Share

RAHASIA ILAHI

"Heh? Mulai lagi kan lo, Mas!"

"Ya … gue bicara sebenarnya aja sesuai sama isi hati gue tentang perasaan gue."

Dimas bersikeras dengan semua yang ada dalam benaknya dan dia memang merasakan kekecewaan yang besar dalam hatinya masalah ini.

"Gue benci Tuhan karena dia nakdirin hidup gue kayak gini!"

Dimas kalau sudah bicara seperti ini memang dia sangat ekspresif sekali. Wajahnya pun menunjukkan emosinya.

"Gue benci bokap gue! Gue benci sumber malapetaka di hidup gue itu!"

Lihatlah. Bocah itu memang benar-benar membenci ayahnya.

Kalau sudah begini, Irsyad biasanya hanya bisa menepuk-nepuk bahunya sambil bicara perlahan-lahan.

"Lo tau nggak Mas, dari sejak pertama kali gue kenal lo di kampus ini, udah berapa kali lo cerita soal lo benci ama bokap lo?"

"Tau deh, gue nggak pernah ngitungin tuh! Kayaknya hampir tiap hari gue bilang ama lo, kalau gue benci sama dia!"

Senyum Irsyad pun kembali terurai mendapatkan jawaban tadi.

"Lucu buat lo?"

"Yang gue tahu, mungkin lo kangen ama bokap lo. Lo
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status