"Aku rasa sekarang kondisimu memang sudah semakin baik. Jadi statusmu bukan lagi pasienku, Sayang!"
Bahkan sampai dokter Silvy datang, dia belum kembali juga!
Aida hanya bisa tersenyum ketika mendengar Silvy bicara sambil hatinya berbisik macam tadi.
Ada luka di sana yang tidak bisa dia katakan pada siapapun.
Ada amarah yang tertahan dan rasa tak sabaran ingin sekali bertanya ke mana Reiko pergi, mungkinkah dokter Silvy tahu?
Ratna: Sebenarnya teleponnya itu tadi siang! Tapi ibu mau telepon kamu katanya kamu paling tidur siang kata suamimu. Jadi ibu ndak mau ganggu istirahatmu.Cih! Untung saja selama ini aku menahan diri untuk tidak memperhatikan CCTV itu dan tidak keluar dari ruangan ini kecuali aku benar-benar membutuhkan sesuatu dapur atau karena ada housekeeping!Seru hati Aida yang sebetulnya kesal karena yakin sekali kalau dirinya masih dimata-matai.Tapi, setidaknya kau memperhatikanku?Bodoh! Ya betul sekali kalau Aida merasa bodoh. Tidak seharusnya dia merasa bahagia bukan kalau diperhatikan oleh seseorang yang tidak pern
Aida: Tenang aja Kakek, Pakde Waluyo memang ndak cerita ke Ibu, hihi. Aku tahu, pasti Pakde-ku tahu kan aku sendiri di Jakarta?Aida mencoba untuk tak pakai perasaan dan menutupi kegalauan hatinya.Adiwijaya: Lah iya, dia sepemikiran sama Reiko. Aku tahu Pakdemu memang ndak pernah ingkar janji. Lagi pula dia yang minta Ibumu juga ndak dikasih tau. Tapi Kakek merasa bersalah sama kamu nduk.Aida: Lah, kenapa toh kek?Adiwijaya: Haah, Kakek minta maaf padamu yo! Kakek juga ndak tahu pas suamimu itu pergi ke Abu Dhabi. Dia pergi diam-diam untuk menyenangi ke hati Kakek dan menghibur Kakek karena kebakaran itu. Padahal kalau Kakek tahu, Kak
(Sehari sebelumnya)"Apa masih ada lagi yang harus kita bahas, Deni?""Saya rasa semuanya sudah clear Pak Reiko," jelas Deni sambil merunut agenda di notebook-nya. "Surat dagang, izin pemasaran dan legal export semua tidak ada masalah dan untuk iklan, gudang, tim yang mengurus pemasaran dan promosi. Semua sudah clear dan sistem sudah dapat bekerja di sini, Pak Reiko. Barang kedua akan datang besok pagi. Sedangkan di gudang sekarang, stok sudah menipis, sisa dua puluh persenan. Penjualan kita bagus di awal launching ini. Karena barang yang datang besok juga sebagian udah ada pemiliknya"Tentu saja mendengar penjelasan dari Deni lega hati Reiko. Perjuangannya tak sia-sia untuk dua bulan berada di Abu Dhabi. Semua yang
Reiko: Halo Pak Sandi! Apa kabarnya?Telepon dari rekan bisnisnya yang tentu saja tak bisa dilewati Reiko.Sandi: Halo Pak Reiko, selamat siang. Maaf saya menelepon tanpa janji di awal. Apa saya mengganggu anda?Reiko: Tidak tentu saja, Pak Sandi. Ada yang bisa saya bantu?Sandi: Tuan Raditya ingin bicara dengan anda, jika anda sedang tidak sibuk, Pak Reiko.Setelah dua bulan, akhirnya dia mau bicara lagi denganku?Ini pertama kalinya untuk Reiko mendengar pernyataan tersebut.
Hari ini, dia cuma keluar untuk mengambil makan sarapan tadi pagi saja. Dan keluar kamar hanya seperempat jam saat kamarnya dibersihkan. Apa yang dia lakukan di dalam kamarnya? Selalu saja setiap hari seperti ini. Betah sekali sih di kamar? keluh Reiko lagi, yang memang tidak pernah luput untuk mengecek CCTV di rumahnya setiap hari, seperti saat ini, ketika matanya memperhatikan CCTV pasti dia protes dengan tingkah laku orang yang diperhatikannya itu.Sebuah keadaan yang memang tidak ingin dilakukan olehnya tapi selalu dilakukannya berulang kali. Sungguh menggelikan bagi dirinya sendiri.Aku sudah melakukan apa yang dia inginkan dan harusnya dia sadar kalau aku tidak memiliki rasa apapun padanya sehingga dia tak seharusnya main perasaan dan memakiku seperti waktu itu, sinis uca
Heish! Sebetulnya Reiko ingin protes.Tapi….Reiko: Jangan bercanda, dong Kek. Aku sudah menentukan strategi terbaikku, dari sini baru ke Mesir. Nah, kakek lihat hasilnya, sekarang kita sudah masuk Abu Dhabi. Dan aku sudah memenuhi janjiku aku rasa. Kita bisa besar di timur tengah, Kek. Apalagi, tembakau kita adalah tembakau terbaik dari Indonesia. Tembakau Srintil di tanam dengan kearifan lokal di lereng gunung Sumbing, Temanggung. Gak semua tempat bisa ditanami Srintil, lagi pula, Kakek tahu bagaimana kebun kita di sana, tempat yang konon mitosnya di pilih sendiri oleh Sunan Kudus dengan capung emasnya itu adalah tanah kita. Dan selalu menghasilkan tembakau dengan kadar nikotin terbaik di dunia.Salah satu tembakau yang memang terkenal da
Brigita: Hmm, aku tahu tentang keberhasilanmu, sayang. Tapi kecemasanku melebihi segala-galanya. Aku benar-benar takut sekali sudah mendang tender tapi nanti gak ada modal!Reiko: Sudahlah tak perlu ditakutkan, Bee. Aku sudah janji akan siapkan modalnya maka aku siapkan. Yang kemarin juga seperti itu, kan?Reiko mengingatkan lagi pada Brigita bagaimana Reiko sudah berhasil melobi Reyhan dan mendapatkan modal untuk kerjasamanya dengan Pramono group.Brigita: Hmm. Tapi sayang aku ingin tanya padamu apa tidak mungkin kalau Pramono group yang membantu mengurus masalah keuangannya juga? Karena kata Shandra agak lambat sekali pencairan dana untuk pembelian barang dari tim Reyhan. Jadi mereka nantinya memesannya sedikit le
Kenapa gak beli online aja?Aida tadinya ingin menolak dan menjawab begitu.Tapi….Kenapa tatapannya kaya orang sakau dan nahan sakit?"Hmmm, Ba-bapak gak pa-apa?"Melihat wajah orang di hadapannya pucat dan memang perihnya perut Reiko, membuatnya tak bisa menutupi ringisan di bibirnya. Aida yakin ada sesuatu yang tak beres dengan Pria yang mengetuk pintu kamarnya tadi."Gak pa-apa. Cepetan bikinin aku makanan berkuah hangat!""Eeeh, Pak, hati-hati!"