"Ellen, kau tidak bersama Tasya? Atau kau bermain skenario untuk mengerjaiku dan kau bekerjasama dengan Tasya?"
Sebuah dugaan yang membuat Ellen mengernyitkan dahinya.
"Kau ada-ada saja Richard. Kami baru sampai sudah dituduh macam-macam. Bukannya kau seharusnya menyuruh kami masuk dulu dan menyiapkan sparkling drink?"
Ellen mencebik kembali. Tapi kini kepalanya sudah menempel pada bahu suaminya yang sudah merangkul pinggangnya.
"Roni, kita baru datang saja sudah dicurigai macam-macam oleh Richard. Paling istrimu sedang ngumpet kali di gudang. Atau dia ngumpet di kamar anakmu nyusuin bayi? Soalnya kalau dia bersama denganmu terus pasti
"Dad, apa maksudmu?" Richard masih tak mengerti."Kau coba bicara dengan anak temanku. Nanti kau akan mengerti apa yang aku maksud. Namanya Dimas."Edward tak bisa menjelaskan Karena itulah dia memberikan handphone-nya kepada Richard.Richard: Halo Dimas. Aku Richard maaf aku mengganggumu tapi aku sedang mencari istriku.Dimas: Yah, sebuah kebanggan bisa bicara denganmu. Aku juga tadi sempat kaget waktu ayahku memberitahukan kalau kau membutuhkan sesuatu tentang data telepon. Timku sudah mengeceknya tapi ini memang sangat aneh. Aku melihat sinyal teleponnya itu ada di Bali tapi kemudian mereka mengatakan itu tidak lagi ada di Bali dan j
"Jadi bagaimana Richard?""Iya gimana? Aduh jangan diem gitu dong. Bener-bener kepikiran nih soal Tasya!"Ellen yang juga menunggu Richard bicara setelah pria itu menutup teleponnya gemas sendiri dan langsung menimpali ucapan Edward. Tentu saja perbuatannya ini membuat suaminya mengikut sikunya."Diem dulu coba, biar Richard berpikir. Ingatkan dulu waktu kita diculik sama Tommy, Richard nemuin jalan keluar buat nolongin kita kan?""Tommy!"Richard yang makin besar dan makin yakin sekali kalau ini berhubungan dengan Tommy apalagi sudah dua kali teman Tasya i
"Yah, tentu saja, mari kita Lihat info apa yang dia punya Excel!"Richard sudah tak sabaran dan dia saat itu juga bersama Excel, Roni dan ayahnya Edward mulai mendengarkan penjelasan dari perwakilan kepolisian dan Brice dia juga ikut hadir mendengarkan dalam hubungan komunikasi jarak jauh itu."Tapi dia sepertinya tidak mencurigakan dan tidak melakukan apapun yang aneh-aneh kok. Di mobilnya cuma muter-muter aja tapi nggak tahu ini dia sebenarnya mau pergi ke mana!""Dia mengulur waktu, Roni!"Richard, yang sudah yakin sekali apa yang dilakukan oleh Tommy memang pasti berhubungan dengan kepergian istrinya merasa sangat curiga sekali.
"Sial, foto-foto ini!"Keadaan di saat Tommy baru saja membuka amplop coklat itu dan dia melihat sesuatu yang ada di sana hatinya mulai kocar-kacir dan mulai menerka apa yang terjadi dan apa yang ada di dalam pikiran Shandra.Karena itulah:Brigita: Hmm, aku baru menutup teleponnya dan kenapa lagi kau menghubungiku?Tommy yang sudah menginjak pedal gasnya mengendarai mobilnya agak pelan agar dia bisa berkonsentrasi juga saat menjelaskan pada Brigita sesuatu yang sangat penting ini.Tommy: Brigita, apa kau masih ingat saat aku mengatakan padamu kalau aku mel
Brigita: Kau yakin? Aku ingin kau membunuhnya!Alina: Hmm. Iya tentu saja aku sangat yakin sekali. Dan sekarang kau jangan ganggu aku dulu. Aku akan ke sana dalam waktu lima menit pun sudah sampai.Sssh, mengganggu saja!Alina berbisik di dalam hatinya sambil dia mengamati semua yang ada di bawah.Mereka sudah siap! Venom yang ada di tubuh mereka sudah bisa membuat bakterinya berpindah dari tubuh mereka dan menghancurkan semua yang mereka gigit. Ya seperti zombie pada umumnya. Ini sangat luar biasa! Alina ada di atas pohon dan memang dia
"Kau pikir kau tak berbahaya untukku?" Tasya kembali protes."Tasya, dengar."Shandra yang makin ketar-ketir karena dia sudah membayangkan bagaimana Ibu dari Brigita mencoba memberikan perintah pada adiknya."Aku tidak mengunci pintunya. Dan kita akan masuk gang. Ini lumayan sempit di sini, dia pasti akan tetap mengejarku dan aku tidak tahu apa aku bisa tetap menyelamatkanmu atau tidak!""Shandra, sudahlah jangan bicara yang tidak-tidak.""Tasya, Aku tidak mau mengatakan yang tidak tidak. Kecuali, kau bisa memberikan nomor telepon suamimu maka mungkin aku b
"Kalau begitu tunggu apa lagi? kita kejar Tommy!"Richard, yang sudah sangat frustasi berpikir begitu."Tuan Richard. Kami juga mendapati di jam sembilan malam mobil yang dipakai oleh Tommy masuk ke Villa yang diberikannya kepada Tasya di teluk Jakarta. Dan dari sana dia tidak keluar lagi. Tapi villa itu sudah dicek oleh tim kami memang tidak ada siapapun yang masuk ke dalam sana sebelumnya Tommy sendirian."Pihak berwajib yang sudah mendapatkan alamat tempat di mana saja atas nama Tasya dari Excel itu sudah memerintahkan anak buahnya untuk mengecek.Itulah kenapa mereka bisa memberikan laporan ini meski sudah agak telat karena ini suda
"Oh, ndak tahu Mas. Coba saja diangkat dulu teleponnya, mungkin saja telepon penting!"Saat itu Reiko memang belum menentukan apakah dia mau atau tidak mengangkatnya. Dia masih bingung karena tidak biasanya dia ditelepon malam-malam begini"Iya juga sih. Mungkin ini ada hubungannya sama proyek kali ya?""Hmm… Makanya coba diangkat aja Mas! Lagian orang kaya seperti mereka itu nggak mungkin ngehubungin kita dan mengganggu kita kalau bukan ada sesuatu yang penting!""Ai, Kok kamu gitu sih. Memang aku ini nggak pantes dihubungin dan bukan orang penting ya?"