juga tadi sempat kaget waktu ayahku memberitahukan kalau kau membutuhkan sesuatu tentang data telepon. Timku sudah mengeceknya tapi ini memang sangat aneh. Aku melihat sinyal teleponnya itu ada di Bali tapi kemudian mereka mengatakan itu tidak lagi ada di Bali dan j
"Jadi bagaimana Richard?""Iya gimana? Aduh jangan diem gitu dong. Bener-bener kepikiran nih soal Tasya!"Ellen yang juga menunggu Richard bicara setelah pria itu menutup teleponnya gemas sendiri dan langsung menimpali ucapan Edward. Tentu saja perbuatannya ini membuat suaminya mengikut sikunya."Diem dulu coba, biar Richard berpikir. Ingatkan dulu waktu kita diculik sama Tommy, Richard nemuin jalan keluar buat nolongin kita kan?""Tommy!"Richard yang makin besar dan makin yakin sekali kalau ini berhubungan dengan Tommy apalagi sudah dua kali teman Tasya i
"Yah, tentu saja, mari kita Lihat info apa yang dia punya Excel!"Richard sudah tak sabaran dan dia saat itu juga bersama Excel, Roni dan ayahnya Edward mulai mendengarkan penjelasan dari perwakilan kepolisian dan Brice dia juga ikut hadir mendengarkan dalam hubungan komunikasi jarak jauh itu."Tapi dia sepertinya tidak mencurigakan dan tidak melakukan apapun yang aneh-aneh kok. Di mobilnya cuma muter-muter aja tapi nggak tahu ini dia sebenarnya mau pergi ke mana!""Dia mengulur waktu, Roni!"Richard, yang sudah yakin sekali apa yang dilakukan oleh Tommy memang pasti berhubungan dengan kepergian istrinya merasa sangat curiga sekali.
"Sial, foto-foto ini!"Keadaan di saat Tommy baru saja membuka amplop coklat itu dan dia melihat sesuatu yang ada di sana hatinya mulai kocar-kacir dan mulai menerka apa yang terjadi dan apa yang ada di dalam pikiran Shandra.Karena itulah:Brigita: Hmm, aku baru menutup teleponnya dan kenapa lagi kau menghubungiku?Tommy yang sudah menginjak pedal gasnya mengendarai mobilnya agak pelan agar dia bisa berkonsentrasi juga saat menjelaskan pada Brigita sesuatu yang sangat penting ini.Tommy: Brigita, apa kau masih ingat saat aku mengatakan padamu kalau aku mel
Brigita: Kau yakin? Aku ingin kau membunuhnya!Alina: Hmm. Iya tentu saja aku sangat yakin sekali. Dan sekarang kau jangan ganggu aku dulu. Aku akan ke sana dalam waktu lima menit pun sudah sampai.Sssh, mengganggu saja!Alina berbisik di dalam hatinya sambil dia mengamati semua yang ada di bawah.Mereka sudah siap! Venom yang ada di tubuh mereka sudah bisa membuat bakterinya berpindah dari tubuh mereka dan menghancurkan semua yang mereka gigit. Ya seperti zombie pada umumnya. Ini sangat luar biasa! Alina ada di atas pohon dan memang dia