Reiko: Aku belum punya rencana apa-apa. Tapi aku akan mengurus dulu urusan perusahaan ini karena besok kan sudah deadline-nya dan aku juga akan mempersiapkan untuk keberangkatanku ke Abu Dhabi lalu untuk urusanku sendiri seperti yang tadi Papa bicarakan tentang kebingungan Papa dan--
Endra: Rei, melihatmu bersama dengan Aida, Papa merasa seperti Papa melihat hidupmu sama seperti Papa dulu bersama dengan ibumu Aifah.
Sebetulnya Reiko masih ingin melanjutkan bicara tapi papanya sudah memotong dan terpaksa dia mendengarkan.
Endra: Kalian menjalani semuanya mengalir begitu tampak natural. Hubungan yang sebetulnya Papa ragu kalau Aida bisa menjadi wanita yang baik untukmu dengan semua keterbatasannya. Tapi kamu bisa membuktikan dengan keberadaan wanita itu semua pekerjaanmu lebih baik. Hidupmu lebih tertata. Papa bisa melihat senyummu, Papa juga bisa
Apa yang terjadi pada diriku?Reiko sambil dia mengirimkan file pada papanya dia sambil bertanya pada dirinya sendiri yang tidak tahu harus menjawab apa.Aku mengatakan aku mencintaimu Bee, aku melihat sendiri video-video kami bersama dan aku memang terlihat sangat mencintainya. Aku merasakan chemistry diantara kami dan memang video itu adalah aku. Itu bukan orang lain. Tapi kenapa papaku bilang begitu?Pertama pernyataan papanya tentang kakeknya ini membuat dirinya sungguh tak percaya. Ditambah dengan pernyataan papanya tentang ibu tirinya, Rika yang ternyata disuruh oleh Brigita ini juga tak masuk akal menurut Reiko.
Untung saja aku sudah makan, dua piring lagi. Kalau tidak, masuk apartemen ini bisa-bisa aku cuman mupeng dan nangis di dalam kamar karena aku lapar.Aida mendengar semua yang dikatakan Brigita saat dia naik ke atas tangga, tapi dia tidak peduli. Cuma satu yang dia pedulikan yaitu masakan yang membuatnya merindu.Makanya setelah dia sampai di dalam kamarnya dia merenungkan soal itu.SRUUUT …"Alah sudahlah."Aida menghapus titik bening yang keluar dari sudut matanya dan menarik cairan hidung yang juga membuat dirinya sedikit sulit b
Inggrid: Eh, itu, maaf Mbak, bu-bukan Mas Irsyad yang cerita padaku. Tapi temennya Mas Irsyad. Ehm, Mas Dimas, Mbak.Aida: Inggrid, jadi kamu kepo, terus kamu ngorek-ngorek sampai kamu cari tahu infonya ke orang luar?Inggrid: Maaf Mbak. Sebenarnya ini bukan mauku. Tapi Mas Seno yang maksa-maksain aku terus.Aida: Jangan bohong kamu!Aida tahunya Seno itu bukan orang yang kepo. Makanya dia curiga pada Inggrid yang berdalih.Inggrid: Beneran Mbak! Demi Allah aku ndak bohong! Orang aku juga heran kok bisa-bisanya ya Mas Seno itu jadi kepo gitu loh. Terus dia
Inggrid: Kedatangan Mas Reiko di perusahaan Adiwijaya grup itu juga dimanipulasi sepertinya sama Pakde Lesmana. Karena Romo Adiwijaya kata ayahku juga sempat bilang dia agak merasa aneh karena Mas Reiko yang sikapnya itu biasanya keras kok tiba-tiba mau kembali. Ini jadi pertanyaan besar menurut Mas Seno. Tapi karena Mas Seno ndak cerita apa-apa, pakde Lesmana buat skenario. Mereka bilang ke Romo kalau ini diperintah oleh ayahnya Mas Reiko yaitu Pakde Endra. Bahkan kata ayahku, Romo sendiri yang cerita begitu. Dan Mas Seno juga cerita kalau Pakde Endra sendiri juga setuju kok kalau rencana itu dibuat. Orang Pakde Lesmana sendiri yang sudah bicara dengan Pakde Endra. Kalo bukan Mas Seno yang bilang aku juga ndak percaya.Ada rasa lega dalam hati Aida karena Romo Adiwijaya tidak mengetahui kondisi yang sebenarnya meski saat ini dia juga khawatir sesuatu yang lain.
Ssssh, ada apa dengan diriku?Pria itu menempelkan ujung jari telunjuknya dengan jempolnya sambil melakukan gerakan memutar satu sama lain sehingga tetesan air mata itu basahnya bisa merata di ujung jari keduanya.Kenapa rasanya perih dan tidak nyaman? tanyanya yang sebetulnya dia juga tidak tahu harus menjawab apa tapi matanya kembali mengarah ke tempat tidur, sambil dia melangkah mendekat dan tangannya memegang sprei di sana.Tempat tidur ini tidak pernah ditiduri. Terlihat debu di atasnya.Reiko adalah seorang desain interior dan dia tentu saja paham tentang kebersihan ruangan. Tempat tidu
Sial aku lupa!Reiko yang masih memegang miniatur menara Eiffel itu pun menaruh pajangan itu dan matanya melirik pada wanita yang baru saja keluar dari kamar mandi namun kini mau menutup pintu kamar mandi itu lagi."Keluar dari sini!" pekik wanita itu tentu saja masih terdengar olehnya."Hei, aku ke sini untuk bicara denganmu. Jangan tutup pintunya!"Tapi Reiko sigap, dia berlari cepat menahan pintu kamar mandi itu dengan ujung sendal dan tangannya."Aku baru mandi. Keluar kau! Aku mau pakai baju dulu, kalau aku harus bicara denganmu biarkan aku pa
"Ehem, cepatlah! Anda ingin bicara apa? Aku sudah duduk di sini tapi kenapa masih diam saja?"Aida tahu pikirannya bisa saja membuat dirinya menangis saat ini dan akan terlihat sangat bodoh sekali di hadapan seorang pria yang memang tidak mengingat tentang hubungan mereka di masa lalu.Karena itu Aida memutuskan untuk meminta Reiko cepat-cepat saja mengatakan keinginannya. Lagian apa lagi yang Reiko tunggu karena mereka sudah saling berhadapan."Ini aku baru mau ngomong," ucap pria itu di bibirnya.Tak bisakah dia bersabar sedikit? Aku kan mencoba berpikir apa sebenarnya yang terjadi pada diriku. Mana yang benar? Kenapa papaku sampa
"Pakaian wanita--"Aida tak melanjutkan ucapannya justru menghempaskan napas saat matanya mengarah pada apa yang tadi ditunjuk oleh Reiko."Hmm, aku tidak mungkin tertarik dengan wanita yang tidak sempurna seperti dirimu, jadi bagaimana mungkin pakaian wanita itu--""CUKUP!" Aida membulatkan matanya menyentak. "Aku wanita yang tidak sempurna dan tidak ada pria yang suka dengan wanita seperti diriku karena aku bukan wanita yang pantas untuk dicintai dan hanya pria buta saja yang mau bersama denganku karena masih banyak gadis lain yang tak cacat. Atau mungkin jika sudah tidak ada lagi wanita di dunia ini jadi terpaksa mereka melakukannya denganku. Begitu kan menurut Anda?"